Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

526 – 550 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 21  22  23 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    20 Januari 2017

    KEKUATAN RASA CUKUP

    [[Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.]] (Amsal 30:9)

    Cobalah Anda menengok sebentar ke toko buku terdekat. Anda akan menemukan banyak buku membahas tentang bagaimana meraih kekayaan sebanyak mungkin dan secepat mungkin.  Buku-buku bertema seperti ini biasanya laris manis. Tentu saja keinginan untuk meraih kekayaan adalah hal yang wajar. Masalahnya adalah kadang kala keinginan itu begitu kuat memengaruhi seseorang sampai ia menghalalkan segala cara. Tak jarang orang-orang yang ingin meraih kekayaan sebanyak dan secepat mungkin ini menjadi mangsa investasi keuangan yang menjanjikan keuntungan semu. Ingin kaya malah tertipu. Mau untung malah buntung.

    Tidak wajar pula jika seseorang ingin menjadi miskin. Kemiskinan tentu bukan kondisi yang menyenangkan bagi orang yang sehat jiwanya. Wajar kalau orang berjuang untuk keluar dari belukar kemiskinan. Tak jarang karena merasa kurang, sebagian orang mencuri sebagai jalan pintas meraih kekayaan.

    Doa Amsal hari ini mengajarkan kepada kita tentang rasa cukup. Amsal tidak memuja kemiskinan, tidak mengajarkan kepada kita untuk membabi buta mengejar kekayaan. Perhatikan doa penulis Amsal ini, “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (Amsal 30:9).

    Kekayaan dan kemiskinan bisa membuat kita tergelincir ke dalam dosa; rasa cukuplah yang akan menjaga kita tetap kokoh berdiri.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 20 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • EKO789

    20 Januari 2017

    Sangt mencerahkan.

    ZEGA376 tulis:

    KEKUATAN RASA CUKUP

    ....

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    21 Januari 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • ZEGA376

    21 Januari 2017

    Sabtu, 21 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Ucapan syukur karena musuh sudah musnah

    (1) Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.

    (2) Sebab Engkau telah membuat kota itu menjadi timbunan batu, dan kota yang berkubu itu menjadi reruntuhan; puri orang luar tidak lagi menjadi kota, dan tidak dibangunkan lagi untuk selama-lamanya.

    (3) Oleh karena itu suatu bangsa yang kuat akan memuliakan Engkau; kota bangsa-bangsa yang gagah akan takut kepada-Mu.

    (4) Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin,

    (5) seperti panas terik di tempat kering. Kegaduhan orang-orang luar Kaudiamkan; seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan.

    Keselamatan bagi bangsa-bangsa di Sion

    (6) TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.

    (7) Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.

    (8) Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.

    (9) Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"

    (10) Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-injak dalam lobang kotoran.

    (11) Apabila Moab mengembangkan tangannya di dalamnya seperti cara perenang mengembangkannya untuk berenang, maka TUHAN akan mematahkan kecongkakkan mereka dengan segala daya upaya mereka.

    (12) Maka kubu-kubu tembokmu yang tinggi akan ditumbangkan-Nya dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan debu.

    Yesaya 25

    Renungan:

    Ungkapan Syukur Berlandaskan Iman

    Dalam bacaan Alkitab hari ini, Nabi Yesaya mengungkapkan rasa syukurnya atas rancangan Allah. Yang menarik adalah bahwa pada saat itu, nubuat Allah yang disampaikan melalui Nabi Yesaya itu belum terwujud. Sekalipun demikian, jelas bahwa dalam 25:1, Nabi Yesaya mengungkapkan rasa syukur karena Allah “telah” (bukan “akan”) melaksanakan rancangan-Nya yang ajaib. Oleh karena itu, ucapan syukur Nabi Yesaya tersebut merupakan ungkapan iman bahwa Allah pasti akan dan bisa melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Nabi Yesaya meyakini bahwa bangsa-bangsa yang kuat pun berada di bawah kekuasaan Allah (25:3). Keperkasaan Allah membuat Allah bisa menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah (25:4). Ucapan syukur Nabi Yesaya ini mengungkapkan iman yang menjangkau sampai ke zaman akhir, yaitu bahwa maut akan ditiadakan dan air mata akan dihapuskan (25:8).

    Allah menghendaki ungkapan syukur yang dilandasi oleh iman. Tanpa iman, ungkapan syukur kita hanya akan didasarkan pada hal-hal yang kelihatan. Dengan perkataan lain, tanpa iman, kita hanya bisa mengucap syukur bila kita sudah menerima berkat Tuhan. Oleh karena itu, tanpa iman, kita tidak akan bisa mengucap syukur saat kita mengalami kegagalan, penganiayaan, sakit, kekurangan uang, dan sebagainya. Tanpa iman, kita hanya akan bisa bersyukur berdasarkan apa yang telah kita terima, bukan berdasarkan iman. Tanpa iman kita tidak akan bisa menerapkan 1 Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Apakah Anda bisa tetap mengucap syukur saat Anda menghadapi kekurangan, ancaman, kehilangan, kegagalan, dan sebagainya? [P]

    Yesaya 25:1

    “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.”

    21 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    22 Januari 2017

    Minggu, 22 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Nyanyian puji-pujian karena kelepasan dan penghakiman yang diberikan Allah

    (1) Pada waktu itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda: "Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok dan benteng.

    (2) Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia!

    (3) Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

    (4) Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.

    (5) Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu.

    (6) Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-injaknya."

    (7) Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya.

    (8) Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau.

    (9) Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar.

    (10) Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia akan berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku, dan tidak akan melihat kemuliaan TUHAN.

    (11) Ya TUHAN, tangan-Mu dinaikkan, tetapi mereka tidak melihatnya. Biarlah mereka melihat kecemburuan-Mu karena umat-Mu dan biarlah mereka mendapat malu! Biarlah api yang memusnahkan lawan-Mu memakan mereka habis!

    (12) Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.

    (13) Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami, tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan.

    (14) Mereka sudah mati, tidak akan hidup pula, sudah menjadi arwah, tidak akan bangkit pula; sesungguhnya, Engkau telah menghukum dan memunahkan mereka, dan meniadakan segala ingatan kepada mereka.

    (15) Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa ini bertambah-tambah, ya, membuat bertambah-tambah umat kemuliaan-Mu; Engkau telah sangat memperluas negerinya.

    (16) Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa.

    (17) Seperti perempuan yang mengandung yang sudah dekat waktunya untuk melahirkan, menggeliat sakit, mengerang karena sakit beranak, demikianlah tadinya keadaan kami di hadapan-Mu, ya TUHAN:

    (18) Kami mengandung, kami menggeliat sakit, tetapi seakan-akan kami melahirkan angin: kami tidak dapat mengadakan keselamatan di bumi, dan tiada lahir penduduk dunia.

    (19) Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.

    (20) Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu.

    (21) Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya, dan bumi tidak lagi menyembunyikan darah yang tertumpah di atasnya, tidak lagi menutupi orang-orang yang mati terbunuh di sana.

    Yesaya 26

    Renungan:

    Memandang ke Masa Depan

    Bila dalam pasal sebelumnya, pandangan Nabi Yesaya ter-tuju pada kota yang runtuh menjadi timbunan batu (25:2), dalam pasal 26 ini, Nabi Yesaya menyaksikan kota yang kuat, bertembok dan berbenteng. Perkataan “Pada waktu itu” (26:1) merupakan ungkapan eskatologis (menunjuk ke masa depan atau ke akhir zaman), maka bisa diduga bahwa kota yang kuat, bertembok, dan berbenteng menunjuk kepada kota Yerusalem baru (bandingkan dengan Wahyu 21). Di sana, tidak ada lagi air mata dan kematian (Wahyu 21:4). Kehadiran kota Yerusalem baru itu didahului oleh masa penghakiman Kristus (2 Korintus 5:10; Wahyu 20:11-15). Itulah sebabnya, di kota Yerusalem baru, yang dipersilakan masuk adalah bangsa yang benar dan yang tetap setia (Yesaya 26:2, 7), yaitu umat Allah yang setia memegang teguh iman kepercayaan kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu, bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus, saat penghakiman adalah saat yang ditunggu-tunggu (26:8).

    Menurut pendapat Anda, apa saja yang bisa membuat seseorang tidak memiliki damai sejahtera dalam menjalani kehidupan? Umumnya, seseorang akan kehilangan damai sejahtera bila dia tidak memiliki pengharapan saat memandang hal-hal yang negatif dalam kehidupan. Memandang ke masa depan itu penting sekali! Banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa yang penting adalah masa kini. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Alkitab tentang pengharapan yang tersedia di masa depan! Pengharapan akan masa depan itulah yang akan menghibur dan menguatkan kita saat kita menghadapi kesusahan dan persoalan pada masa kini. Ingatlah bahwa tanggung jawab kita menyangkut masa kini, tetapi pengharapan kita menyangkut masa depan. [P]

    Yesaya 26:3-4

    “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.”

    22 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    22 Januari 2017

    Minggu, 22 Januari 2017

    Baca: 2 Korintus 4:4-15

    4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

    4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

    4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

    4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;

    4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

    4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

    4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

    4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.

