Ibu rumah tangga atau berkarier..
-
25 April 2016
yah kalo menurut ku sih bro,selama si cowok msh mampu pasti pasangan nya bersedia jd ibu rmh tangga.tp kebalikan nya bro,kalo si cowok ga mampu mau ga mau pasangan nya harus berkarier di dunia kerja biar ada utk di dapur....:p
AGUS218 tulis:
Salam sejahtera u/sahabat JK dimanapun berada. saya mempunyai bahan diskusi mlm ini.
Jika anda (wanita) menikah kelak nanti dan suami anda meminta anda u/menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa harus berkarier di dunia kerja. apakah anda (wanita) bersedia melaksanakan perintah suami anda tersebut..??
-
25 April 2016
Agus218..........
ada banyak hal yg menjadi alasan mengapa seorang wanita memilih kerja diluar rumah/berkarir antara lain :
membantu perekonomian keluarga....... itu menjadi pengalaman pribadi saya.... dgn bekerja saya mengambil alih pemenuhan kebutuhan orang tua.... utamanya diluar kebutuhan pangan... seperti BPJS kebutuhan adat keluarga (suku toraja) dsb. ok ada saudara lainnya tapi mereka sdh pd berkeluarga n tentu sj mereka punya kebutuhan n tentu saja punya masalah dgn pemenuhan kebutuhannya. saya sangat ingin mengabdi pd orang tua diusia mereka yg semakin tua...... mungkin inilah berkat Tuhan yg dibagikan ke ortu saya lewat saya .... so di masa masa blm menemukan jodoh saya berusaha mengisinya dgn hal2 baik yaitu mengabdi pd keluarga utamanya orang tua n terus sekolah......
alasan lainnya wanita memilih berkarir adalah aktualisasi diri...... dgn memiliki karir secara langsung maupun tidak langsung akan memperlihatkan kemampuan wanita tersebut ..... bahwa mereka bukan benalu...... memiliki kemampuan dan tidak boleh diremehkan...... berhubungan dgn hal pertama diatas salah satu yg membanggakan orang tua adalah mereka merasa sukses menjadi orang tua krn telah mengantarkan anaknya meraih kesuksesan
berikutnya dgn memiliki pekerjaan/karier..... seorang wanita (utamanya yg blm menikah) memiliki status sosial tersendiri..... mereka dihargai dan dihormati oleh masyarakat krn kemampuan n kecerdasan yg mereka miliki.......
-
25 April 2016
Kalo saya sebagai suami gk akan memaksakan istri mau kerja ato fokus jadi ibu rumah tangga Yang penting dia nyaman.
-
25 April 2016
Jika di minta full di rumah, pdhl menikah di usia agak2 senja, jd agak bingung juga saya, di rumah hanya berdua, kalo masih muda punya anak bbrp org pasti-lah sgt sibuk walaupun murni sebagai ibu rumah tangga. Ini cm berdua dgn suami, dia berangkat kerja, saya tinggal di rumah, masak makanan, bersih2 rumah, bbrp jam sj sdh selesai. Kecuali kalo rumah sebesar 2x lapangan sepakbola ya.. Sore baru selesai sih. Rumah sederhana cm ada halaman kecil, sejam pasti sdh beres. Sisa waktu mau ngapain lagi sampai tiba waktu menyambut suami pulang kerja? Mgkn saya memilih meminta ke suami diijinkan beraktivitas di luar rumah 3-4 jam di pagi hari. Sisanya full aktivitas rumah tangga.
-
25 April 2016
Saya setuju dgn kak maria 148. Sebagai tambahan, bekerja juga sebagai antisipasi menghadapi hal tak terduga..seperti Pengalaman dari beberapa org. Si istri yg menjadi ibu rumah tangga, harus kehilangan suaminya di usia yg relatif muda. Krn tidak bergelut dunia usaha/bekerja, orang2 harus merelakan usaha yg dibangun alm suaminya bangkrut hingga terpaksa menjualnya utk kehidupan sehari2..
-
25 April 2016
Untuk saat ini jd wanita karir dulu buat ngumpulin modal usaha kelak.. Tapi kepengennya sih punya usaha keluarga jika kelak aku udah berumah tangga.. Amin jika Tuhan mengizinkan.. :D
AGUS218 tulis:
Salam sejahtera u/sahabat JK dimanapun berada. saya mempunyai bahan diskusi mlm ini.
Jika anda (wanita) menikah kelak nanti dan suami anda meminta anda u/menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa harus berkarier di dunia kerja. apakah anda (wanita) bersedia melaksanakan perintah suami anda tersebut..??
-
25 April 2016
@aLL (Wanita) JK ; jwbn kalian semua sngt baik dan bagus,,tetapi seandai ny suami kalian tdk setuju dgn pendapat dan pendirian anda, hal² apa yg akan ada lakukan kepada suami anda nanti ny,,apakah anda akan menggugat cerai suami anda itu
-
25 April 2016
AGUS218 tulis:
@aLL (Wanita) JK ; jwbn kalian semua sngt baik dan bagus,,tetapi seandai ny suami kalian tdk setuju dgn pendapat dan pendirian anda, hal² apa yg akan ada lakukan kepada suami anda nanti ny,,apakah anda akan menggugat cerai suami anda itu
Ah elah ya ngak cerai bro, sbg penolong hrs tunduk sama suami, pasti suami ada alasannya tdk mengizinkan. GBU
-
27 April 2016
Pikirannya negatif dan pendek....
Fakta di lapangan saja siapa cb paling byk ninggalin istri...wkwkwk...susah sih
Tau akibat berpikiran negatif hasilnya akan cepat nyata,,,coba saja itu per katakan...
Kl sy pribadi jujur gak mau ninggalin kerjaan sy yg skr...krn kl sy berkeluarga gak akan terganggu...tp kl sdh punya anak belum urus ini itu...karena ingin sekali mendidik anak dg baik...jujur cape.,,,,knp sih bs tau cape...sy pny adik adik dugh berbagai macam masalah dan kelakuan,,,,,, .kecuali punya usaha kecil bs memberi perhatian pd anak dan suami jadi bs nambah sedikit penghasilan....
Bagaimana kl pny suami luar kota...mau tdk mau psgnku bantu cari kerjaan yg tdk mengganggu perhatian dirumah,,,kl terganggu akan perhatian ya resiko tanggung bersama dan bs paham,,,krn suami yg minta istri ttp kerja
.....tp faktanya kl sy sdh senang nah perhatian itu bs kurang...disinilah perlu namany komunikasi sm suami bgmn kedepannya apalagi kl punya suami yg sgt mengayomi dan memahami... Kl tdk dpt memahami apa gunanya suami dan apa arti menikah oleh krn itu dr awal perkenalan perlu ditelusuri orgny spt apakah...di doain spy dibuka semua kurangnya apa kira kira sy bisa memahami kurangnya apa tdk...kl gk cocok ya jgn lanjut...jadi ini pencegahan sebelum adanya pernikahan
AGUS218 tulis:
@aLL (Wanita) JK ; jwbn kalian semua sngt baik dan bagus,,tetapi seandai ny suami kalian tdk setuju dgn pendapat dan pendirian anda, hal² apa yg akan ada lakukan kepada suami anda nanti ny,,apakah anda akan menggugat cerai suami anda itu
-
27 April 2016
klw msh menjadi calon suami n dia keberatan bila saya bekerja/punya usaha yg menghasilkan????? jujur saja saya akan mempertimbangkan kembali utk melanjutkan hubungan kami. bukan karena takut miskin tapi karena : pertama tahukah dia ttg beban yg ada dipundak saya ?????? mampukah dia mengambilalih semua tanggungjawab yg saya handle selama ini????
kedua.... jujur saya berasal dari keluar yg miskin..... papa saya hanya tukang sol sepatu ..... dgn posisi yg saya peroleh saat ini bukan saja saya dpt membantu kehidupan keluarga seperti membantu biaya sekolah adik2 saya.... merehab rumah ortu menjadi lebih layak .... selain itu apa yg saya raih saat ini memberi status yg lebih layak bagi mereka.... sebagian orang menganggap orang tua saya berhasil mendidik anaknya walaupun mereka berpendidikan rendah (papa tidak tamat SR namun buat saya org tua saya sangat hebat).....
haruskah saya membuang kebahagiaan mereka ???????
tegakah pria itu(calon suami) mengenyampingkan perjuangan orangtua saya n juga perjuanganku????????
cukupkah dia menghargai orangtua saya?????????
-
27 April 2016
AGUS218 tulis:
Salam sejahtera u/sahabat JK dimanapun berada. saya mempunyai bahan diskusi mlm ini.
Jika anda (wanita) menikah kelak nanti dan suami anda meminta anda u/menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa harus berkarier di dunia kerja. apakah anda (wanita) bersedia melaksanakan perintah suami anda tersebut..??
numpang lewat.. mnurut sy, sbenernya ga masalah klo hrs ga kerja asal suami jg hrs bs menuhin kebutuhan keluarga.
tp klo bs saling membantu kan ekonomi jg smakin cpt meningkat, bukannya itu smua jg buat keluarga, mengingat biaya hidup dan sekolah skrg tinggi hehehe
salam kenal :)
-
27 April 2016
to agus218..... kalau boleh saya tau apa yg menjadi alasan dari pria tsb keberatan bila calon istri/istrinya berpenghasilan/produktif??????
-
27 April 2016
Alasan dr aq pribadi :
1. pasti sang istri akan sibuk dgn pekerjaan ny
2. tdk fokus dlm membesarkan & mendidik anak
3. Jarang di rmh dan pasti dia akan sibuk dgn tmn² kerja ny
4. Waktu kumpul dgn keluarga lbh sedikit
5. rasa curiga suami ke istri akan selingkuh dgn pria lain akan timbul.
6. Dia (istri) jd jarang untuk mengurus suami...dll
MARIA148 tulis:
to agus218..... kalau boleh saya tau apa yg menjadi alasan dari pria tsb keberatan bila calon istri/istrinya berpenghasilan/produktif??????
-
27 April 2016
Wah kalau saya sih terus terang ngak setuju,berpikir logis aja sih saya bekerja bagi saya bukan soal karena uang tapi lebih menjadi sebuah kegiatan positif,dan berpikir juga buat masa depan,,,kita kan ngak tau kehidupan di depan seperti apa,,,bekerja juga buat berjaga jaga,,,,ada pengalaman sepupu saya setelah menikah berhenti bekerja dan hanya fokus mengurus anak,dia punya dua anak umur sd 3 bulan yg lalu suaminya di panggil Tuhan.sekarang dia harus menghidupi kedua anaknya sendiri nah klo sudah begitu dia harus repot cari kerja sementara dia sudah lama vakum,,jadi berjaga2 itu ngak ada salahnya asal Keluarga jadi prioritas
AGUS218 tulis:
Salam sejahtera u/sahabat JK dimanapun berada. saya mempunyai bahan diskusi mlm ini.
Jika anda (wanita) menikah kelak nanti dan suami anda meminta anda u/menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa harus berkarier di dunia kerja. apakah anda (wanita) bersedia melaksanakan perintah suami anda tersebut..??
-
27 April 2016
Setuju sis. Salam kenal.
MARIA148 tulis:
klw msh menjadi calon suami n dia keberatan bila saya bekerja/punya usaha yg menghasilkan????? jujur saja saya akan mempertimbangkan kembali utk melanjutkan hubungan kami. bukan karena takut miskin tapi karena : pertama tahukah dia ttg beban yg ada dipundak saya ?????? mampukah dia mengambilalih semua tanggungjawab yg saya handle selama ini????
kedua.... jujur saya berasal dari keluar yg miskin..... papa saya hanya tukang sol sepatu ..... dgn posisi yg saya peroleh saat ini bukan saja saya dpt membantu kehidupan keluarga seperti membantu biaya sekolah adik2 saya.... merehab rumah ortu menjadi lebih layak .... selain itu apa yg saya raih saat ini memberi status yg lebih layak bagi mereka.... sebagian orang menganggap orang tua saya berhasil mendidik anaknya walaupun mereka berpendidikan rendah (papa tidak tamat SR namun buat saya org tua saya sangat hebat).....
haruskah saya membuang kebahagiaan mereka ???????
tegakah pria itu(calon suami) mengenyampingkan perjuangan orangtua saya n juga perjuanganku????????
cukupkah dia menghargai orangtua saya?????????
-
27 April 2016
bagaimana dgn penggunaan teknologi saat ini????? banyak pekerjaan yg tidak hrs di kerjakan dikantor
diskusi boleh kan sob??????
sekarang aku balik nanya nih..... gimana klw kamu bertemu dgn wanita yg memiliki posisi seperti saya yg hrs memikul beban yg cukup berat..... saat ini aku bekerja bukan hanya utk diriku sendiri tapi juga utk keluarga besar utamanya orang tua...... bukan hanya materi yg di cari tapi bagaimana nengangkat harkat orangtua dimata masyarakat
bagaimana dgn kamu ????? tidakkah kamu ikut membantu orangtua..... atau mungkin kamu berasal dari keluarga yg mapan sehingga tidak mengalami kondisi yg aku jalani saat ini....
-
27 April 2016
swtuju bgt mba, salam knal ya :)
MARIA148 tulis:
klw msh menjadi calon suami n dia keberatan bila saya bekerja/punya usaha yg menghasilkan????? jujur saja saya akan mempertimbangkan kembali utk melanjutkan hubungan kami. bukan karena takut miskin tapi karena : pertama tahukah dia ttg beban yg ada dipundak saya ?????? mampukah dia mengambilalih semua tanggungjawab yg saya handle selama ini????
kedua.... jujur saya berasal dari keluar yg miskin..... papa saya hanya tukang sol sepatu ..... dgn posisi yg saya peroleh saat ini bukan saja saya dpt membantu kehidupan keluarga seperti membantu biaya sekolah adik2 saya.... merehab rumah ortu menjadi lebih layak .... selain itu apa yg saya raih saat ini memberi status yg lebih layak bagi mereka.... sebagian orang menganggap orang tua saya berhasil mendidik anaknya walaupun mereka berpendidikan rendah (papa tidak tamat SR namun buat saya org tua saya sangat hebat).....
haruskah saya membuang kebahagiaan mereka ???????
tegakah pria itu(calon suami) mengenyampingkan perjuangan orangtua saya n juga perjuanganku????????
cukupkah dia menghargai orangtua saya?????????
-
27 April 2016
Ingat sis Lina058,,suami itu adlh kepala keluarga sekaligus imam dlm keluarga. Dan ingat juga janji pernikahan jika istri akan taat menuruti perintah suami (perintah yg positip) dan menjadi istri yg baik u/keluarga.
LINA058 tulis:
Wah kalau saya sih terus terang ngak setuju,berpikir logis aja sih saya bekerja bagi saya bukan soal karena uang tapi lebih menjadi sebuah kegiatan positif,dan berpikir juga buat masa depan,,,kita kan ngak tau kehidupan di depan seperti apa,,,bekerja juga buat berjaga jaga,,,,ada pengalaman sepupu saya setelah menikah berhenti bekerja dan hanya fokus mengurus anak,dia punya dua anak umur sd 3 bulan yg lalu suaminya di panggil Tuhan.sekarang dia harus menghidupi kedua anaknya sendiri nah klo sudah begitu dia harus repot cari kerja sementara dia sudah lama vakum,,jadi berjaga2 itu ngak ada salahnya asal Keluarga jadi prioritas
-
27 April 2016
to sauria n eva ..... salam kenal juga sis....
-
27 April 2016
Ingat sis Lina058,,suami itu adlh kepala keluarga sekaligus imam dlm keluarga. Dan ingat juga janji pernikahan jika istri akan taat menuruti perintah suami (perintah yg positip) dan menjadi istri yg baik u/keluarga
.. hadeh kurang sepakat saya ini... bias gender ini namanya..... hehehehe
-
27 April 2016
to agus tlg dijawab pertanyaan saya......... mari kita diskusi .......
-
27 April 2016
trims buat yoka839....... koment kamu memberi kekuatan baru bagi para wanita........
-
27 April 2016
perempuan dan laki-laki itu harus setara. ( agak sensi saya) maklum pernah ngecap issue gender.
-
27 April 2016
AGUS218 tulis:
Salam sejahtera u/sahabat JK dimanapun berada. saya mempunyai bahan diskusi mlm ini.
Jika anda (wanita) menikah kelak nanti dan suami anda meminta anda u/menjadi seorang ibu rumah tangga saja tanpa harus berkarier di dunia kerja. apakah anda (wanita) bersedia melaksanakan perintah suami anda tersebut..??
Klo sya blh memilih adlh tetap berkarir, tp tdk melupakan tanggung jwb sbg istri yg mengurus urusan di rmh. Tetap hrs mengurus suami & anak nti nya. Krn buat sya, utk kebutuhan semakin ke dpn nti ny pasti slalu meningkat pembiayaan ny, sekalipun nti suami blg menyanggupi utk memenuhi kebutuhan keluarga, jd sya hrs tetap bekerja & tdk membuar kan suami berjuang sendiri. Meski nti semisal suami tdk mengijinkan utk berkarir, paling tdk sya sdh hrs pnya usaha sendiri utk bs tetap membantu kebutuhan keluarga (bkn maksud merendahkan suami nti ny, krn smua hrs ada pembicaraan khusus antara sya dg suami utk hal ini nti nya). Bgtu..
-
27 April 2016
AGUS218 tulis:
Ingat sis Lina058,,suami itu adlh kepala keluarga sekaligus imam dlm keluarga. Dan ingat juga janji pernikahan jika istri akan taat menuruti perintah suami (perintah yg positip) dan menjadi istri yg baik u/keluarga.
LINA058 tulis:
Wah kalau saya sih terus terang ngak setuju,berpikir logis aja sih saya bekerja bagi saya bukan soal karena uang tapi lebih menjadi sebuah kegiatan positif,dan berpikir juga buat masa depan,,,kita kan ngak tau kehidupan di depan seperti apa,,,bekerja juga buat berjaga jaga,,,,ada pengalaman sepupu saya setelah menikah berhenti bekerja dan hanya fokus mengurus anak,dia punya dua anak umur sd 3 bulan yg lalu suaminya di panggil Tuhan.sekarang dia harus menghidupi kedua anaknya sendiri nah klo sudah begitu dia harus repot cari kerja sementara dia sudah lama vakum,,jadi berjaga2 itu ngak ada salahnya asal Keluarga jadi prioritas
Iya benar laki2 adalah Kepala keluarga tapi istri bukan ekor untuk di belakang tapi untuk di samping ,,,Ingat loh kata" Penolong yg sepadan : itu artinya tidak ada larangan kan wanita bekerja. Pria yg bijak pasti bisa berpikir bukan untuk hari ini tapi untuk kedepan. karena komitmenya adalah bagaimana agar Rumah tangga itu berjalan sesuai Relnya Tuhan.