Seberapa penting studi postgrad (S2, S3)
-
19 April 2016
Hi sobat2, pagi pagi mau coba melontarkan satu topik sesuai judul. Mohon ditanggapi ya jika kamu cewek, yang pd akhirnya jika nanti jadi istri malahan suami meminta utk jd full IRT (tdk utk jd wanita karir di kantoran), sementara sudah bergelar S2. Apa alternatif gebrakan kamu agar tdk sia2 prnah studi S2 atau S3.
19 April 2016 diubah oleh SISKA774
-
19 April 2016
S2 ku untuk obsesi kak, hehe obsesi jurusan yg sesuai keinginan aku, cz s1 nya ada campur tangan dr mama :D tp setelah di jalani, dan soon akan menjadi IRT pun ga mslh kak, meski kita di rumah, kita kan juga harus cerdas untuk mendidik anak juga nantinya hoho :D
-
19 April 2016
Klo pun S2 / S3 berujung di IRT, yg pasti....anak kita bangga krn ibunya..meski sekolah tinggi..justru rela melepas pendidikan demi memberi perhatian penuh pada anak"nya.
Supaya tdk sia"...bikin saja kursus di rumah.
Atau bisa dgn ikut assistant research yg notabene ga harus menyita waktu banyak.
-
19 April 2016
Heeee saya masih bs berwirausaha menggunakan gelar M.Pd saya dgn membuka bimbel atau les privat. Tetap terbuka juga untuk jadi pembicara dibidang pendidikan. Sebenarnya banyak juga kok loker guru atau dosen freelance.
Ya, intinya tetap memprioritaskan keluarga ya mbak siska. Apalgi klo skrg masih single blm berkeluarga kesempatan untuk mengupgrade diri masih besar, kt bs mengisi diri kita mjd pribadi yg lbh berkualitas. Bukan hanya untuk kita tapi untuk suami,anak-anak, keluarga kita dimasa mendatang
-
19 April 2016
Dian sastro sudab mnjawab ini, seorg wanita wajib berpnddikan bkn hnya untk berkarier tpi untk menddik ank2nya dan mnjlnkan rumah tangganya dgn lbih baik....jd tdak ada yg sia2 klo mnurutku :)
-
19 April 2016
nimbrung ya..........
jgn pernah merasa rugi krn sekolah tinggi2 atw jauh2 ..... namun kemudian hanya jadi ibu rumah tangga..... klw hanya teori dan pengetahuan formal mungkin bisa diperoleh lewat buku atau mr google..... namun proses perubahan cara pandang adalah hal yg utama saat proses belajar mengajar (utamanya dibangku kuliah) yg besar kemungkinan akan dpt diterapkan (sadar or nggak sadar) saat mengelola rumah tangga/saat menghadapi masalah. kata org2..... cara pandang mempengaruhi sesorang dalam menyelesaikan masalah yg dihadapinya.......
-
19 April 2016
MARIA148 tulis:
nimbrung ya..........
jgn pernah merasa rugi krn sekolah tinggi2 atw jauh2 ..... namun kemudian hanya jadi ibu rumah tangga..... klw hanya teori dan pengetahuan formal mungkin bisa diperoleh lewat buku atau mr google..... namun proses perubahan cara pandang adalah hal yg utama saat proses belajar mengajar (utamanya dibangku kuliah) yg besar kemungkinan akan dpt diterapkan (sadar or nggak sadar) saat mengelola rumah tangga/saat menghadapi masalah. kata org2..... cara pandang mempengaruhi sesorang dalam menyelesaikan masalah yg dihadapinya.......
Ya betul sekali mbak
-
19 April 2016
Nanya dulu sama TS yang dipertanyakan itu apa? Judul topik nya Seberapa penting studi S2 tapi penjabaran topik nya apa gebrakan yang harus dilakukan supaya S2 ga sia-sia karna jadi IRT.
Kalau seberapa penting S2 ya masing2 pribadi punya jawaban yg beda2. Buat saya pendidikan itu penting baik pendidikan formal, pendidikan karakter dan juga pendidikan agama. Saya sendiri pendidikan nya ga ada ES-ES nya.
Suami blg ga boleh jadi karyawan kantoran, berarti boleh work from home kan? So, pilihan saya jadi consultant yg deliverable nya hanya produce report/TOR/Policy, ga harus datang ke kantor.
19 April 2016 diubah oleh DEBORA588
-
19 April 2016
Full time IRT ? kalo saya nangkapnya full mengerjakan pekerjaan Rumah Tangga mulai dari mengelola RT, mengurus keperluan anak dan suami seharian. Kalo itu yang terjadi, saya pun langsung bargaining sama suami. Bukan apa-apa, kalo saya pribadi pasti angkat tangan. Jadi IRT bukan hal yang mudah.
Saya memilih untuk tidak full time dengan melakukan kegiatan sampingan entah itu partime (kalo memiliki ijasah s2 ato s3, bisa kok ngajar partime), jadi konsultan ataupun webpreneur. Pekerjaan utama saya adalah Ibu Rumah tangga yang punya pekerjaan sampingan.
Btw, buat saya, ga ada pendidikan yang sia-sia. Mengelola rumah, tangga, mendidik anak juga butuh ilmu. Jadi, sosok IRT yang diperlukan tidak hanya bisa masak, nyuci, sama beres-beres rumah tapi juga ilmu yang mumpuni. Bukannya pendidikan pertama anak didapat dari rumah ?
Oh iya, gimana dengan suami ? jadi tempat bertukar pikiran, memberi masukan dalam menyelasaikan masalah, bukannya itu butuh ilmu ya ? Walaupun memang tidak semua ilmu didapatkan dari bangku sekolah.
Jadi sekali lagi ga ada pendidikan yang sia-sia. Semua bakal kepakai kok tanpa kita sadari.IRT itu profesi hebat. Hanya orang-orang yang tough yang bisa melakukannya. Kalo saya, masih harus buanyyaaaaakkkk belajar.
-
19 April 2016
pengen bs lanjut S2 tp dgn kerjaan yg kdg mlm aja msh dicall jg..susah bt bagi waktu..
tp setuju dgn comments atas semua..mgkin jika sdh S2 dan S3 mgkin bs buka les private ato buka teras pendidikan bt anak2 tdk mampu..ya sambil dapat uang tambahan jg bs berbagi..makin diaplikasikan makin nancep diotak..krn kdg kerja saja tdk sesuai degn jurusan waktu kita kul dulu..
ato mo lbh byk profit ya jd consultant, pembicara seminar tp tdk bs full jd IRT tentunya.. mn yg baek saja..
buka advertising sendiri bagi yg jago web designer dan multimedia..byk cara..
#maap krn sy ga S2 ato S3 jd hny memberi comments sebatas yg aku tau
-
19 April 2016
Saya ga punya es-es gtu..abis kmrin sakit kepala jd dlarang...nyesel sih temen bnyk yg lanjut mau pd S2 mereka rata-rata..tapi ya stidaknya seorang wanita kuliah itu bisa menambah wawasannya untuk bersaing di medan kehidupan sana,ibaratnya ga gampang menyerah kalo ada masalah..
Buat anak dn klrg jg nti bisa menjadi lebih terbuka dalam menerima wawasan ato istilahnya cpt tanggap gimana merawat anak/menempatkan diri di klrg besar...
-
19 April 2016
Klo buat saya sih sebagai sumber pengembaangan dan peningkatan kualitas diri semakin banyak belajar akan semakin baik,mumpung belum nikah,setidaknya meskipun kembali ke dapur masih banyak gebrakan yg bisa dilakukan dengan modal pendidikan yg sudah di punyai....
-
19 April 2016
Pgn kuliah lagi,,, tp gk utk S2...pgn kul teknologi pangan,,,,pgn kursus bbrp jg...cuman sanggup gk yaa...takut kecapean...hehe
-
19 April 2016
Buat sy gk sia sia,,,
Ilmu bisa kita terapkan dg anak anak kita nanti atau bisa dijadikan terapan dlm kehidupan sehari hari.... Banyak hal sis,,,
Berpikir luas saja...
SISKA774 tulis:
Hi sobat2, pagi pagi mau coba melontarkan satu topik sesuai judul. Mohon ditanggapi ya jika kamu cewek, yang pd akhirnya jika nanti jadi istri malahan suami meminta utk jd full IRT (tdk utk jd wanita karir di kantoran), sementara sudah bergelar S2. Apa alternatif gebrakan kamu agar tdk sia2 prnah studi S2 atau S3.
-
19 April 2016
SISKA774 tulis:
Hi sobat2, pagi pagi mau coba melontarkan satu topik sesuai judul. Mohon ditanggapi ya jika kamu cewek, yang pd akhirnya jika nanti jadi istri malahan suami meminta utk jd full IRT (tdk utk jd wanita karir di kantoran), sementara sudah bergelar S2. Apa alternatif gebrakan kamu agar tdk sia2 prnah studi S2 atau S3.
Halo kk...
Menjadi ibu rumah tangga yg mengurus suami dan anak sebenarnya juga enak kalau dibayangkan. Ga begitu banyak beban pikiran sama masalah pekerjaan hahaha
Mungkin kalau aku atau kakak2 yg lainnya berada di posisi itu (suami meminta menjadi IRT full) bisa mencoba menulis, menulis artikel, blog, buku, dan apa saja yg ada hubungannya dengan pendidikan/keilmuan yg kita kuasai. Dengan begitu, kuliah kita ga sia2 & bisa bermanfaat bagi org banyak hehe
-
19 April 2016
Agar tidak lari, saya coba luruskan.
Bukan melihat rugi atau untung kok, tapi melihat peluang apa, gebrakan apa yg bisa dilakukan seorang istri yang pernah studi S2/S3, tapi dipesankan oleh suami untuk tidak berkarir dikantor (kerja sama orang).
MARIA148 tulis:
nimbrung ya..........
jgn pernah merasa rugi krn sekolah tinggi2 atw jauh2 ..... namun kemudian hanya jadi ibu rumah tangga..... klw hanya teori dan pengetahuan formal mungkin bisa diperoleh lewat buku atau mr google..... namun proses perubahan cara pandang adalah hal yg utama saat proses belajar mengajar (utamanya dibangku kuliah) yg besar kemungkinan akan dpt diterapkan (sadar or nggak sadar) saat mengelola rumah tangga/saat menghadapi masalah. kata org2..... cara pandang mempengaruhi sesorang dalam menyelesaikan masalah yg dihadapinya.......
-
19 April 2016
Di sepakati dgn suami dulu utamanya. Yg jelas akan banyak manfaatnya buat keluarga -- ekonomis maupun non ekonomi.
-
20 April 2016
mmm, seberapa penting ambil post grad ya sis?
Menurur saya, APA PUN yang mau kita lakukan, cukup ditanya "UNTUK APA?"
Nah kalau jawabannya "iseng", atau "mmm... gga tau tuh" ya artinya tidak penting.
Hanya satu obat untuk kegiatan yg tidak penting alias iseng, yaitu kalau sudah kebanyakan duit/ kelebihan waktu, hahahaa....
Selain itu, kegiatan iseng seperti mengganggu orang, bergosip, menyebar fitnah, ya gga penting.
Nah, contoh2 jawaban yg saya anggap penting untuk ambil post grad, misalnya:
1. Tempat kerja memberi apresiasi dengan promosi jabatan utk tiap ijazah dan sertifikasi yg kita miliki. Misal BUMN, PNS, institusi pendidikan. Biasanya bagi perusahaan swasta ijazah itu tidak terlalu penting, yg penting bisa kerja kasih untung perusahaan.
2. Mau cari jodoh yg berkualitas.
3. Mau nambah komunitas/ teman yg berkualitas.
4. Gengsi, hanya orang indo yg titel di tulis tulis lho.... bahkan di undangan kawin. Ntah apa hubungannya... Selain itu mungkin buat pejabat, buat kaum profesional seperti pengacara, dokter, insinyur, titel itu penting lhoo...
5. Memang mau mengembangkan potensi diri, peduli dengan ilmu. Karena cukup banyak penyelenggara post grad yg abal-abal, ngga perlu kuliah langsung wisuda.
6. Anda yakin mendapat sesuatu yg berharga. Jangan sudah buang waktu, buang tenaga, buang uang, malah nyesel ngapain sih kuliah lagi? Jadi mau ambil post grad pun ambil kampus yg bagus.
mmm.. kiranya gitu dulu...
20 April 2016 diubah oleh MUWARDY036
-
20 April 2016
memang klo diluar undangan kawin ga diksh titel gitu ya?
MUWARDY036 tulis:
4. Gengsi, hanya orang indo yg titel di tulis tulis lho.... bahkan di undangan kawin. Ntah apa hubungannya... Selain itu mungkin buat pejabat, buat kaum profesional seperti pengacara, dokter, insinyur, titel itu penting lhoo...