    4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

    4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.

    4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab Allah . . . membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. —2 Korintus 4:6

    Renungan:

    Wajah Kristus

    Oleh Philip Yancey

    Sebagai penulis, sebagian besar masalah yang saya bahas adalah seputar penderitaan. Saya terus-menerus kembali ke pertanyaan-pertanyaan yang sama, seolah mengorek kembali luka lama yang tidak kunjung sembuh. Saya menerima kabar dari para pembaca buku saya dan kisah-kisah penderitaan yang mereka hadapi menunjukkan bahwa apa yang saya pertanyakan itu benar-benar terjadi. Saya teringat kepada seorang pembina kaum muda yang menelepon saya setelah istri dan bayinya terjangkit penyakit AIDS dari transfusi darah. Ia bertanya, “Bagaimana mungkin aku berkhotbah kepada pemuda-pemudi yang kulayani tentang Allah yang Mahakasih?”

    Saya telah belajar untuk tidak lagi berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan “mengapa”, seperti: Mengapa harus istri pembina itu yang menerima sekantong darah yang telah terkontaminasi? Mengapa angin topan menghantam satu kota dan meluputkan kota lainnya? Mengapa ada doa memohon kesembuhan jasmani yang tidak dijawab?

    Namun demikian, ada satu pertanyaan yang dahulu pernah mengusik saya tetapi kini tidak lagi, yaitu “Apakah Allah peduli?” Saya hanya tahu satu jawaban atas pertanyaan itu, dan jawabannya adalah Yesus. Kita melihat Allah pada wajah Yesus Kristus. Jika kamu bertanya-tanya bagaimana perasaan Allah terhadap penderitaan manusia di atas planet ini, pandanglah wajah Yesus Kristus.

    “Apakah Allah peduli?” Kematian Anak-Nya untuk menggantikan kita telah menjawab pertanyaan tersebut. Kelak segala kesakitan, duka, penderitaan, dan kematian akan ditaklukkan untuk selama-lamanya. “Sebab Allah yang telah berfirman: ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!‘, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus” (2Kor. 4:6). —Philip Yancey

    Petunjuk Hidup Baru:

    Selebar tangan Yesus yang terentang di kayu salib, demikianlah besarnya kasih Allah kepada kita.

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 4-6; Matius 14:22-36

    22 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    22 Januari 2017

    YES MAN!

    [[Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi daripada orang yang menjilat.]] (Amsal 28:23)

    “Ah, kalau orang itu sih tipe Yes Man, Pak,” demikian jawaban yang saya terima ketika menanyakan perilaku orang tertentu. Apakah Anda mengerti apa yang dimaksud dengan Yes Man ? Yes Man, demikian juga dengan Yes Woman adalah istilah yang dikenakan pada mereka yang selalu patuh dan menurut pada perintah atasan. Biasanya Yes Man atau Yes Woman mengambil sikap selalu patuh karena mau menyenangkan atasannya sehingga ia tidak akan berisiko kehilangan pekerjaan. Tak jarang Yes Man/Yes Woman ini bahkan memberikan laporan yang palsu.

    Apakah sebagai seorang atasan, Anda senang mempunyai anak buah Yes Man/Yes Woman? Apakah Anda senang ketika anak buah sekadar setuju dengan apa pun yang Anda rencanakan tanpa memberikan catatan kritis? Apalagi dengan Yes Man/Yes Woman yang menyajikan laporan palsu? Tentu saja tidak, bukan? Anda tentu lebih senang dengan anak buah yang menunjukkan sikap hormat. Sebagai bagian nyata dari sikap hormat itu, anak buah Anda tidak akan segan-segan menunjukkan analisis kritisnya untuk rencana dan pemikiran Anda. Hasilnya, rencana Anda akan menjadi lebih matang sehingga terhindar dari masalah di sana sini.

    “Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi daripada orang yang menjilat” (Amsal 28:23). Ingatlah Amsal ini saat berelasi dengan atasan Anda. Ingatlah Amsal ini juga dalam berelasi dengan siapa saja. Kepedulian yang sejati tidak akan menghasilkan sikap Yes Man/Yes Woman. Adakalanya kepedulian sejati melahirkan keberanian untuk berkata “tidak”.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 22 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • FAITH936

    23 Januari 2017

    Thanks a lot udh memberkati dg renungan2 yg dikirim ke forum ini..

    Saya sangat diberkati sekali.

  • ZEGA376

    23 Januari 2017

    Senin, 23 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Israel diselamatkan

    (1) Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut.

    (2) Pada waktu itu akan dikatakan: "Bernyanyilah tentang kebun anggur yang elok!

    (3) Aku, TUHAN, penjaganya; setiap saat Aku menyiraminya. Supaya jangan orang mengganggunya, siang malam Aku menjaganya;

    (4) kehangatan murka tiada pada-Ku. Sekiranya tampak kepada-Ku puteri malu dan rumput, Aku akan bertindak memeranginya dan akan membakarnya sekaligus,

    (5) kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!"

    (6) Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya.

    (7) Apakah TUHAN memusnahkan umat-Nya seperti Ia memusnahkan orang yang memusnahkan mereka? Atau apakah Ia membunuh umat-Nya seperti Ia membunuh orang yang membunuh mereka?

    (8) Dengan menghalau dan dengan mengusir mereka Engkau telah melawan mereka. Ia telah menyisihkan mereka dengan angin-Nya yang keras di waktu angin timur.

    (9) Maka beginilah akan dihapuskan kesalahan Yakub dan inilah buahnya kalau ia menjauhkan dosanya: ia akan membuat segala batu mezbah seperti batu-batu kapur yang dipecah-pecahkan, sehingga tiada lagi tiang-tiang berhala dan pedupaan-pedupaan yang tinggal berdiri.

    (10) Sebab kota yang berkubu itu terpencil, suatu tempat kediaman yang dikosongkan dan ditinggalkan seperti padang gurun; anak lembu akan makan rumput dan berbaring di situ menghabiskan dahan-dahan pohon.

    (11) Apabila ranting-rantingnya sudah kering, maka akan dipatahkan; perempuan-perempuan akan datang dan menyalakannya. Sebab inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi, itulah sebabnya dia tidak disayangi oleh Dia yang menjadikannya dan tidak dikasihi oleh Dia yang membentuknya.

    (12) Maka pada waktu itu TUHAN akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel!

    (13) Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.

    Yesaya 27

    Renungan:

    Rencana Allah bagi Umat-Nya

    Lewiatan (27:1) adalah monster laut berkepala tujuh yang berbahaya dan mengerikan. Lewiatan ini adalah gambaran dari musuh-musuh umat Allah. Dalam pasal-pasal sebelumnya telah disebutkan bahwa bangsa-bangsa yang menyengsarakan bangsa Israel itu pada akhirnya akan dihukum oleh Allah. Sebaliknya, umat Allah yang digambarkan sebagai kebun anggur (27:2) akan dipelihara oleh Allah. Walaupun bangsa Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda) mendapat hukuman Allah karena dosa-dosa mereka, tetapi hukuman Allah itu bersifat memurnikan dan memperbaiki, bukan menghancurkan. Allah tidak segan-segan membinasakan bangsa-bangsa yang menyesatkan umat Israel (digambarkan sebagai puteri malu dan rumput, 27:4) karena Allah secara khusus mengasihi serta me-miliki rencana yang indah bagi umat-Nya. Umat Yehuda yang dibuang ke Babel pun pada akhirnya bisa kembali ke Tanah Perjanjian setelah Babel ditaklukkan oleh Media-Persia. Walaupun tidak diuraikan secara jelas, 27:13 memberi petunjuk bahwa kemungkinan bangsa Israel Utara yang dibuang ke Asyur pun bisa ikut kembali ke Tanah Perjanjian. Perkataan “berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi” (27:6) menunjuk kepada berita Injil yang tersebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu, bangsa asing yang mau datang untuk menyembah Allah tidak ditolak, karena pada dasarnya Allah mengasihi semua bangsa, bukan hanya bangsa Israel saja (27:5).

    Kewajiban memberitakan Injil bukanlah perintah bagi orang Yahudi saja, tetapi merupakan kewajiban semua orang percaya. Apakah Anda dan gereja Anda ikut menyebarkan berita Injil secara aktif? [P]

    Yesaya 27:6

    “Pada hari-hari yang akan datang, Yakub akan berakar, Israel akan berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya.”

    23 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    23 Januari 2017

    Senin, 23 Januari 2017

    Baca: Markus 6:7-12

    6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

    6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan,

    6:9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

    6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

    6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”

    6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu . . . berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. —2 Korintus 9:8

    Renungan:

    Tak Kekurangan Apa Pun

    Oleh Poh Fang Chia

    Bayangkan melakukan perjalanan tanpa membawa koper. Tidak membawa kebutuhan pokok, pakaian ganti, uang, atau kartu kredit. Rasanya tidak bijaksana dan agak menakutkan, bukan?

    Namun itulah yang diperintahkan Yesus kepada kedua belas murid-Nya ketika mereka diutus melakukan pelayanan mereka yang pertama untuk mengajar dan menyembuhkan orang. Yesus berkata, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan [kalian], kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju” (Mrk. 6:8-9).

    Namun di kemudian waktu ketika Yesus menyiapkan para murid untuk melayani setelah kepergian-Nya, Dia berkata kepada mereka, “Siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang” (Luk. 22:36).

    Maksud Yesus: Percayalah Allah akan memelihara mereka.

    Ketika Tuhan Yesus mengingat kembali perjalanan mereka yang pertama, Dia bertanya kepada para murid, “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Jawab mereka: “Suatupun tidak” (Luk. 22:35-36). Para murid mempunyai segala sesuatu yang mereka perlukan untuk melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah atas mereka. Dia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat (Mrk. 6:7).

    Apakah kita mempercayai Allah untuk menyediakan segala kebutuhan kita? Apakah kita juga bertanggung jawab dan membuat rencana? Percayalah bahwa Dia akan memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan untuk melakukan pekerjaan-Nya. —Poh Fang Chia

    Doa:

    Tuhan, Engkau baik, dan semua yang Engkau kerjakan itu baik. Tolonglah kami dalam usaha kami dengan berdoa, merencanakan, dan mempercayai-Mu.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Kehendak Allah yang dikerjakan dengan cara-Nya tidak akan pernah kekurangan penyediaan dari-Nya. —Hudson Taylor, Pendiri China Inland Mission.

    Wawasan

    Kita menerima teladan yang indah dari seorang percaya dalam jemaat mula-mula. Gayus memberikan tumpangan dan pertolongan kepada para pemberita Injil yang diutus Rasul Yohanes. Meskipun Gayus belum mengenal para guru Injil yang mengunjunginya, ia bersedia menyediakan tempat tinggal dan makanan bagi mereka serta mendukung pelayanan mereka. Dalam pujian kepada Gayus atas keramahan dan kemurahan hatinya, Yohanes menulis, “Saudara begitu setia dalam pekerjaan yang Saudara lakukan bagi teman-teman sesama Kristen; bahkan orang Kristen yang belum Saudara kenal pun, Saudara layani” (3Yoh. 1:5 BIS). Kita dapat mempercayai Allah bahwa Dia akan mencukupkan kebutuhan pelayanan kita di mana saja Dia menempatkan kita. Kita juga dapat ikut terlibat dalam pemberitaan Injil dengan mendoakan para pelayan Tuhan, mendukung mereka secara nyata, maupun memberikan dukungan dana bagi pelayanan mereka. —Sim Kay Tee

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 7-8; Matius 15:1-20

    23 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    23 Januari 2017

    Senin, 23 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.]] (Amsal 18:13)

    Renungan:

    MISKOMUNIKASI

    “Ah, ini hanya soal miskomunikasi,” demikian kesimpulan pemimpin rapat. Sepanjang malam rapat itu membahas mengapa ada dua pihak yang berkonflik hebat. Konflik yang hebat itu ternyata berawal dari miskomunikasi alias kegagalan berkomunikasi.  

    Ada banyak hal yang dapat menyebabkan orang mengalami miskomunikasi. Salah satunya adalah kegagalan untuk mendengarkan. Mengapa gagal untuk mendengarkan? Karena tidak mampu mengendalikan mulut. Mendengarkan ternyata bukan hal yang sederhana karena kita tidak akan mampu mendengarkan dengan baik apabila mulut kita terus berbicara.  

    Kita juga tidak akan mampu mendengarkan dengan baik bila saat orang lain berbicara, pikiran kita malah sibuk memikirkan bagaimana membantah pendapat orang lain. Untuk mendengarkan dengan baik ternyata dibutuhkan mulut yang terkatup dan pikiran yang berfokus pada perkataan orang  lain.

    “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya” (Amsal 18:13). Nasihat Amsal ini menegaskan prinsip komunikasi yang sederhana dan penting namun kerap diabaikan: kita tidak dapat mendengarkan dengan baik jika kita tergesa-gesa ingin berbicara. Ketergesaan untuk berbicara menunjukkan ketidakmampuan mengendalikan pikiran.

    Jadi, tampaknya Tuhan memberikan kita satu mulut dan dua telinga dengan maksud yang jelas. Banyaklah mendengarkan sebelum berbicara. Berbicaralah hanya jika kita telah menjadi pendengar yang baik.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 23 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    24 Januari 2017

    Selasa, 24 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Nubuat terhadap Samaria

    (1) Celaka atas mahkota kemegahan pemabuk-pemabuk Efraim, atas bunga yang sudah mulai layu di perhiasan kepala mereka yang indah-indah yaitu kota yang terletak tinggi di atas bukit, di atas lembah yang subur yang penuh peminum anggur yang sudah pening !

    (2) Sesungguhnya, pada Tuhan ada seorang yang kuat dan tegap, seorang yang seperti angin ribut disertai hujan batu, yakni badai yang membinasakan, seorang yang seperti angin ribut disertai air hujan yang hebat menghanyutkan; ia akan menghempaskan mereka ke tanah dengan kekerasan.

    (3) Mahkota kemegahan pemabuk-pemabuk Efraim itu akan diinjak-injak dengan kaki,

    (4) dan bunga yang sudah mulai layu di perhiasan kepala mereka yang indah-indah itu yaitu kota yang terletak tinggi di atas bukit, di atas lembah yang subur nasibnya akan seperti nasib buah ara yang masak duluan sebelum musim kemarau: baru saja dilihat orang terus dipetik dan ditelan.

    (5) Pada waktu itu TUHAN semesta alam akan menjadi mahkota kepermaian, dan perhiasan kepala yang indah-indah bagi sisa umat-Nya,

    (6) akan menjadi roh keadilan bagi orang yang duduk mengadili, dan menjadi roh kepahlawanan bagi orang yang memukul mundur peperangan ke arah pintu gerbang.

    Terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem

    (7) Tetapi orang-orang di sinipun pening karena anggur dan pusing karena arak. Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat penglihatan, goyang pada waktu memberi keputusan.

    (8) Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.

    (9) Dan orang berkata: "Kepada siapakah dia ini mau mengajarkan pengetahuannya dan kepada siapakah ia mau menjelaskan nubuat-nubuatnya? Seolah-olah kepada anak yang baru disapih, dan yang baru cerai susu!

    (10) Sebab harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini, tambah itu!"

    (11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini

    (12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

    (13) Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan.

    (14) Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini!

    (15) Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,"

    (16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

    (17) Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."

    (18) Perjanjianmu dengan maut itu akan ditiadakan, dan persetujuanmu dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap berlaku; apabila cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur diinjak-injak.

    (19) Seberapa kali ia datang, ia akan menyeret kamu, sebab pagi demi pagi ia akan datang, pada waktu siang dan pada waktu malam; maka adalah semata-mata kengerian untuk mengerti firman yang didengar itu.

    (20) Sebab tempat tidur akan kurang panjang untuk dipakai membujurkan diri dan selimut akan kurang lebar untuk dipakai menyelubungi diri.

    (21) Sebab TUHAN akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya ajaib pekerjaan-Nya itu!

    (22) Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.

    Kebijaksanaan TUHAN

    (23) Pasanglah telinga dan dengarkanlah suaraku; perhatikanlah dan dengarkanlah perkataanku!

    (24) Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur?

    (25) Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya?

    (26) Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya.

    (27) Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat.

    (28) Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur.

    (29) Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan.

    Yesaya 28

    Renungan:

    Bencana Sebagai Alat Peringatan Tuhan

    Bacaan Alkitab hari ini merupakan celaan terhadap para pemabuk Efraim (28:1, 3). Sebutan “Efraim” bukan hanya menunjuk kepada suku Efraim, tetapi menunjuk kepada bangsa Israel Utara yang diwakili oleh Efraim sebagai suku yang dominan saat itu. Yang menambah masalah adalah bahwa para pe-mabuk itu bukan hanya rakyat biasa, tetapi juga para imam dan nabi (28:7). Bayangkan betapa kacaunya keputusan yang diambil pada saat para pengambil keputusan dalam keadaan mabuk (perhatikan kata “goyang” dalam 28:7). Mereka bermabuk-mabukan karena mereka bersenang-senang (berpesta) sampai melampaui batas (28:8). Keadaan semacam itu membuat para pemimpin (termasuk imam dan nabi) tidak bisa membimbing rakyat untuk menempuh jalan yang benar dan Tuhan memakai orang yang berlogat ganjil dan berbahasa asing (bangsa Asyur) untuk menegur (menghukum) bangsa Israel dengan kekuatan militer (28:11).

    Seharusnya pengalaman bangsa Israel Utara itu merupakan peringatan bagi bangsa Yehuda agar mereka bertobat supaya tidak mengalami nasib yang sama. Sayang, pemikiran para pemimpin Yehuda (di Yerusalem) amat kacau sehingga mereka justru mencemooh (meremehkan) peringatan Tuhan (28:14) serta mengatakan bahwa mereka telah membuat perjanjian dengan maut serta dunia maut atau sheol (kata Ibrani yang berarti “dunia bawah”, yaitu tempat orang mati dalam sudut pandang orang Yahudi pada masa Perjanjian Lama, 28:15). Menurut pendapat Anda, apakah bencana alam dan kejahatan yang semakin meningkat saat ini bisa dipandang sebagai peringatan Allah agar umat Allah lebih taat kepada firman Allah dan lebih bergantung kepada Allah? [P]

    Yesaya 28:22

    “Oleh sebab itu, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras, sebab kudengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari Tuhan ALLAH semesta alam atas seluruh negeri itu.”

    24 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    24 Januari 2017

    Selasa, 24 Januari 2017

    Baca: 1 Korintus 15:50-58

    15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

    15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

    15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

    15:53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

    15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.

    15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”

    15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

    15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

    15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. —1 Korintus 15:58

    Renungan:

    Tidak Sia-Sia

    Oleh David McCasland

    Seorang penasihat keuangan yang saya kenal menggambarkan realitas tentag investasi uang demikian, “Harapkanlah yang terbaik dan bersiaplah untuk yang terburuk.” Hampir setiap keputusan yang kita buat dalam hidup ini tidak bisa kita pastikan hasilnya. Namun ada satu jalan yang dapat kita tempuh karena apa pun yang terjadi, kita tahu bahwa pada akhirnya hal itu tidak akan sia-sia.

    Setahun lamanya Rasul Paulus melayani para pengikut Tuhan Yesus di Korintus, sebuah kota yang terkenal karena kerusakan moralnya. Setelah Paulus pergi, ia menulis surat kepada mereka untuk memberi mereka semangat supaya tidak kecewa atau merasa bahwa kesaksian mereka bagi Kristus tidaklah berharga. Paulus meyakinkan mereka bahwa suatu hari kelak Tuhan akan datang kembali dan maut pun akan ditelan dalam kemenangan (1Kor. 15:52-55).

    Berjuang untuk tetap setia kepada Yesus Kristus mungkin terasa sulit, penuh tantangan, dan bahkan berbahaya, tetapi hal itu tidak akan sia-sia. Ketika kita berjalan bersama Tuhan dan memberikan kesaksian tentang kehadiran dan kuasa-Nya, hidup kita tidaklah sia-sia! Yakinlah akan hal itu. —David McCasland

    Doa:

    Tuhan, di hari-hari yang penuh dengan ketidakpastian ini, kami berpegang teguh pada janji-Mu bahwa jerih payah kami bagi-Mu akan menggenapi tujuan-Mu dan sungguh berharga di mata-Mu.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Hidup dan kesaksian kita bagi Yesus Kristus tidaklah sia-sia.

    Wawasan

    Pada abad keempat, Yohanes Krisostomus (John Chrysostom), seorang pemimpin gereja yang melayani di Konstantinopel, menyatakan pengharapan yang sama pada kedatangan Kristus seperti yang kita yakini saat ini. Bayangkan Anda tinggal di kota kuno Konstantinopel. Di sebelah barat, suku-suku barbar mengancam untuk menyerang Roma, yang selama berabad-abad telah menjadi pusat dari Kekaisaran Romawi yang luas. Kota tempat tinggal Anda sekarang mungkin aman-aman saja, tetapi Anda menghadapi tantangan yang sama dengan yang dialami orang-orang yang hidup dengan rupa-rupa kesulitan pada zaman lampau. Meski demikian, Krisostomus mengajarkan kepada orang-orang tentang kembalinya Kristus. Pengharapan akan kedatangan Kristus tentu menggetarkan jiwa mereka yang mendengar dan menerima kabar itu, baik saat itu maupun pada masa kini. Bagaimana janji kedatangan Kristus mempengaruhi pandangan Anda terhadap impian dan pergumulan Anda saat ini serta menumbuhkan kembali pengharapan Anda? —Dennis Fisher

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9-11; Matius 15:21-39

    24 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    24 Januari 2017

    Selasa, 24 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.]] (Amsal 21:31)

    Renungan:

    PATUNG KUDA

    Pernahkah Anda memperhatikan patung Pangeran Diponegoro yang tengah menunggang kuda? Jika pernah, coba Anda ingat, pada patung kuda tersebut kaki depannya yang terangkat ke udara satu atau dua kaki?

    Konon jika ada patung pahlawan dalam posisi mengendarai kuda dan kedua kaki depan kuda itu terangkat ke atas alias tidak menapak, maka itu menunjukkan pahlawan tersebut gugur dalam sebuah peperangan. Sementara kalau hanya satu kaki depan yang terangkat ke atas, maka pahlawan tersebut gugur akibat luka dari sebuah peperangan.

    Sejak zaman dahulu kuda identik dengan keperkasaan. Tidak ada peperangan yang tidak melibatkan kuda. Menunggangi kuda memasuki medan pepeperangan adalah jaminan kemenangan. Namun, Amsal hari ini menegaskan hal yang berbeda, “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN” (Amsal 21:31).

    Amsal ini mengajarkan bahwa manusia bisa saja memperlengkapi diri dengan segala hal untuk meraih kemenangan dalam peperangan. Namun, jika Tuhan tidak berkehendak, maka tidak ada satu pun kemenangan yang akan terjadi.  Ada faktor kehendak Tuhan yang ingin ditegaskan oleh penulis Amsal di bagian ini.

    Kemenangan atau keberhasilan hidup ternyata bergantung pada dua hal: persiapan manusia dan kehendak Tuhan. Jadi, jangan hanya sibuk menyusun rencana, tetapi sibuklah juga berdoa agar kemenangan terwujud.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 24 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    24 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Januari 2017

    Rabu, 25 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yerusalem terkepung tetapi diselamatkan

    (1) Celakalah Ariel, Ariel, kota tempat Daud berkemah! Biarlah tahun demi tahun perayaan-perayaan silih berganti!

    (2) Aku akan menyesakkan Ariel, sehingga orang mengerang dan mengaduh, dan kota itu akan seperti perapian bagi-Ku.

    (3) Aku akan berkemah di segala penjuru mengepung engkau, dan akan membuat tempat-tempat pengintaian untuk mengimpit engkau, dan akan mendirikan pagar-pagar pengepungan terhadap engkau.

    (4) Maka engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari dalam tanah, perkataanmu kedengaran samar-samar dari dalam debu; suaramu akan berbunyi seperti suara arwah dari dalam tanah, dan perkataanmu akan kedengaran seperti bisikan dari dalam debu.

    (5) Akan tetapi segala pasukan lawanmu akan hilang lenyap seperti abu halus, dan semua orang yang gagah sombong akan menjadi seperti sekam yang melintas terbang. Sebab dengan tiba-tiba, dalam sekejap mata,

    (6) engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis.

    (7) Maka segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan Ariel, dan semua orang yang memerangi dia dan kubu pertahanannya dan orang-orang yang menyesakkan dia akan seperti mimpi dan seperti penglihatan malam-malam:

    (8) seumpama seorang yang lapar bermimpi ia sedang makan, pada waktu terjaga, perutnya masih kosong, atau seumpama seorang yang haus bermimpi ia sedang minum, pada waktu terjaga, sesungguhnya ia masih lelah, kerongkongannya masih dahaga, demikianlah halnya dengan segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan gunung Sion.

    Bangsa yang buta

    (9) Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak!

    (10) Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; matamu yakni para nabi telah dipejamkan-Nya dan mukamu yaitu para pelihat telah ditudungi-Nya.

    (11) Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai";

    (12) dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca."

    (13) Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,

    (14) maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."

    (15) Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata: "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?"

    (16) Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"?

    Keselamatan sesudah penindasan

    (17) Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan?

    (18) Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat.

    (19) Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel!

    (20) Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,

    (21) yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak.

    (22) Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: "Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat.

    (23) Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel;

    (24) orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran."

    Yesaya 29

    Renungan:

    Celaan Terhadap Ibadah Palsu

    Ibadah tidak bisa disamaratakan. Ada ibadah yang sejati dan ada ibadah yang palsu. Ibadah yang palsu adalah ibadah yang hanya sekadar rutinitas (kebiasaan) dan formalitas (supaya nampak sebagai orang yang beribadah), sedangkan ibadah yang sejati adalah ibadah yang sungguh-sungguh muncul dari dalam hati serta mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dalam bacaan Alkitab hari ini, ibadah bangsa Yehuda sudah menjadi ibadah yang palsu. Arti harfiah kata “Ariel” (sebutan untuk kota Yerusalem dalam 29:1) adalah “perapian”. Sebutan ini mungkin diasosiasikan (dikaitkan) dengan fakta bahwa mezbah korban bakaran terletak di pelataran Bait Suci yang terdapat di kota Yerusalem. Bangsa Yehuda meyakini bahwa ibadah di Yerusalem adalah ibadah yang sejati karena Bait Allah dengan semua kelengkapan ibadah berada di sana. Sayangnya, ibadah mereka itu hanyalah pertunjukan tampak luar (ibadah palsu), bukan ibadah sejati yang muncul dari dalam hati (29:13). Kehidupan mereka sama sekali tidak dipengaruhi oleh ibadah mereka (29:15).

    Sampai saat ini, masih banyak terjadi ibadah yang palsu. Banyak orang beranggapan bahwa kewajiban orang Kristen hanyalah sekadar datang ke gereja, mengikuti kegiatan gereja, berdoa, serta memberi persembahan. Keempat hal itu perlu, tetapi tidak cukup bila tidak disertai kerinduan hati untuk beribadah serta disertai kasih kepada Allah dan kepada sesama. Ujilah ibadah Anda: Apakah ibadah Anda disertai kerinduan hati, bukan sekadar rutinitas dan formalitas? Apakah pelayanan dan semua ungkapan iman kita muncul dari dalam hati yang mengasihi, bukan untuk pamer atau karena sungkan terhadap sesama orang Kristen? [P]

    Yesaya 29:13

    “... bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan”

    25 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Januari 2017

    Rabu, 25 Januari 2017

    Baca: Mazmur 29

    29:1 Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!

    29:2 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!

    29:3 Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar.

    29:4 Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak.

    29:5 Suara TUHAN mematahkan pohon aras, bahkan, TUHAN menumbangkan pohon aras Libanon.

    29:6 Ia membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, dan gunung Siryon seperti anak banteng.

    29:7 Suara TUHAN menyemburkan nyala api.

    29:8 Suara TUHAN membuat padang gurun gemetar, TUHAN membuat padang gurun Kadesh gemetar.

    29:9 Suara TUHAN membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: “Hormat!”

    29:10 TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

    29:11 TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Suara Tuhan membuat kilat menyambar. —Mazmur 29:7 BIS

    Guntur dan Petir

    Oleh David Roper

    Bertahun-tahun lalu ketika saya dan seorang teman sedang memancing, tiba-tiba hujan mulai turun. Kami berteduh di bawah pepohonan aspen dekat situ, tetapi hujan terus turun. Maka kami memutuskan untuk pulang dan berlari ke arah mobil. Saya baru saja membuka pintu mobil dan tiba-tiba petir menyambar pohon-pohon aspen tadi dengan bola api yang bergemuruh. Api itu menghanguskan daun-daun, mengelupas kulit pohon, dan meninggalkan asap pada beberapa cabangnya. Dan kemudian senyap.

    Kami terguncang sekaligus terpesona.

    Sangat sering petir menyambar dan guntur bergemuruh melintasi lembah di Idaho tempat kami tinggal. Saya menikmatinya—walau pernah nyaris tersambar. Saya menikmati kekuatannya yang dashyat. Kilatnya! Gemuruhnya! Sungguh mengguncang dan mempesona! Bumi dan segala sesuatu di sekitarnya bergetar dan terguncang. Lalu setelah itu ada kedamaian.

    Saya sangat menyukai petir dan guntur terutama karena keduanya adalah simbol dari suara Allah (Ayb. 37:4) yang bersabda dengan kekuatan yang mengagumkan dan tak tertahankan melalui firman-Nya. “Suara Tuhan menyemburkan nyala api. . . . Tuhan kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Tuhan kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!” (Mzm. 29:7,11). Dia memberikan kekuatan untuk bertahan, untuk bersabar, untuk berbuat baik, untuk duduk diam, untuk bangun dan melangkah, atau untuk tidak melakukan apa-apa.

    Kiranya Allah sumber damai selalu menyertai kamu. —David Roper

    Doa:

    Ya Tuhan, tenangkanlah hatiku di dalam badai. Berikan kepadaku damai-Mu dan kekuatan untuk menjalani hari ini.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Iman menghubungkan kelemahan kita dengan kekuatan Allah.

    Wawasan:

    Guntur dipandang sebagai suara Tuhan tujuh kali dalam Mazmur 29:3-9. (Tujuh dianggap angka yang tuntas karena ada tujuh hari dalam satu minggu.) Dalam mazmur ini Tuhan disebut "Allah yang mulia" (ay.3). Oleh karena itu, sesuai dengan karakter Allah itu, kita harus memuliakan Allah. Dalam kata-kata Mazmur 29, kita harus memberikan kemuliaan kepada Tuhan saja (ay.1). Karena "Allah adalah terang" (1Yoh. 1:5) dan Tuhan menyatakan diri melalui dan di dalam awan kemuliaan di Kemah Suci (Kel. 40:34), kita bisa memuliakan Tuhan ketika kita mengizinkan “terang [kita] bercahaya di depan orang” supaya mereka akhirnya memuliakan Allah (Mat. 5:16). Jika kita dihadapkan pada sesuatu yang benar-benar mengagumkan, wajarlah jika hati kita dipenuhi rasa kagum. Pernahkah Anda benar-benar dibuat kagum atau terpesona? Bagaimana Anda menghubungkan pengalaman tersebut dengan kekaguman Anda pada Allah? —Jim Townsend

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 12-13; Matius 16

    25 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Januari 2017

    Rabu, 25 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.]] (Amsal 25:17)

    Renungan:

    BUKAN TANPA JARAK

    “Bapak pendeta di gereja kami rajin sekali berkunjung ke rumah-rumah jemaat,” tutur seorang warga gereja dalam sebuah percakapan seusai pelayanan. “Ibu mesti bersyukur dong mempunyai pendeta yang rajin berkunjung,” jawab saya. Ibu itu tersenyum, lalu berkata, “Tapi … ya itu Pak … kalau saya amat-amati, kenapa ya kunjungannya kalau tidak pas jam makan siang, ya pas jam makan malam?”

    Tentu saja saya tidak tahu pasti mengapa pendeta itu berkunjung selalu bersamaan dengan jam makan siang dan jam makan malam. Namun, bukankah hal yang baik bisa diterima dengan kurang baik ketika ada sesuatu yang dirasakan kurang atau tidak pas?

    “Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu” (Amsal 25:17). Nasihat Amsal ini praktis sekali. Kita boleh berkunjung ke rumah teman, tetapi jangan terlalu sering. Kehadiran yang terlalu sering lambat laun akan dianggap sebagai gangguan dan bukan mempererat ikatan kekeluargaan. Teman kita juga membutuhkan waktu pribadi bebas gangguan untuk diri sendiri dan keluarganya, bukan?

    Relasi terbina karena kedekatan hubungan. Namun, dekat bukan berarti tidak ada jarak. Tidak ada relasi yang mampu bertahan bila tidak menyisakan ruang kebebasan gerak bagi sesamanya.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 25 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    26 Januari 2017

    Kamis, 26 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Bukan Mesir tetapi TUHAN yang memberi pertolongan

    (1) Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,

    (2) yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.

    (3) Tetapi perlindungan Firaun akan memalukan kamu, dan perteduhan di bawah naungan Mesir akan menodai kamu.

    (4) Sebab sekalipun pembesar-pembesar Yerusalem sudah ada di Zoan, dan utusan-utusannya sudah sampai ke Hanes,

    (5) sekaliannya akan mendapat malu karena bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada mereka, dan tidak dapat memberi pertolongan atau faedah; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan mereka.

    (6) Ucapan ilahi tentang binatang-binatang di Tanah Negeb. Melalui suatu negeri yang penuh kesesakan dan kesempitan, tempat singa betina dan singa jantan yang mengaum, tempat ular beludak dan ular naga terbang, mereka mengangkut harta kekayaan mereka di atas punggung keledai, dan barang-barang perbendaharaan mereka di atas ponok unta, kepada suatu bangsa yang tidak dapat memberi faedah,

    (7) yakni Mesir yang memberi pertolongan yang tak berguna dan percuma; sebab itu Aku menamainya begini: "Rahab yang dibuat menganggur."

    (8) Maka sekarang, pergilah, tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh, dan cantumkanlah di suatu kitab, supaya itu menjadi kesaksian untuk waktu yang kemudian, sampai selama-lamanya.

    (9) Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN;

    (10) yang mengatakan kepada para tukang tilik: "Jangan menilik," dan kepada para pelihat: "Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu,

    (11) menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel."

    (12) Sebab itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh karena kamu menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya,

    (13) maka sebab itu bagimu dosa ini akan seperti pecahan tembok yang mau jatuh, tersembul ke luar pada tembok yang tinggi, yang kehancurannya datang dengan tiba-tiba, dalam sekejap mata,

    (14) seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."

    (15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

    (16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

    (17) Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancaman lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit.

    Janji keselamatan bagi Sion

    (18) Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

    (19) Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.

    (20) Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,

    (21) dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri.

    (22) Engkau akan menganggap najis patung-patungmu yang disalut dengan perak atau yang dilapis dengan emas; engkau akan membuangnya seperti kain cemar sambil berkata kepadanya: "Keluar!"

    (23) Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;

    (24) sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.

    (25) Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh.

    (26) Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.

    Hukuman Allah atas Asyur

    (27) TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh murka-Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal, bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan habis;

    (28) hembusan nafas-Nya seperti sungai yang menghanyutkan, yang airnya sampai ke leher Ia datang untuk mengayak bangsa-bangsa dengan ayak kebinasaan dan untuk memasang suatu kekang yang menyesatkan di mulut suku-suku bangsa.

    (29) Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel.

    (30) Dan TUHAN akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu.

    (31) Sebab Asyur akan terkejut oleh suara TUHAN, pada waktu Ia memukul mereka dengan gada.

    (32) Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan TUHAN ke atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi, dan Ia akan berperang melawan Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan.

    (33) Sebab dari dahulu sudah diatur tempat pembakaran bukankah itu untuk raja dasarnya dibuat dalam dan lapang, pancakanya penuh api dan kayu; nafas TUHAN menghanguskannya seperti sungai belerang.

    Yesaya 30

    Renungan:

    Menghadapi Masalah Kehidupan

    Masalah itu seperti sebuah mata uang yang dapat dipandang dari dua sisi. Masalah dapat dipandang sebagai ujian (yang akan membuat kita menjadi semakin maju), tetapi juga bisa dipandang sebagai pencobaan (yang akan mencelakakan kita). Bila kita memandang masalah sebagai ujian, maka masalah akan membuat kita berjuang menjadi lebih baik secara mental maupun secara rohani. Bila kita memandang masalah sebagai pencobaan, maka kita tidak akan memiliki semangat untuk memecahkan masalah dan kita bisa menempuh jalan pintas tanpa peduli bahwa jalan itu membuat kita tersesat. Masalah akan membuat kita menjadi lebih baik bila masalah membuat kita menjadi tekun dan kreatif serta membuat kita semakin bersandar kepada anugerah Allah dalam hidup kita. Masalah akan membuat kita tersesat bila kita tidak mencari pertolongan Tuhan melainkan memakai cara apa saja asal masalah terselesaikan tanpa peduli dengan kehendak dan rencana Allah. Dalam bacaan Alkitab hari ini, bangsa Yehuda ditegur Allah karena mereka meminta bantuan kepada bangsa Mesir untuk menghadapi serangan bangsa Asyur tanpa meminta persetujuan Allah (30:2). Allah menginginkan agar umat-Nya bertobat, diam, tenang, dan memercayai Allah (30:15). Meminta bantuan Mesir menunjukkan ketidaktaatan.

    Apa yang biasa Anda lakukan saat Anda menghadapi masalah: Apakah Anda melakukan introspeksi diri dan berpaling kepada Allah? Pilihan Anda menentukan sikap Anda: Bila Anda memercayai Allah, Anda akan bersikap tenang. Bila Anda tidak memercayai Allah, Anda tidak akan bisa bersikap tenang! Anda akan terus-menerus merasa gelisah sebelum memperoleh jalan keluar! [P]

    Yesaya 30:18

    “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia”

    26 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    26 Januari 2017

    Kamis, 26 Januari 2017

    Baca: Roma 7:14-25

    7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

    7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.

    7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.

    7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.

    7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

    7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

    7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

    7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.

    7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,

    7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

    7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

    7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Tetapi saya ini manusia lemah. —Roma 7:14 BIS

    Renungan :

    Manusia Lemah

    Oleh Tim Gustafson

    Seorang novelis asal Inggris, Evelyn Waugh, mempunyai gaya bicara yang menampilkan kelemahan karakter dirinya. Meski akhirnya percaya kepada Kristus, Waugh masih terus bergumul dengan tutur katanya. Suatu hari seorang wanita bertanya kepadanya, “Tuan Waugh, bagaimana mungkin kamu bersikap seperti itu dan tetap menyebut dirimu sebagai orang Kristen?” Ia menjawab, “Nyonya, mungkin saya memang seburuk yang kamu katakan. Namun percayalah, jika bukan karena agama saya, disebut sebagai manusia saja saya tidak pantas.”

    Waugh masih mengalami pergumulan rohani seperti yang digambarkan Rasul Paulus: “Sebab ada keinginan pada saya untuk berbuat baik, tetapi saya tidak sanggup menjalankannya” (Rm. 7:18 BIS). Ia juga berkata, “Kita tahu bahwa hukum agama Yahudi berasal dari Roh Allah; tetapi saya ini manusia lemah” (ay.14 BIS). Ia lebih jauh menjelaskan, “Batin saya suka akan hukum Allah, tetapi saya sadar bahwa dalam diri saya ada pula hukum lain yang memegang peranan . . . Siapakah yang mau menyelamatkan saya dari badan ini yang membawa saya kepada kematian?” (ay.22-24 BIS). Lalu muncullah jawaban yang menggembirakan: “Syukur kepada Allah! Ia mau menyelamatkan saya melalui Yesus Kristus!”

    Ketika kita beriman kepada Kristus, mengakui kesalahan kita dan kebutuhan kita akan Juruselamat, seketika juga kita diubah menjadi ciptaan baru. Namun pembentukan rohani kita tetap merupakan perjalanan seumur hidup. Yohanes, sang murid, menyatakan: “Sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Diadalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh. 3:2). —Tim Gustafson

    Doa:

    Bapa, kami bawa pergumulan kami kepada-Mu karena meski Engkau tahu segalanya, Engkau tetap mengasihi kami. Ajarlah kami bersandar kepada Roh Kudus-Mu. Jadikanlah kami semakin serupa dengan Anak-Mu hari demi hari.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Menjadi Kristen berarti mengampuni yang tak terampuni, karena Allah sudah mengampuni yang tak terampuni dalam diri kita. —C. S. Lewis

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 14-15; Matius 17

    26 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    26 Januari 2017

    Kamis, 26 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.]] (Amsal 25:21-22)

    Renungan:

    MENIMBUN BARA API

    The Bible tell us to love our neighbors, and also to love our enemies; probably because generally they are the same people (G.K. Chesterton). Terjemahannya: Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mengasihi tetangga kita, dan juga mengasihi musuh-musuh kita, mungkin karena mereka pada umumnya adalah orang-orang yang sama. Kalimat bijak dari G.K. Chesterton ini menunjukkan kepada kita bahwa relasi antarmanusia tidak selalu berjalan mulus. Kadang kala ada pertikaian yang menyebabkan kawan berubah menjadi lawan. Nah, bagaimana pada umumnya kita memperlakukan lawan kita?

    “Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu” (Amsal 25:21-22). Amsal ini memberikan petunjuk bagi kita bagaimana seharusnya memperlakukan lawan. Yang mengejutkan, Amsal ini mengajak kita untuk tetap memperlakukan lawan dengan penuh kasih: Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan … dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum ….

    Tindakan kasih ini mempunyai tujuan yang jelas, yakni menimbun bara api di atas kepalanya. Menimbun bara api di atas kepala bukan upaya untuk menyakiti, tetapi kalimat bermakna kiasan ini mempunyai arti menggugah kesadaran orang yang memusuhi kita lewat tindakan kebaikan.

    Jadi ubahkanlah lawan kita dengan menjadikannya kawan melalui tindakan kasih.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 26 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    27 Januari 2017

    Jumat, 27 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    TUHANlah penolong yang satu-satunya

    (1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.

    (2) Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.

    (3) Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

    (4) Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku: Seperti seekor singa atau singa muda menggeram untuk mempertahankan mangsanya, dan tidak terkejut mendengar teriakan seluruh pasukan gembala yang dikerahkan melawan dia, dan tidak mengalah terhadap keributan mereka, demikianlah TUHAN semesta alam akan turun berperang untuk mempertahankan gunung Sion dan bukitnya.

    (5) Seperti burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya, demikianlah TUHAN semesta alam akan melindungi Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan menjauhkan celaka.

    (6) Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan jauh-jauh!

    (7) Sungguh pada hari itu kamu masing-masing akan membuang berhala-berhala peraknya dan berhala-berhala emasnya yang dibuat oleh tanganmu sendiri dengan penuh dosa.

    (8) Asyur akan rebah oleh pedang, tetapi bukan pedang orang, dan akan dimakan habis oleh pedang, tetapi bukan pedang manusia; mereka akan melarikan diri terhadap pedang, dan teruna-terunanya akan menjadi orang rodi.

    (9) Pelindung mereka akan lenyap karena gentar, dan panglimanya akan lari terkejut meninggalkan panji-panji, demikianlah firman TUHAN yang mempunyai api di Sion dan dapur perapian di Yerusalem.

    Yesaya 31

    Renungan:

    Siapa yang Anda Andalkan?

    Mengapa Allah sangat kesal saat umat-Nya meminta bantuan kepada bangsa Mesir (31:1)? Pertama, Allah merasa kesal karena mencari bantuan dari bangsa Mesir berarti melupakan sejarah! Bangsa Israel lupa bahwa Allah telah melepaskan mereka dari kesengsaraan di Tanah Mesir. Mencari bantuan kepada bangsa Mesir berarti bahwa bangsa Mesir dianggap lebih baik dan lebih berkuasa daripada Allah Israel. Mencari bantuan kepada bangsa Mesir juga berarti bahwa bangsa Israel tidak menghargai anugerah Allah yang telah membawa bangsa Israel ke Tanah Perjanjian. Kedua, Allah merasa kesal karena mencari bantuan dari bangsa Mesir berarti bahwa umat Allah telah melupakan Allah Israel yang seharusnya menjadi tempat bersandar bagi umat-Nya.

    Kita harus selalu ingat bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar atau terlalu rumit dalam pandangan Allah. Meminta bantuan bangsa Mesir yang tidak mengenal Allah dan yang kekuatannya terbatas merupakan suatu kebodohan yang menyakitkan hati Allah! Masalah yang mereka hadapi seharusnya tidak membuat mereka mengabaikan Allah, melainkan membuat mereka introspeksi diri dan bertanya mengapa Allah mengizinkan masalah itu muncul. Kita juga harus selalu ingat bahwa Allah selalu memiliki maksud baik terhadap umat-Nya. Allah melindungi umat-Nya seperti burung berkepak-kepak melindungi sarangnya (31:5).

    Saat Anda merasa ketakutan menghadapi ancaman bom, kerusuhan, penyakit menular, dan sebagainya, kepada siapa Anda mencari pertolongan? Apakah Anda mencari Allah? Bila Anda memercayai Allah, sepatutnya Anda mengandalkan dan bersandar kepada Allah! [P]

    Yesaya 31:1

    “Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya ..., tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.”

    27 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    27 Januari 2017

    Jumat, 27 Januari 2017

    Baca: Keluaran 17:8-15

    17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.

    17:9 Musa berkata kepada Yosua: “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.”

    17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.

    17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

    17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

    17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

    17:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit.”

    17:15 Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “Tuhanlah panji-panjiku!”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Harun dan Hur menopang kedua belah tangan [Musa], seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. —Keluaran 17:12

    Renungan:

    Para Pahlawan Tak Terlihat

    Oleh Amy Boucher Pye

    Kisah-kisah dalam Alkitab dapat membuat kita terpana dan bertanya-tanya. Contohnya, ketika Musa memimpin umat Allah menuju Tanah Perjanjian dan mereka diserang oleh bangsa Amalek, bagaimana Musa tahu bahwa ia harus pergi ke puncak bukit dan memegang tongkat Allah di tangannya? (Kel. 17:8-15). Alasannya tidak dijelaskan kepada kita, tetapi kita tahu bahwa ketika Musa mengangkat tangannya, orang Israel akan memenangi pertempuran, tetapi ketika tangannya turun, orang Amalek yang menang. Ketika Musa lelah, Harun saudaranya, dan Hur menopang kedua belah tangan Musa supaya orang Israel menang.

    Kita tidak tahu banyak tentang Hur, tetapi ia memegang peran penting dalam sejarah Israel saat itu. Hal itu mengingatkan kita akan pentingnya para pahlawan yang tak kelihatan, ketika mereka yang menopang dan menguatkan para pemimpin mempunyai peran penting yang sering kali terlewatkan. Para pemimpinlah yang mungkin sering disebutkan dalam buku-buku sejarah atau disanjung di media sosial. Namun demikian, kesaksian yang setia dan tak menonjol dari mereka yang melayani dengan cara-cara lain tidaklah diabaikan oleh Tuhan. Dia melihat seseorang yang berdoa syafaat setiap hari untuk teman-teman dan keluarganya. Dia memperhatikan wanita yang setiap Minggu merapikan kursi di gereja. Dia melihat seseorang yang memberkati tetangganya dengan perkataan yang menguatkan.

    Allah sedang memakai hidup kita, bahkan ketika perbuatan kita terasa tak berarti. Kiranya kita memperhatikan dan berterima kasih kepada tiap pahlawan tak terlihat yang menolong kita. —Amy Boucher Pye

    Doa:

    Bapa, terima kasih karena Engkau menciptakanku dan memberiku keunikan tersendiri. Tolonglah aku melayani Engkau dan sesama dengan setia, serta menghargai orang-orang yang sudah Engkau kirimkan untuk menolongku.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Para pahlawan yang tak terlihat selalu terlihat oleh Allah.

    Wawasan:

    Dalam Keluaran 17, kita melihat bahwa tanggung jawab untuk mempertahankan tangan Musa supaya tetap teracung di udara tidak menjadi bagian Musa saja. Musa membutuhkan pertolongan dari Harun dan Hur. Tampaknya kebutuhan untuk menerima pertolongan merupakan salah satu maksud dari kisah itu. Seluruh pasukan dan bangsa Israel bergantung kepada Musa. Jika ia gagal—sesuatu yang pasti terjadi jika ia seorang diri saja—Israel akan kalah perang dan banyak orang akan terbunuh. Mungkin momen dramatis ketika Musa menyadari kebutuhannya untuk ditolong itu menyiapkan dirinya untuk menerapkan pelajaran tersebut dalam hidupnya kemudian. Memimpin bangsa Israel merupakan tanggung jawab yang terlalu besar untuk ditanggungnya sendiri. Ia membutuhkan pertolongan (lihat Kel. 18). Pertempuran dengan orang Amalek mengingatkan kita pada kenyataan bahwa kita tidak bisa, tidak akan, dan tidak perlu berjuang sendiri. J.R. Hudberg

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18; Matius 18:1-20

    27 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    27 Januari 2017

    Jumat, 27 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.]] (Amsal 17:15)

    Renungan:

    MEMUTARBALIKKAN KENYATAAN

    A dan B adalah kakak beradik dengan selisih usia hanya 2 tahun. Kebetulan A dan B jatuh cinta kepada gadis yang sama, yakni C. Persaingan pun tak terhindarkan. A banyak bercerita tentang keburukan B, adiknya sendiri, kepada gadis pujaannya itu. Sementara pada kesempatan yang berbeda, B juga kerap kali membeberkan kelemahan A, kakaknya sendiri, kepada C. Tentu saja C menjadi bingung siapa yang harus ia percaya, A atau B. Mengapa menurut A hal-hal buruk itu dilakukan oleh B, tetapi menurut B justru A-lah yang melakukannya. Tampaknya salah satu dari A atau B telah memutarbalikkan kenyataan.

    Pernahkah Anda menjumpai orang-orang yang memutarbalikkan kenyataan demi membenarkan dirinya, dan pada saat yang bersamaan ingin menghancurkan hidup orang lain? Apa yang Anda rasakan ketika melakukan hal yang benar, tetapi orang-orang tertentu justru melaporkan Anda melakukan hal yang salah? Atau bagaimana perasaan Anda ketika hasil karya tangan Anda ternyata diakui oleh orang lain di hadapan atasan Anda sebagai hasil karyanya sendiri?

    “Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN” (Amsal 17:15). Amsal ini adalah peringatan bagi orang yang suka memutarbalikkan kenyataan. Membela yang jahat dan menyalahkan yang benar. Maju tak gentar membela yang bayar. Walaupun korban ketidakadilan ini tak berdaya, jangan lupa ada Allah yang menjadi pembela. Hukuman Allah tidak akan luput bagi orang-orang yang gemar memutarbalikkan kenyataan.

    Sampaikan realitas apa adanya dengan bijaksana.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 27 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    29 Januari 2017

    Apakah Anda Mempercayai Allah?

    Minggu, 29 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    TUHAN adalah penolong dan raja di Sion

    (1) Celakalah engkau, hai perusak yang tidak dirusak sendiri, dan engkau, hai penggarong yang tidak digarong sendiri! Apabila engkau selesai merusak, engkau sendiri akan dirusak; apabila engkau habis menggarong, engkau sendiri akan digarong.

    (2) TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!

    (3) Waktu mendengar suara gemuruh ketika Engkau bangkit, larilah bangsa-bangsa dan berceraiberailah suku-suku bangsa.

    (4) Orang mengumpulkan jarahan seperti belalang pelahap menelan makanannya; mereka menyerbunya seperti serbuan kawanan belalang.

    (5) TUHAN tinggi luhur, sebab Ia tinggal di tempat tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran.

    (6) Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.

    (7) Lihat, orang-orang Ariel menjerit di jalan, utusan-utusan yang mencari damai menangis dengan pedih.

    (8) Jalan-jalan raya menjadi sunyi dan seorangpun tiada lagi yang lintas di jalan. Perjanjian sudah diingkari, saksi-saksi sudah ditolak, dan manusia tidak dihiraukan.

    (9) Negeri berkabung dan merana; Libanon tersipu-sipu dan mati rebah; Saron sudah seperti padang belantara, Basan dan Karmel meluruh daun.

    (10) Sekarang, Aku akan bangkit, firman TUHAN, sekarang, Aku akan bangkit berdiri, sekarang, Aku akan berdiri tegak!

    (11) Kamu mengandung rumput kering, dan melahirkan jerami; amarahmu seperti api yang memakan kamu sendiri.

    (12) Bangsa-bangsa akan dibakar menjadi kapur dan akan dibakar dalam api seperti semak duri yang ditebang.

    (13) Hai orang-orang yang jauh, dengarlah apa yang telah Kulakukan, hai orang-orang yang dekat, ketahuilah keperkasaan-Ku!

    (14) Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"

    (15) Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan,

    (16) dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.

    (17) Engkau akan memandang raja dalam semaraknya, akan melihat negeri yang terbentang jauh.

    (18) Dalam hatimu engkau akan memikirkan kengerian yang sudah-sudah: "Sudah lenyapkah juru hitung, sudah lenyapkah juru timbang, dan sudah lenyapkah orang yang menghitung menara-menara?"

    (19) Tidak lagi akan kaulihat bangsa yang biadab itu, bangsa yang logatnya samar, sehingga tidak dapat dipahami, yang bahasanya gagap, sehingga tiada yang mengerti.

    (20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.

    (21) Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.

    (22) Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita.

    (23) Tali-talimu sudah kendor, tidak dapat mengikat teguh tiang layar di tempatnya, tidak dapat membentangkan layar. Pada waktu itu orang akan membagi-bagi rampasan banyak-banyak, dan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan.

    (24) Tidak seorangpun yang tinggal di situ akan berkata: "Aku sakit," dan semua penduduknya akan diampuni kesalahannya.

    Yesaya 33

    Perusak yang disebut dalam 33:1 adalah bangsa Asyur yang hebat dalam berperang dan mengerikan karena kekejamannya. Bangsa Asyur yang tidak menyadari bahwa mereka hanyalah alat di tangan Allah untuk menjatuhkan hukuman terhadap Israel Utara akhirnya dihukum Tuhan dengan memakai tangan bangsa Babel. Dalam 33:2, Nabi Yesaya mengungkapkan seruan untuk memohon perlindungan kepada TUHAN. Nabi Yesaya mengungkapkan bahwa yang benar-benar berkuasa atas bangsa-bangsa sebenarnya adalah TUHAN (33:3). Dalam renungan kemarin telah dikemukakan bahwa Raja yang benar dan adil sepenuhnya hanyalah Tuhan Yesus, Sang Mesias yang dijanjikan Allah. Dalam 33:5, dikemukakan bahwa TUHAN bisa membuat bangsa Yehuda menjadi adil dan benar. Nabi Yesaya mengungkapkan bahwa yang bisa memberikan keamanan yang sesungguhnya bukanlah kekuatan militer melainkan kebenaran, kejujuran, keadilan, hikmat, pengetahuan, dan takut akan Tuhan (33:6, 15-16). Tuhan bisa menghukum bangsa-bangsa kafir yang jahat dan mengubah keadaan yang kacau menjadi normal kembali. Dengan kata lain, Tuhanlah sumber keamanan yang sebenarnya (33:7-14).

    Apakah Anda yakin bahwa Allah adalah sumber keamanan? Apakah Anda sering merasa ketakutan saat mendengar adanya demo atau sweeping (penyisiran untuk mencari orang-orang yang dianggap musuh)? Apakah Anda berani bersandar kepada Allah dalam menghadapi hal-hal yang mengancam keselamatan Anda? Sikap Anda dalam menghadapi hal-hal yang membuat Anda ketakutan merefleksikan apakah Anda sungguh-sungguh mempercayai Allah, atau Anda lebih mempercayai kekuatan dunia ini! [P]

    Yesaya 33:2-3

    “TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan! Waktu mendengar suara gemuruh ketika Engkau bangkit, larilah bangsa-bangsa dan berceraiberailah suku-suku bangsa.”

    29 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    29 Januari 2017

    Juruselamat yang Kekal

    Minggu, 29 Januari 2017

    Baca: Yohanes 8:48-59

    8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: “Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?”

    8:49 Jawab Yesus: “Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.

    8:50 Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.

    8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”

    8:52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

    8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”

    8:54 Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,

    8:55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.

    8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”

    8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”

    8:58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”

    8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Kata Yesus . . . “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” —Yohanes 8:58

    Renungan:

    Selalu Dikasihi, Selalu Dihargai

    Oleh Randy Kilgore

    Jeralean Talley meninggal dunia pada bulan Juni 2015 sebagai orang tertua di dunia pada usia 116 tahun. Pada tahun 1995, kota Yerusalem merayakan ulang tahunnya yang ke-3.000. Bagi seseorang, 116 tahun adalah usia lanjut, dan 3.000 tahun merupakan usia yang tua untuk sebuah kota. Namun, masih ada pepohonan yang jauh lebih tua dari semua itu. Sebuah pohon cemara di White Mountains, California, ditetapkan telah berusia lebih dari 4.800 tahun. Itu berarti lebih tua 800 tahun dari Abraham!

    Ketika ditantang oleh para pemuka agama Yahudi tentang identitas-Nya, Yesus juga mengklaim telah ada sebelum Abraham lahir. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada,” kata Yesus (Yoh. 8:58). Penegasan Yesus itu mengejutkan orang-orang yang melawan Dia, sehingga mereka berusaha melempari Yesus dengan batu. Mereka tahu bahwa Yesus tidak mengacu pada usia secara kronologis, tetapi benar-benar menyatakan diri-Nya bersifat kekal dengan memakai nama kuno dari Allah, “akulah aku” (lihat Kel. 3:14). Namun klaim Yesus itu sah karena Dia memang bagian dari Allah Tritunggal.

    Dalam Yohanes 17:3, Tuhan Yesus berdoa, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Pribadi yang tak dibatasi waktu itu masuk ke dalam ruang dan waktu supaya kita dapat hidup selamanya. Dia menuntaskan misi tersebut dengan mati menggantikan kita dan bangkit kembali dari kematian. Karena pengorbanan-Nya itu, kita menantikan masa depan yang tidak terikat oleh waktu, ketika kelak kita akan menjalani kekekalan bersama-Nya. Dialah Pribadi yang kekal dan tak terbatas oleh waktu. —Bill Crowder

    Petunjuk Hidup Baru:

    Bumi akan lenyap seperti salju, matahari tak lagi bersinar; tetapi Allah, yang panggilku di dunia, akan selamanya jadi milikku. John Newton

    Segala sesuatu ada di dalam [Kristus]. Kolose 1:17

    Kita ada untuk bersekutu dengan Allah.

    Wawasan

    Apakah Anda seyakin Paulus bahwa tidak ada yang dapat memisahkan Anda dari kasih Allah? Paulus dibesarkan dengan keyakinan bahwa ketaatan pada hukum Taurat akan membuatnya diterima oleh Allah. Namun, semua itu berubah ketika ia menemukan bahwa Yesus yang dibencinya adalah Allah yang mengasihinya. Melalui perjumpaan langsung dengan Kristus yang bangkit, Paulus belajar bahwa kasih Allah tidak diperoleh dengan usaha, tetapi cukup diterima sebagai anugerah dan rahmat (Rm. 4:4-5). Anugerah itu diberikan kepada kita bukan karena apa yang telah kita lakukan bagi-Nya atau bagi sesama, melainkan karena apa yang telah Allah lakukan bagi kita dalam belas kasihan-Nya. —Mart DeHaan

    Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 21-22; Matius 19

    Artikel Terkait:

    3 Prinsip yang Kupelajari dalam Mempersiapkan Masa Depan

    Apa yang terlintas di benakmu saat memikirkan masa depan? Banyak yang percaya bahwa masa depan yang cerah bisa dicapai jika kita memiliki sarana yang tepat—uang, kualifikasi akademik, kemampuan pribadi, dan sebagainya. Berikut ini beberapa prinsip yang dipelajari Jie-Ying Wu dari Taiwan saat berusaha menemukan dan membangun masa depannya.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu.

    29 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    29 Januari 2017

    Minggu, 29 Januari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.]] (Amsal 29:21)

    Renungan:

    MEMBENTUK KARAKTER

    Taburkanlah ide maka petiklah perbuatan; taburkanlah perbuatan maka petiklah sebuah kebiasaan; taburkanlah kebiasaan maka petiklah sebuah karakter.  

    Kalimat-kalimat ini menegaskan bagi kita bahwa karakter tidaklah terbentuk dalam semalam. Ada sebuah proses panjang yang membentuk karakter seseorang. Proses pembentukan karakter seseorang berawal dengan tindakan menaburkan ide yang akan mewujud menjadi perbuatan. Melatih perbuatan yang akan menjadi suatu kebiasaan. Dari kebiasaan itulah akan lahir karakter-karakter tertentu. Karakter akan menentukan masa depan.

    “Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala” (Amsal 29:21). Amsal ini menegaskan pentingnya membina karakter sejak muda. Proses pewujudan ide menjadi perbuatan, perbuatan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan menjadi karakter tentu membutuhkan proses perjalanan yang panjang. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulai pendidikan itu selain dari masa kanak-kanak.

    Namun, bagaimana jika kita merasa tidak mendapatkan pendidikan yang baik pada masa kanak-kanak? Ada peribahasa yang mengatakan bahwa saat terbaik untuk menanam pohon adalah dua puluh tahun yang lalu, tetapi kesempatan terbaik yang kedua adalah saat ini. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk membentuk karakter. Dengan pertolongan Tuhan, perubahan karakter itu bisa saja terjadi.

    Latihlah diri kita memikirkan hal yang baik sebab pikiran akan mewujud dalam tindakan, dan tindakan akan membentuk karakter, karakter akan menentukan masa depan kita.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 29 Januari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    29 Januari 2017 diubah oleh ZEGA376

526 – 550 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 21  22  23 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan