Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

501 – 525 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 20  21  22 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    12 Januari 2017

    Kamis, 12 Januari 2017

    Baca: Ibrani 4:12-16

    4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

    4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

    4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

    4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya. —Ibrani 4:13

    Renungan:

    Tak Ada yang Tersembunyi

    Oleh David McCasland

    Pada tahun 2015, sebuah perusahaan riset internasional menyatakan bahwa ada 245 juta kamera pengintai yang terpasang di seluruh dunia dan jumlahnya terus bertambah 15 persen setiap tahun. Selain itu, jutaan orang memotret begitu banyak gambar setiap hari dengan ponsel mereka, mulai dari pesta ulang tahun sampai peristiwa kejahatan. Dampaknya, kita bisa mensyukuri untuk meningkatnya keamanan atau justru semakin terusik karena berkurangnya privasi. Yang pasti, kita sekarang hidup dalam masyarakat global dengan kamera yang ada di mana saja.

    Kitab Ibrani dalam Perjanjian Baru mengatakan bahwa dalam hubungan dengan Allah, diri kita terekspos dan dituntut pertanggungjawaban dalam kadar yang jauh lebih besar daripada apa pun yang dapat dilihat melalui kamera pengintai. Firman-Nya lebih tajam dari pedang bermata dua, menusuk hingga ke kedalaman diri kita. Firman itu “sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibr. 4:12-13).

    Karena Yesus Kristus Juruselamat kita telah mengalami segala kelemahan dan pencobaan yang kita hadapi, tetapi tidak berbuat dosa, kita bisa “menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (ay.15-16). Kita tidak perlu takut untuk datang kepada-Nya, karena kita yakin akan menerima rahmat dan menemukan kasih karunia-Nya. —David McCasland

    Pedoman Hidup Baru:

    Tiada yang tersembunyi dari pandangan Allah. Tiada yang lebih besar daripada kasih Allah. Tiada yang lebih kuat daripada belas kasihan dan anugerah Allah. Tiada yang terlalu sulit bagi kuasa Allah.

    Tak ada satu bagian pun dari hidup kita yang tersembunyi dari anugerah dan kuasa Allah.

    Wawasan:

    Kita bisa bersyukur untuk Kitab Suci dan semua yang diajarkan di dalamnya tentang hikmat dan hati Bapa kita. Namun, pernyataan utama dari Allah terwujud dalam diri Yesus, yang hidup di bumi sebagai manusia dan menunjukkan kepada kita segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengenal Allah kita. Mengapa penting bahwa Allah datang menjadi manusia dan hidup di antara kita? Lewat Ibrani 4:15-16, kita tahu bahwa kita dapat menghampiri Allah “untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya”. Bagaimana pengetahuan tersebut menghibur Anda? —Bill Crowder

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 29-30; Matius 9:1-17

  • ZEGA376

    12 Januari 2017

    BEBAL

    [[Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.]] (Amsal 18:2)

    Seorang anak tertangkap basah menyontek saat ujian sedang berlangsung. Guru menegurnya dan anak itu memberikan beberapa alasan mengapa ia menyontek. Bukannya mengakui kesalahan, anak itu mencoba untuk membenarkan tindakannya. Hal yang seperti ini terjadi berulang kali. Jika Anda adalah guru tersebut, apa yang akan Anda lakukan terhadap murid itu?

    Seorang karyawan salah melaksanakan perintah dari atasannya. Bosnya menegur dan memberitahu ulang bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan. Si karyawan mengangguk tanda mengerti, tetapi keesokan harinya ia kembali melakukan kesalahan yang sama. Si bos kembali menegur, tetapi karyawan itu mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya sendiri. Jika Anda adalah bos tersebut, apa yang akan Anda lakukan terhadap karyawan itu?

    “Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya” (Amsal 18:2). Amsal ini menegaskan ciri khas orang-orang bebal. Orang-orang Bebal adalah orang yang tidak suka mendapatkan penjelasan yang benar, sembari bersikukuh membela diri dalam kesalahan. Orang bebal adalah mereka yang menutup telinga terhadap kebenaran, tetapi terus membuka mulut untuk membela dirinya sendiri. Tentu saja menjengkelkan sekali berurusan dengan orang bebal. Namun, jangan-jangan menurut orang lain kitalah orang-orang bebal itu.

    Lawan dari kebebalan adalah kerendahan hati. Rendah hati berarti bersedia membuka telinga terhadap kebenaran, membiarkan kebenaran itu mengubah hati dan pikiran, sembari menahan bibir untuk tidak berkata sembarangan.

    Sikap kita terhadap kebenaran akan menunjukkan siapa diri kita: orang yang bebal atau rendah hati.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 12 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    13 Januari 2017

    Hukuman Terhadap Bangsa Moab

    Jumat, 13 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 15-16

    Ucapan ilahi terhadap Moab

    (1) Ucapan ilahi tentang Moab. Sungguh, dalam suatu malam Ar-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan; sungguh, dalam suatu malam Kir-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan!

    (2) Puteri Dibon naik ke bukit-bukit pengorbanan untuk menangis; Moab meratap karena Nebo dan karena Medeba. Di situ semua orang menggundul kepalanya dan memotong janggutnya sebagai tanda berkabung.

    (3) Di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung, di atas sotoh dan di tanah-tanah lapang sekaliannya meratap, sedang air mata bercucuran.

    (4) Hesybon dan Eleale meraung-raung, suara mereka kedengaran sampai ke Yahas. Sebab itu orang-orang bersenjata di Moab berseru-seru, jiwanyapun gemetar.

    (5) Aku berteriak karena Moab, pengungsi-pengungsi sudah sampai ke Zoar, ke Eglat-Selisia. Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit sambil menangis; dan di jalan ke Horonaim orang berteriak karena ditimpa bencana.

    (6) Sungguh, air di Nimrim menjadi kering dan tandus dan rumput sudah kering, rumput muda sudah habis, tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan hijau.

    (7) Sebab itu segala harta yang mereka tumpuk dan segala yang mereka simpan mereka bawa ke seberang sungai Haarabim.

    (8) Sungguh, teriak itu akan kedengaran di seluruh daerah Moab, ratapnya terdengar sampai ke Eglaim, bahkan sampai ke Beer-Elim.

    (9) Sungguh, air Dibon telah penuh dengan darah, tetapi yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, yaitu singa akan menerkam orang-orang yang terluput dari Moab dan yang tersisa di tanah itu.

    (1) Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri, dari Sela melalui padang gurun ke gunung puteri Sion.

    (2) Seperti burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir, demikianlah anak-anak perempuan Moab di tempat-tempat penyeberangan sungai Arnon.

    (3) "Berilah nasihat, pertahankanlah hak, jadilah naungan yang teduh di waktu rembang tengah hari; sembunyikanlah orang-orang yang terbuang, janganlah khianati orang-orang pelarian!

    (4) Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa! Apabila penggagahan sudah berakhir, pembinasaan sudah lewat dan orang lalim sudah habis lenyap dari negeri,

    (5) maka suatu takhta akan ditegakkan dalam kasih setia dan di atasnya, dalam kemah Daud, akan duduk senantiasa seorang hakim yang menegakkan keadilan, dan yang segera melakukan kebenaran."

    (6) Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya dia, tentang kecongkakannya, keangkuhannya dan kegemasannya, dan tentang cakap anginnya yang tidak benar.

    (7) Sebab itu biarlah orang Moab meratap, seorang karena yang lain, biarlah sekaliannya meratap. Mengingat kue kismis Kir-Hareset biarlah mereka mengaduh dan hancur luluh sama sekali!

    (8) Sebab kebun-kebun Hesybon dan pohon anggur Sibma telah merana; para penguasa bangsa-bangsa telah memotong pohon-pohon anggurnya yang terbaik, yang dahulu meluas sampai ke Yaezer dan merambat ke padang gurun; ranting-rantingnya berserak sampai ke seberang laut.

    (9) Sebab itu aku turut menangis dengan Yaezer karena pohon anggur Sibma; aku mau membasahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon dan Eleale, sebab pada musim kemarau tepat waktu panen musuhmu menyerbu dengan pekik pertempuran.

    (10) Telah lenyap sukaria dan sorak-sorak dari kebun buah-buahan; telah menghilang dari kebun-kebun anggur tempik sorak dan sorak-sorai; tiada pengirik anggur di tempat pemerasan, pekik mereka sudah berhenti.

    (11) Oleh karena itu, seperti kecapi mendengking, begitulah hatiku menjerit melihat keadaan Moab, dan batinku tergerak melihat keadaan Kir-Heres.

    (12) Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan mencapai apa-apa.

    (13) Itulah firman yang diucapkan TUHAN tentang Moab pada waktu yang lalu.

    (14) Maka sekarang TUHAN berfirman: "Dalam tiga tahun, menurut masa kerja prajurit upahan, maka kemuliaan Moab, serta dengan keramaiannya yang besar, akan menjadi kehinaan, dan orang yang tertinggal akan sangat sedikit dan tiada berkuasa."

    Renungan:

    Hukuman Terhadap Bangsa Moab

    Bangsa Moab adalah keturunan dari Lot, keponakan Abraham (Kejadian 19:36-37). Walaupun berdasarkan asal-usul, bangsa Moab bisa dianggap seperti keluarga dengan bangsa Israel, hubungan bangsa Moab dan bangsa Israel cenderung buruk. Bangsa Moab tidak menyembah Allah Israel, melainkan menyembah dewa kejijikan yang bernama Kamos (1 Raja-raja 11:7). Pengaruh negatif bangsa Moab amat terasa saat bangsa Israel berjalan di padang gurun dari Mesir menuju Tanah Kanaan. Saat itu, Balak bin Zipor--raja Moab--berusaha keras membayar Bileam untuk mengutuk bangsa Israel. Bileam tidak sanggup mengutuki bangsa Israel karena dicegah oleh Allah (Bilangan 22-24). Akan tetapi, karena Bileam tamak terhadap harta, akhirnya dia mengajarkan siasat kepada bangsa Moab untuk membuat bangsa Israel berzinah dengan para wanita Moab, lalu membawa mereka kepada penyembahan berhala. Akibatnya, bangsa Israel mendapat hukuman keras dari Tuhan (Wahyu 2:14; Bilangan 25).

    Karena bangsa Moab tinggal sebagai tetangga bangsa Is-rael, kepercayaan mereka sering menjadi sumber godaan yang bisa membuat bangsa Israel meninggalkan iman kepada Allah Israel (Lihat misalnya 1 Raja-raja 11:7). Selain itu, mereka sering menjadi musuh yang menyengsarakan bangsa Israel (Lihat misalnya Hakim-hakim 3:12-30). Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa Moab merupakan salah satu bangsa yang mendapat hukuman Tuhan (Yesaya 15-16). Sekalipun demikian, perlu diingat bahwa Rut-salah seorang wanita yang masuk dalam silsilah Tuhan Yesus (Matius 1:5) adalah seorang wanita Moab. Itukah yang melatarbelakangi sikap lunak terhadap pelarian bangsa Moab? (Yesaya 16:3-5). [P]

    Yesaya 16:4a

    “Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa.”

  • ZEGA376

    13 Januari 2017

    Ingatlah Saatnya

    Jumat, 13 Januari 2017

    Baca: Mazmur 126

    126:1 Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.

    126:2 Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!”

    126:3 TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

    126:4 Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!

    126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

    126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. —Mazmur 126:3

    13 Jan 2017

    Ingatlah Saatnya

    Oleh James Banks

    Putra kami bergumul dengan kecanduan narkoba selama tujuh tahun, dan selama masa itu saya dan istri menjalani hari-hari yang sungguh sulit. Di saat kami berdoa dan menantikan pemulihannya, kami belajar mensyukuri kemenangan-kemenangan kecil yang terjadi. Jika tidak terjadi sesuatu yang buruk sepanjang 24 jam, kami akan saling mengatakan kepada satu sama lain, “Hari ini berlalu dengan baik.” Kalimat singkat itu mengingatkan kami untuk mensyukuri pertolongan Allah atas hal-hal yang sederhana.

    Mazmur 126:3 jauh lebih baik dalam mengingatkan kita pada belas kasihan Allah dan betapa berartinya karya-Nya bagi kita: “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.” Sungguh ayat yang sangat indah untuk kita renungkan sembari terus mengingat belas kasihan yang kita terima dari Tuhan Yesus yang tersalib! Segala kesusahan yang dialami tiap-tiap hari tidak dapat mengubah kebenaran ini: Apa pun yang kita alami, Tuhan telah menunjukkan kebaikan-Nya yang tak terselami kepada kita, dan “untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm. 136:1).

    Ketika kita pernah menghadapi suatu situasi sulit dan mengalami sendiri bahwa Allah itu setia, ingatan pada pengalaman tersebut akan sangat menolong kita pada saat situasi sulit berikutnya melanda. Kita mungkin tidak tahu bagaimana cara Allah membawa kita melalui situasi-situasi tersebut, tetapi kebaikan-Nya di masa lalu memampukan kita untuk percaya bahwa Dia akan kembali menolong kita. —James Banks

    Pedoman Hidup Baru:

    Kasih setia-Mu berlimpah terus, ya Khalik, Pembela dan Kawan kudus. Robert Grant (Kidung Jemaat, No. 4)

    Di saat kita tak bisa melihat tangan Allah, kita bisa mempercayai hati-Nya.

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 31-32; Matius 9:18-38

    Wawasan

    Mazmur 126 merupakan kidung sukacita yang keluar dari hati yang hancur. Kidung itu merayakan kembalinya orang Yahudi di Yerusalem setelah masa pembuangan di Babel selama 70 tahun. Lirik mazmur itu sangat kontras dengan Mazmur 137 yang mengenang kesedihan mereka di masa pembuangan: “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion” (ay.1). Manakah dari kedua kidung itu yang melukiskan kondisi Anda hari ini? Dapatkah Anda mengingat hari-hari ketika sepertinya tak ada lagi jalan keluar, hingga kemudian pemeliharaan Allah kembali dinyatakan? Mungkin gejolak emosi yang dirasakan dalam pengalaman itu yang terungkap dalam sukacita dari Mazmur 126. Setiap saat, marilah mengingat penyertaan Allah—Dia yang layak dipercaya di tengah penantian kita dan layak menerima pujian syukur kita—ketika kita mengalami kebaikan-Nya dalam hidup ini. —Mart DeHaan

  • ZEGA376

    13 Januari 2017

    KENANGAN YANG MEMBERKATI

    [[Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.]] (Amsal 10:7)

    Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Saya yakin Anda sangat mengenal peribahasa ini. Maknanya pun jelas, yakni ada sesuatu yang kita tinggalkan saat kematian menjemput: nama baik atau sebaliknya, reputasi yang buruk.

    Selangkah lebih lanjut dari peribahasa tadi, penulis Amsal menegaskan, “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk” (Amsal 10:7). Maksud Amsal ini jelas: orang benar yang sudah meninggal akan tetap hidup dalam kenangan orang-orang yang mencintainya. Tentu saja bukan menghantui dengan kenangan yang buruk, melainkan sebaliknya menebar kenangan yang mendatangkan berkat. Inilah kualitas hidup yang luar biasa dari orang benar. Raganya boleh tidak ada lagi di dunia, tetapi teladannya terus menjadi inspirasi yang membangkitkan semangat.

    Namun, berbeda dengan orang fasik atau orang yang jahat. Seiring dengan raganya yang membusuk, namanya pun ikut membusuk.

    Jadi, jalanilah kehidupan ini sebaik mungkin, tidak hanya untuk meraih sesuatu bagi diri sendiri, tetapi juga untuk menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Jangan sampai tidak ada yang diingat orang selain perkataan dan perbuatan buruk yang pernah kita lakukan.

    Bagaimana kita hidup di masa kini akan menentukan bagaimana orang mengenang kita di masa depan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 13 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • FLORENCE735

    13 Januari 2017

    Banyak banget bacaannya dalam sehari. Semoga sempat bacanya. Hehehe..

  • ZEGA376

    14 Januari 2017

    FLORENCE735 tulis:

    Banyak banget bacaannya dalam sehari. Semoga sempat bacanya. Hehehe..

    Bisa dicicil kayak minum obat: pagi, siang, malam sebelum tidur.

    Asal jangan dicicil kayak angsuran KPR atau kredit motor/mobil yg sebulan sekali.

    Tetangga sebelah aja bisa 5x sehari berdoanya, masa kita kalah si... Ayo sehari 7x hehhehe

    14 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    14 Januari 2017

    Sabtu, 14 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Ucapan ilahi terhadap Damsyik dan Efraim

    (1) Ucapan ilahi terhadap Damsyik. Sesungguhnya, Damsyik tidak akan tetap sebagai kota, nanti menjadi suatu timbunan reruntuhan;

    (2) kampung-kampungnya akan ditinggalkan selama-lamanya dan menjadi tempat bagi kawanan-kawanan ternak, yang berbaring dengan tidak diganggu oleh siapapun.

    (3) Kubu-kubu akan hilang dari Efraim dan kuasa kerajaan akan lenyap dari Damsyik, juga sisa-sisa Aram, semuanya akan lenyap sama seperti kemuliaan orang Israel, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

    (4) Maka pada waktu itu kemuliaan Yakub akan berkurang, dan kemakmurannya akan susut;

    (5) keadaannya seperti gandum yang digenggam orang untuk dituai dan tangannya memetik bulir-bulir; atau seperti bulir-bulir yang dipungut orang di lembah orang Refaim.

    (6) Dari padanya akan tertinggal sisa untuk pemetikan susulan seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, tertinggal satu dua di sebelah pucuknya dan beberapa di dahan-dahannya, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel.

    (7) Pada waktu itu manusia akan memandang kepada Dia yang menjadikannya, dan matanya akan melihat kepada Yang Mahakudus, Allah Israel;

    (8) ia tidak akan memandang kepada mezbah-mezbah buatan tangannya sendiri, dan tidak akan melihat kepada yang dikerjakan oleh tangannya, yakni tiang-tiang berhala dan pedupaan-pedupaan.

    (9) Pada waktu itu kota-kotamu akan ditinggalkan seperti kota-kota orang Hewi dan orang Amori yang mereka tinggalkan karena orang Israel, sehingga menjadi sunyi sepi.

    (10) Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu. Sebab itu sekalipun engkau membuat taman yang permai dan menanaminya dengan cangkokan luar negeri,

    (11) sekalipun pada hari menanamnya engkau membuatnya tumbuh subur, dan pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya berbunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah.

    Ucapan ilahi terhadap Asyur

    (12) Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!

    (13) Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung.

    (14) Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedahsyatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang yang merampasi kita.

    Yesaya 17

    Runtuh Karena Mengabaikan Allah

    Bangsa Aram (dalam pasal ini disebut sebagai Damsyik yang menunjuk kepada nama ibu kota Aram) adalah sekutu bangsa Israel Utara (dalam 17:3 disebut Efraim--salah satu suku Israel yang menonjol, dan dalam 17:4 disebut Yakub--salah seorang nenek moyang bangsa Israel) dalam memberontak terhadap Kerajaan Asyur. Karena bangsa Israel Selatan (Yehuda) tidak mau ikut melawan bangsa Asyur, mereka memusuhi bangsa Yehuda. Oleh karena itu, keruntuhan Damsyik yang berhasil ditaklukkan oleh bangsa Asyur segera disusul dengan keruntuhan Kerajaan Israel Utara (Lihat 2 Raja-raja 18:9-12). Sekalipun demikian, Kerajaan Yehuda tidak ikut runtuh karena saat Kerajaan Israel Utara runtuh, Kerajaan Yehuda dipimpin oleh raja yang baik, yaitu Raja Hizkia.

    Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan bahwa keruntuhan Kerajaan Israel Utara disebabkan karena bangsa Israel telah melupakan dan mengabaikan Allah (Yesaya 17:10). Keruntuhan Kerajaan Israel Utara ini beberapa puluh tahun kemudian disusul oleh keruntuhan Kerajaan Yehuda yang juga disebabkan karena penyebab yang sama, yaitu melupakan dan mengabaikan Allah. Sekalipun kisah keruntuhan Kerajaan israel Utara dan Selatan ini amat menyedihkan, kita perlu mengingat bahwa Kerajaan Asyur yang meruntuhkan Kerajaan israel Utara dan Kerajaan Babel yang meruntuhkan Kerajaan Yehuda pun pada gilirannya akan mengalami keruntuhan yang datangnya tiba-tiba. Kerajaan Asyur dirobohkan oleh Kerajaan Babel dan Kerajaan Babel dirobohkan oleh Kerajaan Media-Persia. Saat ini, orang Kristen di banyak tempat menghadapi teror yang menakutkan. Beranikah kita meyakini bahwa teror tak akan terwujud tanpa izin Allah? [P]

    Yesaya 17:9-10a

    “Pada waktu itu kota-kotamu akan ditinggalkan ..., sehingga menjadi sunyi sepi. Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu.”

    14 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    14 Januari 2017

    Sabtu, 14 Januari 2017

    Baca: Markus 4:36-41

    4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.

    4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

    4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”

    4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

    4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

    4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya? —Markus 4:41

    Bertumbuh dalam Angin

    —Mart DeHaan

    Coba bayangkan sebuah dunia tanpa angin. Danau pasti tenang. Dedaunan yang rontok tidak akan beterbangan di jalan. Namun siapa yang menyangka bahwa pepohonan yang tumbuh dalam keadaan tanpa tiupan angin bisa tiba-tiba tumbang? Itulah yang terjadi dalam kubah kaca seluas tiga hektar yang dibangun di tengah padang pasir Arizona. Pepohonan dalam kubah raksasa yang disebut Biosphere 2 itu bertumbuh lebih cepat dari normal dan tiba-tiba tumbang karena tidak kuat menahan bebannya sendiri. Para peneliti pun menemukan penyebabnya. Ternyata pohon-pohon itu memerlukan tekanan dari tiupan angin supaya dapat bertumbuh dengan kuat.

    Yesus memperkenankan murid-murid-Nya mengalami angin topan dengan maksud untuk menguatkan iman mereka (Mrk. 4:36-41). Suatu malam ketika mengarungi perairan yang biasa mereka lewati, tiba-tiba terjadi topan yang ternyata terlalu kuat untuk para nelayan berpengalaman itu. Angin dan ombak mengombang-ambingkan perahu mereka, sementara Yesus yang kelelahan tidur di buritan kapal. Dalam suasana panik, mereka membangunkan Yesus. Tidakkah Guru mereka peduli kalau mereka akan binasa? Apa yang dipikirkan-Nya? Lalu mereka mulai menemukan jawabannya. Tuhan Yesus memerintahkan angin dan ombak itu untuk tenang, lalu bertanya kepada murid-murid-Nya itu mengapa mereka masih tidak percaya kepada-Nya.

    Jika angin topan tidak bertiup, mereka tidak akan pernah bertanya, “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” (Mrk. 4:41).

    Mungkin kamu menganggap bahwa hidup dalam kubah yang terlindung itu menyenangkan. Namun sekuat apakah iman kita akan bertumbuh jika kita tidak mengalami sendiri firman Tuhan yang memberi kita keyakinan di tengah badai hidup yang menerpa? —Mart DeHaan

    Doa:

    Bapa di surga, tolonglah kami mengingat bahwa ketika kami takut, Kau selalu mengundang kami menerima kekuatan untuk mengenal dan mempercayai-Mu. Amin.

    Prinsip:

    Allah tidak pernah tertidur.

    Wawasan:

    Di Markus 4:35–5:43 penulis Injil menuliskan empat peristiwa mukjizat untuk membuktikan bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah” dan Dia memiliki otoritas mutlak atas segala kuasa di dunia jasmani (4:35-41), atas segala kuasa di dunia spiritual (5:1-20), atas segala penyakit fisik (5:24-34), dan atas kematian (5:35-43). Mukjizat-mukjizat itu dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan, “Siapa gerangan orang ini?” (4:41). Mukjizat pertama adalah Yesus menenangkan badai di Galilea. Karena Danau Galilea berbentuk cekungan dengan kedalaman sekitar 700 kaki di bawah permukaan laut dan dikelilingi oleh pegunungan, badai dahsyat yang muncul tiba-tiba sudah biasa terjadi (ay.37). Yesus yang lelah dan nyenyak tertidur menunjukkan bahwa Dia adalah manusia sejati (ay.38); tetapi badai yang langsung menaati perintah-Nya menunjukkan bahwa Dia adalah Allah sejati (ay.39). —Sim Kay Tee

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 33-35; Matius 10:1-20

    14 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    14 Januari 2017

    MENARA YANG KUAT

    [[Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.]] (Amsal 18:10)

    Suatu kali saya berjumpa dengan seorang perempuan muda yang cantik bernama Y. Dalam kepolosan usia mudanya, Y lari meninggalkan rumah bersama pacarnya. Selama beberapa bulan mereka menikmati kebebasan yang diidam-idamkan di beberapa kota.

    Malangnya, akhirnya keduanya kehabisan uang. Tak ada lagi yang dapat mereka jual untuk membiayai pelarian mereka. Suatu malam ada seorang pria memasuki kamar Y dan memaksanya melakukan hubungan seksual. Y menolak dan memberontak, tetapi pria itu menegaskan bahwa ia telah membayar kepada pacarnya untuk tidur dengan Y. Dari luar pintu kos terdengar teriakan sang pacar yang meminta Y melayani pria tersebut.

    “Tidak ada yang bisa mengerti perasaan saya. Saya dikhianati kekasih. Saya dijual oleh pacar saya sendiri. Saya ingin mati saja!” jerit Y. Saya terdiam mencoba menemukan kata-kata yang terbaik untuk menghibur Y.

    “Saya tentu tidak mengerti perasaanmu, Y. Saya tidak pernah dikhianati sedemikian rupa oleh rekan-rekan saya. Tapi, ada satu orang yang pernah mengalami sepertimu. Ia bahkan dijual oleh orang yang mengaku sebagai muridnya,” jawab saya.

    “ Oh ya, siapa dia?” tanya Y. “Namanya Yesus!” jawab saya. Percakapan kami berlanjut dengan pemberitaan pengampunan dosa dalam nama Yesus dan hidup baru yang dianugerahkan-Nya. Y tertunduk, meneteskan air mata, dan akhirnya membuka hidup-Nya bagi Kritus.

    “Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Amsal 18:10). Dalam pergumulan dan kesesakan hidup, datanglah kepada Yesus. Dia akan menyelamatkan, mengubahkan, dan memberikan harapan yang baru.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 14 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    16 Januari 2017

    Senin, 16 Januari 2017

    Baca Alkitab:

    2 Tawarikh 20:1,13-22

    20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.

    20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.

    20:14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah,

    20:15 dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

    20:16 Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.

    20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.”

    20:18 Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalempun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.

    20:19 Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.

    20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!”

    20:21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”

    20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, . . . kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami. —2 Tawarikh 20:9

    16 Jan 2017

    Lembah Pujian

    Oleh Jennifer Benson Schuldt

    Henri Matisse, seorang seniman Prancis, merasa bahwa karyanya di tahun-tahun terakhir dari hidupnya adalah karya yang paling ia banggakan. Pada masa itu, ia bereksperimen dengan gaya baru, yakni melukis gambar-gambar berukuran besar yang berwarna-warni tidak menggunakan cat melainkan dengan kertas. Ia menghias dinding kamarnya dengan gambar-gambar cerah tersebut. Henri menganggap semua itu penting karena ia telah didiagnosa mengidap kanker dan itu sering membuatnya harus terbaring di tempat tidur.

    Menderita penyakit, kehilangan pekerjaan, atau mengalami patah hati merupakan contoh-contoh dari peristiwa yang disebut orang sebagai “berada di lembah kekelaman”. Bangsa Yehuda mengalaminya ketika mendengar laskar musuh hendak menyerang mereka (2Taw. 20:2-3). Raja pun berdoa, “Bila sesuatu malapetaka menimpa kami . . . kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami” (ay.9). Allah menjawab, “Majulah besok menghadapi [musuhmu], Tuhan akan menyertai kamu” (ay.17).

    Ketika pasukan Yehuda tiba di medan perang, ternyata musuh mereka sudah terlebih dahulu saling membunuh. Hingga tiga hari lamanya umat Allah menjarah perlengkapan, pakaian, dan barang-barang berharga yang tertinggal. Sebelum pergi dari situ, mereka berkumpul untuk memuji Allah dan menamakan tempat itu “LembahPujian”, yang juga berarti “berkat”.

    Allah berjalan bersama kita pada saat-saat terkelam dalam hidup kita. Dia memampukan kita untuk menemukan berkat-berkat-Nya di dalam lembah kekelaman itu. —Jennifer Benson Schuldt

    Doa:

    Ya Allah, tolonglah aku untuk tidak takut menghadapi kesulitan. Tolonglah aku

    untuk percaya bahwa kebaikan dan kasih-Mu akan selalu menyertaiku.

    Pedoman Hidup Baru:

    Hanya Allah yang sanggup mengubah beban menjadi berkat.

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 39-40; Matius 11

    16 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    16 Januari 2017

    Senin, 16 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 19:

    Ucapan ilahi terhadap Mesir

    (1) Ucapan ilahi terhadap Mesir. Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka.

    (2) Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang Mesir, supaya mereka berperang, setiap orang melawan saudaranya, dan setiap orang melawan temannya, kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan;

    (3) semangat orang Mesir menjadi hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada arwah dan kepada roh-roh peramal.

    (4) Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam tangan seorang tuan yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan memerintah mereka; demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam.

    (5) Air dari sungai Nil akan habis, dan sungai itu akan menjadi tohor dan kering,

    (6) sehingga terusan-terusan akan berbau busuk, dan anak-anak sungai Nil akan menjadi dangkal dan tohor, gelagah dan teberau akan mati rebah.

    (7) Rumput di tepi sungai Nil dan seluruh tanah pesemaian pada sungai Nil akan menjadi kering ditiup angin dan tidak ada lagi.

    (8) Para nelayan akan mengaduh dan berkabung, yaitu semua orang yang memancing di sungai Nil; semua orang yang menjala di situ akan merana juga.

    (9) Orang-orang yang mengolah lenan akan mendapat malu, demikian juga tukang-tukang tenun kain putih.

    (10) Mereka yang menenun akan remuk hatinya, segala pekerja upahan akan bersedih hati.

    (11) Para pembesar Zoan adalah orang-orang bodoh belaka; para penasihat Firaun yang paling bijaksana memberi nasihat yang dungu. Bagaimanakah kamu dapat berkata kepada Firaun: "Aku ini anak orang-orang bijaksana, anak raja-raja zaman purbakala?"

    (12) Di manakah orang-orang bijaksanamu? Biarlah mereka mengumumkan kepadamu serta memberitahukan apa yang diputuskan TUHAN semesta alam tentang Mesir.

    (13) Para pembesar Zoan bertindak tolol, para pembesar Memfis sudah teperdaya; para pemuka suku-suku mereka telah memusingkan Mesir.

    (14) TUHAN telah mencurahkan di antara mereka suatu roh kekacauan, dan mereka memusingkan Mesir dalam segala usahanya, sehingga seperti seorang mabuk yang pusing waktu muntah-muntah.

    (15) Dan tidak ada usaha Mesir yang akan berhasil yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikut, oleh pemuka dan orang biasa.

    (16) Pada waktu itu orang-orang Mesir akan seperti orang-orang perempuan; mereka akan gemetar dan terkejut terhadap tangan TUHAN semesta alam yang diacungkan-Nya kepada mereka.

    (17) Maka tanah Yehuda akan menimbulkan kegemparan di antara orang Mesir, dan siapapun yang teringat kepadanya akan terkejut mendengar keputusan TUHAN semesta alam yang diambil-Nya mengenai mereka.

    (18) Pada waktu itu akan ada lima kota di tanah Mesir yang berbicara bahasa Kanaan dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam. Satu di antaranya akan disebutkan Ir-Heres.

    (19) Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatasannya.

    (20) Itu akan menjadi tanda kesaksian bagi TUHAN semesta alam di tanah Mesir: apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena orang-orang penindas, maka Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan mereka.

    (21) TUHAN akan menyatakan diri kepada orang Mesir, dan orang Mesir akan mengenal TUHAN pada waktu itu; mereka akan beribadah dengan korban sembelihan dan korban sajian, dan mereka akan bernazar kepada TUHAN serta membayar nazar itu.

    (22) TUHAN akan menghajar orang Mesir, akan menghajar dan menyembuhkan; dan mereka akan berbalik kepada TUHAN dan Ia akan mengabulkan doa mereka serta menyembuhkan mereka.

    (23) Pada waktu itu akan ada jalan raya dari Mesir ke Asyur, sehingga orang Asyur dapat masuk ke Mesir dan orang Mesir ke Asyur, dan Mesir akan beribadah bersama-sama Asyur.

    (24) Pada waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping Asyur, suatu berkat di atas bumi,

    (25) yang diberkati oleh TUHAN semesta alam dengan berfirman: "Diberkatilah Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan tangan-Ku, dan Israel, milik pusaka-Ku."

    Yesaya 20:

    Ucapan ilahi terhadap Mesir dan Etiopia

    (1) Pada tahun ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di Asdod lalu memerangi dan merebutnya,

    (2) pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: "Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu," lalu iapun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.

    (3) Berfirmanlah TUHAN: "Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia,

    (4) demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir.

    (5) Maka orang akan terkejut dan malu karena Etiopia, pokok pengharapan mereka, dan karena Mesir, kebanggaan mereka.

    (6) Dan penduduk tanah pesisir ini akan berkata pada waktu itu: Lihat, beginilah nasib orang-orang yang kami harapkan, kepada siapa kami melarikan diri minta pertolongan supaya diselamatkan dari raja Asyur. Bagaimana mungkin kami terluput?"

    Yesaya 19-20

    Renungan:

    Menjadi Berkat di Tengah Ketidakpastian

    Saat menghadapi ancaman bahaya, bangsa Israel sering kurang tekun bersandar kepada Tuhan dan memilih untuk bersandar kepada musuh-musuh mereka, antara lain kepada bangsa Mesir. Sikap bangsa Israel itu jelas salah karena Mesir bukanlah tempat bersandar yang kokoh. Tuhan akan membuat Mesir mengalami perang saudara (19:2), sehingga mereka menjadi lemah dan akhirnya bisa ditaklukkan oleh Asyur (19:4). Bukan hanya Mesir, tetapi Etiopia juga berhasil ditakluk-kan (20:1-6), sehingga untuk sementara, Asyur menjadi amat berkuasa.

    Saat Tuhan menghukum Mesir itu, ada catatan menarik dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu bahwa ada lima kota di Tanah Mesir yang berbicara bahasa Kanaan dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam (19:18). “Berbicara bahasa Kanaan” adalah suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa di lima kota itu, penduduknya menyembah Allah bangsa Israel (19:19-22). Hal ini berarti bahwa ada penduduk Israel yang memberi kesaksian yang baik yang membuat sebagian penduduk Mesir percaya kepada Allah Israel. Yang lebih mengesankan, pengaruh terhadap bangsa Mesir kemudian menjalar kepada bangsa Asyur (19:23-25). Ternyata bahwa di tengah situasi yang secara umum merosot secara rohani, ada orang-orang beriman yang kesaksiannya mempengaruhi bangsa-bangsa lain. Situasi yang dihadapi umat Tuhan saat ini berbeda dengan situasi yang dihadapi bangsa Israel, namun sama-sama menghadapi kemerosotan secara rohani dan ketidakpastian secara politik dan keamanan. Apakah dalam situasi saat ini, kita masih sanggup menunjukkan kesaksian hidup yang baik yang dilandasi oleh iman kepada Yesus Kristus? [P]

    Yesaya 19:24-25a

    “Pada waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping Asyur, suatu berkat di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN semesta alam ...”

    16 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    16 Januari 2017

    KAMU JUGA, BRUTUS?

    [[Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.]] (Amsal 3:29)

    “Kamu juga, Brutus?” begitulah ucapan legendaris dari Julius Caesar. Brutus yang tak lain adalah kemenakan dan orang kepercayaannya, ternyata tega mengkhianati Julius Caesar. Pengkhianatan yang berakhir dengan kematian Julius Caesar.

    Apakah Anda pernah mendengar atau bahkan mengalami sendiri pengkhianatan? Apa yang Anda rasakan ketika orang terdekat mengkhianati Anda? Seorang musuh menghadang di depan jalan, tetapi hanya sahabat atau kerabat yang menusuk dari belakang, bukan?

    “Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau” (Amsal 3:29). Amsal ini adalah peringatan keras bagi kita yang merencanakan kejahatan terhadap sesama, yang tanpa curiga tinggal bersama-sama dengan kita. Amsal ini melarang tindakan pengkhianatan. Pengkhianatan juga akan membawa pada hancurnya kepercayaan. Tak akan mudah membangun kembali kepercayaan yang telah hancur lebur akibat pengkhianatan.

    Tak mudah bagi seorang istri untuk menerima kembali suami yang telah mengkhianatinya dengan perselingkuhan. Tak mudah bagi seorang suami untuk menerima kembali istri yang telah membeberkan keburukannya di muka umum. Tak mudah bagi orangtua untuk menerima anak yang telah merusak nama baik keluarga. Tak mudah bagi anak-anak untuk menerima kembali orangtua yang telah memfitnahnya.

    Pengkhianatan menghancurkan kepercayaan. Pikir ulang sebelum berkhianat agar laknat tak mendarat.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 16 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • 16 Januari 2017

    Toleransi dari Kisah Gerbang Emas di Yerusalem

    Saat pertama kali ke Yerusalem tahun 2012, guide lokal kami menjelaskan tentang Eastern Gate atau Golden Gate (dalam foto terletak di sebelah kanan). Golden Gate atau Pintu Gerbang Emas saat ini dalam keadaan tertutup dan baru akan terbuka jika Mesias datang. Kisah Pintu Gerbang Emas yang akan dimasuki oleh Mesias ini ternyata sedikit banyak diyakini oleh umat Islam.

    Waktu itu Ottoman dari Turki memerintahkan untuk menutup Gerbang Emas yang dulu dimasuki Yesus sebelum penyalibannya. Ottoman juga membangun pekuburan Islam di depan Gerbang Emas dengan maksud menajiskan Mesias sehingga Mesias tidak datang. Menurut guide kami, Mesias yang ditunggu-tunggu umat Yahudi adalah orang kudus. Orang kudus menurut tradisi Yahudi TIDAK BOLEH berdekatan dengan mayat. Maka kuburan adalah solusi praktis guna membatalkan kedatangan Mesias. Kira-kira begitu pikiran Ottoman. Namun sesungguhnya apa yang dilakukan Ottoman sudah diketahui oleh TUHAN sebab TUHAN telah menubuatkan hal itu kepada Nabi Yehezkiel. Berikut ayat di Alkitab tentang Gerbang Emas:

    Pintu gerbang timur yang tertutup Yehezkiel 44:1-3

    (1) Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu gerbang luar dari tempat kudus, yang menghadap ke timur; gerbang ini tertutup. [Catatan: Nubuatan yg digenapi oleh Ottoman]

    (2) Lalu TUHAN berfirman kepadaku: "Pintu gerbang ini harus tetap tertutup, jangan dibuka dan jangan seorangpun masuk dari situ, sebab TUHAN, Allah Israel, sudah masuk melaluinya; karena itu gerbang itu harus tetap tertutup. [Catatan: Nubuatan tentang Yesus: akan melewati Gerbang Emas menaiki keledai]

    (3) Hanya raja itu, oleh karena ia raja boleh duduk di sana makan santapan di hadapan TUHAN. Raja itu akan masuk melalui balai gerbang dan akan keluar dari situ."

    Kembali ke tahun 2012 ketika saya dan suami ke Yerusalem, usai mendengar penjelasan guide kami, saya bertanya, "Kenapa pemerintah Israel tidak memindahkan saja (relokasi) pekuburan Islam tersebut ke tempat lain agar kawasan suci Gerbang Emas bisa dikunjungi oleh umat Kristen?" Guide kami menjawab, "Untuk apa kami melakukan itu? Untuk apa kami mencari masalah dengan umat Islam? Tanpa bikin masalah saja, kami sudah dituduh macam-macam!" Untungnya, guide kami fasih omong Bahasa Indonesia sehingga saya jamin ngga ada kesalahan penerjemahan hehe. Jadi, kesimpulan saya pemerintah Israel dalam kasus pekuburan Islam di depan Gerbang Emas telah bersikap sangat lunak dan manusiawi, sangat toleran. Meski memang, akibat adanya pekuburan Islam di depan Gerbang Emas maka izin masuk ke area depan Gerbang Emas berada di pihak Islam. Hanya beberapa tur dan travel yang bisa dapat izin bawa rombongan masuk ke sini. Jika Anda mau ke Yerusalem, mintalah kesempatan ke Gerbang Emas. Bagi saya, ini adalah tempat terpenting bagi umat Kristen karena dengan iman kita menantikan kedatanganNya yang kedua kali.

    Kemenangan terakhir: TUHAN menjadi Raja di Yerusalem dari Zakaria 14:1-4

    (1) Sesungguhnya, akan datang hari yang ditetapkan TUHAN, maka jarahan yang dirampas dari padamu akan dibagi-bagi di tengah-tengahmu.

    (2) Aku akan mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yerusalem; kota itu akan direbut, rumah-rumah akan dirampoki dan perempuan-perempuan akan ditiduri. Setengah dari penduduk kota itu harus pergi ke dalam pembuangan, tetapi selebihnya dari bangsa itu tidak akan dilenyapkan dari kota itu. [Catatan: Nubuatan Israel: segala bangsa memerangi Israel]

    (3) Kemudian TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran.

    (4) Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. [Catatan: Pintu Gerbang Emas menghadap tepat di depan Bukit Zaitun].

    Apakah nubuatan Zakaria 14:2 akan digenapi dengan adanya Peace Summit di Paris 15 Januari ini? Akankah segala bangsa akan berkumpul untuk menerangi Israel? Tidak ada yang tahu. Kita sebagai orang percaya cuma bisa berdoa untuk kedamaian di Yerusalem. Amin

    #ByMonique

  • ZEGA376

    17 Januari 2017

    Selasa, 17 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Ucapan ilahi terhadap Babel

    (1) Ucapan ilahi terhadap "padang gurun di tepi laut". Seperti puting beliung mendesing lewat di Tanah Negeb, demikianlah datangnya dari padang gurun, dari negeri yang dahsyat.

    (2) Suatu penglihatan yang kejam telah diberitakan kepadaku: "Penggarong menggarong, perusak merusak! Majulah, hai Elam, kepunglah, hai Madai! Aku hentikan semua keluh yang ditimbulkannya."

    (3) Sebab itu pinggangku amat sakit, sakit mulas menimpa aku seperti sakit mulas perempuan yang melahirkan; aku terbungkuk-bungkuk, tidak mendengar lagi, aku terkejut, tidak melihat lagi.

    (4) Hatiku gelisah, kekejutan meliputi aku, malam hari yang selalu kurindukan itu sekarang menggentarkan aku.

    (5) Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk, makan, minum .Tiba-tiba kedengaran: "Hai para panglima! Siaplah tempur, minyakilah perisai!"

    (6) Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Pergilah, tempatkanlah seorang peninjau, apa yang dilihatnya haruslah diberitahukannya.

    (7) Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh perhatian."

    (8) Kemudian berserulah orang yang melihat itu: "Di tempat peninjauan, ya tuanku, aku berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam."

    (9) Lihat, itu sudah datang sepasukan orang, pasang-pasangan orang berkuda! Lalu berserulah ia, katanya: "Sudah jatuh, sudah jatuh Babel, dan segala patung berhalanya telah diremukkan dan bertaburan di tanah."

    (10) Hai bangsaku yang telah dipijak-pijak dan diinjak-injak! Apa yang kudengar dari TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah kuberitahukan kepadamu.

    Ucapan ilahi terhadap Duma

    (11) Ucapan ilahi terhadap Duma. Ada seorang berseru kepadaku dari Seir: "Hai pengawal, masih lama malam ini? Hai pengawal, masih lama malam ini?"

    (12) Pengawal itu berkata: "Pagi akan datang, tetapi malam juga. Jika kamu mau bertanya, datanglah bertanya sekali lagi!"

    Ucapan ilahi terhadap Arabia

    (13) Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah-kafilah orang Dedan!

    (14) Hai penduduk tanah Tema, keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti!

    (15) Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan.

    (16) Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis.

    (17) Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab TUHAN, Allah Israel, telah mengatakannya."

    Yesaya 21

    Renungan:

    Kehancuran Babel

    Pada zaman Yesaya, bagian Selatan daerah Babel disebut “tepi laut” karena letaknya dekat teluk Persia. Bila ayat 1 dibandingkan dengan ayat 9, jelas bahwa yang dimaksud dengan “padang gurun di tepi laut” adalah Kerajaan Babel yang dinubuatkan akan mengalami serangan dahsyat dari orang Elam dan orang Madai yang datang secara mendadak dan cepat--seperti wanita yang hendak melahirkan--sehingga membuat Kerajaan Babel runtuh seperti tersapu oleh angin puting beliung yang datang dari padang gurun (21:1-3). Dalam Daniel 5:28, orang Madai dan orang Elam disebut sebagai orang Media dan orang Persia. Bagi Yesaya, penglihatan tentang hancurnya Babel ini menggelisahkan (Yesaya 21:4). Ironisnya, bangsa Babel tidak menyadari datangnya bahaya yang sedang mengancam mereka. Orang Media dan Persia menyerbu saat Belsyazar--raja Babel terakhir--sedang berpesta (Daniel 5:30).

    Kenyamanan sering membuat manusia kehilangan kewaspadaan. Di Indonesia, para pejabat korup yang kaya raya dan hidup nyaman bisa mendadak tertangkap tangan dan selanjutnya harus hidup secara amat terbatas dalam penjara. Celakanya, orang Kristen pun sering kali lalai untuk berdoa saat keadaan aman tenteram. Bila Tuhan mengizinkan umat-Nya menghadapi ancaman bahaya, mungkin hal itu merupakan peringatan agar kita sadar bahwa kita memerlukan pertolongan Tuhan. Oleh karena itu, perintah Tuhan Yesus agar umat-Nya berjaga-jaga dan berdoa merupakan perintah yang selalu relevan sepanjang masa. Apakah Anda menyadari bahwa apa yang terjadi di negara kita dan juga dalam hidup kita dipengaruhi oleh doa? [P]

    Yesaya 21:5

    Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk, makan, minum ... Tiba-tiba kedengaran: “Hai para panglima! Siaplah tempur, minyakilah perisai!”

    17 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    17 Januari 2017

    Selasa, 17 Januari 2017

    Baca: Yohanes 14:5-14

    14:5 Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”

    14:6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

    14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”

    14:8 Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.”

    14:9 Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

    14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

    14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

    14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

    14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

    14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. —Yohanes 14:19

    Renungan:

    Menemukan Hidup

    Oleh Poh Fang Chia

    Perkataan ayah Ravi sangatlah menyakitkan hati Ravi. “Kamu itu pecundang. Kamu membuat seluruh keluarga malu.” Jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang berbakat, Ravi sering dianggap sebagai aib. Ia berusaha untuk unggul dalam bidang olahraga dan berhasil, tetapi ia tetap merasa seperti pecundang. Ia bertanya-tanya, Akan jadi apa aku ini? Apakah aku memang tak tertolong lagi? Bisakah aku melepaskan diri dari hidup ini tanpa rasa sakit? Pikiran-pikiran itu menghantuinya, tetapi ia tidak menceritakannya kepada siapa pun karena itu bukanlah hal yang lazim dalam budayanya. Ia telah diajar: “Pendamlah rasa sakit hatimu; tetaplah tegak meski runtuh duniamu.”

    Maka Ravi pun bergumul sendiri. Kemudian ketika sedang dirawat di rumah sakit setelah gagal bunuh diri, Ravi menerima sejilid Alkitab dari seorang pengunjung. Ibunya membacakan firman dari Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 kepada Ravi: “Sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup” (ay.19). Itu mungkin satu-satunya harapanku, pikir Ravi. Hidup dengan cara yang baru. Hidup seperti yang dikehendaki oleh Sang Pemberi hidup itu sendiri. Ravi pun berdoa, “Yesus, jika memang Engkau pemberi hidup yang benar, aku mau menerima hidup itu.”

    Dalam hidup ini, adakalanya kita mengalami masa-masa yang membuat kita putus asa. Namun seperti Ravi, kita dapat menemukan pengharapan dalam Yesus Kristus yang adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (ay.6). Allah rindu memberi kita hidup yang bermakna dan berkelimpahan. —Poh Fang Chia

    Doa:

    Ya Tuhan, aku sadar aku orang berdosa yang membutuhkan pengampunan-Mu. Terima kasih Yesus, karena Engkau telah mati bagiku dan memberiku hidup kekal. Ubahlah hidupku agar aku bisa memuliakan dan menghormati-Mu saja.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Hanya Yesus yang dapat memberi kita hidup baru.

    Wawasan

    Pada malam sebelum kematian-Nya di kayu salib, Tuhan Yesus tidak memikirkan penderitaan yang akan dialami-Nya, melainkan memikirkan kesejahteraan murid-murid-Nya. Setelah menjanjikan akan pergi untuk menyiapkan tempat tinggal bagi mereka, Yesus mengatakan bahwa Dia akan datang lagi untuk membawa mereka bersama-Nya. Dasar dari pernyataan tersebut adalah deklarasi Kristus bahwa Dialah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6). Karena diri-Nya itulah Dia sanggup menghibur murid-murid-Nya. Yesus memberikan pengharapan akan kehidupan baru bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. —Dennis Fisher

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 41-42; Matius 12:1-23

    17 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    17 Januari 2017

    KEINDAHAN JASMANI

    [[Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.]] (Amsal 5:18-19)

    Suatu kali saya melayani percakapan bagi pasangan yang akan menikah. Saya bertanya kepada calon suami, “Apa yang menarik pada diri calon istri Anda?” Pria itu sejenak terdiam, lalu menjawab, “Calon istri saya orang yang pintar, baik, dan rajin, Pak!”  

    “Hanya itu?” tanya saya. Pria itu mengangguk mantap. Calon istrinya yang sedari tadi mendengar jawabannya tiba-tiba dengan cemberut berkata, “Jadi, menurutmu, saya ini tidak cantik?” Pria itu pun menjadi gelagapan, sementara saya hanya terseyum.

    “Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya” (Amsal 5:18-19). Mungkin Amsal ini membuat kita tidak merasa nyaman karena ada kata yang menyebut bagian tubuh perempuan. Mana mungkin sih firman Tuhan kok bicara sevulgar ini?

    Sebenarnya, jika kita membaca kitab Kejadian, maka kita akan mendapati bahwa setelah Tuhan menciptakan pria dan wanita lalu memberkati mereka, maka perintah pertama-Nya adalah meminta kita beranak cucu dan bertambah banyak. Manusia tidak dapat beranak cucu tanpa melakukan hubungan seksual, bukan? Dalam hubungan seksual itu perlu ada ketertarikan secara fisik dan emosi, bukan? Jadi, wajarlah bila seorang suami mengagumi keindahan jasmani istrinya, seperti terdapat di dalam Amsal tadi. Begitu pula sebaliknya.

    Pertama-tama dan terutama, tampillah menarik dan cantik bagi suami Anda. Pertama-tama dan terutama, tampillah tampan dan menawan bagi istri Anda.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 17 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    18 Januari 2017

    Rabu, 18 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Kelancangan penduduk Yerusalem

    (1) Ucapan ilahi terhadap "lembah penglihatan". Ada apa gerangan, maka semua pendudukmu naik ke sotoh-sotoh rumah,

    (2) hai kota yang bersorak riuh dan ribut gembira, hai negeri yang beria-ria? Orang-orangmu yang mati terbunuh bukanlah terbunuh oleh pedang, dan bukanlah gugur dalam peperangan.

    (3) Semua panglimamu sama-sama melarikan diri, mereka tertawan tanpa tembakan panah; semua orang-orang kuatmu sama-sama tertawan, biarpun mereka sudah lari jauh-jauh.

    (4) Sebab itu aku berkata: "Buanglah mukamu terhadap aku, biarkanlah aku menangis dalam kepahitan; janganlah mendesak aku, supaya aku terhibur mengenai kebinasaan puteri bangsaku."

    (5) Sebab Tuhan, TUHAN semesta alam telah menentukan suatu hari: Ia akan menggemparkan, menginjak-injak dan mengacaukan orang: di "lembah penglihatan" tembok akan dirombak dan teriakan minta tolong sampai ke puncak gunung!

    (6) Elam telah memasang tabung panah, Aram datang dengan pasukan berkereta dan berkuda, dan Kir membuka sarung perisai.

    (7) Maka lembah-lembahmu yang paling indah penuh dengan kereta, dan pasukan berkuda berbaris di hadapan pintu gerbang,

    (8) dan Yehuda kehilangan perlindungan. Pada waktu itu engkau memandang kepada perlengkapan senjata di "Gedung Hutan";

    (9) kamu melihat bahwa memang sudah banyak sekali retak-retak tembok kota Daud dan kamu mengumpulkan air kolam bawah;

    (10) kamu menghitung rumah-rumah di Yerusalem, dan kamu merobohkan rumah-rumah untuk meneguhkan tembok;

    (11) kamu membuat tempat pengumpulan air di antara kedua tembok itu untuk menampung air dari kolam yang lama; tetapi kamu tidak memandang kepada Dia yang membuatnya, dan tidak melihat kepada Dia yang telah sejak dahulu membentuknya.

    (12) Pada waktu itu Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh orang menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain kabung;

    (13) tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: "Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!"

    (14) Tetapi TUHAN semesta alam menyatakan diri dan berfirman kepadaku: "Sungguh, kesalahanmu ini tidak akan diampuni, sampai kamu mati," firman Tuhan, TUHAN semesta alam.

    Tentang Sebna dan Elyakim

    (15) Beginilah firman Tuhan, TUHAN semesta alam: "Mari, pergilah kepada kepala istana ini, kepada Sebna yang mengurus istana, dan katakan:

    (16) Ada apamu dan siapamu di sini, maka engkau menggali kubur bagimu di sini, hai yang menggali kuburnya di tempat tinggi, yang memahat kediaman baginya di bukit batu?

    (17) Sesungguhnya, TUHAN akan melontarkan engkau jauh-jauh, hai orang! Ia akan memegang engkau dengan kuat-kuat

    (18) dan menggulung engkau keras-keras menjadi suatu gulungan dan menggulingkan engkau seperti bola ke tanah yang luas; di situlah engkau akan mati, dan di situlah akan tinggal kereta-kereta kemuliaanmu, hai engkau yang memalukan keluarga tuanmu!

    (19) Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan.

    (20) Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia:

    (21) Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.

    (22) Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

    (23) Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.

    (24) Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum keluarganya, tunas dan taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari piring pasu sampai periuk belanga.

    (25) Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tempat yang kokoh itu tidak akan kuat lagi, sehingga patah dan jatuh, dan segala tanggungannya itu hancur, sebab TUHAN telah mengatakannya."

    Yesaya 22

    Renungan:

    Menanggapi Peringatan Tuhan

    Perkataan “lembah penglihatan” (22:1, 5) jelas menunjuk kepada kota Yerusalem (22:10, 21). Tidak jelas mengapa Yerusalem disebut sebagai kota penglihatan, tetapi ada kemungkinan bahwa penyebutan itu disebabkan karena adanya Lembah Kidron di sebelah Timur dan Lembah Hinom di sebelah Barat dan Selatan kota Yerusalem. Dalam nubuat ini, kota Yerusalem sedang berada dalam keadaan terancam. Dalam jangka waktu dekat, nubuat ini menunjuk kepada situasi pengepungan kota Yerusalem oleh tentara Asyur (22:2, 9-11, 13). Dalam jangka waktu panjang, nubuat ini menunjuk kepada penghancuran kota Yerusalem oleh tentara Babel yang berujung dengan pembuangan (22:3, 4, 12, 14). Akan tetapi, perlu dipertimbangkan pula bahwa perkataan “Pada waktu itu” umumnya menunjuk kepada akhir zaman.

    Nubuat tentang penghukuman terhadap kota Yerusalem jelas merupakan peringatan yang bertujuan agar umat Allah bertobat. Menurut kebiasaan zaman itu, pertobatan diungkapkan dengan cara “menangis dan meratap dengan menggundul kepala dan melilitkan kain kabung” (22:12). Sayangnya, peringatan tersebut ditanggapi secara tidak semestinya. Di Yerusalem, masih ada “kegirangan dan sukacita” yang diungkapkan melalui pesta pora karena mereka memegang prinsip “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!”

    Sikap penduduk Yerusalem dalam menyikapi peringatan Tuhan ini sangat mengecewakan. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak orang yang mengaku Kristen, tetapi tetap hidup dalam dosa dan tidak mempedulikan peringatan Tuhan, padahal hukuman Tuhan pasti akan terlaksana. Apakah Anda peka terhadap peringatan Tuhan? [P]

    1 Korintus 15:32

    “Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.”

    18 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    18 Januari 2017

    Rabu, 18 Januari 2017

    Baca: Mazmur 100

    100:1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!

    100:2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!

    100:3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

    100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

    100:5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya . . . tetap turun-temurun. —Mazmur 100:5

    Renungan:

    Pengaruh Jangka Panjang

    Oleh Joe Stowell

    Beberapa tahun lalu, saya dan istri pernah tinggal di sebuah penginapan yang menyediakan sarapan di daerah terpencil bernama Yorkshire Dales di Inggris. Di sana juga tinggal empat pasangan lain yang semuanya orang Inggris dan tidak pernah kami kenal sebelumnya. Saat duduk di ruang tamu sembari menikmati kopi setelah makan malam, obrolan kami mengarah pada pekerjaan. Pada saat itu saya masih melayani sebagai presiden dari Moody Bible Institute di Chicago, dan saya mengira tak ada seorang pun dari mereka yang tahu tentanginstitut itu maupun pendirinya, D. L. Moody. Setelah menyebutkan nama sekolah itu, sayaterkejut melihat respons mereka yang begitu cepat. “Moody dan Sankey . . . Moody yang terkenal itu?” Tamu lainnya menambahkan, “Di rumah kami ada sebuah buku himne yang ditulis Sankey dan keluarga kami sering berkumpul untuk menyanyikan pujian dari buku itu dengan iringan piano.” Saya takjub! Penginjil Dwight Moody dan musikus yang mengiringinya, Ira Sankey, pernah mengadakan sejumlah kebaktian kebangunan rohani di Kepulauan Britania lebih dari 120 tahun yang lalu, dan pengaruh mereka masih terasa sampai kini.

    Malam itu, saya meninggalkan ruangan tersebut sambil memikirkan tentang pengaruh jangka panjang yang bisa diberikan hidup kita bagi Allah—pengaruh doa seorang ibu terhadap anak-anaknya, dorongan semangat yang diberikan seorang rekan kerja, dukungan dan tantangan yang diberikan seorang guru atau pelatih, atau teguran penuh kasih dari seorang teman. Sungguh istimewa untuk mengambil bagian dalam janji indah yang menyatakan bahwa “kasih setia-Nya . . . tetap turun-temurun” (Mzm. 100:5). —Joe Stowell

    Doa:

    Tuhan, tolong kami mengingat bahwa meski hidup ini singkat, apa yang kami lakukan bagi-Mu sekarang dapat berdampak panjang setelah kami berpulang kepada-Mu. Pimpin aku hari ini untuk memberikan hidupku bagi sesama.

    Pedoman Hidup Baru:

    Hanya karya bagi Kristus yang bernilai kekal.

    Wawasan:

    Banyak ahli yakin bahwa Mazmur 100 dinyanyikan dalam setiap hari raya orang Israel dan mungkin terkait dengan persembahan syukur. Mazmur itu kemungkinan berfungsi sebagai penutup dari puji-pujian dalam Mazmur 96–99, yang menyerukan Allah Yahweh sebagai raja. Setiap mazmur dalam bagian ini meninggikan salah satu sifat Allah dan kemudian mengarahkan umat Allah untuk menyembah-Nya karena sifat-Nya tersebut. Mazmur 96 memuji Tuhan atas penghakiman-Nya yang adil; Dia tidak akan membiarkan kejahatan dan ketidakadilan berkuasa selamanya. Mazmur 97 memuji Allah atas kedaulatan-Nya, Mazmur 98 memuji Allah atas keselamatan-Nya, dan Mazmur 99 atas kekudusan-Nya. Secara keseluruhan, Mazmur 96–100 tersusun dalam alur puji-pujian yang berpuncak pada panggilan kepada seluruh bumi untuk menyanyikan pujian kepada Allah. Dialah satu-satunya yang berdaulat, kudus, dan adil, yang akan menghakimi bumi. —Dennis Moles

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 43-45; Matius 12:24-50

    18 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    18 Januari 2017

    Rabu, 18 Januari 2017

    Pembacaan Alkitab:

    [[Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.]] (Amsal 26:13-14)

    Renungan:

    CABUT AKAR KEMALASAN

    Dahulu, ketika saya masih kanak-kanak, satu-satunya hiburan yang sesuai usia adalah menonton film Si Unyil yang ditayangkan di stasiun televisi satu-satunya pada waktu itu: TVRI. Salah satu tokoh dalam kisah Si Unyil adalah Pak Ogah. Dari namanya saja kita sudah dapat menduga karakternya. Pak Ogah suka ogah-ogahan alias malas. Tidak mau bekerja sebelum mendapatkan upah terlebih dahulu. Bila sudah ogah-ogahan, Pak Ogah selalu punya banyak alasan untuk menghindari pekerjaan.

    “Berkatalah si pemalas: ‘Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!’ Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya” (Amsal 26:14). Amsal ini menggambarkan pemalas sebagai orang yang gemar mencari-cari alasan untuk membenarkan kemalasannya. Mana mungkin ia tahu bahwa benar-benar ada singa di jalan atau di lorong bila ia berbaring di tempat tidurnya. Kemalasan tidak menghasilkan apa pun selain alasan.

    Apakah kita mengenal seseorang yang dengan cepat kita beri label “malas”? Saya yakin kita dapat dengan cepat mengenali kemalasan yang hidup pada diri orang lain. Namun, sayangnya jangan-jangan kita lupa mengenali benih-benih kemalasan yang berdiam di dalam diri kita sendiri. Bila kita mulai mencari-cari alasan untuk tidak melangkah maju, hanya duduk, diam, dan kemudian tertidur, maka inilah tanda benih-benih kemalasan mulai bertumbuh. Cabutlah akar kemalasan, semailah benih-benih kerajinan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 18 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    19 Januari 2017

    Kamis, 19 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Ucapan ilahi terhadap Tirus dan Sidon

    (1) Ucapan ilahi tentang Tirus. Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab Tirus sudah rusak, tiada lagi rumahmu atau pangkalanmu! Ketika mereka masih di negeri orang Kitim telah dinyatakan hal itu kepada mereka.

    (2) Berdiam dirilah, hai penduduk tanah pesisir, hai saudagar Sidon, suruhan-suruhanmu mengarungi laut, dan berlayar di samudera besar;

    (3) barang-barang yang dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil, sehingga kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa.

    (4) Tahulah malu hai Sidon, sebab laut, benteng laut, berbicara, katanya: "Aku tidak pernah menggeliat sakit dan tidak melahirkan, aku tidak pernah membesarkan anak-anak teruna, dan tidak mengasuh anak-anak dara."

    (5) Apabila kabar tentang Tirus itu sampai ke Mesir, mereka akan gemetar mendengarnya.

    (6) Mengungsilah ke Tarsis, merataplah, hai penduduk tanah pesisir!

    (7) Inikah kotamu yang beria-ria, yang asalnya dari zaman purbakala? Orangnya telah melawat ke tempat yang jauh untuk merantau ke sana.

    (8) Siapakah yang memutuskan ini atas Tirus, kota yang pernah menghadiahkan mahkota, yang saudagar-saudagarnya pembesar-pembesar dan pedagang-pedagangnya orang-orang mulia di bumi?

    (9) TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.

    (10) Kerjakanlah ladangmu seperti di tepi sungai Nil, hai puteri Tarsis, sudah tidak ada lagi galangan-galangan kapal!

    (11) TUHAN telah mengacungkan tangan-Nya terhadap laut dan membuat kerajaan-kerajaan gemetar; Ia telah memberi perintah mengenai Kanaan untuk memusnahkan benteng-bentengnya.

    (12) Dan ia telah berfirman: "Engkau tidak akan beria-ria lagi, hai anak dara yang digagahi, hai puteri Sidon! Bangkitlah, mengungsilah kepada orang Kitim! Di sanapun juga tidak akan ada tempat yang senang bagimu."

    (13) Lihat negeri orang Kasdim! Bangsa itulah yang melakukannya, bukan orang Asyur. Mereka telah menyerahkan Tirus kepada binatang-binatang gurun, mereka telah mendirikan menara-menara pengepungan dan telah meratakan puri-puri kota itu dan membuat kota itu menjadi reruntuhan.

    (14) Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab sudah dirusakkan bentengmu!

    (15) Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini:

    (16) "Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang."

    (17) Dan sesudah lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, sehingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan segala kerajaan yang ada di muka bumi.

    (18) Labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.

    Yesaya 23

    Renungan:

    Orang yang Sombong!

    Tirus dan Sidon adalah kota pelabuhan terbesar pertama dan kedua di daerah Fenisia. Sebagai kota pelabuhan yang besar, jelas bahwa kedua kota tersebut juga merupakan pusat perdagangan. Oleh karena itu, kedua kota tersebut--terutama kota Tirus--merupakan kota yang kaya, dan sekaligus merupakan kota yang berkuasa secara ekonomi. Sebagaimana kekuatan militer membuat bangsa Asyur dan bangsa Babel menjadi sombong, demikian pula kekuatan ekonomi membuat penduduk Tirus dan penduduk Sidon menjadi sombong. Kesombongan penduduk Tirus dan penduduk Sidon ini membuat Tuhan menghukum mereka melalui tangan bangsa Babel. Karena Tirus dan Sidon merupakan pusat perdagangan, maka rusaknya pelabuhan di kota Tirus dan Sidon mempengaruhi kota-kota di sekitar mereka, bahkan pengaruh kehancuran kedua kota itu terasa oleh penduduk Mesir dan penduduk Tarsis yang berdagang dengan mereka.

    Kehancuran kota Tirus dan Sidon ini merupakan peringatan bagi orang-orang yang berkuasa dan orang-orang kaya pada masa kini agar tidak sombong karena kesombongan akan mendatangkan hukuman Allah. Kekuasaan dan kekayaan Anda sepatutnya dipersembahkan kepada Allah guna dipakai untuk pekerjaan Allah dan untuk menolong sesama. Kita harus senantiasa menyadari bahwa apa yang kita miliki saat ini asalnya dari pemberian Tuhan dan dititipkan kepada kita untuk dipakai secara bertanggung jawab serta pada waktunya nanti harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Apakah Anda sudah memakai kekuasaan dan kekayaan yang Anda miliki untuk kemuliaan Tuhan dan untuk kepentingan sesama? [P]

    1 Petrus 5:5

    Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

    19 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    19 Januari 2017

    Kamis, 19 Januari 2017

    Baca: 2 Korintus 4:1-7

    4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

    4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

    4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

    4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

    4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

    4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. —2 Korintus 4:7

    Harta untuk Dibagikan

    Oleh Bill Crowder

    Pada bulan Maret 1974, para petani di Tiongkok yang sedang menggali sumur menemukan sesuatu yang mengejutkan. Di bawah tanah kering di Tiongkok tengah itu terkubur Tentara Terakota—patung-patung tanah liat seukuran orang dewasa yang berasal dari abad ke-3 SM. Temuan yang luar biasa itu terdiri dari 8.000 tentara, 150 kuda kavaleri, dan 130 kereta yang ditarik oleh 520 kuda. Tentara Terakota itu telah menjadi salah satu lokasi wisata paling populer di Tiongkok, dengan memikat lebih dari satu juta pengunjung setiap tahunnya. Harta menakjubkan yang terkubur selama berabad-abad lamanya itu sekarang telah diperkenalkan kepada dunia.

    Rasul Paulus menuliskan bahwa para pengikut Kristus mempunyai harta terpendam dalam diri mereka yang harus dibagikan kepada dunia: “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (2Kor. 4:7). Harta yang kita punyai di dalam diri kita itu adalah kabar baik tentang Kristus dan kasih-Nya.

    Harta itu bukanlah untuk disembunyikan tetapi untuk dibagikan sehingga oleh kasih dan anugerah Allah setiap bangsa dapat menjadi keluarga-Nya. Melalui karya Roh Kudus, kiranya hari ini kita dapat membagikan harta tersebut kepada seseorang. —Bill Crowder

    Doa:

    Ya Bapa, kabar baik tentang Yesus Kristus itu terlalu indah untuk kusimpan sendiri. Kiranya aku menyatakan Injil melalui hidupku dan membagikannya kepada orang lain sepanjang hidupku bersama-Mu, Tuhan.

    Pedoman Hidup Baru:

    Kiranya orang lain tidak hanya mendengar kesaksian kita, tetapi juga melihat bukti nyata dari kesaksian itu dalam hidup kita.

    Wawasan

    Kisah penebusan Allah tidak dapat dipisahkan dari inkarnasi—istilah yang bersumber dari kata Latin yang berarti “menjadi daging”. Inkarnasi berarti Allah menyediakan jalan keselamatan yang sempurna dan final bagi manusia dengan cara menjadikan diri-Nya sebagai manusia. Kepada semua yang menjadi pengikut-Nya, Yesus memberikan misi untuk memberitakan pesan-Nya kepada dunia tentang hidup, pengharapan, dan penyelamatan dari Allah. Allah telah memilih untuk menyimpan harta Injil, terang Kristus, di dalam bejana sederhana, yaitu di dalam diri para pengikut-Nya, umat Allah. Ketika kita mengalami kuasa-Nya bekerja di dalam hidup kita, kita pun akan memberitakan pesan tentang anugerah, pemulihan, pembaruan, dan kasih-Nya kepada dunia. Kita menunjukkan kuasa Allah yang melebihi segalanya kepada dunia ketika Dia mewujudkan kemuliaan Kristus di dalam hidup kita hari lepas hari (ay.7). —Dennis Moles

    Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 46-48; Matius 13:1-30

    19 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    19 Januari 2017

    Kamis, 19 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. ]] (Amsal 21:23)

    Renungan:

    JAGA KATA-KATA

    Silent is golden, demikianlah bunyi kata pepatah dalam bahasa Inggris. Terjemahannya kurang lebih demikian: diam itu emas. Pepatah ini ingin mengingatkan bahwa diam bukanlah tidak memiliki arti. Diam sama berharganya dengan emas di tengah kesadaran begitu banyaknya kata-kata tak berarti yang kita ucapkan setiap hari.

    “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran” (Amsal 21:33). Amsal ini menegaskan pentingnya menjaga mulut dan lidah terkait dengan perkataan yang dengan mudah terucap. Perkataan yang dengan mudah terucap tak jarang kita sesali kemudian karena melahirkan masalah. Bukankah kita kerap menyesal sambil berkata dalam hati, “Seandainya saja saya tidak mengucapkan kalimat itu.”

    Di masa kini tidak hanya kata-kata yang terucap saja yang harus kita perhatikan dengan baik, tetapi juga kata-kata yang tertulis melalui media sosial seperti facebook atau twitter. Sudah ada begitu banyak konflik yang bahkan berujung ke pengadilan akibat sebuah kalimat yang tertuang di facebook atau twitter. Mungkin kita dapat menghapus atau mengedit ulang kalimat itu, tetapi toh tetap saja ada kemungkinan orang-orang tertentu telah meng- capture apa yang kita tulis.

    Jagalah kata-kata kita, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, agar jangan sampai menyeret kita ke dalam bahaya.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 19 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    20 Januari 2017

    Jumat, 20 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Bumi dihancurkan

    (1) Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya, akan membalikkan permukaannya, dan akan menyerakkan penduduknya.

    (2) Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam, seperti nasib hamba laki-laki demikianlah nasib tuannya, seperti nasib hamba perempuan demikianlah nasib nyonyanya, seperti nasib pembeli demikianlah nasib penjual, seperti nasib peminjam demikianlah nasib yang meminjamkan, seperti nasib orang yang berhutang demikianlah nasib orang yang berpiutang.

    (3) Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman ini.

    (4) Bumi berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi merana bersama.

    (5) Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.

    (6) Sebab itu sumpah serapah akan memakan bumi, dan penduduknya akan mendapat hukuman; sebab itu penduduk bumi akan hangus lenyap, dan manusia akan tinggal sedikit.

    (7) Air anggur tidak menggirangkan lagi, pohon anggur merana, dan semua orang yang bersukahati mengeluh.

    (8) Kegirangan suara rebana sudah berhenti, keramaian orang-orang yang beria-ria sudah diam, dan kegirangan suara kecapi sudah berhenti.

    (9) Tiada lagi orang minum anggur dengan bernyanyi, arak menjadi pahit bagi orang yang meminumnya.

    (10) Kota yang kacau riuh sudah hancur, setiap rumah sudah tertutup, tidak dapat dimasuki.

    (11) Orang menjerit di jalan-jalan karena tiada anggur, segala sukacita sudah lenyap, kegirangan bumi sudah hilang.

    (12) Yang terdapat dalam kota hanya kerusakan, pintu gerbang telah didobrak dan runtuh.

    (13) Sebab beginilah akan terjadi di atas bumi, di tengah-tengah bangsa-bangsa, yaitu seperti pada waktu orang menjolok buah zaitun, seperti pada waktu pemetikan susulan, apabila panen buah anggur sudah berakhir.

    (14) Dengan suara nyaring mereka bersorak-sorai, demi kemegahan TUHAN, mereka memekik dari sebelah barat:

    (15) "Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN, Allah Israel, di tanah-tanah pesisir laut!"

    (16) Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: "Hormat bagi Yang Mahaadil!" Tetapi aku berkata: "Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melakukan penggarongannya!"

    (17) Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan masuk pelubang dan jerat!

    (18) Maka yang lari karena bunyi yang mengejutkan akan jatuh ke dalam pelubang, dan yang naik dari dalam pelubang akan tertangkap dalam jerat. Sebab tingkap-tingkap di langit akan terbuka dan akan bergoncang dasar-dasar bumi.

    (19) Bumi remuk redam, bumi hancur luluh bumi goncang-gancing.

    (20) Bumi terhuyung-huyung sama sekali seperti orang mabuk dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin; dosa pemberontakannya menimpa dia dengan sangat, ia rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.

    (21) Maka pada hari itu TUHAN akan menghukum tentara langit di langit dan raja-raja bumi di atas bumi.

    (22) Mereka akan dikumpulkan bersama-sama, seperti tahanan dimasukkan dalam liang; mereka akan dimasukkan dalam penjara dan akan dihukum sesudah waktu yang lama.

    (23) Bulan purnama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab TUHAN semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya.

    Yesaya 24

    Renungan:

    Sang Penguasa Mutlak

    Saat menyimak bacaan Alkitab hari ini, mungkin saja dalam pikiran kita terlintas pertanyaan, “Apakah Tuhan benar-benar memiliki kuasa atas bumi dan segala isinya?”; Pertanyaan ini penting karena tanpa jawaban atas pertanyaan tersebut, kita tidak bisa menjawab pertanyaan, “Mungkinkah semua hal yang dibicarakan dalam bacaan Alkitab hari ini terjadi?” Dalam beberapa minggu ini, kita telah membaca bahwa Asyur dan Babel yang menyombongkan kekuatan militer mereka serta Tirus dan Sidon yang menyombongkan kekayaan mereka dihukum Allah karena kesombongan mereka. Apakah perkataan Allah dalam bacaan Alkitab hari ini yang menyatakan bahwa Allah akan menghancurkan dunia ini (24:1) benar-benar akan bisa terwujud?

    Allah berbeda dengan manusia! Manusia yang merasa dirinya hebat telah menyalahi kodratnya sebagai makhluk ciptaan yang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sebaliknya, Allah Pencipta yang Mahakuasa itu tidak pernah bisa dikatakan sombong karena Dia memang tidak terbatas dan mampu melakukan apa pun tanpa terkecuali. Manusia yang berkuasa tidaklah mahakuasa dan selalu ada hal-hal yang tidak mampu dia lakukan. Sebaliknya, Allah mampu melakukan apa pun. Satu-satunya keterbatasan Allah adalah bahwa Dia tidak dapat menyalahi kodratnya sebagai Allah Yang Mahakuasa, Mahatahu, Mahaadil, Mahabenar, dan seterusnya. Allah tidak bisa menjadi tidak mahakuasa, tidak mahatahu, dan seterusnya. Semua yang Allah katakan dalam firman-Nya pasti akan terlaksana pada waktu yang ditetapkan oleh Allah. Apakah Anda yakin bahwa Allah sanggup mewujudkan semua nubuat dalam Alkitab? [P]

    Kejadian 18:14a

    “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN?”

    20 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    20 Januari 2017

    20 Jan 2017

    Baca: Kejadian 2:4-8

    2:4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, —

    2:5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;

    2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu–

    2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

    2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Ketika itulah Tuhan Allah . . . menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. —Kejadian 2:7

    Napas Hidup

    Oleh Amy Boucher Pye

    Pada suatu pagi yang dingin dan membeku, saat saya dan putri saya berjalan bersama menuju sekolahnya, kami sangat senang melihat hembusan napas kami berubah menjadi uap. Kami tertawa geli melihat bermacam-macam bentuk uap yang dihasilkan dari hembusan napas kami. Saya mensyukuri momen itu, karena saya dapat menikmati kebersamaan dengan putri saya dan merasakan hidup.

    Hembusan napas kami yang biasanya tidak terlihat itu tampak di udara dingin, dan itu membuat saya memikirkan tentang Sumber dari napas dan hidup kita—Allah Pencipta kita. Dia, yang menciptakan Adam dari debu tanah dan memberinya napas hidup, juga memberikan hidup kepada kita dan setiap makhluk ciptaan-Nya (Kej. 2:7). Segala sesuatu berasal dari-Nya, bahkan napas yang kita hirup tanpa memikirkannya.

    Karena sekarang kita mempunyai banyak kemudahan dan teknologi, kita mungkin cenderung melupakan asal mula kita dan kenyataan bahwa Allah sebagai sumber hidup kita. Namun ketika kita berhenti sejenak untuk mengingat bahwa Allah adalah Pencipta kita, kita dapat menjadikan ucapan syukur sebagai kebiasaan kita sehari-hari. Kita dapat meminta pertolongan-Nya sambil menyadari dengan rendah hati dan penuh syukur bahwa hidup kita adalah anugerah. Kiranya ucapan syukur kita terus melimpah dan menyentuh hati orang lain, sehingga mereka juga akan bersyukur kepada Tuhan atas segala kebaikan dan kesetiaan-Nya.

    Doa:

    Bapa Surgawi, Engkau sungguh Allah yang dahsyat dan mengagumkan! Engkau menciptakan kehidupan dengan napas-Mu sendiri. Kami memuji-Mu dan mengagumi-Mu. Terima kasih untuk karya ciptaan-Mu.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Bersyukurlah kepada Allah, Pencipta kita, yang memberi kita napas hidup.

    Wawasan

    Adakah di antara kita yang tidak pernah menyepelekan misteri kehidupan ini? Siapakah di antara kita yang lebih terobsesi dengan segala sesuatu yang tidak kita miliki daripada menghargai napas kehidupan yang dikaruniakan kepada kita oleh Allah Mahabijaksana yang memilih untuk memberikan hidup dan sukacita-Nya kepada kita? Menurut kisah agung Alkitab, Allah Pencipta kita meniupkan napas kehidupan-Nya kepada segenggam debu, karena Dia ingin memberikan keberadaan-Nya yang kekal, kasih-Nya, dan sukacita-Nya kepada kita. Itulah alasannya Dia turun tangan menyelamatkan kita dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya melalui Yesus Kristus agar kita hidup dalam pengampunan dan pengharapan. —Mart DeHaan

    Bacaan Alkitab setahun: Kejadian 49–50 ; Matius 13:31-58

    Anda dapat memberi dampak yang berarti

    20 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

501 – 525 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 20  21  22 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan