Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

MEMPERJUANGKAN ORANG YG DICINTAI DI HADAPAN ORANGTUA

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan

  • 2 Mei 2016

    Seandainya suatu saat ada pria/wanita dari dunia maya misalnya JK yg sudah menunjukkan keseriusan yg sangat besar tuk menjadikanmu suami/istri dan menurutmu org nya baik serta bisa dipercaya bagaimana caramu memperjuangkannya di hadapan orangtuamu? soalnya kan seringkali orangtua berpandangan negatif pada pasangan anaknya jika pasangan anak tsb dikenal lewat dunia maya misalnya JK.

    2 Mei 2016 diubah oleh ANITA089

  • DENI824

    2 Mei 2016

    Kalau aku sih Kak, lebih baik gak usah diperjuangkan sama dia jika orangtuanya sudah tidak merestui (dengan alasan apapun)..

    Lebih baik aku menjauh daripada hubungan orangtua-anak jadi retak.. :)

    #Menguras emosi dan wasting time..

    2 Mei 2016 diubah oleh DENI824

  • 2 Mei 2016

    DENI824 tulis:

    Kalau aku sih Kak, lebih baik gak usah diperjuangkan sama dia jika orangtuanya sudah tidak merestui (dengan alasan apapun)..

    Lebih baik aku menjauh daripada hubungan orangtua-anak jadi retak.. :)

    #Menguras emosi dan wasting time..

    Den. maksudku bagaimana kamu memperjuangkan dia di hadapan orangtua kamu? maaf judulku emang kurang jelas.

  • LIA050

    2 Mei 2016

    Klo memang serius, ya hrs diperjuangkan... Keretakan antara ortu dan anak bs trjadi klo cara pendekatannya salah... Berjuang jg hrs pakai hikmat, jgn asal2 berjuang... Ibarat org mau berjuang, hrs ada persiapan baik mental maupun fisik. Klo Tuhan restui, orangtua kita pasti akan luluh. Pasti! Asal udah acc Tuhan aja... Ehm... Tp kembali ke pribadi masing2 jg sih... Semangat utk para fighter's... Huehehe...

  • MUWARDY036

    2 Mei 2016

    Orang tua gga setujunya karena apa? Apa hanya karena ketemu dari online? Lha kan sudah didalami/ dikenali secara off line??

    Ketemuan hanya butuh 2 detik saling "Hai"..  

    Tapi sekian minggu/ bulan/ tahun kan sudah jalan bareng?

    trus apa lagi?

    Ada yg lebih rumit gga?

  • LINDA299

    2 Mei 2016

    Klo memang sudah yakin kk sm tuh cow mgkin bisa dimulai dgn cerita2 yg positif ttg cow tuh ke ortu.mis:ceritain sifatnya yg  kk suka,cara bicaranya yg sopan,penilaian kk mengenai hidup kerihaniannya,hal2 baik yg kk terima dri si cow.ntar pasti ortu penasaran.klo ortu penasaran pasti minta dikenalin.

    Segitu dulu kyknya....hehehehe

  • KASANOVA242

    2 Mei 2016

    Yg penting sblm kenalin ke orgtua,pastikan dl punya alasan yg kuat knp memilih dia sbg pasangan hidup. Emank jaman skrg kl diblg kenal dr dunia maya,agak lbh meragukan,tp kan kembali ke proses pkenalannya,yg penting jgn instan. Jd kl udah punya alasan kuat,tinggal yakinkan orgtua aja.

    Akhir thn 2011 aq memilih mengakhiri hubunganku dgn seorang pria krn orgtua aq tdk setuju. Bkn krn dia dr dunia maya tp krn dia tuna netra. Dan aq gak bs mempertahankannya...

  • MUWARDY036

    2 Mei 2016

    KASANOVA242 tulis:

    Akhir thn 2011 aq memilih mengakhiri hubunganku dgn seorang pria krn orgtua aq tdk setuju. Bkn krn dia dr dunia maya tp krn dia tuna netra. Dan aq gak bs mempertahankannya...

    Harusnya sis jawab "Tapi pappa... pappa... pijitannya luar biasa, pappa...!"

  • DENI824

    2 Mei 2016

    ANITA089 tulis:

    Den. maksudku bagaimana kamu memperjuangkan dia di hadapan orangtua kamu? maaf judulku emang kurang jelas.

    Ooohhh gitu. Kalau di keluargaku gak ribet2 amat Kak. Gak ada lagi yg perlu diperjuangkan kalau aku sudah berani mengenalkan dan membawa ke keluargaku. Apalagi kalau sudah tahap serius. Tidak banyak aturan (harus se-suku, dll) dan tidak pernah merecoki pilihan anak2nya. Puji TUHAN, keluarga abang, kakak-kakak dan adikku tetep akur dan didalam TUHAN dengan pilihan mereka masing2.#keluargaku ada bbrp yg campur suku (Jawa-Betawi, Toraja, Batak-Jawa)

    Kalau udah aku kenalin ke keluarga, itu artinya doi lulus seleksi#kalau belum dibawa/dikenalin ke keluarga, berarti belum yakin dengan doi :) Paling banter dikenalin ke 1-2 teman dekat aja (biar ikut bantu-bantu memberi penilaian/pandangan)..

  • MUWARDY036

    2 Mei 2016

    Jawaban paling nyaho:

    Nyak, babe... ingat kan, taon ini ude berape umur aye?

    Kalo bukan ama si jangkung/ si cebol ini, kapan aye kawin?

    Mau nimang cucu dari aye kaga?

    Ude jelas aye gga jago nyari jodoh! Ga laku, tao?

    Jangankan kenalan dari online! Dari neraka kalau ada yg aye suke dan die mau kawin dengan aye, aye jabanin...

    2 Mei 2016 diubah oleh MUWARDY036

  • AGUS218

    2 Mei 2016

    anak yg baik,,gw yakinn msk surga

    DENI824 tulis:

    Kalau aku sih Kak, lebih baik gak usah diperjuangkan sama dia jika orangtuanya sudah tidak merestui (dengan alasan apapun)..

    Lebih baik aku menjauh daripada hubungan orangtua-anak jadi retak.. :)

    #Menguras emosi dan wasting time..

  • ANTO423

    3 Mei 2016

    saran saya sih, tak kenal maka tak sayang. kenalin ke ortu dulu. biar ortu yg nilai.selebihnya kita ceritakan gimana kepribadian si dia yg kita tau. kita harus bisa jadi jembatan yang baik antara dia dan orang tua kita. jika orang tua kita  tidak punya alasan yang kuat dan logis. kita harus perjuangkan dong,apalagi kita yakin sama pasangan kita. kecuali kalau ragu2. itu berarti kamu belum mengenal pasangan kamu dan tidak punya keyakinan dalam menjalin hubungan.

  • DONY531

    3 Mei 2016

    Saya setuju sm pendapat bro anto423

    #jgn diubah komennya ya bro

    #salam-irit-komen

  • ZEGA376

    3 Mei 2016

    << Kejadian 2 : 24 >>

    TB: Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

    << Matius 19 : 5 >>

    TB: Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

  • CHRISTIAN983

    3 Mei 2016

    Kan ketika kita berhubungan dg kekasih sdh diketahui keluarga,aplg taraf nya sdh masuk ke serius n berencana menikah.kecuali kl mmg pacaran diem2 ya(ditempat gelap lg..ups).dan lg kan sdh disebutin diatas bhw orgnya baik n mau sungguh2.jd apalagi yg musti diperjuangkan,krn perjuangan hny milik PDIP

  • CHONCON409

    3 Mei 2016

    Nikah lari

  • 3 Mei 2016

    Kenal di dumay dan kalo LDR juga saya memilih tidak cepat2 memutuskan menikah meskipun dia serius. Kalopun dia serius saya msh butuh waktu mengenalnya. Ksh waktu juga ortu mengenal biar ndak repot2 memperjuangkan ke ortu krn nantinya juga ortu bisa memiliki kesimpulan sendiri ttg dia.

  • YUDI139

    3 Mei 2016

    Wah kalau saya ga banget deh, syarat cari pasangan hidup saya awal pasti ini yang saya lihat :

    1. Tinggal sendiri, bekerja sendiri dan mandiri. Arti kemapanan dalam arti yang sebenarnya, yaitu tidak tergantung siapapun, benar2 hidup yang bertanggung jawab kepada diri sendiri dan Tuhan.

    2. Pola pikir pasangan open minded.

    Orang tuanya cukup tahu saja, kalau anaknya akan menikah, tidak perlu repot ber opini, beri syarat dan ikut campur2, menentukan tanggal pernikahan, biaya pernikahan, konsep pernikahan, dll, karena yang menikah adalah anaknya dan saya. Dan saya rasa orang tua yang sempit pola pikir, tidak mau merestui hubungan tanpa alasan logis pastinya (tentunya) tidak akan memiliki anak seperti kriteria point 1 dan 2 yang saya sebutkan hehe.

    Maaf pola pikir kolot jaman kuno model SARA lebih baik tidak disertakan dalam masukkan kehidupan pernikahan kita (saya tentunya), mengapa wasting time mendengarkan opini tidak obyektif hanya karena dia adalah orang tua kita? Jika tua bukan berarti lalu jadi maha benar dan anti salah loh, salah ya katakan salah, benar ya katakan benar. Semua ada dalil sesuai hukum alam semesta. Pola pikir toxic lebih baik tidak usah dikemukakan, anak mau bahagia menikah sebagai individu yang sadar dan mengerti tanggung jawab dirinya dan visi hidupnya kok dipengaruhi pola pikir salah dan menyedihkan.

    Chinese harus menikahi sesama chinese, kristen harus menikahi sesama kristen, itu pola pikir menyedihkan ya menurutku, sudah dibuktikan kan anak kecil yang pure tidak tahu apapun saja tidak membedakan RAS apalagi agama, mereka tidak tahu juga apa itu islam, kristen, budha, hindu, katholik, dll. Karena semua manusia sama di mata Tuhan dan di mata manusia yang masih murni seperti balita, orang yang beragama dan mengenal Tuhan hidupnya tidak akan di kotak2 kan berdasarkan SARA. Jika sampai hari ini ada orang mengaku beragama masih memandang hal beginian ya maaf saja kalau saya bilang, kasihan anda, mengaku kenal Tuhan tetapi tidak mengerti esensi dan cara pandang Tuhan.

    Cobalah ke rumah sakit, mereka itu humanis murni, ga bakal bedakan SARA ketika orang darurat masuk UGD.

    Dengan kata lain state tertinggi orang yang mengenal Tuhan cenderung Humanis, they look on their religion as the way of praying, not as the way to differing and judging people.

    Selain itu coba dipikir dari sudut pandang lain yang lebih simple, lha hidup saja belum mandiri kok ketika masuk usia matang maksa nikah? Diurus dulu hidupnya sebagai individu mandiri, bebas, baru silahkan consider for living in a marriage. Jika anda abaikan ini ya jangan harap menikah awet sampai maut memisahkan, pasti hasilnya perceraian atau kehancuran mahligai rumah tangga.

    Kan jelas tuh ada idiom kedewasaan tidak berdasarkan tua atau mudanya usia loh. Hehe.

    Misalkan suatu ketika saya jatuh cinta beda suku, pola pikir cocok, visi cocok, ya go married.

    Orang tua? Cukup tahu saja ini saya anakmu ini pasangan saya calon menantumu, saya kenal dengan baik pribadinya, saya merasa cocok, ini undangan kami menikah, mari bahagia berikan restu. Jika tidak mau berikan restu ya tidak apa, kami tetap hormati anda sebagai orang tua, ini alamat kediaman kami, jika butuh sesuatu silahkan hubungi kami dengan senang hati membantu dengan tulus hati. Itu baru namanya orang siap menikah.

    Kalau calon pasangan mikirnya masih model begini, waduh ortu ga setuju nih hun, aku takut nikah tanpa restu ortu, ya sudah bubar baik2, cari yang lain (artinya Tuhan bakal beri yang lebih baik lagi), dan menghindarkan kita untuk menikahi pasangan yang not trusting in me 100% dan tidak melihat saya sebagai individu dan menganggap visi hidup saya sebagai fatamorgana di matanya. Begini jika diteruskan nantinya akan merusak harmonisnya pernikahan saya dan dia ke depannya. Jadi ya mundur teratur, kan kita bisa berpikir dengan hikmat kebijaksanaan. Sakit hati ya diterima toh sementara saja sifatnya, keep move on. Hidup jangan terikat persoalan sepele dan remeh seperti ini loh. Eman sis kalau hidup ngurusi hal sepele2 yang cenderung konyol seperti ini. Ada hal lain yang lebih besar untuk dikerjakan, suatu ketika anda akan mengerti perkataan saya. Jika hari ini belum. Hehehe.

    Intinya : Jangan maksa menikah atau punya pasangan jika anda masih belum mapan dan mandiri, kasihan pasanganmu, dan yang lebih kasihan lagi anakmu nanti jika memilih punya anak.

    Ga lucu kan cerai hidup karena tidak mengerti pasangan maunya bagaimana dan visi hidupnya bagaimana. Kalau dijabarkan ini bisa melebar ke mana2 jadi sampai di sini dulu. Hehe.

    DENI824 tulis:

    Ooohhh gitu. Kalau di keluargaku gak ribet2 amat Kak. Gak ada lagi yg perlu diperjuangkan kalau aku sudah berani mengenalkan dan membawa ke keluargaku. Apalagi kalau sudah tahap serius. Tidak banyak aturan (harus se-suku, dll) dan tidak pernah merecoki pilihan anak2nya. Puji TUHAN, keluarga abang, kakak-kakak dan adikku tetep akur dan didalam TUHAN dengan pilihan mereka masing2.#keluargaku ada bbrp yg campur suku (Jawa-Betawi, Toraja, Batak-Jawa)

    Kalau udah aku kenalin ke keluarga, itu artinya doi lulus seleksi#kalau belum dibawa/dikenalin ke keluarga, berarti belum yakin dengan doi :) Paling banter dikenalin ke 1-2 teman dekat aja (biar ikut bantu-bantu memberi penilaian/pandangan)..

    Contoh orang mapan dan siap menikah tuh seperti bro Deny ini loh.

    3 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • 6 Mei 2016

    @Yudi: seandainya semua orgtua di Indonesia ini memberikan kebebasan kpd anaknya tuk menikah dng siapapun (tentu bkn dng suami/istri org) enak ya. Bagaimana solusinya  jika orgtua overprotective terhadap anak perempuan yg prnh bercerai sehingga anak perempuan ini dikontrol terus2an: pulang gereja atau kantor telat 15 menit aja ditelponin orgtua, mau kopdar sama teman2 JK orgtuanya ikut dateng saking takut anak ini diem2 ktmuan sm laki2 trus disakiti lg, Gmn anak ini berani memperkenalkan calonnya jika orgtua sdh sprti ini?

  • YUDI139

    6 Mei 2016

    ANITA089 tulis:

    @Yudi: seandainya semua orgtua di Indonesia ini memberikan kebebasan kpd anaknya tuk menikah dng siapapun (tentu bkn dng suami/istri org) enak ya. Bagaimana solusinya  jika orgtua overprotective terhadap anak perempuan yg prnh bercerai sehingga anak perempuan ini dikontrol terus2an: pulang gereja atau kantor telat 15 menit aja ditelponin orgtua, mau kopdar sama teman2 JK orgtuanya ikut dateng saking takut anak ini diem2 ktmuan sm laki2 trus disakiti lg, Gmn anak ini berani memperkenalkan calonnya jika orgtua sdh sprti ini?

    3 cara sis :

    1. Nanti menikah tunggu ortunya meninggal dulu (Ekstrem).

    2. Pasrah, menunggu waktu. Suatu ketika nanti pasti ada cowok sesuai kriteriamu dan kriteria ortumu.

    3. Melawan, Kenapa melawan? Durhaka loh sama ortu. Tidak juga karena melawannya tentu bukan dengan teriak2 apalagi sampai bentak2an. Bukan seperti itu.

    Ini hidup anda, mau anda jalani seperti apa itu sudah hak asasi anda. Anda sudah usia sangat matang, masa ortu masih campur tangan di dalam kehidupan anda? Ya itu bukan overprotektif, menurut saya itu Traumatis, akhirnya jadi pesimis, habis ini bakal sampai state apatis sis.

    Kalau sudah apatis semua cowok dekati sista dibilang bajingan niat buruk. Kalau sista tidak melawan dengan menunjukkan kemandirian sista dalam menjalani hidup ya ortu tidak bakalan percaya apapun pilihan sista soal pasangan hidup.

    Orang tua anda sayang sekali kepada anda, pasti ada kaitan dengan masa lalu pernikahan anda. Jika boleh tahu sehingga jadi lebih obyektif dalam memberikan masukkan, apa penyebab perceraian sista di masa lalu?

    Tidak semua orang tua mengerti arti anak, dan fungsi anak di dalam hidup. Dalam kasus sista ini ortu sista menganggap sista sebagai Hak milik. Ibarat orang beli mobil, kalau mobilnya dipinjamkan orang, hati tidak rela. Itu salah cara pandang tentang raising the children.

    Anda harus cerita tidak harus melalui posting jika itu sangat privasi anda bisa inbox ke saya dan hapus / selesaikan dulu sumber tingkah laku ortu terhadap anda, dari akar kepahitan ini.

    6 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • LIDYA496

    6 Mei 2016

    Perjuangkan dalam doa aj

  • DENI824

    6 Mei 2016

    Kalau TUHAN YANG BERKEHENDAK, pasti selalu dibukakan jalan.. Kalaupun harus dengan atau tanpa diperjuangkan di depan orangtua.. TUHAN punya banyak cara dan banyak jalan untuk kebaikan  anak-anak-Nya.. Rancangan-Nya rancangan damai sejahtera..

    Keep spirit.. Keep fight..

    6 Mei 2016 diubah oleh DENI824

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan