Mengobati Trauma Masa Lalu
-
26 Maret 2016
Kuncinya IKHLAS.
26 Maret 2016 diubah oleh VERONICA724
-
26 Maret 2016
Dengerin tuh jama'ah,, mama dedeh lagi ngomong
VERONICA724 tulis:
Kuncinya IKHLAS.
-
26 Maret 2016
Akika dedek veronica kak -_-
-
27 Maret 2016
VERONICA724 tulis:
Kuncinya IKHLAS.
шаhhh,, качахлча PёгLц май99¡| тцкай9 кцис¡ ке|¡|¡п9 24/7 й¡ёсннн
б0-кэу
27 Maret 2016 diubah oleh ZEGA376
-
27 Maret 2016
Bergantung bagaimana memandang ms lalu. Bila menganggapnya sebagai "luka" maka seperti luka-lah rasanya. Luka dgn segala kemungkinan perjalanan penyembuhannya. Ada yg sempurna tanpa bekas, ada yg berbekas, ada sesekali terbuka lagi, malah ada yg tidak sembuh krn byk fc penyulit. Dan yang pasti, membawa emosi negatif itu seperti membawa beban, sangat membuat tidak nyaman.
-
5 Januari 2023
Mau nanya dong apakah trauma masa lalu bisa benar" 100% hilang / sembuh ? Soalnya dari yg dibaca dan dari kisah temen mereka g 100% pulih (masih suka sedih kalo keingat/kadang dibahas yg mereka alami dulu (trauma)) tapi mereka bisa mendapat jodoh yg benar" tepat. Saya bingung ada org yg punya trauma berakhir (tanpa sadar) mengulangi trauma masa kecilnya / masa lalunya. ada juga yg punya trauma tapi berakhir baik.. kenapa bisa begitu ? 🙏
-
5 Januari 2023
Proses yang panjang dan bertahun2 dek DIN. Pas banget mau nulis tentang ini di kolom Parenting, eh kamu buka kolom lama yang lebih tepat. Saya akan share dan isi kolom trauma ini....
-
5 Januari 2023
Ditunggu kak Nona🤗
KAKNONA645 tulis:
Proses yang panjang dan bertahun2 dek DIN. Pas banget mau nulis tentang ini di kolom Parenting, eh kamu buka kolom lama yang lebih tepat. Saya akan share dan isi kolom trauma ini....
-
5 Januari 2023
Kalo kalian trauma sini sini biar gua yg obatin wkw 😂
-
5 Januari 2023
Trauma memang bisa sembuh. Kuncinya adalah berdamai dengan diri sendiri, dan cari bantuan orang yang lebih profesional.
-
5 Januari 2023
Halo EDINA743, terima kasih sudah mengangkat topik ini lagi.
Pas banget saya saat ini sedang memproses salah satu trauma saya.
Saya pikir saya sudah menyelesaikannya dengan tuntas, ternyata belum sepenuhnya dan terungkit lagi.
Sumber trauma saya adalah orang tua saya sendiri. Jika saya menuliskan ini, bukan berarti saya tidak menghormati orang tua saya. Mohon dilihat dari perspektif kesehatan mental.
Ayah saya sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhur, meskipun beliau sudah beribadah di gereja. Sementara dalam diri saya sejak masih duduk di Sekolah Minggu, masih sangat belia, sudah terpatri bahwa TUHAN YESUS KRISTUS lah satu-satunya JURUSELAMAT, dan yang mencintai seluruh bangsa.
Ayah saya tidak setuju saya berteman dengan laki2 dari suku lain, apalagi menikah dengan suku lain. Sementara saya sangat cinta Indonesia dan sejak kelas 4 SD sudah bercita2 keliling Indonesia untuk menceritakan tentang kasih TUHAN YESUS, maka buat saya tidak masalah kalau saya berteman dengan orang beda suku.
Tedeeedeeedenngg... deng deng deng deng...
Tahun 2006 saya berteman dengan beda suku, sebut saja Uwa. Ayah tidak setuju, tapi Ibu mendukung saya. Terjadilah argumentasi sengit antara Ibu dan Ayah karena hal tsb. Singkat cerita ibu saya meninggal dunia. Otomatis hilang dukungan.
Lalu paman memperkenalkan saya dengan seseorang yang satu suku, sementara saya masih berteman dengan Uwa. Ketika saya menolak yang sesuku ini, dari sambungan telepon ayah saya marah dengan nada tinggi: "Cari bapak mu di luar sana. Aku bukan bapakmu lagi." Itu sama saja artinya ayah membuang saya demi adat istiadat yang beliau banggakan.
Jiwa saya terluka, saya merasa terbuang, dan merasa menjadi anak durhaka karena tidak taat padanya.
Akhirnya saya putus dengan Uwa. Saya baru membuka hati kepada laki2 berikutnya di tahun 2020. Dan itu pun putus juga akhirnya... nyeri banget nget nget hati ini. Beda suku juga. Dan saya memang meminta kepada Tuhan jodoh dari suku yang berbeda, supaya nyata kasih Tuhan atas segala bangsa dalam hidup saya.
Dan saya mengevaluasi diri saya lagi, kenapa saya sulit menjalin relasi dengan lawan jenis yang ada potensi menjadi "pacar atau pendamping hidup"? Ternyata itu semua karena luka batin yang ditorehkan ayah saya, yang belum tuntas saya selesaikan. Dan itu tersimpan dalam alam bawah sadar, sehingga tanpa saya sadari saya tidak bisa bersikap atau berkata2 yang tepat terhadap orang yang justru saya suka.
Yes he loves me. Yes he cares for me. But the way he shows his love and care not always right and quite often damaged my soul (batin). Bahkan saya masuk JK pada awalnya adalah untuk cari jodoh segera biar sempat membahagiakan ayah saya. Dan itu salah. Jangan menikah karena kerinduan orang lain.
Saya berfikir saya sudah mengampuni ayah saya sepenuhnya, namun ternyata belum. Pengampunan dan proses pemulihan dari trauma terjadi setahap demi setahap, selapis demi selapis.
Ini yang saya lakukan:
1. Meminta pertolongan TUHAN untuk:
a. memunculkan kembali kata2 atau perbuatan ayah yang melukai jiwa saya.
b. memahami alasan ayah berkata2 atau berbuat demikian.
c. membukakan apa sebenarnya kebutuhan emosional saya yang tidak terpenuhi atau tersinggung oleh perkataan/perbuatan ayah saya.
d. mengisi kebutuhan emosional saya dan memampukan saya mengampuni ayah saya.
2. Mengambil keputusan untuk mengampuni ayah atas setiap perkataan dan perbuatannya tersebut.
3. Meminta maaf dan pengampunan atas respon saya yang salah terhadap perkataan/perbuatan ayah saya, baik di hadapan ayah maupun di hadapan TUHAN.
4. Menerima dan mengimani pengampunan yang TUHAN berikan.
Demikiam seterusnya setiap kali ada hal yang tidak benar muncul kembali diingatan saya. Dan pada pagi hari ini, saya pun sedang melakukan proses di atas.
Yakobus 5:16 (TB) Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Catatan:
I love my father and will always love him. Though we have different point of view, I honor him and respect him. Hingga skrg belum bisa lepas dari punggung atau ketek ayah malah, maklum keluarga kolokan. Berantem iya, tapi nempel terusss...
5 Januari 2023 diubah oleh KAKNONA645
-
5 Januari 2023
KAKNONA645 tulis:
Halo EDINA743, terima kasih sudah mengangkat topik ini lagi.
Pas banget saya saat ini sedang memproses salah satu trauma saya.
....I love my father and will always love him. Though we have different point of view, I honor him and respect him. Hingga skrg belum bisa lepas dari punggung atau ketek ayah malah, maklum keluarga kolokan. Berantem iya, tapi nempel terusss...
😇🙏
5 Januari 2023 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
5 Januari 2023
Ternyata berpengaruh ya kak...🥲
KAKNONA645 tulis:
Halo EDINA743, terima kasih sudah mengangkat topik ini lagi.
Pas banget saya saat ini sedang memproses salah satu trauma saya.
....I love my father and will always love him. Though we have different point of view, I honor him and respect him. Hingga skrg belum bisa lepas dari punggung atau ketek ayah malah, maklum keluarga kolokan. Berantem iya, tapi nempel terusss...
5 Januari 2023 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
5 Januari 2023
Thanks sharingnya@KAKNONA645. Tdk semua org berani membuka diri menceritakan pengalaman hidupnya seperti dirimu. Banyak hikmah yg bisa ditarik dari sharing ini.
KAKNONA645 tulis:
Halo EDINA743, terima kasih sudah mengangkat topik ini lagi.
...I love my father and will always love him. Though we have different point of view, I honor him and respect him. Hingga skrg belum bisa lepas dari punggung atau ketek ayah malah, maklum keluarga kolokan. Berantem iya, tapi nempel terusss...
5 Januari 2023 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
5 Januari 2023
Trims Nona😊😇
-
5 Januari 2023
Sangat traumatis sekali kisah Kakak Nona. Saya jadi ingin membagikan kisah traumatis saya. Tapi karena ada 2 cerita, dan kisahnya sangat panjang jadi akan saya buat 2 sesi.
Kapan ? Paling cepat nanti malam.
-
5 Januari 2023
Setiap oramg pasti punya kisah traumatis Dan.
Saya tulis di atas tuh tujuannya bukan untuk mempermalukan ayah saya. Tapi mudah2an bisa diambil hal baik dari situ. Dan saya terapkan prosesnya, sehingga saya bisa bebas dari kepahitan. Kebetulan beberapa hari ini saya lagi merenung, kenapa saya ga bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang yang saya suka? Tapi kalau komunikasi sama yang saya tidak punya perasaan sama sekali, lancar2 aja. Contohnya: ngobrol ma kamu, nanggepi Mas Egi, bang yos, Lukas, Pak Bagus, Pak Xave, dan Pak Ismu.
Ternyata, ada yang menghambat saya. Kepahitan yang masih belum tuntas, meskipun sebesar duri ikan yang nyangkut di celah gigi.
DANIEL510 tulis:
Sangat traumatis sekali kisah Kakak Nona. Saya jadi ingin membagikan kisah traumatis saya. Tapi karena ada 2 cerita, dan kisahnya sangat panjang jadi akan saya buat 2 sesi.
Kapan ? Paling cepat nanti malam.
5 Januari 2023 diubah oleh KAKNONA645
-
5 Januari 2023
Iya dek. Setelah mengampuni ayah, baru deh bisa mengampuni mantan. Bahkan melupakannya.
😅😂😅🤣😂😂
EDINA743 tulis:
Ternyata berpengaruh ya kak...🥲
-
5 Januari 2023
Terima kasih Kak Marina. Senang lihat senyum kk yang merekah. Aku inbox kk boleh ya...
MARINA562 tulis:
Thanks sharingnya@KAKNONA645. Tdk semua org berani membuka diri menceritakan pengalaman hidupnya seperti dirimu. Banyak hikmah yg bisa ditarik dari sharing ini.
-
5 Januari 2023
Membaca kisah traumatis Kakak Nona, saya yakin, kisah saya tidak ada apa-apanya dibandingkan cerita kakak Nona.
-
5 Januari 2023
Menghilangkan trauma termasuk karya rohkudus, cara dunia bisa tapi sesaat itu hipnoterapi, minta kekuataan dari surga,caranya puasa, mengampuni orang lain yg kamu benci, bersykur, baca alkitan rutin, memberi kepada yg membutuhkan, mengampuni masa lalu, berdoa, yakini imanmu bahwa tuhan sanggup memulikan traumamu dan percayalah pasti bisa👍 dahsyat sih kalau dipenuhi semua unsurnya, sebenarnya 1 doang kalau iman percaya mu sebiji sesawi, ga ada yg mustahil.secara gampangnya traumanya dilawan sampai 1000kali masa masih trauma, kelewatan kalau masih trauma😆😆
-
5 Januari 2023
Makasih kak apa yang kak nona sampaikan sangat menjadi renungan dan membantu aku buat suatu langkah kemajuan🫂🫂🫂
Kebetulan punya trauma & kesedihan dan dari sini jadi tau langkah yg di ambil buat memutuskan penghambat ini. Terima kasih banyak kak🫂🫂🫂
KAKNONA645 tulis:
Setiap oramg pasti punya kisah traumatis Dan.
...
Ternyata, ada yang menghambat saya. Kepahitan yang masih belum tuntas, meskipun sebesar duri ikan yang nyangkut di celah gigi.
5 Januari 2023 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
5 Januari 2023
Sama2 dek, senang aku. ternyata pengalamanku ada gunanya.
EDINA743 tulis:
Makasih kak apa yang kak nona sampaikan sangat menjadi renungan dan membantu aku buat suatu langkah kemajuan🫂🫂🫂
Kebetulan punya trauma & kesedihan dan dari sini jadi tau langkah yg di ambil buat memutuskan penghambat ini. Terima kasih banyak kak🫂🫂🫂
5 Januari 2023 diubah oleh KAKNONA645
-
5 Januari 2023
Sama2 Lyn... 🤗
WELLYN308 tulis:
Trims Nona😊😇
-
15 Januari 2023
Beberapa waktu yang lalu saya ada menulis tentang memproses trauma dan pemulihannya. Sejak tulisan tsb, saya ambil waktu sekitar 6 hari berdiam diri untuk berdoa. Karena itulah saya tidak membuka JK sama sekali (8 hari 9 malam).
Selama berdiam diri, saya mengevaluasi diri saya sendiri. Bagaimana respon saya terhadap ayah dan abang, to be honest....tidak baik. Saya cenderung menyimpan/memendam selama ini, dingin thp abang saya, hanya dengar saja tanpa respon hormat, dalam hati ngedumel (lebih tepatnya grudging), my lips is silent but my body language and my eyes rebels against him (abang). Dan itu semua salah, itu dosa.
Sejak 2018 saya menyimpan semua kemarahan dan kepahitan dari abang dan ayah, saat mereka mengingatkan saya untuk segera menikah. Saya akui selama ini saya terlalu menikmati peran sebagai ibu untuk anak2 asuh dan melupakan diri sendiri.
Dalam budaya kami, jika ayah meninggal dunia sementara ada anaknya yang belum menikah, maka ayah tidak akan mendapatkan upacara pemakaman secara adat penuh (saur matua). Dan saya satu2nya anak yang belum menikah. Selama 4 tahun ini saya tertekan merasa menjadi anak durhaka karena belum menikah.
Termotivasi dengan kemarahan dan kepahitan tersebut di atas, saya berusaha untuk membuka hati. Tahun 2020 saya berteman namun not ending well. I fell into depression. I fought my depression through sermons and worship songs from internet. I made it through and overcame it without any medicine.
Pada malam akhir tahun 2022 kemarin, ternyata ayah meminta diadakan doa secara adat leluhur sama seperti pada malam pergantian tahun 2018 ke 2019. Saya tetap tidak mau menyentuh atau melakukan cara doa demikian karena bertentangan dengan iman dan cara berdoa yang Tuhan Yesus Kristus ajarkan.
Ada konflik laten antara saya dengan abang karena bahasa tubuh saya yang menolak hal tsb. Trauma saya di tahun 2018 mencuat kembali ke permukaan. Agar saya tidak bertindak bodoh dan meledak tanpa kendali, saya diam saja sepanjang mandok hata di malam tahun baru kemarin. Dan akhirnya bisa saya sampaikan kepada seluruh anggota keluarga setelah saya berdiam diri dan berdoa, itu pun lewat group wa keluarga.
Kemudian secara tatap muka, saya pun meminta maaf kepada ayah dan abang atas respon saya yang salah terhadap mereka. Saya mengakui secara sadar selama kurang lebih 4 tahun ini saya telah menjadi batu sandungan bagi keluarga sendiri dan bukannya menjadi saluran berkat. Saya telah berdosa dihadapan Tuhan karena menyimpan kemarahan dan kepahitan dan menolak untuk mengampuni abang (secara otomatis terhadap ayah saya juga).
Kami pun saling memaafkan dan menerima prinsip hidup masing2.
Kemarahan dan kepahitan hanya membuat penyakit dalam tubuh dan menghambat berkat dari Tuhan, tidak ada sukacita dan damai sejahtera. Saya sangat bersyukur Tuhan masih berikan kesempatan bagi saya untuk bertobat.
Dari perenungan selama 6 hari kemarin, saya mendapatkan jawaban yang jelas: saya akan menikah. Not for my earthly father's sake, but for my sake and my heavenly FATHER's sake. My marriage life will be honoring HIM and to glorify HIM.
Setelah berdamai dengan sesama (ayah dan saudara), kini tangan saya terbuka lebar untuk menerima berkat Tuhan: calon suami yang hanya dari TUHAN, bukan karena keinginan daging (mata) saya. Siapa, dari mana, di mana dan kapan? Aku tak tahu...
Someone (Mas Ad) sent me a song with his beautiful voice: "waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dimengerti. Lewati cobaan ku tetap percaya, waktu Tuhan pasti yang terbaik."
Sama seperti lagu tsb, demikianlah saya akan bersabar menantikan orang pilihanNYA datang menghampiri saya. Sementara itu, fokus saya saat ini adalah memperbaharui hati dan pikiran saya agar dapat mengetahui kehendak TUHAN dalam hidup saya dan melakukannya, seperti yang tertulis dalam Roma 12:2...
"And be not fashioned according to this world: but be ye transformed by renewing of your mind, and ye may prove what is the good, acceptable and perfect will of God."
Doa: BAPA, we are living in a broken world. Kami penuh dengan luka oleh karena dosa2 kami maupun sesama. Kami sebenarnya saling mengasihi, namun kami sering saling menyakiti. Kami memohon sembuhkan luka batin kami (JKers), sebelum kami memutuskan untuk menikah (kembali). Jangan biarkan kami melakukan kesalahan (kembali), namun mampukan kami untuk mengakui dosa dan bertobat, kembali ke jalanMu lagi. Kiranya berkatMu mengalir bagi kami anggota JK, dan menemukan pasangan hidup kami masing2 melalui tuntunan Roh KudusMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami memohon dengan ungkapan syukur. Amin.
15 Januari 2023 diubah oleh KAKNONA645