Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Cara mengenali pria yang cocok buat jadi pasangan hidup

ForumPersahabatan dan hubungan

76 – 100 dari 266    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 3  4  5 ... 11  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 16 Juni 2015

    DEBORA588 tulis:

    if you want a godly man, become a godly woman first (begitu pun sebalik nya)

    #teguran untuk diri sendiri O:)

    Sy suka dengan jwaban kk.... lakukakan yg terbaik dan biarkan Tuhan selebihnya dengan memaksimalkan diri pasti akan ada pria melirik kita. Masalah kemapanan pria, sy rasa pria mapan jg menginginkan wanita bijak untuk membantunya mengelola semua itu... sudahkah kita demikian... ?? Nah kita jgn menuntut banyak jika kita jg blm mampu memberikan yg terbaik... intinya perenungan... mau sama2 belajar dan bekerja keras...

  • ERNITA390

    16 Juni 2015

    Saudari debora dan merli if you asked me about to be a good women and the manage my income ohhh lum knal saya saja sedikit info dri kuliah saya sudah memanage keuangan saya,,bayar kul sendiri dgn menabung sisa dari uang bulanan yg dikirim ortu dan sudah bekerja untuk nambah2x uang wktu kuliah dan skrpun saya ttp mengelola keuangan saya dan Puji Tuhan dri kul ampe skr saya tdk minta2x lgi dri ortu atau saudara saya skalipun,,jadi krna saya sudah merasakn susahny itulah mknya kemapanan itu saya jdikn salah satu standar saya,,,,dan saya berkaca dulu pada diri saya sebelum saya membuat suatu standar dlm memilih pasangan,,bgitulah gambarannya,!,,thanx all

  • BORUMADUM905

    16 Juni 2015

    pertama tama mengenal diri sendiri dlu... br psgn,,, jgn hny menuntut tp gak bisa dituntut

  • ERNITA390

    16 Juni 2015

    Saudari madum ini bukan masalah tuntut menuntut,,ini hanya standar or biasa dibilang harapan,,think positive saja

  • JULIE715

    17 Juni 2015

    ERNITA390 tulis:

    Saudari debora dan merli if you asked me about to be a good women and the manage my income ohhh lum knal saya saja sedikit info dri kuliah saya sudah memanage keuangan saya,,bayar kul sendiri dgn menabung sisa dari uang bulanan yg dikirim ortu dan sudah bekerja untuk nambah2x uang wktu kuliah dan skrpun saya ttp mengelola keuangan saya dan Puji Tuhan dri kul ampe skr saya tdk minta2x lgi dri ortu atau saudara saya skalipun,,jadi krna saya sudah merasakn susahny itulah mknya kemapanan itu saya jdikn salah satu standar saya,,,,dan saya berkaca dulu pada diri saya sebelum saya membuat suatu standar dlm memilih pasangan,,bgitulah gambarannya,!,,thanx all

    salut sist.. udah ngerasain perjuangan wajar lah klo mengharapkan pasangan yg bisa mengimbangi hasil jerih payah kita..

  • JULIE715

    17 Juni 2015

    btw  ini mirip postingannya mario teguh, heheh.. saya liat banget hal ini dari ibu saya (dan banyak ibu2 lainnya juga sih), berapapun yg mereka punya, mereka selalu mengusahakan yg terbaik buat keluarganya, terutama buat anak2nya, jadi ya klo skrg para cwe mengharapkan calon pasangan udah mapan sebelum nikah, simply karena (kebanyakan) mereka udah mikir jauh ke depan buat keluarganya nanti sih..

    ANTO106 tulis:

    Ernita 390... kl menurut aq anda benar... pada dasarnya cwe mengharapkan cwo mapan itu wajar... seorg cwe umumnya dia lah yg mengurus rm... mengurus anak"nya... suaminya... ia akan memikirkan akan makan apa suami dan anaknya... akan sekolah dimana anaknya... dll... dan itu semua membutuhkan biaya... so... menurut aq sich itu wajar" aj... he...he...

  • SIMON132

    17 Juni 2015

    banyak wanita yg memperdebatkan soal kemapanan....ketika mereka bahas tema kemapanan ini mereka lupa mengaitkan dengan pengertian hidup takut akan Tuhan yang mereka tulis dalam status... bagaimana korelasinya.... seperti apa...misalnya ayat ayat dalam matius 6:19-21...ato 6:25-34...

  • SIMON132

    17 Juni 2015

    orang yg menutamakan materi menjadi prinsip hidupnya...ia masih wanita duniawi...berarti masih hidup di luar kasih karunia....baca Roma 8:5-8...

    katanya cari yang takut akan Tuhan...takut akan Tuhan iktu seperti apa sih

  • DEO576

    17 Juni 2015

    wah penilaiannya berat ya pak simon.. hmmm... %-/

  • DEO576

    17 Juni 2015

    kalau menurut saya sihhh.. terlalu jauh untuk mengaitkan konteks kemapanan yg dibahas di topik ini ke masalah "hidup di luar kasih karunia"

    begini, daritadi yg saya tangkap di thread ini terutama dari postnya sdr ernita, julie, dan anto, kita membahas kemapanan dalam konteks "kesanggupan si calon pendamping menafkahi, menopang biaya kehidupan keluarga (istri dan anak-anaknya) nanti setelah menikah" bukan mapan dalam konteks yang kaya raya bergelimangan harta lho.

    mengenai ayat2 diatas, matius 6:19-21, tentang janganlah mengumpulkan harta di bumi, tapi kumpulkan harta di surga? apakah lantas ayat tersebut membuat kita tidak perlu mencari uang di dunia? tentu semua juga tahu bukan begitu maksudnya kan, dan di topik ini dari awal ga ada yg menyiratkan perkataan tentang mengejar harta dunia lalu mengabaikan urusan rohani.. hanya karena disini fokus dibahas aspek dunianya dan ga semuanya mengaitkan dgn spiritualitas (aspek kerohanian) ga berarti orang2 disini melupakan prinsip hidup kristen di dalam pengertian mereka akan kemapanan. toh berkali-kali banyak jawaban yg mengatakan semua kembali ke Tuhan, karena Ia tahu dan akan memberikan yg terbaik.

    sama dgn ayat Mat 6:25-34 dan Roma 8:5-8, intinya tujuan utama kita adalah jalan Allah Bapa, menuju surga, tapi tidak lantas membuat kita lepas begitu saja dr masalah duniawi kan? selama masih hidup ya belom bisa lepas 100% dr urusan duniawi. Tuhan memberikan segala kebutuhan kita, lebih dari Ia memelihara burung2 di langit, tapi apa itu berarti kita bisa tinggal diam2 menunggu semua yg kita butuhkan itu dateng sendiri? jelas ngga kan, tetap harus usaha, maka apa salah jika para wanita mengharapkan calon pemimpin rumah tangganya menunjukkan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup itu? lalu apakah kebutuhan2 yg perlu dibayar dgn uang itu menunjukkan "keinginan daging" yg dimaksud dlm konteks Roma 8:5-8 dan lantas menjadikan kita tidak hidup menurut Roh? samakah konteks ayat tersebut dgn konteks topik ini?

    baik sekali sdr simon mengingatkan kita semua pada ayat2 tersebut, terima kasih. hanya saja yg saya lihat konteksnya kurang pas dgn yg dibahas disini. soalnya komen sdr simon yg kemudian merujuk ke ayat2 tsb kok kesannya kayak kita2 disini membahas soal "menimbun harta, mengejar materi, fokus sm uang sbg hal utama" padahal kan tidak sampai seperti itu. (well, for me, at least)

    secara pribadi nih, sbg laki-laki, klo saya merasa blm mapan, dalam arti menghidupi diri sendiri aja masih "ngos-ngosan", saya mikir 100x dulu buat berkeluarga. kenapa? lah klo saya sendiri aja masih kesulitan buat memenuhi kebutuhan dasar, gimana saya mencukupi istri dan anak saya nanti. sementara kenyamanan hidup mereka nanti adalah tanggung jawab saya di dunia (dan juga di hadapan Tuhan nanti) sebagai kepala keluarga. dan itulah sebabnya saya merasa harus bisa "mapan"

    apakah berusaha mencari uang yang cukup dan berusaha punya taraf hidup yang baik kemudian membuat saya menjadi "pria duniawi dan masih hidup di luar kasih karunia"? saya bisa berdoa sepanjang hari meminta Tuhan memenuhi kebutuhan saya, tapi tetep saya harus bekerja untuk menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan2 itu. ga bisa saya cuma berdoa beribadah penuh iman terus diem2 aja dirumah dan tau2 ada makanan di depan pintu atau tagihan listrik tiba2 lunas... bahasan di topik ini tuh simply soal itu, seperti pernyataan sdr julie, bukan matrelialistis tapi realistis. saya ga liat disini komen yg menyiratkan pesan "laki-laki harus punya harta atau kaya raya", tapi sebatas "mapan" demi calon keluarganya nanti, mana ada sih ibu yang tega klo nanti anaknya ga sanggup beli susu atau bayar sekolah. itu doank udah, ga usah terlalu dalem sampe nyambung ke hidup di luar kasih karunia, kan itu cuma Tuhan yg tau dan berhak menilai..

  • DEO576

    17 Juni 2015

    saya sadar pengetahuan saya (dalam segala hal yg menyangkut disini) sangat terbatas, saya tidak dalam kapasitas untuk menjudge apapun, maka mohon maaf kalau komentar saya diatas terlalu memusingkan, atau ada yg kurang berkenan.

    regards,

    Deo Gratias ;-)

  • SIMON132

    17 Juni 2015

    pusatt hidup manusia ada di hati dan pikirannya....kalo hati dan pikirannya ditaruh pada yg bukan prinsip....itu sama dengan apa yg dikatakan Yesus, "membangun rumah di atas pasir" anda tau akibatnya....

    prinsip yg benar adalah meletakkan hati dan pikiran pada kebenaran firman Tuhan....kalo firman Tuhan menjadi prinsip berarti apa pun dalam hidup ini harus didasarkan atas firmannya tidak boleh semau maunya buat konsep hidup sendiri...termasuk kemapanan....dalam hal ini Deos "kesanggupan seorang laki laki menafkahi istrinya/keluarganya" kurang lebihnya

    orang yg punya nafkah kan harus bekerja...berkeja juga tidak boleh keluar dari konteks prinsip prinsip firman Tuhan...

    17 Juni 2015 diubah oleh SIMON132

  • SIMON132

    17 Juni 2015

    berikut aku ambilkan dari teks pertanyaan Claudy di tema lahir baru

    Claudy bertanya:

    Kalau begitu seberapa pentingkah kemapanan materi nenurut Pak Simon ketika seseorang sudah bertekad membuat komitmen untuk mencari pasangan hidupnya?

    aku jawab:

    mat malam Claudy....wah kalo senyum kamu seperti ini....suami kamu nanti kalo gajian sampe receh recehnya dikasihkan....

    makasih yaa tanggapannya

    gini non...hidup ini ada langkah awalnya....dari titik mana ia memulainya dan akan kemana tujuan hdupnya...jadi tidak ujuk ujuk ...hidup beriman...langsung bahas materi

    nah orang yang sudah menemukan langkah awal yg bener...dia pasti punya tujuan hidup yang bener pula...dalam konteks inilah yg namanya hidup beriman... karena benar memulai bersama Yesus dan bertujuan memuliakan Yesus...

    Nah kalo konsep hidup beriman kita sudah benar...apakah tuhan tutup mata dengan hidup kita...khususnya yg menyangkut materi ato kemapanan...

    saya yakin akan pimpinannya..dan karena itu saya dipimpin Tuhan bisa kuliah sampai S2... apakah dia juga tidak akan memimpin urusan sehari sehari dengan kelak pasangan saya....

    jadi seberapa pentingkah materi...itu BUKAN pertanyaan utama....karena orang yang beriman dia pasti bukan orang pengangguran...kalo dia bukan pengangguran pasti ada penghasilan...kalo dia punya penghasilan dia akan memberikannya kepada istrinya yang tercinta...

    17 Juni 2015 diubah oleh SIMON132

  • ERNITA390

    17 Juni 2015

    Bravo pendapat Julie,,Juliee bisa mgerti apa yzng aq maksd dgn arti kemapanan trdebut dan melihat pandangan itu dlm arti positive,,Good Juliee☺semoga Tuhan memberi jln buat ktemu pasangan seperti itu,,Amin,,,dan brsvo jg buat penjelasan Deo mnurut saya kapasitas deo dlm memberikan penjelasan ttg kmapanan terjwab dgn penjabaran yg jelas sekali seperti kutipan Deo berikut :

    "kalau menurut saya sihhh.. terlalu jauh untuk mengaitkan konteks kemapanan yg dibahas di topik ini ke masalah "hidup di luar kasih karunia"

    begini, daritadi yg saya tangkap di thread ini terutama dari postnya sdr ernita, julie, dan anto, kita membahas kemapanan dalam konteks "kesanggupan si calon pendamping menafkahi, menopang biaya kehidupan keluarga (istri dan anak-anaknya) nanti setelah menikah" bukan mapan dalam konteks yang kaya raya bergelimangan harta lho.

    mengenai ayat2 diatas, matius 6:19-21, tentang janganlah mengumpulkan harta di bumi, tapi kumpulkan harta di surga? apakah lantas ayat tersebut membuat kita tidak perlu mencari uang di dunia? tentu semua juga tahu bukan begitu maksudnya kan, dan di topik ini dari awal ga ada yg menyiratkan perkataan tentang mengejar harta dunia lalu mengabaikan urusan rohani.. hanya karena disini fokus dibahas aspek dunianya dan ga semuanya mengaitkan dgn spiritualitas (aspek kerohanian) ga berarti orang2 disini melupakan prinsip hidup kristen di dalam pengertian mereka akan kemapanan. toh berkali-kali banyak jawaban yg mengatakan semua kembali ke Tuhan, karena Ia tahu dan akan memberikan yg terbaik."

    Mksd saya dan Julie sudah diperjelas lagi oleh Deo bravo,,☺

    17 Juni 2015 diubah oleh ERNITA390

  • DEBORA588

    17 Juni 2015

    Dear Ernita,

    Mohon dicek kembali apakah saya ada menuliskan kata good woman? sepertinya tidak ... saya menuliskan godly woman dan bukan good woman, itu dua hal yang berbeda. Dan komentar saya pun saya dedikasikan untuk saya sendiri (lihat tanda hastag or tanda pagar #teguran untuk diri sendiri)

    Godly Woman : She is Far More Precious than Rubies. - Proverbs 31:10

    Selamat pagi dan selamat beraktifitas.

    Gbu all

  • 17 Juni 2015

    nice quote debora... sesuai yg tertulis dalam hadist:

    "sesungguhnya, wanita2 soleha akan mendapatkan pria2 saleh pada akhir nanti"

    hehehe... just kidding guys,

    tapi emang benar, hendaknya sesuatu yg baik berawal dari diri sendiri dahulu, kalo emang ada bad person and get a good person,,, gawat tuh, bagus kalo orang yg baik bisa merubah hidup orang yg gak baik... tapi kl sebaliknya, orang yg baik jd ikut2an gak baik, malah bisa bahaya..

    DEBORA588 tulis:

    if you want a godly man, become a godly woman first (begitu pun sebalik nya)

    #teguran untuk diri sendiri O:)

  • JULIE715

    17 Juni 2015

    wow Deo.... just.. wow.. ;-)

    "bahasan di topik ini tuh simply soal itu, seperti pernyataan sdr julie, bukan matrelialistis tapi realistis. saya ga liat disini komen yg menyiratkan pesan "laki-laki harus punya harta atau kaya raya", tapi sebatas "mapan" demi calon keluarganya nanti, mana ada sih ibu yang tega klo nanti anaknya ga sanggup beli susu atau bayar sekolah. itu doank udah, ga usah terlalu dalem sampe nyambung ke hidup di luar kasih karunia, kan itu cuma Tuhan yg tau dan berhak menilai.."

    enough said..

    kenapa itu tanggapannya pak simon jadi "tidak boleh semau-maunya buat konsep hidup sendiri"? bagian mana dari jawaban deo yg menyiratkan dia tidak hidup menurut prinsip firman Tuhan?

    bener kata deo, terlalu jauh lho itu korelasinya.. diluar konteks..

    sist ernita,, amiinn.. semoga kita dapet calon pemimpin keluarga yg punya point of view seperti penjabarannya deo ya.. :D ga minta & berharap yg berlebihan, cuma ingin memastikan si pria bertanggung jawab lewat bekerja keras untuk menopang hidup calon keluarganya nanti. toh kita sbg wanita juga ikut sama2 berjuang, ga cuma mengharapkan "hidup enak" dr pasangan ;-)

  • JULIE715

    17 Juni 2015

    Bte, setuju sama kak Debora, Merli, & VIc, kita akan diberi Tuhan pasangan yg sepadan sama kapasitas diri kita. Langkah pertama untuk mendapatkan pasangan yg baik sesuai keinginan, adalah dengan membenahi diri sendiri buat jadi calon pasangan yg potensial juga :$)

  • ERNITA390

    17 Juni 2015

    Dear debora,

    Ini misunderstanding saja jdi jgn dibawa ke hati just think positive & sorry if you don't mind,,

    Dear Julie,

    Amin semoga Tuhan mengabulkannya dan semoga dlam waktu dekat ini,,GBU,,thanx for all suggestion in this topic ☺

    17 Juni 2015 diubah oleh ERNITA390

  • BOMBOM258

    17 Juni 2015

    Kemapanan si menurut sy tu tergantung masing2,tergantung gaya hidup,tergantung komunitas dan lain sebagainya yg menjadi faktor.

    namun faktor utama menurut sy yaitu seberapa kuat iman percaya seseorang dalam menjalani kehidupan dunia realita,akan menjawab sendiri tingkat kemapanan pasangan yg dia cari

  • SIMON132

    21 Juni 2015

    fakta berbiicara..

    wanita lebih memilih pria mapan (secara materi, punya perkerjaan yg bagus)....WALAU iman kekristenannya tidak jelas...yg penting mau ke gereja...

    nah ketika satu kali ada persoalan....ujungnya pasti cearai...7 tahun kemudian si suami selingkuh cari yg lebih muda/cantik lagi....karena dia banyak uangnya....

    tidak sedikit wanita di JK yg ternyata statusnya bercerai...walau umurnya relatif masih muda ...

  • EDYSAN189

    11 Juli 2015

    Maaf mbak ernita saya rasa anda juga kurang cantik dan kurang dari segi fisik maupun materi.

    seorang pria kalau cinta tidak perlu anda ragukan akan materinya baik cara berhutang, bekerja, dll pasti diberikan ke istri dan anaknya. Saya pengalaman ditolak karena materi dianggap kurang, tetapi saya tetap optimis saja melihat ke depan. Hidup berproses terus mengapa harus lihat harta duniawi yang tidak kekal?

    11 Juli 2015 diubah oleh EDYSAN189

  • DENDI082

    11 Juli 2015

    Topik yg menarik.

    Mapan dalam kamus saya berarti cowo bertanggung jawab terhadap pasangannya. Bukan hanya dalam hal materi saja. Setuju sekali dengan pendapat sahabat JK. Bahwa mapan bukan hanya dalam hal materi tapi juga dalam hal rohani.

    Percayalah bahwa ketika kami (laki-laki) mengucapkan ikrar didepan pendeta bahwa akan memelihara dan menjaga pasangan berarti kami siap untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangga.

    Mapan bukan berarti siap rumah, siap mobil, siap kartu kredit

  • DENDI082

    11 Juli 2015

    Siap ini dan itu. Banyak saya melihat teman2 saya ketika mereka menikah diawal mereka berjuang bersama. Dan puji Tuhan mereka berhasil melalui semuanya.

    Dan alangkah nikmatnya apabila berjuang bersama pasangan.

    Saya percaya teman-teman pria diJK adalah pribadi yg bertanggung jawab, dan jangan lupa anugerah dan berkat Tuhanlah yg menjadikan kaya.

    Kita bisa kaya/berkecukupan hanya karena kasih dan anugerah Tuhan.

    So bisa dibayangkan kerja keras + anugerah Tuhan = luar biasa.

    Tuhan memberkati.

  • EZERIA635

    11 Juli 2015

    Yang penting ada usaha agar keluarga berkecukupan,selama masih dijln Tuhan n gk keluar dr firman Tuhan pasti Tuhan membr kelimpahan.Amin...

76 – 100 dari 266    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 3  4  5 ... 11  Selanjutnya Kirim tanggapan