Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Embun kala senja

ForumInspirasi

501 – 525 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 20  21  22 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • JONY310

    24 September 2017

    MUWARDY036 tulis:

    Saya mau curhat mewek di sini aahhh... kelihatannya lezat...

    Sedih banget rasanya bro.. tetap kuat ya :'(

  • MUWARDY036

    24 September 2017

    JONY310 tulis:

    Sedih banget rasanya bro.. tetap kuat ya :'(

    Iya nih, Jerry Yan alias Tao Ming Tse di serial Taiwan tahun 90'an "Meteor Garden", sekarang usianya sudah 40 tahun lho, dan masih single... temen2nya di F4 udah pake merit... #OOT gga sih# hahahaa...

  • HOPE617

    24 September 2017

    Keren... ternyata ada juga topik kayak gini ^_^

  • JONY310

    28 September 2017

    HOPE617 tulis:

    Keren... ternyata ada juga topik kayak gini ^_^

    Lebih keren lg jika sis mau menulis juga ;-)

  • HOPE617

    28 September 2017

    JONY310 tulis:

    Lebih keren lg jika sis mau menulis juga ;-)

    Siap :-)

  • JONY310

    28 September 2017

    Masalah kecil

    Didepan meja saya, sekelompok orang sedang membahas kasus yang menimpa asuransi tempat ia bekerja menjadi agen. Tampak kecemasan terlihat karena beberapa calon nasabahnya pending untuk membeli polis. Disebelah kanan dua orang ibu sedang galau membahas mahalnya sekolah untuk anaknya. "Bagus sih sekolahnya, tp 25jt jeng utk masuk playground aja. Dapat duit dr mana saya? Kalo sekolah yg murah, sy kasian, ga tega rasanya sama anak sendiri ga ada usahanya"

    Agak jauh dipojokan, terdengar sayup beberapa orang membahas susahnya import barang. "Pusing sy, sepertinya harus cari usaha lain". Taklama, hp saya pun berdering. Rupanya telpon dari seorang teman yang curhat. Ia ingin menceraikan suaminya karena kedapatan selingkuh.

    Dimeja sebelah kiri saya, dua orang cewe mengobrol asyik. Karna suaranya cukup kencang, sy pun bisa mendengarnya dengan sangat jelas...

    "Wah bener deh, masa gara-gara handuknya saya jatuhin, eh dia marah-marah. Itu kan cm masalah kecil, sepele banget kan? Udh gitu, tiap kali ketemu, dia melengos gitu. Emg dia siapa? Gue juga ga perlu manggil dia kok. Sorry bgt dah. Sok kaya, sok kecakepan. Liat aja pas cowonya dateng, wah.. sengaja dia manja-manja gitu. Kyaknya dia sengaja mau manas2in gue gitu. Mentang-mentang gue jomblo."

    "Dulu dia pernah pinjem duit ke gue, trus balikinnya lama benerr. Hello.. itu yg namanya kaya? Hahaa... kalo gue buka kartunya, malu dia. Pinjem barang juga sering ga dibalikin. Kesel banget kan.. Akh males omongin dia mah, masalah kecil gitu."

    "Gue kayaknya mau cari kost baru deh, udh males tetanggaan ama dia. Masa gara2 masalah sepele gitu aja jadi marah-marah gitu. Sebel bgt kan.. bla bla bla....."

    Dan dia mengoceh terus hingga lebih dari setengah jam tentang "masalah sepele" itu. Hmm....

  • JONY310

    28 September 2017

    iLmu bertahan hidup

    Seorang survivor kedatangan seorang tamu, seorang pemuda dari luar daerah. Ia sangat mengagumi pengalaman sang survivor bertahan hidup selama beberapa hari disebuah hutan setelah pesawat yang ditumpanginya jatuh. Si pemuda ingin belajar ilmu bertahan hidup dengan sang survivor. Awalnya Sang survivor menolak. Namun karena si pemuda memaksa dan siap dengan segala resikonya, sang survivor pun akhirnya setuju.

    Berangkatlah mereka ke sebuah pulau terpencil tak berpenghuni dengan sebuah boat. Pulau itu ditumbuhi dengan pohon-pohon yang tinggi dan hutan yang sangat lebat. Karena sampainya malam hari, mereka memutuskan utk istirahat agar besok bisa menjelajahi hutan. Mereka pun tidur beralas daun seadanya dan beratap langit.

    Pagi-pagi buta, si pemuda terkejut bukan main karena menyadari sang survivor telah pergi meninggalkannya sendiri. Perasaannya campur aduk menjadi satu, antara marah karena telah ditipu, takut karena sendirian disebuah pulau dan bingung harus melakukan apa. Ia pun mulai menangis hingga tertidur kelelahan. Rasa haus dan lapar membangunkannya. Ia memberanikan diri untuk menjelajahi hutan itu seorang diri demi utk bertahan hidup.

    Seminggu berlalu, sang survivor akhirnya datang menjemputnya. Tiba-tiba ia dipukul dengan sebuah kayu oleh si pemuda utk membalas dendam. Perkelahian pun tak terhindarkan. Mereka akhirnya berhenti karena kelelahan. Disaat itulah sang survivor menyadarkan si pemuda bahwa ilmu bertahan hidup tidak bisa dipelajari, tetapi harus dialami sendiri. Si pemuda pun akhirnya paham dan berterimakasih kepada sang survivor atas "pembelajaran" yang  diberikan.

    Kata bijak bilang, pengalaman adalah guru terbaik. Ketika menghadapi persoalan seberat apapun, hadapi saja dan nikmati. Kita pun akan keluar sebagai orang yang semakin cerdas akalnya, kuat mentalnya, tangguh fisiknya dan dewasa rohaninya. Dengan bekal semua itu, kita pun siap menghadapi persoalan lain yang akan datang di masa depan. Gbu

  • JONY310

    30 September 2017

    Bukan pengemis

    Jam ditanganku menunjukkan pukul 01.00. Sy keluar dari sebuah cafe setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan. Ketika diparkiran, sy melihat seorang laki-laki, tidak terlalu tua, berdiri menawariku sandal dan sepatu. "Maaf tidak" kataku cepat bahkan tanpa meliriknya. Dia pun menjauh dan mondar mandir menawari tamu lainnya yang keluar dari cafe itu.

    Entah apa yang membuatku malam itu tidak langsung pulang. Kulihat laki-laki tadi. Mukanya tampak lelah, kusut. Keringat bercucuran dari dahinya, padahal jam sudah pagi. Mulutnya menyeringai seperti orang kesakitan. Wajar saja karena ia menggendong sebuah tas ransel yang besar berisi sepatu. Itu pasti berat sekali, karena otot-otot seakan meloncat dari tangannya yang hitam legam dan tampak kekar itu. Entah sudah berapa jauh perjalanan yang sudah dilaluinya.

    Tiba-tiba rasa kasian menguasaiku. "Mas, liatin donk sandalnya". Dia pun segera mengeluarkan beberapa contoh sandal dan sepatu yag dijual. "Tujuh puluh ribu saja buat yang itu" katanya menjelaskan. Tapi karena tidak ada yang cocok, saya batal membelinya. Tapi hati ini rasanya tidak tega membiarkannya. Sy pun bertanya-tanya dlm hati, jangan-jangan ia belum makan, atau mungkin utk membeli minum saja ia tidak punya uang.

    "Mas, ini dari saya buat beli minum. Sy liat mas kecapean gitu gendong tas yang berat pastinya." kataku sambil menyodorkan uang dua puluh ribu ke tangannya. "Maaf mas, saya bukan pengemis. Saya dagang sepatu. Trimakasih atas kebaikan mas, tp maaf sy tidak bisa menerimanya.." Jlebb..!! hatiku rasanya tertusuk sebuah pedang yang sangat tajam, pedang yang menyadarkanku bahwa masih ada orang baik yang ingin bekerja dengan jujur, dengan tulus, bukan bermental pengemis yang selalu berharap belas kasian dari orang lain.

    Disepanjang perjalanan menuju rumah, tak henti2nya pikiranku mengingat moment tadi. "Oh Tuhan, berkatilah usaha dagangnya.." Doaku malam itu. Dan sy yakin, Tuhan akan mecukupkan kebutuhannya dengan caraNya yang ajaib.

  • JONY310

    3 Oktober 2017

    Cermin diri

    Hanya sedikit saja dari begitu banyaknya hewan yang memiliki kemampuan Self Recognition Test atau dgn kata lain, kemampuan menyadari bahwa bayangan yang ada di cermin adalah dirinya sendiri. Diantaranya ada simpanse, lumba-lumba, burung merpati, babi dan gajah. Wajar saja jika hewan-hewan ini dinobatkan sebagai hewan paling cerdas di planet ini.

    Manusia, sebagai yang tercerdas diantara semuanya, tentu sangat menyadari keberadaan dirinya. Setiap hari kita bercermin, bahkan mungkin sehari bisa beberapa kali. Kita bercermin untuk melihat, apakah penampilan kt sdh oke, mana bagian tubuh kita yang perlu perawatan khusus, entah wajah, bentuk body, warna kulit dan sebagainya.

    Lantas bagaimana dengan bagian dalam kita, bagaimana cara kita melihatnya? Hati nurani adalah cermin bagi jiwa kita. Sering-seringlah melihat melaluinya untuk mengetahui apakah diri kita sudah baik, bagian mana yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Jika saja setiap hari kita mau bercermin dengan hati nurani kita, tentu byk hal yang bisa kita perbaiki. Konon, para milyarder dan orang sukses melakukan hal ini secara rutin setiap malam selesai mereka beraktifitas.

    Hati nurani ibarat cermin. Hati nurani diterangi dan diteguhkan oleh Firman Tuhan. Tanpa firman, kita seperti cermin yang retak, tidak bisa melihat dengan jelas. Daud, tokoh tersukses sepanjang kisah Alkitab, bercermin diri setiap harinya. Ia menulis di Mazmur 16: 7 "Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku."

  • JONY310

    3 Oktober 2017

    My Last Day

    Sebuah pesawat jet pribadi yang sangat mewah tiba-tiba mengalami kerusakan mesin dan akan segera jatuh. Disaat-saat terakhir itu, tiga orang pramugarinya melakukan persiapan. Pramugari pertama yang berwajah cantik, mengeluarkan peralatan kosmetiknya lalu berdandan secantik mungkin. Ia berpikir bhwa ketika tim Sar tiba, pastilah mereke yang cantik yang akan ditolong terlebih dahulu.

    Pramugari kedua yang memiliki body yang bagus dan berkulit putih, memotong roknya hingga sangat pendek, lalu membuka baju luarnya hingga hanya mengenakan dalaman yang sexy. Ia berpikir bhwa tentulah mereka yang berpenampilan sexy yang akan dicari duluan oleh tim Sar yang mayoritas kaum adam. Pramugari ketiga tampak bingung harus melakukan apa. Ia tidak berwajah cantik dan bodynya tidak sexy, bahkan ia seorang yg berkulit hitam. Tiba-tiba sang pilot berbisik kepadanya. "Tenang saja, karena yang dicari pertama oleh tim Sar tentu saja kotak hitam."

    Cerita diatas tentu hanya sebuah humor yang sering diceritakan kembali untuk menunjukkan bahwa seringkali kita sebagai manusia tidak mempersiapkan diri dengan baik di saat terakhir hidup kita, bahkan byk diantara kita yang melakukan persiapan yang tidak tepat bahkan cenderung salah.

    Membeli pemakaman yang bagus, mempersiapkan warisan, memberi petuah terakhir, tentu saja hal yang baik, namun bukan itu yang utama. Hal yang paling utama adalah mempersiapkan hati dan seluruh hidup kita untuk menghadapi penghakiman dalam kekekalan. Apakah hidup kita sdh sesuai dengan apa yang Tuhan mau atau malah kita melakukan apa yang kita mau. Apakah kt mengumpulkan harta di Surga atau malah menimbun materi di dunia. Persiapan seperti inilah yang paling mendesak untuk kita lakukan. Mendesak karna kita tidak tau kapan hari terakhir kita didunia ini, bisa hari ini, bisa besok atau mgkin dalam beberapa menit kedepan. Who knows?

  • JONY310

    4 Oktober 2017

    Kesuksesan Sejati

    Seorang Guru membuat garis sepanjang 10 cm di atas papan tulis, lalu berkata : "Anak2, coba perpendek garis ini!"

    Anak pertama maju kedepan, ia menghapus 2 cm dr garis itu, skrg menjadi 8 cm. Pak Guru mempersilakan anak ke 2. Ia pun melakukan hal yg sama, sekarang garisnya tinggal 6 cm. Anak ke 3 & ke 4 pun maju kedepan, skrg garis itu tinggal 2 cm.

    Terakhir, anak yg Bijak maju kedepan, ia membuat garis baru yg lbh panjang, sejajar dgn garis pertama, yg tinggal 2 cm itu.

    Sang Guru menepuk bahunya dan berkata,

    "Kamu memang bijak. Utk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya - cukup membuat garis baru yg lbh panjang. Garis pertama akan menjadi lbh pendek dgn sendirinya."

    *Utk memenangkan Tak perlu mengecilkan yg lain, Tak usah menjelekan yg lain, krn secara tak langsung, membicarakan kejelekan yg lain adalah  cara tak jujur utk memuji diri sendiri. Cukup lakukan kebaikan terbaik yg dpt kita lakukan utk smuanya, biarkan waktu akan membuktikan kebaikan tersebut*

    Sri Artha Pudan Zega

    4 Oktober 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    5 Oktober 2017

    Taat aturan

    Maraknya pelanggar aturan, apalagi jika kita turut menjadi korban, tentu bikin kita kesal. Misalnya saja dalam tatib lalin, byk motor yang naik trotoar, melawan arus, masuk buss way, melanggar lampu merah, belok tanpa lampu sign dan lain sebagainya. Jika saja kita sebagai anak Tuhan termasuk bagian dari pelanggar tersebut, tentu sangat memalukan. Bagaimana kita mau sempurna, melakukan kehendak Allah, jika aturan yang simple saja, kita tidak bisa ikuti.

    Sebuah cafe tempat saya biasa nongkrong, memiliki ruangan outdoor dan indoor. Beberapa hari terakhir, sy menjadi korban karena ruangan indoor jg digunakan utk merokok. Hari ini terjadi lagi. Karna sudah berkali-kali saya ingatkan ke pelayan, mk saya terpaksa cancel orderan dan mencari tempat lain walaupun pelayan sempat menahan. Yg merokok tadi, sekelompok anak muda berwajah oriental, salah satunya memakai kalung salib. Sy tidak melarang orang lain utk merokok, bebas-bebas saja. Tetapi silahkan merokok diruangan yang telah disediakan.

    Yesus pernah mempertegas hal ini dalam Matius 5:20 "Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." Ayat ini menjelaskan kpd kita bahwa mustahil seseorang mampu melakukan kehendak Allah jika hukum yang kelihatan saja tidak mampu kita lakukan. Mari kt belajar taat kpd hukum yg dibuat manusia lalu berjuang utk setia dan taat melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Gbu

  • JONY310

    5 Oktober 2017

    Mendengar suaraNya

    Disuatu acara leadership training, ada satu permainan yg saya namakan Follow the leader. Caranya, peserta dibagi kedalam beberapa kelompok. Lalu setiap kelompok mengirim utusannya untuk berjalan mengambil sebuah benda dengan mata tertutup. Ia hanya mendengar arahan dari satu orang anggota regunya yang dipilih oleh regu lain setelah matanya tertutup dan regu lain juga memilih satu orang  untuk mengarahkan si utusan ke arah yang salah. Jika saja si utusan salah menebak, mana suara leader regunya dan mana regu lawan, tentu saja ia akan gagal.

    Permainan diatas bisa dimenangkan dengan mudah jika saja si utusan mengenal dengan baik suara dari setiap orang yang ada digroupnya. Karna mereka baru mengenal beberapa jam yang lalu, mereka kesulitan menebak dan akhirnya gagal. Mereka memilih mendengar suara yang salah.

    Dalam hidup ini, tentu saja sebagai domba yang baik, akan mendengar suara Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus. Iblispun akan berusaha membisikkan hal-hal yang akan membuat kita tersesat. Yang jadi pergumulan adalah, kita tidak tahu mana suara Tuhan dan mana suara iblis. Kt tdk tahu karna kita jarang sekali berkomunikasi denganNya. Kt tdk biasa mendengarNya sehingga kt sering salah melangkah. Yohanes 10:7 "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku."

  • 5 Oktober 2017

    Selamat pagi...

    Sy sudah membaca cerita di bawah ini sejak lama, namun membacanya kembali tetap membawa berkat buat sy, selamat membaca TYM

    Izin share ya....

    tolong dibaca bagus sekali ceritanya sampai air mata keluar sendiri.... Luang kan waktu sejenak ... baca sampai habis

    Repost dr fb : True story....

    Ini adalah kisah  dari milis warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di  Jerman.

    *Layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.*

    Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya.

    Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.

    Tugas terakhir dosen yang  diberikan kepada siswanya diberi nama *"Smiling."*

    Seluruh siswa diminta untuk memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.

    Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.

    Saya adalah seorang yg mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

    Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami san anak bungsu saya yang menunggu di taman kampus, lalu pergi ke restoran Mc Donald yg berada di kampus.

    Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya minta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk dan saya ikut antrian.

    Ketika saya sedang dalam antrian, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

    Perasaan panik menguasai diri saya, ketika melihat mengapa mereka semua  menyingkir ?

    Saat berbalik, saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil.

    Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

    Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.

    Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

    Ia menyapa "Good day !" sambil tetap tersenyum. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya.

    Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

    Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya.

    Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka, dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

    Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.

    Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."

    Ternyata dari koin yang dia pegang hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka. (Aturan di restoran di Jerman, jika ingin duduk di dalam restoran n menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

    Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yg terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.

    Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

    Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan ?

    Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

    Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya.

    Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat.

    Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

    Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

    Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Allah juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

    Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

    Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.

    Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata *"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku !"*

    Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

    Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

    Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap *"Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."*

    Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.

    Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.

    Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

    Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya.

    Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain ?" dengan senang hati saya mengiyakan.

    Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi.

    Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

    Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.

    *"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."*

    Dengan caraNYA sendiri, Allah telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di sekitar suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi.

    Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: *"PENERIMAAN TANPA SYARAT."*

    Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara :

    *Mencintai Sesama Dengan Memanfaatkan Sedikit Harta Benda Yang Kita Miliki, Dan Bukannya Mencintai Harta Benda Yang Bukan Milik Kita, Dengan Memanfaatkan Sesama.*

    Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda.

    Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya.

    Orang bijak mengatakan :

    *Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu,  tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan Jejak di dalam hatimu.

    Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi *untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan hatimu*

    Semoga bermanfaat...

  • JONY310

    10 Oktober 2017

    GRACE721 tulis:

    Orang bijak mengatakan :

    *Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu,  tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan Jejak di dalam hatimu.

    Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi *untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan hatimu*

    Semoga bermanfaat...

    Great point, Thx sharingnya sis. Gbu

  • JONY310

    10 Oktober 2017

    Cara hidup

    Beberapa tahun yang lalu, saya menghadiri pemakaman salah seorang jemaat yang meninggal karena dibunuh, diusianya yang masih sangat muda. Keluarga dan para sahabat tentu saja sulit menerima kejadian ini. Seperti kebanyakan orang, kita selalu bermimpi untuk bisa meninggal dalam keadaan tenang, berharap disaat tidur, diusia yang relatif tua.

    Khotbah pendeta sore itu menyadarkan banyak orang termasuk saya. Ia berkata bahwa tidak penting bagaimana cara seseorang itu mati, yang penting adalah bagaimana cara dia hidup. Yesus dan beberapa rasul bahkan banyak misionaris kristen mati dengan cara tak wajar.

    Bersiap2lah menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja dan dengan cara apa saja. Selama hidup kita berkenan kepada Tuhan, tentu saja kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, bahkan menggairahkan karna akan bertemu dengan Yesus, sang kekasih jiwa. Gbu

  • JONY310

    11 Oktober 2017

    Iman Thomas

    "Tolong... siapa saja yang ada diluar, tolongin aku..!!" Teriakku ketika pintu kamar mandi terkunci. Kunci dengan gagang bulat ini memang sudah sering memakan korban. Tak lama, sang pemilik kost mendengar teriakkanku dan membuka pintu dari luar. Selamat deh.

    Sempat bercakap sebentar tentang kunci jenis ini, sang pemilik kost rupanya tidak percaya begitu saja. Hasilnya, kami terkunci berdua di kamar mandi. Kami pun teriak lagi meminta tolong. Sialnya, saat itu tidak ada orang lagi di rumah. Kamipun akhirnya terpaksa merusak pintu itu.

    Mengalami dahulu baru percaya tentu hal yang sangat manusiawi. Kt tentu tidak percaya begitu saja dengan apa kata orang. Namun tetap saja hal ini ada sisi plus minusnya. Plusnya, kita yakin dengan apa yang dibicarakan. Minusnya, ada harga yang harus kita bayar untuk mengalami dan akhirnya percaya.

    Dalam soal pasangan hidup, pergaulan, pekerjaan atau dalam dunia usaha, tentu kita sering mendengar orang lain berusaha utk meyakinkan kita bahwa apa yang mereka sharingkan itu benar. "Percaya deh sama saya, bisnis itu tidak akan jalan" atau seperti ini "Percayalah sama Mama, dia bukan pasangan yang cocok untukmu". Tidak mudah percaya begitu saja bukan? Malah kadang kita bersifat naif, menganggap segala sesuatunya akan berjalan dengan baik, indah dan sempurna.

    Pintar2lah mengambil sikap, mana hal yang kita percayai begitu saja, dan mana yang perlu dibuktikan lebih lanjut. Jika kita bingung, bertanyalah padaNya. Roh Kudus adalah pribadi yang sangat bisa diandalkan. Ia mengerti kita lebih dari kita mengenal diri sendiri. Gbu

  • JONY310

    12 Oktober 2017

    Buah kebaikan

    Seorang anak laki-laki menangis di pojokan sebuah pasar. Ia tidak tahu harus melakukan apa atau harus meminta pertolongan siapa untuk membiayai pengobatan ibunya yang semakin hari  kian bertambah parah. Utk membawanya ke rumah sakit, ia tidak memiliki biaya. Sudah puluhan pintu yang ia ketuk, namun semua sia-sia.

    Seorang bapak pedagang sayur merasa iba kepadanya dan akhirnya membantu anak itu membawa ibunya ke rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh bapak penjual sayur yang baik hati itu. Tak lama kemudian, ibunya pun kembali sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa. Si anak bahagia sekali dan tak henti-hentinya mengucapkan terimakasihnya.

    Dua puluh tahun kemudian, istri dari bapak penjual sayur itu terbaring di sebuah rumah sakit. Semua harta bendanya telah habis untuk membiayai istrinya itu. Namun sang istri belum menampakkan kemajuan. Ia pun kebingungan harus melakukan apa atau meminta pertolongan kepada siapa. Nampaknya, semua kerabat dan kenalannya sudah tidak bisa membantu lagi.

    Dengan berat hati akhirnya si bapak membawa pulang istrinya karena tidak mampu lagi membiayai rumah sakit. Tanpa ditunjang peralatan medis yang cukup, tak lama kemudian istrinya pun meninggal dunia. Tinggallah ia sebatang kara dan dalam keadaan miskin kehilangan segalanya.

    Dalam hidup ini, tidak selalu perbuatan baik kita mendapat balasan seperti cerita motivasi atau ala sinetron. Janganlah kita berharap bahwa suatu hari di kehidupan ini kita bisa menuai akan setiap kebaikan yang kita tabur. Kita melakukan kebaikan bukan berharap akan balasannya. Jika demikian, berarti kebaikan kita selama ini tidaklah tulus, tidak murni. Kasih yang murni adalah kasih seperti Bapa, yang tidak pernah berharap apapun atas semua kebaikan yang telah dilakukan. Haleluyah.

    12 Oktober 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    12 Oktober 2017

    Trinitas

    Seorang teman bertanya, apakah benar Tuhan orang kristen itu ada tiga? Alih-alih saya menjawabnya, saya justru bertanya balik. "Kenapa tidak? Bisa dua, tiga, empat, lima.." "Wah.. tidak bisa begitu. Tuhan itu satu." "Bagaimana kamu tahu Tuhan itu satu?" "Ya.. Tuhan pasti satu, masa ada lebih dari satu." "Coba jawab dulu pertanyaan tadi, bagaimana kamu tahu Tuhan itu satu?" "Agama ku bilang begitu, kitab suci ku menjelaskan dengan detail bahwa Tuhan itu satu". "Itu kan dari kitab mu, dari agama mu, keyakinanmu. Tentu keyakinan setiap orang berbeda. Keyakinan itu belum tentu sebuah fakta."

    "Oke sekarang kita lupakan dulu tentang agama, tentang kitab suci. Menurut kamu, apakah ada hal yang mustahil dilakukan oleh Tuhan? Sesuatu yg tidak mungkin?" tanyaku kepadanya. "Tidak ada." "Sekarang, mungkinkan Tuhan itu lebih dari satu?" "Oh tidak mungkin." "Loh, kenapa tidak. Barusan kamu bilang tidak ada yg tidak mungkin." Dia mulai sedikit berpikir. "Kan..." tiba-tiba ia berhenti tidak melanjutkan argumennya.

    "Berapa persen kira2 pengetahuan manusia sebagai ciptaan tentang Tuhan sang Pencipta. Ada 10%?" Ia menggeleng. "1% kah?" Ia juga menggeleng. "0,0001%?" Ia hanya terdiam. "Seperti semut yang tidak mungkin mengerti tentang manusia, demikian juga manusia tidak mungkin bisa mengerti tentang Tuhan yang Maha Segalanya. Jangan sombong hanya karena pengetahuan yang seuprit, seolah-olah kita mengerti tentang Tuhan." Ia hanya terdiam, tidak tau diamnya karena berpikir, tersadarkan atau malas berdebat dengan orang kafir yang telah disesatkan dengan mengakui bahwa ternyata Tuhan itu lebih dari satu. Entahlah...

    "Jadi, ada berapa Tuhan itu?"

  • JONY310

    13 Oktober 2017

    Doa makan

    "Kenapa kamu ga doa?" tanya temanku waktu sedang makan bersama. "Doa kok, dalam hati, dengan kesadaran pikiran, bahwa semua ini berkat dari Tuhan." Jawabku yg terkesan ngeles. "Kok gitu ya, aneh." katanya sedikit ketus. Lalu kulihat dia dengan khusyuk berdoa untuk makan siang itu.

    Beberapa waktu kemudian, kami membeli siomay. "Kok kamu tidak doa?" tanyaku karena dia tidak berdoa, malah langsung makan siomay nya. "Ini kan cemilan, bukan makan." jawabnya. "Kok gitu ya, jadi kalo makan cemilan, snack, minum, tdk perlu doa ya?" Dia diam saja. "Bedanya apa ya dengan makan nasi, apakah kita hanya bersyukur untuk makanan yang berat sajakah?"

    Kali ini ia tertawa. "Iya.. bener juga ya, selama ini ga pernah kepikir tuh Hahaa.." Tawanya lepas menyadari ada sesuatu yang perlu diluruskan. Jadi, haruskah kita berdoa untuk permen, minuman, snack, gorengan, kopi atau softdrink yang kita minum?

  • JONY310

    13 Oktober 2017

    Belajar dari dasar

    Seorang pengusaha yang sangat sukses membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin belajar darinya dengan syarat wajib mengikuti semua training yang diadakan setiap minggunya. Tampak keriuhan banyak orang yang ingin mendaftarkan diri sebagai peserta.

    Seorang anak muda menghampiri si pengusaha. "Master, saya sudah mendaftar dan siap mengikuti semua yang master sampaikan. Untuk orang seperti saya, berapa waktu yang dibutuhkan untuk bisa sukses, minimal seperti master?" Tanyanya bersemangat. "Hmm.. sekitar sepuluh tahun." Jawab sang master.

    "Wah.. itu kelamaan. Sy ingin membahagiakan ortu, org2 yg sy cintai, ingin mewujudkan impian-impian sy yang belum terwujud. Tidak adakah cara yang lebih cepat dari sepuluh tahun?" "Saya paham.. kalau begitu, kamu butuh dua puluh tahun."

    "Lah kok bukannya awal master bilang sepuluh tahun, lalu sekarang jadi dua puluh tahun? Tolonglah sy master. Saya ingin sukses secepat mungkin, saya siap melakukan pembelajaran lebih keras dari yang lainnya." "Kalau begitu, kamu butuh tiga puluh tahun"

    Tidak akan berdiri sebuah bangunan tanpa ada pondasi yang benar. Besar dan tingginya sebuah gedung yang akan dibangun dapat ditebak hanya dengan melihat pondasinya saja. Jika hari ini kita merasa apa yg kita bangun sepertinya sia-sia, bisa jadi dasarnya salah. Gbu

  • 13 Oktober 2017

    Maap ya...

    Saya koq gak paham makna yg di bagian di bawah ini loh...

    "Tidak akan berdiri sebuah bangunan tanpa ada pondasi yang benar. Besar dan tingginya sebuah gedung yang akan dibangun dapat ditebak hanya dengan melihat pondasinya saja. Jika hari ini kita merasa apa yg kita bangun sepertinya sia-sia, bisa jadi dasarnya salah. "

    Maksud nya tuh gimana ya?????

    JONY310 tulis:

    Belajar dari dasar

    Seorang pengusaha yang sangat sukses membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin belajar darinya dengan syarat wajib mengikuti semua training yang diadakan setiap minggunya. Tampak keriuhan banyak orang yang ingin mendaftarkan diri sebagai peserta.

    Seorang anak muda menghampiri si pengusaha. "Master, saya sudah mendaftar dan siap mengikuti semua yang master sampaikan. Untuk orang seperti saya, berapa waktu yang dibutuhkan untuk bisa sukses, minimal seperti master?" Tanyanya bersemangat. "Hmm.. sekitar sepuluh tahun." Jawab sang master.

    "Wah.. itu kelamaan. Sy ingin membahagiakan ortu, org2 yg sy cintai, ingin mewujudkan impian-impian sy yang belum terwujud. Tidak adakah cara yang lebih cepat dari sepuluh tahun?" "Saya paham.. kalau begitu, kamu butuh dua puluh tahun."

    "Lah kok bukannya awal master bilang sepuluh tahun, lalu sekarang jadi dua puluh tahun? Tolonglah sy master. Saya ingin sukses secepat mungkin, saya siap melakukan pembelajaran lebih keras dari yang lainnya." "Kalau begitu, kamu butuh tiga puluh tahun"

    Tidak akan berdiri sebuah bangunan tanpa ada pondasi yang benar. Besar dan tingginya sebuah gedung yang akan dibangun dapat ditebak hanya dengan melihat pondasinya saja. Jika hari ini kita merasa apa yg kita bangun sepertinya sia-sia, bisa jadi dasarnya salah. Gbu

  • JONY310

    14 Oktober 2017

    GRACE721 tulis:

    Maap ya...

    Saya koq gak paham makna yg di bagian di bawah ini loh...

    "Tidak akan berdiri sebuah bangunan tanpa ada pondasi yang benar. Besar dan tingginya sebuah gedung yang akan dibangun dapat ditebak hanya dengan melihat pondasinya saja. Jika hari ini kita merasa apa yg kita bangun sepertinya sia-sia, bisa jadi dasarnya salah. "

    Maksud nya tuh gimana ya?????

    Hmm... Sy kasih contoh lgsg ya, biar bisa simpulkan sendiri. Seorg wanita akhirnya setuju dinikahi pria yg belum lama dikenalnya. karena merasa kesal sering ditanyai terus sama keluarga dan tmn2. Kira2 seperti apa rumah tangga yang akan dibangun nantinya jika dasarnya seperti itu ? Semoga paham :D

  • ELISA859

    14 Oktober 2017

    Aku kira senja itu sore hari,

    Jadi ingat saat bikin puisi

    Ini isi puisiku:

    "Kala fajar merekah,aku melihat butiran embun jatuh di dedaunan,kicauan burung menambah maraknya fajar,aku duduk terdiam dan terpaku menikmati karya Tuhan yang indah"

    Hehehe.

  • JONY310

    14 Oktober 2017

    ELISA859 tulis:

    Aku kira senja itu sore hari,

    Jadi ingat saat bikin puisi

    Ini isi puisiku:

    "Kala fajar merekah,aku melihat butiran embun jatuh di dedaunan,kicauan burung menambah maraknya fajar,aku duduk terdiam dan terpaku menikmati karya Tuhan yang indah"

    Hehehe.

    Yupp, senja memang sore hari sis. Dan embun turunnya saat fajar. Nah, jarang terjadi kan embun turun di kala senja hehe.. Puisinya simple, biasanya dibuat saat lagi happy atau sedang merindukan kebahagiaan :-D

501 – 525 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 20  21  22 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan