Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendamai yg makin langka..

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 19 dari 19Kirim tanggapan

  • NUGIEE368

    9 Januari 2016

    Makin tua jaman, makin banyak percekcokan. Apalagi terbantu oleh medsos yg begitu powerfull, seakan bumi tidak lagi bulat, karena tiap orang bisa melihat atu dgn yg lain dgn cepat. KEbencian, provokasi, fitnah dst, sangat mudah tersebar saat ini. Pun, yg bersifat offline nyatanya orang2 sekarang jadi lebih mudah meledak dan membuka front peperangan dengan sesamanya.

    Harga diri seakan begitu rapuh, bahkan cuman saling lihat aja orang sudah punya alasan untuk baku hantam. Kalo dicari-cari pasti banyak sekali keadaan yg bisa menjadi potensi konflik, kapanpun dan dimanapun. Perbedaan cara pandang, perbedaan warna kulit, perbedaan etnis, perbedaan denominasi gereja, bahkan perbedaan kelamin dan perbedaan merek parfum yg dipake pun bisa jadi potensi konflik.:-D  Di forum ini ada juga potensi konflik member dengan admin :-D:-D:-p. Di gereja daerah jakarta juga banyak potensi konflik karena saling klaim tempat duduk.

    Entah konflik seperti apa yg pernah anda hadapi, entah anda bisa damaikan atau tidak, bisa share di sini utk belajar bersama. Bagaimana mengatasi konflik yg terjadi? Variable atau faktor2 apa yg harus diperhatikan utk bisa melakukan pendamaian atau rekonsiliasi? Prinsip2 apa yg bisa dipegang agar perdamaian tercapai atau setidaknya konflik bisa diredakan? mengapa konflik tidak bisa didamaikan dll.

    Saya kira tidak pernah ada yg tidak menghadapi konflik dlm hidupnya bukan? Konflik dgn sesama member jk? konflik dgn pacar? bahkan kalopun anda orang yg bener2 cinta damai dgn sesama, anda bisa jadi pernah konflik dgn diri sendiri.

  • JOSHUA603

    9 Januari 2016

    mau jadi pendamai : jangan suka ikut campur urusan orang lain, hal-hal yang simple jangan dibuat rumit, hidup dalam buah roh buah (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri) :-)

    9 Januari 2016 diubah oleh JOSHUA603

  • ZEGA376

    9 Januari 2016

    doa Santo Fransiskus Asisi

    .

    Tuhan,
    Jadikanlah aku pembawa damai,
    Bila terjadi kebencian,
    jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
    Bila terjadi penghinaan,
    jadikanlah aku pembawa pengampunan,
    Bila terjadi perselisihan,
    jadikanlah aku pembawa kerukunan,
    Bila terjadi kebimbangan,
    jadikanlah aku pembawa kepastian,
    Bila terjadi kesesatan,
    jadikanlah aku pembawa kebenaran,
    Bila terjadi kecemasan,
    Jadikanlah aku pembawa harapan,
    Bila terjadi kesedihan,
    jadikanlah aku sumber kegembiraan,
    Bila terjadi kegelapan,
    jadikanlah aku pembawa terang,

    Tuhan,
    semoga aku ingin
    menghibur dari pada dihibur,
    memahami dari pada dipahami,
    mencintai dari pada dicintai,
    sebab
    dengan memberi, aku menerima,
    dengan mengampuni, aku diampuni,
    dengan mati suci, aku bangkit lagi,
    untuk hidup selama-lamanya.

    .

    Amin.

    9 Januari 2016 diubah oleh ZEGA376

  • AAMELITHA053

    9 Januari 2016

    karena sudah semakin langka, mari kita galang kerja sama membudidayakan pendamai itu agar tak menjadi punah...

  • NUGIEE368

    9 Januari 2016

    jadi inget satu pristiwa, rekan saya cewek jengah saat dia di jakarta masuk gereja betapa banyak wanita2 jakarta kebaktian di gereja dgn memakai pakaian yg bahannya mepet :-D. Klo gak rok mini ya celana pendek yg super pendek. Blom lagi kadang ada yg pake baju coek belakang. konflik dia sih kulihat konflik dgn dirinya sendiri. KArena tidak bisa terima melihat hal itu. Saya cuman bisa bilang, bhwa orang yg datang ke gereja itu bukan berarti orang2 yg sudah beriman, kuat toleransinya, orang yg baik dll.. justru yg datang ke gereja tidak sedikit mereka itu orang yg jahat, yg egois , tidak paham empati, dst pokoknya yg jelek2. KArena dgn demikian terbukti gereja masihjadi tempat mereka berlari mencari kedamaian hidup dan mencari Tuhan. ( perkara akhirnya nemu atau enggak itu urusan lain). JAdi berbesar hatilah klo ada yg kurang sesuai, semoga mereka segera paham atau tetap menjadi batu sandungan.  

    Di singapura bisa kita temukan cwe ke gereja pake baju yg kliatan udelnya. Trutama mereka dari etnis india yg memakai baju tradisi mereka, Sari. Bagi beberapa orang yg blom terbiasa liat mereka bisa sedikit risih, tapi bagi mereka itu hal yg sopan. Justru kalo kliatan kakinya -kliatan betisnya saja- itu tidak sopan. NAh sementara yg di jakarta bisa jadi klo liat cew ke gereja dgn kliatan udel tuh dibilang ga sopan, sementara klo pake rok mini / clana mini dianggap gpp :-).

  • AAMELITHA053

    9 Januari 2016

    jadi konflik batin ya

  • FAJAR882

    9 Januari 2016

    Hai Sis AAmelitha, boleh iseng ya..  

    AAMELITHA053 tulis:

    karena sudah semakin langka, mari kita galang kerja sama membudidayakan pendamai itu agar tak menjadi punah...

    Jadi, apa "budidaya" ini kyk yg di dunia pertanian atw peternakan gitu? Misal, budidaya rumput laut, budidaya lele dumbo, kambing ettawa, ato kerang mutiara.. gitu? :-D Hehehe... Piss.. Cma bercanda.

  • FAJAR882

    9 Januari 2016

    @ TS. : sori, sori.. guyon dikit, biar ga tegang..

    Oke dech, sharing apa kata FT aja ya..

    Matius 5 : 9. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

    Roma 12 : 18. "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"

    Gitu aja dech.. Thanks. Tuhan berkati.. :-)

  • NUGIEE368

    9 Januari 2016

    yup ..absolutelly agree.. yo klo mau bikin damai dgn orang lain mesthi berdamai dgn diri sendiri dulu.  komponen utama tuh..

    FAJAR882 tulis:

    @ TS. : sori, sori.. guyon dikit, biar ga tegang..

    Oke dech, sharing apa kata FT aja ya..

    Matius 5 : 9. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

    Roma 12 : 18. "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"

    Gitu aja dech.. Thanks. Tuhan berkati.. :-)

  • NUGIEE368

    9 Januari 2016

    sedikit pertanyaan nakal om.. sebenarnya dlm kalimat ini , siapakah yg akan menyebut anak Allah pada orng yg mendamaikan orang? trus apa untungnya disebut sbg anak Allah? kan enakan eneran daripada cuman disebut?  :)

    FAJAR882 tulis:

    @ TS. : sori, sori.. guyon dikit, biar ga tegang..

    Oke dech, sharing apa kata FT aja ya..

    Matius 5 : 9. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

  • 9 Januari 2016

    iya nih, orang sekarang banyak yang  "gaduh", walupun saya berusaha untuk tidak menimbulkan keributan, ada saja yang jadi "trouble maker".

  • BETSY458

    9 Januari 2016

    Di lingkungan tmpat krja sy srg trjadi konflik internal antar teman, ato bwhan & atasan, dg rg lingkup yg kecil sj besar kmgkinan u/ikut trbwa arus yg tdk sehat, bg sy, prtama mnghindari konflik bla sifat nya personal, jgn mncampuri yg bkn urusan ny, kdua, bla pun d ajak share/curhat, jgn sampe brmuka 2, sana sini slg mberi dukungan pd yg brkonflik, klo bs mberi jln tngah, masukn yg baik bagi k2 nya tnpa slg mncela k2ny dbkg nya (slg memanasi),  mnjd pndamai bkn sstu yg mudah, krn apa yg qta lakukan bs malah mnimbulkan kcurigaan, ksalahpahaman & konflik baru, sstu yg baik bg qta blom tentu dterima dg baik oleh org lain, lebih baik mnjaga lisan & sikap dr diri qta u/tdk mnimbulkn konflik slanjut ny.

  • FAJAR882

    9 Januari 2016

    Yaah, kepancing dah gua.. Ini nih beratnya kalo nulis2 di forum. Nulis dikit, ntar diskusinya panjang.. hehe.. Ga papa, sy akan coba sebaik-baiknya. Anyway, bukan bermaksud menggurui ya, hanya sekedar sharing. Juga bukan berarti sy lebih tahu, melainkan mari kita sama2 belajar..

    NUGIEE368 tulis:

    sedikit pertanyaan nakal om.. sebenarnya dlm kalimat ini , siapakah yg akan menyebut anak Allah pada orng yg mendamaikan orang? trus apa untungnya disebut sbg anak Allah? kan enakan eneran daripada cuman disebut?  :)

    Begini Pak Nug, (spt biasa, ini jawaban singkat dulu ya..) sebenarnya ini bukan sekedar menunjuk pada "orang yg mendamaikan orang". Ayat yang saya kutip di atas (Mat.5:9) merupakan bagian dari KHOTBAH DI BUKIT, yang disampaikan Yesus pada masa2 awal pelayananNya di bumi. Khotbah itu diawali dengan ucapan bahagia (Mat.5:1-12). Konon, ini merupakan khotbah yang paling berpengaruh di sepanjang sejarah, termasuk ke-delapan ucapan bahagia itu. (Dalam bhs. Inggris, biasa disebut "Eight Beatitudes of Jesus").

    Oya, sekedar tambahan, para pendengar Khotbah di bukit itu, yang langsung mendengar Yesus berkhotbah pada waktu itu ada banyak (menurut tafsir, mereka ada ratusan orang). Tapi mereka sebagian besar (hampir semua) adalah orang2 Yahudi, atau setidaknya orang2 yang familiar dengan budaya Yahudi (lih. Mat.4:25, 5:1). Jadi, khotbah tsb. disampaikan dalam konteks budaya Yahudi. (Nanti bisa diskusi panjang terkait hal ini.) Dan mereka ini sedang dalam proses untuk dibentuk menjadi para "Pengikut Kristus", yang bertahun-tahun kemudian golongan ini disebut "Kristen", atau untuk konteks jaman sekarang biasa disebut sebagai "orang percaya".

    Ah ya.., anyway, mereka "sedang dalam proses". Jadi belum bisa disebut "Kristen".

    Singkat cerita, pada ayat ke-9 (verse of interest) di sana dikatakan, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

    Frasa "orang yang membawa damai" pada ayat tersebut dalam Alkitab bhs. Inggris (Bible) New International Version (NIV), dipakai kata "peacemaker". Seorang peacemaker (pembawa damai) tidak hanya menjalani hidup yang penuh damai, namun juga selalu berusaha membawa damai dan persahabatan kepada siapa saja. Termasuk selalu mengusahakan (menjamin, melestarikan) perdamaian antara Allah dengan manusia. Masalahnya adalah, seseorang tidak bisa memberikan kepada orang lain sesuatu apapun apabila dia sendiri belum memilikinya. Nah, pada titik ini, frasa "orang yang membawa damai" dalam ayat 9 tsb. (yg kemudian kita sebut 'pembawa damai') yang dimaksud adalah orang yang sudah berbaikan dengan Allah, sudah berdamai dengan Allah. Yaitu orang-orang Kristen. Ya! Orang2 seperti kita. ... Baru orang itu bisa membawa damai, baik dengan sesama maupun dengan Allah.

    Apakah dengan menjadi orang Kristen (bertobat dan percaya kepada Yesus) kita 'otomatis' menjadi pembawa damai? Tentu tidak. Anugerah keselamatan (jaminan hidup kekal) dan 'status' menjadi anak Allah, itu otomatis diberikan (Yoh. 1:12); tetapi proses pertumbuhan iman menuju kedewasaan rohani, yaitu menjadi serupa dengan Kristus, yang diawali dengan kelahiran baru, itu merupakan proses dan perjuangan seumur hidup. Proses dan perjuangan itu antara lain dijalani dengan mentaati ke-delapan ucapan bahagia tsb. Plus buah-buah Roh sebagaimana diuraikan oleh Rasul Paulus mis. dlm Galatia 5:16-26.

    Jadi, Tuhan ingin supaya kita pertama-tama memenuhi diri kita dengan berkat kedamaian (blessings of peace), kemudian kita meng-komunikasi-kan-nya (membagikannya) kepada mereka yang membutuhkan. Dengan meneladani (menirukan) kasih Allah kepada manusia, para pembawa damai itu menjadi (bisa disebut) sebagai anak-anak Allah.

    Kesimpulannya, menjadi pembawa damai itu merupakan PR (tugas) wajib kita sebagai orang-orang percaya, yaitu orang-orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah melalui pengorbanan darah Yesus Kristus di kayu salib.

    9 Januari 2016 diubah oleh FAJAR882

  • MUWARDY036

    10 Januari 2016

    Pendamai? hahahaa...

    Saya banyak sekali melihat, mendengar, mengalami, hal ngaco, ngawur, konyol, absurd mengenai hal ini!

    Mau jadi pendamai??  Syaratnya anda PUNYA APA??

    1. Pendamai adalah pemimpin!

    Pendamai harus koleris, berkharisma, bijak, tegas, daya tangkap tinggi untuk menganalisa masalah, dan gga oon alias gga gagal mikir!

    Pemimpin yg baik (baik tidak sama dgn alim) akan menjadi pendamai, menciptakan keteraturan, sedangkan pemipin yg lalim senang liat konflik, kerusuhan.

    Jadi orang2 plegmatis, tukang asal bapak senang, tukang ya ya ya setuju saja, jelas bukan pendamai! Tapi pengikut, kacung, tukang manut, follower saja!

    2. Pendamai harus lebih kuat!

    Lihat peperangan antar negara? Maka PBB akan menerjukan PASUKAN perdamaian. Pasukan perdamaian bukan biarawan bicara alim2 omong kosong! Pasukan perdamaian itu bawa peralatan perang yang lebih canggih daripd dua negara yg berseteru itu. Pihak mana yg mulai keributan lagi siap2 ditembak dibinasakan oleh pasukan perdamaian.

    Liat juga kalo dua kampung saling tauran! Yang diturunkan sebagai juru damai itu tentara militer dan polisi. Perintahnya jelas, kampung mana yg mulai bikin ribut lagi, tembak di tempat!

    Jadi kalau bercita-cita jadi pembawa damai, harus punya power LEBIH!

    3. Pendamai itu proaktif, ringan tangan, bukan pemalas, pantat besar dan berat, susah berdiri kalau sudah duduk.

    Jadi kalau masalah sendiri aja tidak bisa urus, ya boro-boro bisa jadi pendamai yg notabene ngurusin dua orang atau lebih yg lagi ribut. Yang ada adalah orang kepo, orang pengangguran yg gga ada kerjaan yg hobbynya ngurusin kerjaan orang lain!

    Tentu saya tidak perlu menambahkan cerita sejarah penyebaran agama2, yang katanya agama buat manusia berdamai. Semua saja dengan perang dan menindas bangsa lain yg tidak seagama. Ya kecuali agama lokal yg tidak mementingkan penyebaran yg tidak perlu berperang untuk menyebarkan "kabar baiknya"

  • NIEKA858

    10 Januari 2016

    Saya pernah nih ngalamin yang mirip begini, heraaan bgt liat ada cowok ke gereja pake sandal jepit dan clna pendek, atasaannya tentu saja kaos oblong. Sudah begitu sepanjang ibadah sibuk sama gadgetnya.

    Tapi yang begitu itu masih mending lah, dari pada yang suka ngobrol sepanjang ibadah, cuma berenti kalo pas berdoa dan pujian. Kalo pas pengumpulan persembahan ngobrolnya bisa makin seru..... Ckckck..... Jujur, saya jengkel sekali sama yang macam ini, pengen saya ketusin saat itu juga.

    Untung laah....saya ingat ayat seperti yang disebutkan Mas Fajar diatas 'sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang'.

    Jadi kalo nemu yang suka ngrumpi bisik-bisik di gereja, yang keluar dari mulut saya cuman 'ssssttttt.....'

    NUGIEE368 tulis:

    jadi inget satu pristiwa, rekan saya cewek jengah saat dia di jakarta masuk gereja betapa banyak wanita2 jakarta kebaktian di gereja dgn memakai pakaian yg bahannya mepet :-D. Klo gak rok mini ya celana pendek yg super pendek. Blom lagi kadang ada yg pake baju coek belakang. konflik dia sih kulihat konflik dgn dirinya sendiri. KArena tidak bisa terima melihat hal itu. Saya cuman bisa bilang, bhwa orang yg datang ke gereja itu bukan berarti orang2 yg sudah beriman, kuat toleransinya, orang yg baik dll.. justru yg datang ke gereja tidak sedikit mereka itu orang yg jahat, yg egois , tidak paham empati, dst pokoknya yg jelek2. KArena dgn demikian terbukti gereja masihjadi tempat mereka berlari mencari kedamaian hidup dan mencari Tuhan. ( perkara akhirnya nemu atau enggak itu urusan lain). JAdi berbesar hatilah klo ada yg kurang sesuai, semoga mereka segera paham atau tetap menjadi batu sandungan.  

    Di singapura bisa kita temukan cwe ke gereja pake baju yg kliatan udelnya. Trutama mereka dari etnis india yg memakai baju tradisi mereka, Sari. Bagi beberapa orang yg blom terbiasa liat mereka bisa sedikit risih, tapi bagi mereka itu hal yg sopan. Justru kalo kliatan kakinya -kliatan betisnya saja- itu tidak sopan. NAh sementara yg di jakarta bisa jadi klo liat cew ke gereja dgn kliatan udel tuh dibilang ga sopan, sementara klo pake rok mini / clana mini dianggap gpp :-).

  • NUGIEE368

    10 Januari 2016

    iya ya..tempat kerja itu sangat riskan jadi ajang konflik juga haha .. sesama level, atasan dengan bawahan, atasan dgn atasan, atasan yg gak pake bawahan..:-D

    BETSY458 tulis:

    Di lingkungan tmpat krja sy srg trjadi konflik internal antar teman, ato bwhan & atasan, dg rg lingkup yg kecil sj besar kmgkinan u/ikut trbwa arus yg tdk sehat, bg sy, prtama mnghindari konflik bla sifat nya personal, jgn mncampuri yg bkn urusan ny, kdua, bla pun d ajak share/curhat, jgn sampe brmuka 2, sana sini slg mberi dukungan pd yg brkonflik, klo bs mberi jln tngah, masukn yg baik bagi k2 nya tnpa slg mncela k2ny dbkg nya (slg memanasi),  mnjd pndamai bkn sstu yg mudah, krn apa yg qta lakukan bs malah mnimbulkan kcurigaan, ksalahpahaman & konflik baru, sstu yg baik bg qta blom tentu dterima dg baik oleh org lain, lebih baik mnjaga lisan & sikap dr diri qta u/tdk mnimbulkn konflik slanjut ny.

  • NUGIEE368

    10 Januari 2016

    Terima kasih om , penjelasannya..cukup utk pertanyaan yg ada. MEmang bakal lebih panjang nanti klo di bahas lanjutannya hahaha.. misal gini : Lha udah jelas di alkitab ada di sebut bahwa kedaiman ada terjadi saat yerusalem baru dan bumi yg baru, di mana di sana tak ada lagi penderitaan dan air mata.. dan Tuhan sendiri akan jadi terang di tengah2 umat, karena malam bahkan tak lagi ditemukan.  Artinya perdamaian gak akan terjadi di bumi mau apapapun usaha kita membuat kedamaian, hingga waktu bumi baru itu. JAdi apa hanya catching the wind, kalo kita berusaha membuat kedamaian hehe.

    FAJAR882 tulis:

    Yaah, kepancing dah gua.. Ini nih beratnya kalo nulis2 di forum. Nulis dikit, ntar diskusinya panjang.. hehe.. Ga papa, sy akan coba sebaik-baiknya. Anyway, bukan bermaksud menggurui ya, hanya sekedar sharing. Juga bukan berarti sy lebih tahu, melainkan mari kita sama2 belajar..

    Begini Pak Nug, (spt biasa, ini jawaban singkat dulu ya..) sebenarnya ini bukan sekedar menunjuk pada "orang yg mendamaikan orang". Ayat yang saya kutip di atas (Mat.5:9) merupakan bagian dari KHOTBAH DI BUKIT, yang disampaikan Yesus pada masa2 awal pelayananNya di bumi. Khotbah itu diawali dengan ucapan bahagia (Mat.5:1-12). Konon, ini merupakan khotbah yang paling berpengaruh di sepanjang sejarah, termasuk ke-delapan ucapan bahagia itu. (Dalam bhs. Inggris, biasa disebut "Eight Beatitudes of Jesus").

    Oya, sekedar tambahan, para pendengar Khotbah di bukit itu, yang langsung mendengar Yesus berkhotbah pada waktu itu ada banyak (menurut tafsir, mereka ada ratusan orang). Tapi mereka sebagian besar (hampir semua) adalah orang2 Yahudi, atau setidaknya orang2 yang familiar dengan budaya Yahudi (lih. Mat.4:25, 5:1). Jadi, khotbah tsb. disampaikan dalam konteks budaya Yahudi. (Nanti bisa diskusi panjang terkait hal ini.) Dan mereka ini sedang dalam proses untuk dibentuk menjadi para "Pengikut Kristus", yang bertahun-tahun kemudian golongan ini disebut "Kristen", atau untuk konteks jaman sekarang biasa disebut sebagai "orang percaya".

    Ah ya.., anyway, mereka "sedang dalam proses". Jadi belum bisa disebut "Kristen".

    Singkat cerita, pada ayat ke-9 (verse of interest) di sana dikatakan, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

    Frasa "orang yang membawa damai" pada ayat tersebut dalam Alkitab bhs. Inggris (Bible) New International Version (NIV), dipakai kata "peacemaker". Seorang peacemaker (pembawa damai) tidak hanya menjalani hidup yang penuh damai, namun juga selalu berusaha membawa damai dan persahabatan kepada siapa saja. Termasuk selalu mengusahakan (menjamin, melestarikan) perdamaian antara Allah dengan manusia. Masalahnya adalah, seseorang tidak bisa memberikan kepada orang lain sesuatu apapun apabila dia sendiri belum memilikinya. Nah, pada titik ini, frasa "orang yang membawa damai" dalam ayat 9 tsb. (yg kemudian kita sebut 'pembawa damai') yang dimaksud adalah orang yang sudah berbaikan dengan Allah, sudah berdamai dengan Allah. Yaitu orang-orang Kristen. Ya! Orang2 seperti kita. ... Baru orang itu bisa membawa damai, baik dengan sesama maupun dengan Allah.

    Apakah dengan menjadi orang Kristen (bertobat dan percaya kepada Yesus) kita 'otomatis' menjadi pembawa damai? Tentu tidak. Anugerah keselamatan (jaminan hidup kekal) dan 'status' menjadi anak Allah, itu otomatis diberikan (Yoh. 1:12); tetapi proses pertumbuhan iman menuju kedewasaan rohani, yaitu menjadi serupa dengan Kristus, yang diawali dengan kelahiran baru, itu merupakan proses dan perjuangan seumur hidup. Proses dan perjuangan itu antara lain dijalani dengan mentaati ke-delapan ucapan bahagia tsb. Plus buah-buah Roh sebagaimana diuraikan oleh Rasul Paulus mis. dlm Galatia 5:16-26.

    Jadi, Tuhan ingin supaya kita pertama-tama memenuhi diri kita dengan berkat kedamaian (blessings of peace), kemudian kita meng-komunikasi-kan-nya (membagikannya) kepada mereka yang membutuhkan. Dengan meneladani (menirukan) kasih Allah kepada manusia, para pembawa damai itu menjadi (bisa disebut) sebagai anak-anak Allah.

    Kesimpulannya, menjadi pembawa damai itu merupakan PR (tugas) wajib kita sebagai orang-orang percaya, yaitu orang-orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah melalui pengorbanan darah Yesus Kristus di kayu salib.

  • NUGIEE368

    10 Januari 2016

    ah ternyata cowok bercelana pendek juga mengganggu yah? kirain cuman cewek bercelana pendek dan ber rok mini yg mengganggu ahaha

    NIEKA858 tulis:

    Saya pernah nih ngalamin yang mirip begini, heraaan bgt liat ada cowok ke gereja pake sandal jepit dan clna pendek, atasaannya tentu saja kaos oblong. Sudah begitu sepanjang ibadah sibuk sama gadgetnya.

    Tapi yang begitu itu masih mending lah, dari pada yang suka ngobrol sepanjang ibadah, cuma berenti kalo pas berdoa dan pujian. Kalo pas pengumpulan persembahan ngobrolnya bisa makin seru..... Ckckck..... Jujur, saya jengkel sekali sama yang macam ini, pengen saya ketusin saat itu juga.

    Untung laah....saya ingat ayat seperti yang disebutkan Mas Fajar diatas 'sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang'.

    Jadi kalo nemu yang suka ngrumpi bisik-bisik di gereja, yang keluar dari mulut saya cuman 'ssssttttt.....'

  • NUGIEE368

    10 Januari 2016

    waktu saya smp ada film bagus tentang St Fransiskus dari asisi,  judulnya the Asisi underground

    ZEGA376 tulis:

    doa Santo Fransiskus Asisi

    .

    Tuhan,
    Jadikanlah aku pembawa damai,
    Bila terjadi kebencian,
    jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
    Bila terjadi penghinaan,
    jadikanlah aku pembawa pengampunan,
    Bila terjadi perselisihan,
    jadikanlah aku pembawa kerukunan,
    Bila terjadi kebimbangan,
    jadikanlah aku pembawa kepastian,
    Bila terjadi kesesatan,
    jadikanlah aku pembawa kebenaran,
    Bila terjadi kecemasan,
    Jadikanlah aku pembawa harapan,
    Bila terjadi kesedihan,
    jadikanlah aku sumber kegembiraan,
    Bila terjadi kegelapan,
    jadikanlah aku pembawa terang,

    Tuhan,
    semoga aku ingin
    menghibur dari pada dihibur,
    memahami dari pada dipahami,
    mencintai dari pada dicintai,
    sebab
    dengan memberi, aku menerima,
    dengan mengampuni, aku diampuni,
    dengan mati suci, aku bangkit lagi,
    untuk hidup selama-lamanya.

    .

    Amin.

1 – 19 dari 19Kirim tanggapan