Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Embun kala senja

ForumInspirasi

426 – 450 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 17  18  19 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • JONY310

    14 April 2017

    Pada malam itu

    Jalannya tertati-tati, namun bukan karena luka. Mukanya pucat seperti mayat, nafasnya berat dan sesekali mengusapkan tangannya didada yang terasa sesak. Matanya sembab, berkaca-kaca. Keringat pun bercucuran walau hari tengah malam. Ada apa gerangan? Batinku ketika melihat gelagat yang aneh sekaligus mencekam.

    Dia menoleh kearahku, tepat ke mataku. Tatapannya begitu dalam. Aku tak sanggup melihatnya, terasa tajam dan sakit menusuk hatiku, seakan jiwaku ingin berpisah dari tubuhku. Entah mengapa aku jadi menangis, perasaan bersalah yang besar tiba-tiba muncul, menyeruak seperti ada sebuah penyesalan yang teramat besar yang telah kualami. Entahlah...

    Seperti orang yang mabuk oleh anggur, ia berjalan sempoyong. "Duarr.." Suara petir menyambar dengan sangat keras memekakkan telinga. Ia pun sangat terkejut lalu jatuh terjerembab. "Akh..!!" pekikku tertahan oleh kengerianku sendiri. Ia pun menangis, keras sekali seperti orang yang telah kehilangan segala-galanya. Entah apa yang telah dialaminya.

    Emosiku pun meledak, tak tahan diriku melihat hal yang demikian. Aku berlari kearahnya, memeluknya seperti seorang sahabat lama, bukan.. seperti memeluk diriku sendiri disaat paling genting dalam perjalananku. Aku sangat mengerti arti penderitaan, sungguh sangat mengerti, karena itulah hidupku. Tetapi tidak pernah kulihat yang seperti ini.

    "Biarlah.." katanya kepadaku. "Biarlah aku yang menanggung semuanya.." Ucapnya terbata-bata, dengan isak tangis yang tak terhenti, menahan emosi yang amat sangat berat dalam jutaan ton beban yang harus dipikulnya. Rintik hujan pun mulai jatuh membasahi wajah. Kepalaku terasa sakit dan tiba-tiba saja pandanganku menjadi gelap dan semakin gelap. Aku rubuh disampingnya. Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri, hingga kokok ayam membangunkanku di pagi yang menyesakkan itu. Tak akan pernah kulupakan wajah di malam itu, wajah dia yang telah menanggung penderitaan yang terlalu besar baginya untuk dipikul seorang diri.

  • LISTON872

    14 April 2017

    JONY310 tulis:

    Pada malam itu

    Jalannya tertati-tati, namun bukan karena luka.

    ...

    Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri, hingga kokok ayam membangunkanku di pagi yang menyesakkan itu. Tak akan pernah kulupakan wajah di malam itu, wajah dia yang telah menanggung penderitaan yang terlalu besar baginya untuk dipikul seorang diri.

    Thanks bro Jony untuk cerita ilustrasinya..

    Selamat menyambut hari raya Jumat Agung.  

    15 April 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • LIZ681

    14 April 2017

    Terima kasih bro JONY310

    Ilustrasinya sama seperti Yesaya 53:1-12.

    JONY310 tulis:

    Pada malam itu

    Jalannya tertati-tati, namun bukan karena luka.

    ...

    Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri, hingga kokok ayam membangunkanku di pagi yang menyesakkan itu. Tak akan pernah kulupakan wajah di malam itu, wajah dia yang telah menanggung penderitaan yang terlalu besar baginya untuk dipikul seorang diri.

    15 April 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • JONY310

    14 April 2017

    Selamat Jumat Agung juga dan selamat menjelang paskah buat bro Liston, Sis Liz and semua member JK. GBU

  • LIZ681

    15 April 2017

    Selamat menjelang Paskah bro Jony.. GBu  too :)

    JONY310 tulis:

    Selamat Jumat Agung juga dan selamat menjelang paskah buat bro Liston, Sis Liz and semua member JK. GBU

  • JONY310

    15 April 2017

    Tabur Tuai

    Saya sering mendengar banyak orang berbicara bahwa apabila ia lagi susah, banyak teman-temannya yang tidak peduli, tidak mau membantu bahkan terkesan melupakannya. Belum lama ini, seorang teman lama juga mengeluhkan hal yang sama. Saya melihatnya sebagai hukum sebab akibat, karena dulu sewaktu ia lagi jaya, ia pun berprilaku sama seperti mereka yang saat ini ia keluhkan. Ia mendapatkan apa yang ia tabur.

    Sebelum mengeluh tentang perlakuan orang terhadap kita, mungkin ada baiknya kita instropeksi diri, apakah kita juga melakukan hal yang sama. Jika benar adanya, tentu kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Memang akan selalu ada orang yang mengecewakan kita walaupun kita selalu baik padanya, namun itu minor. Perlakuan banyak orang terhadap kita, bisa menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya.

  • JONY310

    19 April 2017

    Untukku vs Untukmu

    Dari semua aktivitas yang kita lakukan, hampir semuanya kita lakukan karena itu menguntungkan bagi kita. Jika tidak, tentu kita tidak mau melakukannya. Belum lama ini, seorang teman yang sudah sangat lama tidak pernah kontak, mungkin lebih dari lima tahun, tiba-tiba kontak. Bisa ditebak, pasti ada maunya dan itu betul. Hal ini jg mengingatkan saya, apakah selama ini juga berkelakuan yg sama?

    Ketika menghubungi seseorang, berkunjung ke rumah sodara atau teman, mentraktir makan teman, mengajak jalan, membantunya melakukan sesuatu, memberikan sumbangan, menghadiri sebuah acara atau pesta dan banyak hal lainnya. Ketika membantu seseorang, mgkin saja terlihat seolah-olah kita memang tulus membantunya, tetapi ada tujuan tertentu yang sebenarnya ingin kita capai. Mgkin saja kt berpikir, "jika saya membantunya, apa manfaatnya bagiku?"

    Jarang sekali ada orang yang melakukan sesuatu kpd orang lain karena memang ia tulus ingin membantu, menyenangkan hatinya, menghiburnya, bukan untuk kepentingannya, tidak mencari pujian atau sebuah pengakuan. Dunia kita sekarang ini memang keras sehingga ada istilah kalau kita tidak melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri, untuk impian-impian kita, maka itu artinya kita sedang melakukannya untuk orang lain. Lalu siapa yang akan melakukannya untuk kita?.

  • JONY310

    21 April 2017

    Aku iri

    Aku iri karena ia selalu bangun lebih pagi disaat semua orang masih terlelap
    Aku iri dengan semangatnya, selalu baru setiap hari
    Tidak peduli musim panas atau dingin, cerah atau hujan, ia selalu menyambut hari dengan sukacita
    Suaranya selalu menggelegar. Tak pernah kendur meskipun kadang fisiknya penuh dengan luka oleh duri-duri yang tajam nan kejam.

    Meskipun berat hari-hari yang harus dilaluinya, rintangan demi rintangan ketika harus berjuang mengais rejeki, namun ia tetap optimis. Tidak pernah ia mengeluh, sekalipun tidak.
    Ia tidak hidup dimasa lalu, ia juga tidak berangan-angan di masa depan. Ia hidup untuk hari ini, saat ini, detik ini.

    Ia tidak berpikir terlalu jauh, terlalu berat. Ia hanya berfokus dengan apa yang ada didepannya.
    Meskipun seribu rebah disampingnya, ia tetap kokoh mempertunjukkan jiwa besarnya.

    Yaaa...

    Aku iri akan kejantanannya, ia yang paling siap menghadapi hari, lebih dari makhluk hidup manapun didunia ini.
    Seperti pastinya mentari esok pagi akan bersinar, demikian juga dengan lengkingan merdu, nyanyian segenap jiwanya. Selalu dan selalu setiap pagi, membangunkan dunia, dari mimpi-mimpi.

    21 April 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    23 April 2017

    Handmade

    Produk handmade memang bikin kepala geleng-geleng. Produk yang sama, yang satu pabrikan dan yang satu handmade, hasil pekerjaan yang pabrikan malah terlihat lebih rapi, tetapi yang handmade harganya berkali lipat dibanding pabrikan. Apa yg bikin produk handmade mahal?

    Kata penjual, produk handmade itu bikinnya lama, prosesnya panjang, ketelitian tinggi, apalagi detailnya banyak. Satu produk bisa dikerjakan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan sedang yang pabrikan hanya butuh hitungan jam bhkan menit. Wah.. ini kan berarti tidak efisien, masa konsumen yang jadi korban? Saya tdk setuju dgn alasan ini

    Katanya lagi, handmade itu dibikin dengan hati, bernilai seni. Coba saja bandingkan antara melukis sebuah object dengan mencetak /print object yang sama. Lukisan tangan bisa menampilkan aura yang berbeda ketika kita melihatnya. Hmm.. saya kurang sepakat juga karena saya tdk mengerti seni, alias tidak berjiwa seni.

    Alasan lainnya, atau yg paling dasar kenapa produk handmade itu mahal karena itu dibuat manusia, bukan mesin atau robot. Jadi mereka yang membayar menghargai si pembuat, bukan hanya hasil buatannya. Sekali lagi saya juga masih bingung dengan alasan ini. Tapi baiklah, mau bagaimanapun respon saya, tetap saja yang namanya produk handmade pasti lebih mahal. Saya jadi kepikiran, jika buatan manusia aja dihargai begitu tinggi, gimana buatan Tuhan ya?

  • JONY310

    6 Mei 2017

    Terlalu

    Tidak ada kerjaan bisa bikin stress, terlalu banyak kerjaan juga stress

    Hidup dalam kesepian bisa membuat seseorang stres, dalam hiruk pikuk keramaian juga sama

    Ada orang yg merasa stress karna belum dapat pasangan, demikian juga mereka yang sudah berpasangan maupun yang sudah berkeluarga

    Hidup miskin serba kekurangan pasti stress dan hidup mewah berkelimpahan jg bisa bikin stress

    Jadi.. sesuatu yang terlalu itu bisa bikin stress, entah terlalu kurang atau terlalu lebih, terlalu negatif atau terlalu positif. Jadi mending hidup standard2 aja. Anehnya, hidup standard2 saja juga bisa bikin manusia stress... @#$%^&*^#$@*((@#

  • JONY310

    7 Mei 2017

    Bad news is better than no news

    Yup, statement ini benar adanya dalam semua hal, entah urusan pekerjaan, bisnis, pergaulan, keluarga dan sebagainya.

    Kita sering lebih memilih diam bukan karna diam itu emas, tetapi kita bingung untuk memberikan klarifikasi, alasan atau situasi dan kondisi yang kita alami saat ini. Kita ingin tampil sempurna, namun ketika kenyataan tdk sesuai ekspektasi dan orang mulai mempertanyakan, kita menjadi diam, antara bingung dan takut akan reaksi orang terhadap kita.

    Bad news memang sulit untuk diterima, tetapi setidaknya memberi satu informasi, satu bentuk perhatian terhadap mereka yang membutuhkan jawaban dari kita, walaupun jawaban tersebut mengecewakan. Namun ada satu kelegaan yang kita dapatkan, disisi lain, mereka yang kecewa perlahan mulai memahami sikon yang kita hadapi saat ini. Komunikasi tetap terjalin baik.

  • JONY310

    12 Mei 2017

    Kisah lama tentang hikayat Cinta

    Di sebuah pulau tinggallah apa yang disebut : Cinta, Kekayaan, Kecantikan, Kesedihan, Kegembiraan. Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi satu sama lain. Namun suatu ketika, datanglah bencana yang menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba saja pasang, naik semakin meninggi dan akan menenggelamkan pulau itu.

    Semuanya berusaha untuk cepat-cepat menyelamatkan diri. Cinta merasa sangat kebingungan karena ia tidak dapat berenang dan mendapatkan perahu untuk menyelamatkan diri. Ia berusaha mencari tempat yang tinggi agar dapat terlihat dan berharap ada yang menemukan dan menyelamatkannya. Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mendayung perahu,

    "Kekayaan ! Kekayaan ! Tolonglah aku !"

    "Maaf, Cinta. Tak ada tempat untukmu disini. Perahuku telah terlalu penuh dengan harta benda. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam."

    Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya, meninggalkan Cinta sendiri. Cinta merasa sedih,. Namun, kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya,

    "Kegembiraan ! Tolong aku !"

    Namun Kegembiraan terlalu gembira, sehingga tak mampu mendengar jeritan Cinta. Air semakin meninggi dan Cinta semakin panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan,

    "Kecantikan ! Bawalah aku bersamamu."

    "Tidak, Cinta ! Lihatlah dirimu, kamu basah dan kotor. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini."

    Kecantikan pun berlalu menjauh dari Cinta. Meninggalkan Cinta yang semakin merasa sedih karena tak ada yang mau menolongnya.

    "Apa kesalahanku ? Mengapa mereka semua melupakanku ?"

    Saat itu, lewatlah apa yang disebut dengan Kesedihan. Tetapi saat Cinta meminta tolong pada Kesedihan, Kesedihan menjawab,

    "Maaf Cinta....aku sedang terlalu sedih. Terlalu banyak kesedihan yang kubawa. Tak ada lagi tempat untukmu. Maaf ! Aku tak bisa membawamu serta di sini. Biarkanlah aku sendiri."

    Cinta merasa sangat putus asa. Ia merasakan air semakin naik dan akan menenggelamkannya. Cinta terus berharap ada yang bisa menyelamatkannya. Dalam kesedihan dan kesendiriannya Cinta pun berdoa.

    "Tuhan, tolonglah aku. Haruskah aku mati terkubur disini. Sudah tak ada lagikah tempat untukku ? Sudah tak ada lagikah kesempatan untukku hidup ?"

    Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara.

    "Cinta ! Mari cepat naiklah perahuku ! Ikutlah bersamaku.

    Cinta menoleh ke asal suara itu. Dilihatnya sosok yang sudah tua namun masih tampak gagah, sedang mendayung perahunya menuju ke tempat Cinta berada. Lalu cepat-cepat Cinta naik ke atas perahu itu, sebelum air menenggelamkannya. Kemudian sosok tua dan gagah itu menurunkan Cinta di pulau terdekat.

    Namun, belum sempat Cinta berterima kasih dan menanyakan mengenai sosok itu, dalam sekejab sosok itu telah berlalu dari hadapannya. Cinta tidak mengetahui siapa yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan kepada penduduk yang ada di pulau itu, untuk menemukan jawaban. Kemudian seseorang mengatakan kepadanya

    "Dia adalah Waktu."

    Dengan rasa heran Cinta bertanya,

    "Tapi mengapa ia menyelamatkan aku ? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menyelamatkan aku."

    Orang itu kembali berkata,

    "Sebab, hanya Waktu-lah yang tahu nilai sebuah Cinta."

    =>Dari berbagai sumber, pengarang anonymous

  • JONY310

    12 Mei 2017

    Konsumsi Sosial

    Masyarakat di semua negara, terutama negara berkembang, membutuhkan apa yang saya namakan konsumsi sosial, sesuatu yang selalu dipikirkan, diperbincangkan, diperdebatkan dan dilakukan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari warung kopi hingga kantor berAC, mulai dari kuli kasar hingga petinggi.

    Teringat dulu masih jamannya SDSB alias togel resmi. Semua orang larut didalamnya, tidak hanya sebagai hiburan tetapi memang sdh menjadi konsumsi sosial. Euforia terjadi ketika ada yang memenangkan undian hari itu, atau mereka yang kesal, kecewa, penasaran karena tidak membeli atau salah perhitungan. Laksana ada setitik harapan, hiburan sekaligus rasa penasaran setiap harinya sehabis mereka pulang bekerja.

    Setelah SDSB dihentikan, masyarakat kehilangan konsumsi sosial. Mulailah mereka mencari hal2 yang baru, entah itu tentang sebuah tragedi, mistis, gosip hingga politik. Agama adalah salah satu bahan yang paling enak, gurih nan renyah yang bisa dijadikan konsumsi sosial dan sifatnya bisa untuk jangka panjang. Seperti makanan, sesuatu yang paling enak biasanya juga paling berbahaya bagi jangka panjang. Tapi ini tidak disadari.

    Negara perlu memikirkan, apa yang harusnya menjadi makanan sosial yg sehat untuk dikonsumsi rakyat. Jika memang SDSB perlu dihidupkan kembali, saya setuju saja, demi NKRI. Toh tidak ada yg salah. Saya yakin jika ini ada, maka soal2 lain tidak akan menarik lagi bagi mereka, seperti soal perbedaan agama, radikalisme, terorisme, gosip2 murahan, berita2 hoax dll termasuk perbedaan paham politik. NKRI harga mati.

  • JONY310

    13 Mei 2017

    "Baiklah..."

    Seorang biksu dituduh telah menghamili seorang perempuan. Keluarga si wanita dan masyarakat meminta sang biksu bertanggung jawab. "Baiklah.." kata sang biksu. Sejak itu sang wanita tinggal bersamanya hingga melahirkan. Setelah melahirkan, sang wanita ingin kembali ke keluarganya dan menitip anaknya kepada sang biksu. "Baiklah.." kata sang biksu.

    Bertahun-tahun kemudian, sang wanita alias ibu dari di anak merasa bersalah karena telah menuduh sang biksu yang bukan-bukan, namun sang biksu tetap mau merawat dirinya serta anaknya dengan baik. Akhirnya sang ibu mengaku dan menceritakan tentang siapa yang telah menghamilinya alias ayah sebenarnya dari si anak. Sontak keluarganya terkejut, demikian juga dengan masyarakat sekitar.

    Mereka pun sepakat untuk mengambil kembali sang anak dan meminta maaf kepada sang biksu. "Baiklah.." kata sang biksu seperti biasa tanpa beban.

    dari buku "cacing dan kotoran kesayangannya" karya Ajah Brahm

  • JONY310

    14 Mei 2017

    Ada waktunya

    Salomo menulis, bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. Mmg sulit diterima akal bahwa seorang Salomo, dengan segala hikmat, kekayaan dan kemasyurannya, bisa menulis hal ini. Seharusnya kehidupan seorang Salomo selalu aman dan sejahtera, naik dan terus naik, tidak seperti manusia pada umumnya. Apalagi Tuhan menganugerahkan keamanan atas seluruh negri sepanjang hidupnya. Apa yg tdk bisa dilakukan olehnya? Hal apa yg bisa membuatnya gunda gulana?

    Menyadari kebenaran dari apa yg ditulis oleh manusia paling berhikmat didunia ini, tentu akan membuat kita lebih bisa menerima keadaan pahit yang kita alami, entah itu sakit penyakit, kehilangan, kebangkrutan, masalah keluarga dan hal-hal buruk lainnya.

    Jika seorang Salomo saja mengalami dinamika ini, mustahil bagi kita bisa memiliki kehidupan yang selalu berjalan dengan tenang, nyaman, aman dan sejahtera. Pasti ada satu moment dalam hidup ini dimana kita ada dikondisi buruk. Bhkan kadang moment itu silih berganti dengan cepatnya. Baru saja tertawa bahagia, sekejap kemudian menangis tersedu-sedu. Itulah hidup.

    Tapi ingatlah hal lainnya, yaitu Tuhan menjanjikan segala sesuatunya akan indah pada waktunya.

  • JONY310

    17 Mei 2017

    Selera siapa?

    Setelah berdiskusi dengan seorang konsultan F&B, saya diingatkan sesuatu yang menurut saya penting utk dipertimbangkan, yaitu kita milih menjual makanan sesuai selera siapa, pembeli atau penjual? Tentu saja seharusnya seleranya pembeli. Selama ini saya selalu berpatokan pada selera saya, utk menentukan mana menu yang laik jual dan tidak laik jual. Ini bukan suatu aturan yang baku, tetapi biasanya selalu benar, kecuali antara penjual dengan pembeli memiliki citarasa yang sama.

    Produk-produk seperti handphone juga mengikuti apa seleranya konsumen, bukan seleranya si penjual. Tukang salon juga begitu, pasti mengikuti maunya pelanggan. Jika kita memaksa mengikuti seleranya penjual, tentu barang atau produk atau jasa yang kita tawarkan tidak akan laku. Contoh saja hp blackberry yang kalah bersaing. Toh kita mancing ikan pun sesuai seleranya ikan yg suka cacing, bukan dikasih uang seperti selera si pemancing.

    Dalam hal lainnya juga berlaku, misalnya saja soal selera diri dalam hubungannya dengan mencari teman kencan. Mgkin saja bagi kita, penampilan kt sdh oke, style kt sdh keren, pekerjaan kita sdh sip, gaya hidup kita sudah top. Tp itu adalah selera kita, belum tentu sesuai dengan selera mereka yang juga sedang mencari pasangan.

    Mmg yang terbaik adalah menjadi diri sendiri. Tetapi jk selera kita adalah suka cuek, penampilan urakan, tdk pernah menjaga tubuh, dan hal-hal negatif lainnya, tentu tidak baik mempertahankan selera tersebut. Ada baiknya kaum adam berpikir, apa sih yang jadi seleranya para kaum hawa, begitu jg sebaliknya. Dan yang paling penting dari semuanya itu, marilah kita hidup sesuai seleranya Tuhan, bukan lagi selera kita ataupun seleranya manusia.

  • JONY310

    22 Mei 2017

    Kesia-siaan belaka

    Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

    Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.

    Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.

    Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

  • JONY310

    28 Mei 2017

    Rejeki tidak kemana

    Pepatah diatas mau tidak mau harus saya akui benar adanya setelah mengalami sendiri beberapa waktu terakhir. Contohnya saja, semalam sy meminjam motor teman sekitar jam 1pagi, motor kehabisan bensin dan... dekat situ ada yang jual bensin. Menurut sih bapak, dia hanya jual bensin malam hari. Yang unik, setiap malam, jalan didaerah itu sepi sekali, dalam 1jam mungkin kurang dari 10motor yang lewat. Logika bisnis kita, siapa yg beli?

    Seminggu yang lalu, ketemu teman yang import lampu dari china. Jenis yang diimport ternyata salah. Untuk menukar, biayanya sangat besar, hampir setengah dari harga produk. Alhasil, produk mengendap di gudang. Taklama kemudian, ada kontraktor proyek yang membutuhkan produk tersebut.  Ia sudah cari kesemua toko, tetapi tidak ada yang menjual, hingga akhirnya ketemu dgn teman saya ini.

    Hampir sebulan yang lalu, saya membantu seorang klien membuat konsep pemasaran. Saya tidak mau dibayar karena biasanya saya menjual konsep berikut softwarenya, konsep saya free. Prinsip saya, bekerja sesuai passion tidak harus selalu dihitung dengan uang. Sebulan kemudian, dia memberikan saya dua project sekaligus dalam nilai yang lumayan besar. Memang rejeki tidak kemana, tentu bagi yang mau berusaha, bukan hanya berdiam diri.

  • JONY310

    1 Juni 2017

    Fokus pada yang tersisa

    Seorang pelukis terkenal memutuskan untuk terjun dari sebuah gedung tinggi. Ia depresi setelah mengalami kecelakaan. Yang membuatnya menyerah adalah, ia harus kehilangan tangan kanannya yang biasa ia pakai untuk melukis.

    Semua hidupnya tergantung tangannya. Ia tidak tahu harus kerja apa setelah tidak lagi bisa melukis. Nama besar serta popularitasnya akan hilang sekejap mata. Terbayang nantinya satu demi satu orang-orang akan mulai meninggalkannya, termasuk orang yang dicintainya.

    Disaat ia hendak terjun bebas, ia melihat seorang tanpa tangan lainnya, bahkan kedua tangannya tidak ada, sedang menari dengan senangnya, meliuk-liukan tubuhnya di sebuah taman, tepat dibawah gedung tempat ia akan terjun. Tiba-ia ia tersadarkan "Ya..Tuhan..!! Apa yg sedang ku lakukan ini? Sy masih punya satu tangan, tetapi ia yang dibawah tanpa kedua tangannya terlihat sangat bahagia."

    Segera ia berlari turun menghampiri bapak-bapak yang cacat itu. "Pak.. terimakasih telah menyelamatkan nyawa saya.." katanya sambil terengah2. "Saya habis kehilangan satu tangan saya dan berencana bunuh diri. Namun begitu melihat bapak, tanpa kedua tangan, masih bisa menari dengan bahagia. Sy ingin tahu, apa rahasia bapak hingga begitu bahagia?"

    "Oh.. begitu rupanya. Saya tidak menari kok, dan saya juga tidak merasa sebahagia yang kamu pikirkan. Saya hanya lagi coba menggaruk pantat saya yang lagi gatal..."

    from the book by Ajah Brahm

  • JONY310

    13 Juni 2017

    Sesuatu

    Ketika apa yang dilakukan seolah sia-sia
    Ketika yang diharapkan tidak pernah terjadi
    Dan ketika semua gambaran tampak buram tak berbentuk

    Saat itu aku menyadari sesuatu
    Tepatnya merasakan sesuatu
    Yaa.. sesuatu yang entah apa itu aku sendiri tidak benar-benar tahu

    Aku mencarinya, hendak mempelajarinya, menyelidikinya
    Berharap bisa menemukannya
    Bertanya banyak hal tentangnya, juga mau memakinya
    Nyatanya, aku tidak benar-benar tahu

    Saat cahaya mulai meredup
    Suara bising mulai menyepi
    Kembali ku mencari sesuatu itu, yang entah apa aku tidak tahu

    Aku ingin mengerti dirimu, menyelamimu, mengalamimu
    Sekiranya kau mengasihaniku
    Berilah aku tambahan waktu hingga akhirnya aku tahu
    Bahwa dirimu tetaplah sesuatu, yang tidak akan pernah aku tahu

  • JONY310

    16 Juni 2017

    Memulai dan mengakhiri

    Ada yang bilang bahwa memulai, mengawali, atau membuka sesuatu itu hal yang sulit, karena biasanya segala sesuatu memang sulit diawalnya. Namun, utk segala sesuatu pasti ada awalnya, there is a first time for everything. Jadi bagaimanapun sulitnya, tetap harus dimulai. Orang yang berani bukan karna ia tidak memiliki rasa takut, tetapi orang yang berani adalah mereka yang terus melangkah walaupun ia merasa takut.

    Banyak juga yang bilang bahwa mengakhiri jauh lebih susah. Rasanya ada sebagian dari diri kita, jiwa kita yang ikut menempel disana, seakan enggan untuk beranjak. Mengakhiri sesuatu karena desakan yang besar, tekanan yang terus menerus, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, juga bukan hal yang mudah, apalagi jika sesuatu itu menurut kita benar, layak untuk diperjuangkan walaupun dengan darah dan airmata. Perlu kesadaran yang tinggi serta mental yang kuat untuk melakukannya.

    Baik memulai ataupun mengakhiri, sama sulitnya. Namun begitulah hidup, penuh dengan dinamika. Ada waktu untuk memulai dan ada waktu utk mengakhiri apa yang sudah kita mulai. Gbu

  • JONY310

    18 Juni 2017

    Bayi seorang Manusia

    Setelah ibadah selesai, seorang laki-laki sangat tercerahkan dengan khotbah sang pendeta. Sambil menggandeng istrinya yang sedang menggendong bayinya, ia menghampiri sang pendeta, menjabat erat tangannya dan mengucapkan byk terimakasih. "Namun ada satu hal yang masih jadi pertanyaan saya pak pendeta, apa sebenarnya tujuan Tuhan ciptakan manusia? karena tanpa manusia, Tuhan sdh sempurna."

    Mendengar pertanyaan itu, sang pendeta berpikir sebentar. Lalu ia menoleh ke anak yang masih bayi itu, tampak lucu dan menggemaskan. "Anak siapakah ini?" tanyanya. "Tentu saja anak saya pak." Jawabnya sambil melirik istrinya.

    "Menurut kamu, apa arti kehadiran anak dalam keluarga?". Sang suami bingung dgn pertanyaan pendeta itu dan menjawab simple "Yah.. pasti segala2nya bagi kami pak." . Sang pendeta bertanya lagi "Jadi, apa tujuan anda dan istri memiliki anak?" Mendengar pertanyaan itu, sang suami tersenyum dan siap untuk menjawab. Tetapi setelah ia berpikir lagi, tampak ia kebingungan.

    Jika ia menjawab sebagai bukti cinta mereka, apakah tanpa kehadiran anak, cinta mereka tdk bisa dibuktikan? Jika menjawab untuk melanjutkan keturunan, apa masalahnya jika tdk memiliki keturunan? Jika dijawab utk melengkapi kebahagian, menjadi keluarga seutuhnya, apakah tanpa anak mereka tidak bahagia? tidak merasa lengkap? Jika dijawab untuk menunjukkan kasih sayang, apakah tanpa anak mereka tidak dapat melakukannya?

    "Jika anda sdh menemukan jawabannya, saya akan menjawab pertanyaan anda tadi." Jawab sang pendeta lalu meninggalkan mereka yang masih tampak kebingungan.

    18 Juni 2017 diubah oleh JONY310

  • LIZ681

    18 Juni 2017

    Thanks bro Jony, kisah2/ceritanya selalu.menarik dibaca loh. Sukses selalu brother .. GBu :)

  • JONY310

    20 Juni 2017

    LIZ681 tulis:

    Thanks bro Jony, kisah2/ceritanya selalu.menarik dibaca loh. Sukses selalu brother .. GBu :)

    Thx sis. Amin :-)

  • JONY310

    20 Juni 2017

    Kakek yang bijak

    Alkisah, hiduplah seorang kakek yang sangat cerdas nan bijak. Semua pertanyaan mampu dijawabnya. Kecerdasannya terkenal seantero negri. Berbondong-bondong orang datang kepadanya untuk meminta petunjuk atau bertanya sesuatu, mulai tentang kehidupan sehari-hari hingga hal yang diluar logika.

    Suatu hari, seorang pemuda hendak menantangnya. Ia mengundang semua orang untuk datang dengan mengatakan bahwa kali ini si kakek cerdas tidak akan mampu menjawab pertanyaannya. Hari yang ditunggu tiba, si pemuda datang dengan menggenggam sesuatu ditangannya. "Wahai kakek yang cerdas, ditanganku ini ada seekor burung yang kecil. Saya ingin kakek menebak, apakah burung ini masih hidup atau sudah mati?"

    Mendengar pertanyaan itu, si kakek berpikir sejenak. Jika ia menjawab mati, maka si pemuda akan membiarkan burung itu hidup, sehingga ia kalah, reputasinya rusak. Tapi jika ia menjawab masih hidup, maka si pemuda akan meremas burung itu hingga mati, lagi-lagi si kakek kalah. Tampak si pemuda tersenyum puas melihat kegalauan sang kakek. Orang2 yang hadir juga tampak cemas menunggu apa yang akan terjadi.

    "Jika aku kalah, apa yang engkau inginkan wahai pemuda?" Tanya si kakek. "Tidak, saya tidak meminta apapun kecuali pengakuan bahwa kakek telah kalah." Jawab si pemuda merasa senang. "Baiklah.." kata si kakek "Saya mengaku kalah..... Saya telah salah menebak bahwa burung itu sudah mati." ucap si kakek. "Jadi, burung ini masih hidup atau sudah mati?" Tanya si pemuda utk meyakinkan. "Sudah mati nak.." Si pemuda dengan tersenyum penuh kemenangan membuka tangannya lalu melempar burung itu agar segera terbang bebas.

    "Lihatlah hari ini ternyata kakek yang terkenal cerdas telah kalah." Sombong si pemuda. Tetapi orang2 yang hadir disitu mulai berbisik-bisik "kok si kakek tahu ya bahwa ia bakal kalah, berarti sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.." hingga akhirnya satu orang bersuara "kali ini yang menang tetap kakek, karena ia telah tahu jawabannya sebelum ia menjawab. Dan sang kakek sangat bijaksana dengan memilih untuk membiarkan burung itu tetap hidup" Horee... Tepuk tanganpun bergemuruh. Sang pemuda merasa malu lalu pergi tanpa pamit.

    Ayub 5:2 Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.

426 – 450 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 17  18  19 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan