Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Saat usia produktif di kota; usia non produktif kembali ke desa

ForumCampur-campur

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan

  • FLEMMING786

    20 April 2016

    Selamat pagi teman-teman,

    Adakah yang memiliki hasrat atau pun motivasi yang seperti judul di atas.

    Selama usia produktif benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mengumpulkan baik itu materi, pengetahuan dan resources lain di kota atau pun di negara lain, hidup independen jauh dari keluarga dan sanak famili (hidup dengan pasangan bila sudah menikah).

    Kemudian setelah memasuki masa usia non produktif, menjadi senior citizen, memutuskan kembali ke desa untuk berkontribusi demi membagi pengetahuan, pengalaman serta sedikit berkat demi pengembangan masyarakat di desa asal nya (community developmen).

    Boleh dishare cerita dan tanggapannya nya ya..

    20 April 2016 diubah oleh FLEMMING786

  • NING353

    20 April 2016

    Heeeee yupp bang, khayalan (ciee...) untuk beberapa tahun mendatang (sendiri atau berkeluarga). Saya malah ingin bisa tinggal di daerah kepulauan terpencil di Indonesia serta memberikan kontribusi lebih disana. Mengingat ada banyak pulau-pulau kecil/gili yg masih miris keadaannya pada semua aspek kehidupan.

    Contoh aja di Gili Asahan, Sekotong, NTB, Pulau Lombok yg indah dgn panorama waouhhnya tak seindah dgn dunia pendidikannya. Di Gili Asahan tdk ada listrik, tdk ada air tawar, pulau berpenduduk 33kk ini memiliki 1 sekolah dgn 12 murid yg rumornya bakal ditutup. Kalo sakit harus ke puskesmas dgn jarak 25 km, menyebrangi lautan dan jalan tanah. Ehmmm...msh bnyk potret kehidupan anak kepulauan.

  • MEY072

    20 April 2016

    bagus bgt impiannya mbk..moga Tuhan ijinkan ya;-) #bibit pemimpin yg bagus ini:up:

    NING353 tulis:

    Heeeee yupp bang, khayalan (ciee...) untuk beberapa tahun mendatang (sendiri atau berkeluarga). Saya malah ingin bisa tinggal di daerah kepulauan terpencil di Indonesia serta memberikan kontribusi lebih disana. Mengingat ada banyak pulau-pulau kecil/gili yg masih miris keadaannya pada semua aspek kehidupan.

    Contoh aja di Gili Asahan, Sekotong, NTB, Pulau Lombok yg indah dgn panorama waouhhnya tak seindah dgn dunia pendidikannya. Di Gili Asahan tdk ada listrik, tdk ada air tawar, pulau berpenduduk 33kk ini memiliki 1 sekolah dgn 12 murid yg rumornya bakal ditutup. Kalo sakit harus ke puskesmas dgn jarak 25 km, menyebrangi lautan dan jalan tanah. Ehmmm...msh bnyk potret kehidupan anak kepulauan.

  • 20 April 2016

    Ada bbrp rencana ms tua yg saya buat dan balik hidup tenang di kampung masuk salah satunya. Kembali di tempat saya dibesarkan. Cukuplah ms muda merantau, ms tua saya ingin habiskan di kampung, tapi pilihannya tergantung keadaan nanti.

  • NING353

    20 April 2016

    MEY072 tulis:

    bagus bgt impiannya mbk..moga Tuhan ijinkan ya;-) #bibit pemimpin yg bagus ini:up:

    --------------

    Amin,

    Mbak Meyy... Ayooo ikutannnn. Sementara ini sharing n traveling aja duluu. Pasti ntar dirimuu ikutan termehek2 lihat sodara-sodara kita disanaa

  • MEY072

    20 April 2016

    ammiinn jika Tuhan ijinkan:-)

    NING353 tulis:

    --------------

    Amin,

    Mbak Meyy... Ayooo ikutannnn. Sementara ini sharing n traveling aja duluu. Pasti ntar dirimuu ikutan termehek2 lihat sodara-sodara kita disanaa

  • MARIA148

    20 April 2016

    masa tua mulai dirancang dari skrg..... rencananya saat produktifitas sdh mulai menurun pengen tinggal dirumah yg bukan pemukiman padat.....berhalaman luas punya usaha yg bersahabat dgn alam n bisa dilakukan disekitar rumah...... seperti beternak ayam kampung sambil nanam2 berbagai kebutuhan sehari2 disekitar rumah (mulai dirintis/dipersiapkan dari sekarang) minimal klw kerabat ke rumah ada yg jadi seru seruan.

    hal ini aku lakukan krn apa yg aku geluti skrg terasa cukup menguras isi kepala .... menguras tenaga n menyita waktu yg cukup banyak......

  • MUWARDY036

    20 April 2016

    FLEMMING786 tulis:

    Saat usia produktif di kota; usia non produktif kembali ke

    desa

    Adakah yang memiliki hasrat atau pun motivasi yang seperti judul di atas.

    Selama usia produktif benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mengumpulkan baik itu materi, pengetahuan dan resources lain di kota atau pun di negara lain, hidup independen jauh dari keluarga dan sanak famili (hidup dengan pasangan bila sudah menikah).

    Kemudian setelah memasuki masa usia non produktif, menjadi senior citizen, memutuskan kembali ke desa untuk berkontribusi demi membagi pengetahuan, pengalaman serta sedikit berkat demi pengembangan masyarakat di desa asal nya (community developmen).

    Kalo orang yg lahir di kota dan kalau ke desa hanya lewat saja, kayaknya gga bakal mikir tinggal di desa.. hehee...

    Saya sendiri lahir di sumatera. Walau bukan di desa, tapi saya merasa nyaman di jakarta. Malah tidak ada rencana pulkam apalgi permanen di sana.

    Mmm, kalau kita lihat pengusaha2, owner perusahaan, apalagi yg memang punya usaha di kota, ngga bakal mau tinggal di desa juga.

    Tidak berarti mereka tidak punya rumah di sana, tapi mungkin beberapa minggu atau bbrp bulan sekali baru mereka beristirahat ke sana.

    Saya tidak pernah mendengar mereka punya keinginan begitu juga. Bahkan seperi pengusaha alm Bob Sadino yg punya peternakan. Tinggalnya ya tetap di kota.

    Mungkin alasan:

    1. Fasilitas kesehatan lebih lengkap. Saya malah ngga abis pikir juga kalau ada sebagian orang yang saat sakit parah malah pulang kampung, seolah siap melakukan perpisahan dengan semuanya. Kok bukannya mencari pengobatan ke kota besar atau keluar negeri ya?

    2. Selama mereka hidup ya mereka mau berkarya. Jadi gga ada kepikiran mau cepet2 ongkang2 kaki. Di suruh pensiun, menepi, menyepi, saya rasa bisa langsung mati.

  • ARIE835

    20 April 2016

    krn terlahir dr kampung pengen ny mati jg di kampung hihihihi....saat udh tua q pengen pulang ke kampung,hidup sbg petani+beternak(ini cita2 q)sykur2 lo q bisa membantu membangun kampung q

  • FLEMMING786

    20 April 2016

    klo kampungnya sudah digusur, gimana pulak itu bro?  ^_^

    ARIE835 tulis:

    krn terlahir dr kampung pengen ny mati jg di kampung hihihihi....saat udh tua q pengen pulang ke kampung,hidup sbg petani+beternak(ini cita2 q)sykur2 lo q bisa membantu membangun kampung q

  • ARIE835

    20 April 2016

    wah...lo di gusur jd ny gk bs plg kampung donk om hehehe....tp lo kampung q gk mgkin di gusur soal ny di pedalam hehehe.....

  • BHERL649

    20 April 2016

    setuju banget bang & sudah merencanakan :)

  • BHERL649

    20 April 2016

    NING353 tulis:

    Heeeee yupp bang, khayalan (ciee...) untuk beberapa tahun mendatang (sendiri atau berkeluarga). Saya malah ingin bisa tinggal di daerah kepulauan terpencil di Indonesia serta memberikan kontribusi lebih disana. Mengingat ada banyak pulau-pulau kecil/gili yg masih miris keadaannya pada semua aspek kehidupan.

    Contoh aja di Gili Asahan, Sekotong, NTB, Pulau Lombok yg indah dgn panorama waouhhnya tak seindah dgn dunia pendidikannya. Di Gili Asahan tdk ada listrik, tdk ada air tawar, pulau berpenduduk 33kk ini memiliki 1 sekolah dgn 12 murid yg rumornya bakal ditutup. Kalo sakit harus ke puskesmas dgn jarak 25 km, menyebrangi lautan dan jalan tanah. Ehmmm...msh bnyk potret kehidupan anak kepulauan.

    Kerenn bangettt... semoga terwujud impiannya ;)

    20 April 2016 diubah oleh BHERL649

  • 20 April 2016

    Pernh sih terpikir spt itu, saat muda tinggal d kota biar anak2 dpt pendidikan lbh baik. Saat tua tinggal di desa krn ukuran lbh luas jd bisa punya lapangan dlm rumah,gk spt di kota yg cuma muat bbrp alat fitness. Tp jd ragu jga, di desa jauh dari bandara dan RS besar,padahal makin tua makin butuh perawatan kesehatan.

  • NING353

    21 April 2016

    BHERL649 tulis:

    Kerenn bangettt... semoga terwujud impiannya ;)

    -----

    Ayo bang, sekali waktu  ikut dolan sm aku ke gili2 terpencil di Lombok, atau tempat lain dgn kondisi serupa.

    Maaaapppp keunn langsung to the point?

  • FLEMMING786

    21 April 2016

    lombok ya..di sana bnyk member JK?

  • NING353

    21 April 2016

    @ bang Fleming : saya tinggal di Denpasar, Bali bang. Sy kurang tahu jg member di Lombok seperti apa.

    Yang saya maksudkan kalau abang ingin ikut pelayanan menjangkau masyarakat pesisir/kepulauan bisa barengan sm sy. Heeee nggak fulltime kok, sy perginya weekend sebulan sekali. Ya, sharing n traveling gitulah bang.

    Nah,sy tawarkan sekalian ke abang nih? Sekali waktu dolan kesana.

    (maapkeun to the point)

    *salam tembak langsung

  • BHERL649

    21 April 2016

    NING353 tulis:

    -----

    Ayo bang, sekali waktu  ikut dolan sm aku ke gili2 terpencil di Lombok, atau tempat lain dgn kondisi serupa.

    Maaaapppp keunn langsung to the point?

    wahahaha santai kakakkk... beneran mau jd tour guide nihh :)), siapin ranselll...,rice cooker,kompor,kulkas dkk

  • ANTO423

    21 April 2016

    FLEMMING786 tulis:

    Selamat pagi teman-teman,

    Adakah yang memiliki hasrat atau pun motivasi yang seperti judul di atas.

    Selama usia produktif benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mengumpulkan baik itu materi, pengetahuan dan resources lain di kota atau pun di negara lain, hidup independen jauh dari keluarga dan sanak famili (hidup dengan pasangan bila sudah menikah).

    Kemudian setelah memasuki masa usia non produktif, menjadi senior citizen, memutuskan kembali ke desa untuk berkontribusi demi membagi pengetahuan, pengalaman serta sedikit berkat demi pengembangan masyarakat di desa asal nya (community developmen).

    Boleh dishare cerita dan tanggapannya nya ya..

    kepingin kaya gitu, tapi kalau ada kesempatan pas masih produktif kenapa enggak?

    klo saya pribadi lebih menikmati kerja di daerah daripada di kota.

  • SISKA774

    25 April 2016

    Klo di desa sudah menjadi smart village, why not. Pulang kampung dan stay di smart village seru tau..

  • SWEETCANDY298

    25 April 2016

    Pastinya dong Kak. Masa mau selama nya 'ngebagusin' negara org lain. Ini case nya di saya yg mmg bekerja di luar indo, tinggal di antara Kl - Bali dan Jkt. Begitu sdh settle dan retired, mmg lbh prefer daaan pastinya plg ke tanah air. Memajukan bangsa sendiri...kalaupun tdk kembali ke desa kelahiran org tua, minimal bs memberikan kontribusi yg positif dan baik utk di daerah tempat tinggal sekitar.

    Passion saya sedari dl, kepgn bgt bs jadi pengajar volunteet terutama utk anak2 yg di pedalaman sana.

    FLEMMING786 tulis:

    Selamat pagi teman-teman,

    Adakah yang memiliki hasrat atau pun motivasi yang seperti judul di atas.

    Selama usia produktif benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mengumpulkan baik itu materi, pengetahuan dan resources lain di kota atau pun di negara lain, hidup independen jauh dari keluarga dan sanak famili (hidup dengan pasangan bila sudah menikah).

    Kemudian setelah memasuki masa usia non produktif, menjadi senior citizen, memutuskan kembali ke desa untuk berkontribusi demi membagi pengetahuan, pengalaman serta sedikit berkat demi pengembangan masyarakat di desa asal nya (community developmen).

    Boleh dishare cerita dan tanggapannya nya ya..

  • MELDA863

    25 April 2016

    Bagi saya Hidup di Desa Maupun Di Kota sama Saja.

    Tapi, Kelebihan di Desa, Udaranya Bersih, Makanannya Segar dan Sehat, sangat cocok untuk terapi kesehatan.

    Melayani dan Berbagi Ilmu dan Pengetahuan, saya rasa yang Lebih tua pun dan yang tidak Produktif lagi masih Terpakai di Kota. Alasannya karena banyak yang Pintar di kota, tapi sangat sedikit orang dapat mengambil keputusan dengan resiko yang berat. Sementara banyak Desa yang membutuhkan tenaga Produktif di karenakan kondisi alam yang cukup menantang.

    Tinggal Memilih saja Panggilannya di mana untuk Bekerja dan Melayani.

    FLEMMING786 tulis:

    Selamat pagi teman-teman,

    Adakah yang memiliki hasrat atau pun motivasi yang seperti judul di atas.

    Selama usia produktif benar-benar dimanfaatkan untuk bekerja dan mengumpulkan baik itu materi, pengetahuan dan resources lain di kota atau pun di negara lain, hidup independen jauh dari keluarga dan sanak famili (hidup dengan pasangan bila sudah menikah).

    Kemudian setelah memasuki masa usia non produktif, menjadi senior citizen, memutuskan kembali ke desa untuk berkontribusi demi membagi pengetahuan, pengalaman serta sedikit berkat demi pengembangan masyarakat di desa asal nya (community developmen).

    Boleh dishare cerita dan tanggapannya nya ya..

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan