Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

576 – 600 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 23  24  25 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    11 Februari 2017

    Sabtu, 11 Februari 2017

    Baca: Mazmur 139:1-18

    139:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;

    139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

    139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.

    139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.

    139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.

    139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

    139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

    139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

    139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,

    139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

    139:11 Jika aku berkata: “Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,”

    139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

    139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

    139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

    139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;

    139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

    139:17 Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!

    139:18 Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau-maklumi. —Mazmur 139:3

    cdn.warungsatekamu.org.s3.amazonaws.com/media/images/image-sr/2017/02/tipo_ODB_110217.jpg

    Renungan:

    Aku Sudah Tahu Semuanya

    Oleh Bill Crowder

    Putra dan menantu kami pernah menghadapi kondisi darurat. Anak mereka, Cameron, menderita pneumonia dan bronkitis sehingga perlu segera dibawa ke rumah sakit. Mereka meminta bantuan kami untuk menjemput pulang putra mereka yang berumur lima tahun, Nathan, dari sekolahnya. Saya dan Marlene tentu saja senang melakukannya.

    Ketika Nathan sudah masuk ke mobil, Marlene bertanya, “Kamu kaget tidak karena kami yang menjemputmu hari ini?” Nathan menjawab, “Tidak, dong!” Ketika kami menanyakan alasannya, ia menjawab, “Aku kan sudah tahu semuanya!”

    Seorang anak umur lima tahun bisa mengaku sudah tahu semuanya, tetapi kita yang dewasa tentu lebih mengerti. Sering kali kita justru memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Kita mempertanyakan banyak hal tentang hidup kita—dan kita sering lupa bahwa meskipun kita tidak tahu segalanya, kita mengetahui bahwa ada Allah yang Mahatahu.

    Mazmur 139:1 dan 3 menyatakan tentang kemahatahuan Allah yang menyeluruh atas diri kita. Daud mengatakan, “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; . . . Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.” Sungguh menenangkan ketika menyadari bahwa Allah mengasihi kita dengan begitu sempurna. Dia tahu sepenuhnya apa yang akan kita hadapi hari ini dan Dia tahu cara terbaik untuk menolong kita dalam setiap situasi dari hidup ini.

    Pengetahuan kita akan selamanya terbatas, tetapi yang terpenting adalah kita mengenal Allah. Kita dapat mempercayai-Nya. —Bill Crowder

    Doa:

    Tuhan, terima kasih karena Engkau mengetahui segalanya tentang diriku dan kebutuhanku.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Mengenal Allah adalah yang terpenting.

    Wawasan:

    Allah mengenal siapa kita (Mzm.139:1-6), Dia tahu apa yang akan kita lakukan (ay.7-12), dan segala hal yang membentuk kita hingga hari ini (ay.13-18).

    Mazmur 139:1 dapat menjadi pengakuan kita di hadapan Allah yang Mahatahu, sekaligus permohonan agar Allah memeriksa kedalaman hati kita. Bersyukurlah bahwa Allah mengenal dan mengasihi kita, dan mintalah Dia membawa kita ke dalam hubungan yang lebih erat dengan-Nya. —Dennis Moles

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 11-12; Matius 26:1-25

    Background photo credit: Ian Tan

    Artikel Terkait:

    4 Tips untuk Bersaat Teduh dengan Konsisten

    Menjalankan komitmen bersaat teduh itu tidak mudah. Kesibukanku di ekstrakurikuler sekolah seringkali membuatku lupa bersaat teduh. Namun aku bersyukur karena Tuhan menolongku untuk terus belajar memiliki saat teduh yang berkualitas.

    Baca tips bersaat teduh dari Noni selengkapnya di dalam artikel ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    11 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    11 Februari 2017

    Sabtu, 11 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.]] (Amsal 19:17)

    Renungan:

    BELAS KASIHAN

    Ada sebuah kalimat menarik yang dilontarkan oleh Mahatma Gandhi,  tokoh besar India, “The world has enough for everyone's need, but not enough for everyone's greed” (Dunia ini cukup bagi kebutuhan semua orang, tetapi tidak cukup untuk keserakahan semua orang).” Akibat keserakahan ini ada hak-hak kehidupan orang lain yang terampas. Alam merana karena eksploitasi habis-habisan. Sebagian manusia menangis karena kelaparan dan kehausan. Ya, kita menyaksikan keserakahan setiap hari yang dapat berdampak buruk pada alam dan kemanusiaan.

    “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu” (Amsal 19:7). Di tengah persaingan hidup, beberapa orang terjatuh dalam keserakahan. Memikirkan dan mengumpulkan kebutuhan diri secara berkelebihan. Keserakahan tidak memberi ruang untuk kebutuhan orang lain.

    Amsal ini mengajarkan sebuah gaya hidup yang kontras dengan keserakahan. Jika keserakahan hanya memikirkan meraih sebanyak mungkin bagi diri sendiri, maka Amsal ini mengajak kita untuk menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah.

    Mengapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah? Amsal ini menegaskan siapa yang menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah sedang memiutangi Tuhan. Memiutangi Tuhan berarti menjadi kepanjangan tangan pemeliharaan-Nya bagi orang yang lemah.

    Jika kita menjadi kepanjangan tangan Tuhan dengan memelihara kehidupan orang yang lemah, maka bukankah tangan yang sama itu akan terus mencukupi kebutuhan kita?

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 11 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    13 Februari 2017

    Kabar Baik dalam Penderitaan

    Senin, 13 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 52-53

    Allah selalu bertindak secara bebas. Allah bisa membiarkan umat Israel dijajah oleh musuh, tetapi Allah juga bisa membebaskan tanpa perlu berkompromi atau berunding dengan pihak mana pun. Bangsa yang dipakai Allah untuk menghukum umat-Nya kadang-kadang tidak sadar bahwa mereka hanya alat di tangan TUHAN, sehingga ada di antara mereka yang menghujat Allah Israel. Akan tetapi, saat TUHAN menghendaki, Dia akan membebaskan umat-Nya. Kembalinya umat Allah ke Tanah Perjanjian merupakan kabar baik yang menunjukkan bahwa Allah adalah Raja yang sanggup membebaskan umat-Nya (52:7). Pada zaman Nabi Yesaya, peristiwa pembuangan dan kembalinya umat Allah dari pembuangan itu belum terjadi, tetapi Allah sudah menyampaikan hal itu untuk menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas sejarah umat manusia.

    Pembebasan umat Allah dari penjajahan (Mesir) dan pembuangan (Babel) merupakan gambaran dari pem-bebasan yang lebih besar, yaitu pembebasan dari penjajahan dosa dan kematian melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Dari sudut pandang iman, pembuangan bukanlah kekalahan, karena pembuangan menghasilkan pemurnian iman (bangsa Israel tidak lagi menyembah berhala setelah kembali dari pembuangan). Demikian pula, penderitaan Yesus Kristus yang luar biasa di kayu salib yang digambarkan dalam 52:13-53:12 bukanlah kekalahan, melainkan kemenangan yang menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa yang bersedia meninggalkan dosa dan datang kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu, berita tentang penderitaan Tuhan Yesus adalah kabar baik yang harus disebarkan. Apakah Anda pernah ikut menyebarkan kabar baik itu? [P]

    Yesaya 52:7

    Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!”

  • ZEGA376

    13 Februari 2017

    Senin, 13 Februari 2017

    SELINGKUH ITU NIKMAT?

    [[Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.]] (Amsal 6:32)

    Beberapa tahun yang lalu ada sebuah hasil survei yang menghebohkan Indonesia. Sedemikian hebohnya sampai bertahun tahun kemudian hasil survei ini masih menjadi bahan percakapan. Hasil survei itu menyebutkan bahwa 2 dari 3 laki-laki Jakarta berselingkuh. Bagaimana dengan perempuan? Ah, sayangnya saya belum tahu ada survei sejenis ini bagi kaum hawa.

    Kita bisa saja setuju atau berkeberatan dengan hasil survei itu. Namun, bukankah pada masa kini kita kerap mendengar berita perselingkuhan? Mulai dari perselingkuhan pejabat, selebriti, rekan kerja, bahkan mungkin akhirnya pasangan kita sendiri. Perselingkuhan dianggap biasa walaupun tetap meninggalkan luka.

    “Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri” (Amsal 6:32). Amsal ini mengingatkan bahwa pelaku perselingkuhan bukanlah pemberani, melainkan orang yang tidak berakal budi. Mengapa? Perselingkuhan terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada kenikmatan sendiri, tidak memedulikan perasaaan pasangan. Perselingkuhan terjadi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan diri, tak lagi berakal budi.

    Selingkuh itu nikmat, begitu kata para pelakunya. Baiklah, tetapi mari kita renungkan berapa harga kenikmatan itu? Apakah harga kenikmatan itu sepadan dengan hancurnya masa depan anak-anak?

    Tidak ada perselingkuhan yang tidak berbongkar. Tidak ada perselingkuhan yang tidak merusak diri. Tidak ada perselingkuhan yang lepas dari hukuman Sang Ilahi.

    Berhentilah berselingkuh dan mulailah belajar mencintai pasangan kita dengan segala ketidaksempurnaannya, sama seperti pasangan kita belajar mencintai kita dengan segala ketidaksempurnaan kita.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 13 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    13 Februari 2017

    Senin, 13 Feb 2017

    Baca Yohanes 11:1-16

    Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya. —Yohanes 20:25

    Renungan:

    Keraguan yang Hilang

    Oleh Tim Gustafson

    Kita mengenalnya sebagai “Tomas si Peragu” (baca Yoh. 20:24-29), tetapi julukan itu sebenarnya tidak begitu adil. Lagipula, berapa banyak dari kita yang benar-benar percaya bahwa pemimpin kita yang dihukum mati telah bangkit dari kematian? Kita mungkin bisa menjulukinya “Tomas si Pemberani”. Setidaknya Tomas menunjukkan keberanian yang luar biasa pada saat Yesus sedang menjalani peristiwa demi peristiwa menjelang kematian-Nya.

    Setelah Lazarus mati, Yesus berkata, “Mari kita kembali lagi ke Yudea” (Yoh. 11:7), dan itu diprotes oleh murid-murid-Nya. Kata mereka, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” (ay.8). Tomaslah yang berkata, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia” (ay.16).

    Tindakan Tomas ternyata tidak sebanding dengan niatnya. Pada saat Yesus ditangkap, Tomas pun melarikan diri bersama murid-murid lain (Mat. 26:56), dan hanya Petrus dan Yohanes yang mendampingi Kristus hingga ke halaman Imam Besar. Hanya Yohanes yang terus mengikuti Yesus hingga ke bawah salib-Nya.

    Walaupun sudah menyaksikan kebangkitan Lazarus (Yoh. 11:38-44), Tomas masih sulit mempercayai bahwa Tuhan Yesus yang disalibkan itu telah mengalahkan kematian. Setelah Tomas si Peragu yang manusiawi itu melihat Tuhan yang telah bangkit, barulah ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28). Respons Yesus memberikan keyakinan kepada si peragu dan penghiburan yang tak terkira kepada kita semua: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ay.29).

    Doa:

    Bapa, ajar kami bertindak menurut apa yang kami yakini tentang Engkau dan kebaikan-Mu, dan beriman kepada-Mu atas apa yang tidak kami ketahui.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Orang yang murni keraguannya akan mencari jalan menuju terang, tetapi orang yang tidak percaya merasa puas berdiam dalam kegelapan.

    Bacaan Alkitab setahun: Imamat 14 ; Matius 26:51-75

    Anda dapat memberi dampak yang berarti Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.

  • ZEGA376

    14 Februari 2017

    Selasa, 14 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Perjanjian damai dengan Sion

    (1) Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN.

    (2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!

    (3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

    (4) Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.

    (5) Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

    (6) Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.

    (7) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.

    (8) Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

    (9) Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi.

    (10) Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.

    (11) Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam.

    (12) Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata.

    (13) Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka;

    (14) engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.

    (15) Apabila orang menyerbu, itu bukanlah dari pada-Ku; siapapun yang menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau.

    (16) Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang menghembus api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.

    (17) Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN.

    Yesaya 54

    Renungan:

    Murka Allah Hanya Sesaat

    Hidup selalu berisi sukacita dan dukacita. Secara rohani, sukacita dan dukacita menyangkut relasi dengan Allah. Relasi yang baik akan menghasilkan sukacita, tetapi relasi yang buruk akan menghasilkan dukacita. Dosa bangsa Israel membuat Allah membuang umat-Nya. Akan tetapi, Allah tidak selama-lamanya meninggalkan umat-Nya (54:7-8). Kasih Allah yang besar membuat Dia memulihkan keadaan umat-Nya dengan mengembalikan mereka ke Yerusalem. Allah memiliki rencana yang besar melalui umat-Nya. Oleh karena itu, umat Allah tidak boleh tenggelam dalam dukacita yang dialami saat Allah murka karena dosa umat-Nya, melainkan mereka harus bersukacita menatap masa depan dengan mengingat bahwa kasih setia Allah terhadap umat-Nya tidak pernah berubah (54:10). Saat Allah mengemukakan kasih setia-Nya ini, Allah menyampaikan pula bahwa janji-Nya untuk tidak menurunkan bencana yang bersifat global (air bah yang melanda seluruh dunia) masih tetap berlaku (54:9).

    Bila Anda pernah berbuat dosa dan kemudian Allah menghukum Anda dengan memberikan penyakit, bencana, kegagalan, dan sebagainya, Anda harus mengingat bahwa Allah tidak selama-lamanya murka. Bila kita bersedia mengakui semua dosa kita dan kita memohon pengampunan-Nya, pengampunan dosa di dalam Tuhan Yesus selalu tersedia (1 Yohanes 1:9), dan Allah dapat mengubah orang berdosa menjadi seorang yang bisa dipakai Allah untuk melakukan hal-hal besar. Apakah Anda memahami rencana Allah yang besar bagi hidup Anda? Apa yang telah Anda rencanakan untuk melaksanakan kehendak Allah bagi hidup Anda? [P]

    Yesaya 54:8

    “Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.”

    14 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    14 Februari 2017

    Selasa, 14 Februari 2017

    Baca: 1 Yohanes 4:9-16

    4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

    4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

    4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

    4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

    4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

    4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

    4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

    4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengahtengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. —1 Yohanes 4:9

    Renungan:

    Ungkapan Cinta

    Oleh Jennifer Benson Schuldt

    Ketika sejumlah papan bertuliskan “Aku mencintaimu” dalam warna merah jambu muncul secara beruntun dan misterius di kota Welland, Ontario, seorang wartawan lokal bernama Maryanne Firth memutuskan untuk menyelidikinya. Investigasinya tidak membuahkan hasil. Beberapa minggu kemudian, sejumlah papan baru muncul dan mencantumkan nama taman di kota itu sekaligus tanggal dan waktu tertentu.

    Ditemani oleh sekelompok penduduk yang penasaran, Firth pergi ke taman tersebut pada tanggal dan waktu yang ditentukan. Di sana, Firth bertemu seorang pria yang mengenakan jas dan menutupi wajahnya dengan lihai. Alangkah terkejutnya Firth ketika pria itu memberinya sebuah karangan bunga dan melamarnya! Ternyata pria misterius itu adalah Ryan St. Denis, kekasih Firth. Firth pun menerima lamaran tersebut dengan gembira.

    Ungkapan cinta sang pria kepada tunangannya itu mungkin agak berlebihan, tetapi ungkapan kasih Allah kepada kita jauh lebih luar biasa! “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1Yoh. 4:9).

    Yesus bukan sekadar menjadi tanda bukti kasih Allah, seperti bunga mawar yang diberikan seseorang kepada kekasihnya. Yesus Kristus adalah Anak Allah yang rela menyerahkan nyawa-Nya supaya setiap orang yang percaya bahwa Dia adalah Juruselamat dapat menjalin hubungan perjanjian yang kekal dengan Allah. Tidak ada yang dapat memisahkan seorang Kristen “dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 8:39). —Jennifer Benson Schuldt

    Doa:

    Ya Allah, terima kasih karena Engkau ungkapkan kasih-Mu kepadaku dengan cara yang terindah. Bimbing aku agar dapat menunjukkan kasihku kepada-Mu.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Kita tahu betapa Allah sangat mengasihi kita karena Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal demi menyelamatkan kita.

    Wawasan

    Kata “kasih” dalam bacaan hari ini merupakan terjemahan dari istilah Yunani "agape", yang menyatakan bentuk kasih paling tinggi yang dapat dibayangkan, kasih yang mengupayakan kesejahteraan orang lain meski hal itu menuntut pengorbanan besar. Yohanes mengingatkan kita bahwa bukti terbesar kasih Allah kepada kita telah nyata dalam pengorbanan Yesus bagi kita (1Yoh.4:9). Selanjutnya, Yohanes berkata bahwa untuk menanggapi kasih Allah seharusnya kita juga saling mengasihi sebagai sesama pengikut Kristus dengan kasih yang rela berkorban (ay. 11). Terakhir, ia mengingatkan bahwa kemampuan kita untuk saling mengasihi bergantung pada kasih Allah yang dinyatakan dan "sempurna di dalam kita" (ay.12). Bagaimana kita menyatakan kasih Bapa di surga dalam hubungan-hubungan yang kita miliki merupakan hasil karya Roh Kudus di dalam hati kita. —Bill Crowder

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 15-16; Matius 27:1-26

    Artikel Terkait:

    Tuhan Merombak Kriteria Pacar Idamanku

    “Tidak banyak hal menarik yang dimiliki oleh pria ini. Dia bukanlah seorang yang tinggi, dia tidak memperhatikan penampilannya, dan dia juga seperti tipe pria yang membosankan. Dia bukanlah tipe pria yang dikagumi banyak wanita. Namun akhirnya, dia menjadi pacarku.”

    Baca kisah Yong selengkapnya di dalam artikel berikut.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    14 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    14 Februari 2017

    Selasa, 14 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.]] (Amsal 10:12)

    KEKUATAN KASIH

    Ruth Bell Graham, istri seorang pendeta terkemuka Billy Graham, pernah mengatakan rahasia keberhasilan pernikahan mereka. Ia berkata, “A happy marriage is the union of two good forgivers.”  Terjemahan bebasnya: sebuah pernikahan adalah penyatuan dua orang yang cakap mengampuni. Saya rasa ini adalah sebuah nasihat yang realistis karena tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Pasangan kita tidak sempurna, demikian pula diri kita.

    “Kebencian menimbulkan pertengkaran” (Amsal 10:12). Kebencian hadir ketika kasih tak lagi ada. Tidak ada yang lain yang dihasilkan oleh kebencian selain pertengkaran. Pertengkaran akan melahirkan luka, dan luka akan menambah kebencian, seperti sebuah siklus: kebencian, pertengkaran, luka dan kebencian yang lebih besar. Kita dapat membayangkan betapa memprihatinkan kondisi pasangan, keluarga, dan gereja yang berada di dalam siklus ini.

    “Tetapi kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10:12). Kata “menutupi” di Amsal ini bukan berarti secara sengaja menganggap tidak ada. Kata “menutupi” di bagian ini memiliki makna mengampuni. Mengampuni harus dimulai dengan menerima realitas yang tidak menyenangkan, yakni ada orang yang melakukan kesalahan yang menimbulkan luka.

    Langkah selanjutnya dalam pengampunan adalah memilih untuk tidak terpaku pada luka, tetapi rela memberi kesempatan untuk memulai yang baru.

    Tidak ada masa depan tanpa pengampunan. Tidak ada pengampunan tanpa kehadiran kasih. Mari belajar mengasihi.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 14 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    15 Februari 2017

    Manfaatkan Kesempatan yang Diberikan Tuhan!

    Rabu, 15 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 55

    Salah satu hal yang perlu untuk kita pahami adalah bahwa waktu itu terus berjalan maju dan tidak pernah berjalan mundur. Mesin waktu yang membuat seseorang bisa kembali ke masa lampau hanyalah khayalan yang termasuk sebagai “science fiction”. Oleh karena itu, waktu bisa kita pahami sebagai kesempatan. Walaupun kesempatan bisa saja berulang, tidak ada jaminan bahwa kesempatan itu sungguh-sungguh akan berulang. Salah satu kesempatan yang tidak boleh ditunda-tunda adalah kesempatan untuk bertobat atau kesempatan mencari Tuhan. Kita harus menyadari bahwa kesempatan untuk bertobat atau mencari Tuhan ini akan berakhir saat kita mati. Bila orang fasik (orang yang tidak peduli dengan Tuhan) dan orang jahat bersedia untuk bertobat, Allah akan memberi pengampunan (35:7).

    Ada orang yang berkata, “Saya akan bertobat sesudah berusia lanjut. Sekarang saya masih muda dan saya ingin bersenang-senang dulu.” Perkataan semacam itu merupakan pernyataan yang bodoh karena orang itu tidak tahu batas umurnya dan kapan kesempatan yang diberikan Tuhan itu berakhir. Perkataan itu juga bodoh karena orang itu beranggapan bahwa bertobat dan hidup dalam ketaatan kepada kehendak Allah itu dianggap sebagai hidup yang tidak menyenangkan. Kita perlu menyadari bahwa rencana Allah lebih baik daripada rencana kita karena Allah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bila kita mengabaikan kehendak Allah, hidup kita tidak akan tenang. Kejahatan itu nampak manis, tetapi setelah dijalani akan terasa pahit. Apakah Anda telah memanfaatkan kesempatan untuk bertobat? Apakah Anda telah menyesuaikan rencana Anda dengan rencana Allah? [P]

    Yesaya 55:6

    “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”

  • ZEGA376

    15 Februari 2017

    Kebohongan Kecil dan Anak Kucing

    Rabu, 15 Februari 2017

    Baca: Roma 5:12-21

    5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

    5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

    5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

    5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

    5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.

    5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

    5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

    5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

    5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

    5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. —Roma 5:21

    Seorang ibu memperhatikan Elias, anaknya yang berumur 4 tahun, berlari-lari mendekati beberapa ekor anak kucing yang baru lahir. Ia telah melarang Elias menyentuh anak-anak kucing itu. Lalu ia bertanya, “Elias, apa kau menyentuh anak kucing itu?” “Tidak!” jawab Elias dengan cepat. Ibunya bertanya lagi: “Apa bulu kucing itu terasa lembut?”

    “Ya,” jawab Elias langsung, “dan kucing yang hitam mengeong.”

    Kita mungkin tersenyum melihat sikap seorang anak berusia 4 tahun yang penuh tipu muslihat itu. Namun ketidaktaatan Elias menegaskan kondisi kita sebagai manusia. Tidak ada yang mengajari anak berusia 4 tahun untuk berbohong. Daud menuliskan dalam pengakuannya yang terkenal, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mzm. 51:7). Rasul Paulus berkata: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Rm. 5:12). Kabar yang menyedihkan itu berlaku bagi para raja, anak-anak berusia 4 tahun, juga kamu dan saya.

    Namun masih ada pengharapan. Paulus menulis, “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah” (Rm. 5:20).

    Allah tidak menunggu kita gagal agar Dia dapat menghukum kita. Dia justru senang memberikan kasih karunia, pengampunan, dan pemulihan dari-Nya. Kita hanya perlu menyadari bahwa dosa itu merusak dan tidak bisa dibenarkan, dan kita boleh datang kepada-Nya dalam iman dan pertobatan. —Tim Gustafson

    Ya Bapa, kasihanilah aku orang berdosa ini.

    Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. —Roma 8:1

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 17-18; Matius 27:27-50

    Artikel Terkait:

    Tidak Akan Tenggelam Lagi

    Sebagian besar definisi kata “tenggelam” cenderung menunjukkan hal yang negatif, namun definisi yang diberikan dosen ilmu forensik itu lebih menyentak hati Fushen Ong.

    Baca cerita selengkapnya di dalam artikel ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

  • ZEGA376

    15 Februari 2017

    SUMBER-SUMBER HIKMAT

    [[Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.]] (Amsal 4:5)

    Salah memasak nasi bisa menimbulkan penyesalan seharian. Salah memotong rambut bisa menimbulkan penyesalan sebulan lamanya. Salah mengerjakan soal-soal ujian bisa menimbulkan penyesalan setahun rasanya. Salah memilih pasangan hidup, oh menyesal seumur hidup. Ya, hidup ini terbentuk oleh pilihan-pilihan tindakan kita. Oleh karena itu, kita harus memilih tindakan yang tepat dalam pelbagai situasi hidup. Namun, bagaimana kita dapat memilih tindakan yang tepat?

    “Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian” (Amsal 4:5). Amsal ini menegaskan pentingnya upaya mencari hikmat atau pengertian. Hikmat atau pengertian adalah keterampilan untuk menggunakan pengetahuan dalam menghadapi sesuatu. Hikmat itu bukan sekadar tahu tentang sesuatu, melainkan juga sanggup menerapkan pengetahuan itu dalam situasi-situasi hidup. Sebagai contoh, kita tahu bahwa air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Orang berhikmat mampu menerapkan pengetahuan itu untuk menguras air di aquarium besar. Air tidak perlu diciduk sedikit demi sedikit, tetapi cukup dialirkan dari aquarium itu dengan menggunakan selang air ke tempat pembuangan.

    Dari mana kita mendapatkan hikmat atau pengertian? Ada tiga sumber hikmat. Pertama, belajar dari pengalaman sendiri. Hikmat apa yang kita peroleh dalam keberhasilan atau kegagalan kita?

    Kedua, belajarlah dari pengalaman orang lain. Hikmat apa yang kita peroleh dengan membaca atau mendengarkan kisah hidup orang lain?

    Ketiga, belajarlah dari sumber hikmat, yakni Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara kehidupan. Pelajarilah kehendak dan larangan-Nya agar kita makin bijak dalam menjalani kehidupan ini.

    Keputusan membentuk kehidupan. Pilihlah dengan hikmat dan pengetahuan agar tidak banyak penyesalan di masa depan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 15 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    16 Februari 2017

    1.bp.blogspot.com/-5BbCJpnBarw/UNMsRWzXUjI/AAAAAAAAA30/xStPcjP4P6k/s1600/Isaiah-56.1.jpg

    Kamis, 16 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Keselamatan adalah bagi semua orang

    (1) Beginilah firman TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan.

    (2) Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang berpegang kepadanya: yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang menahan diri dari setiap perbuatan jahat.

    (3) Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: "Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya"; dan janganlah orang kebiri berkata: "Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering."

    (4) Sebab beginilah firman TUHAN: "Kepada orang-orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku,

    (5) kepada mereka akan Kuberikan dalam rumah-Ku dan di lingkungan tembok-tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama itu lebih baik dari pada anak-anak lelaki dan perempuan ,suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka.

    (6) Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku,

    (7) mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.

    (8) Demikianlah firman Tuhan ALLAH yang menghimpun orang-orang Israel yang terbuang: Aku akan menghimpunkan orang kepadanya lagi sebagai tambahan kepada orang-orangnya yang telah terhimpun."

    s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/e9/9f/3d/e99f3d9ff9e07a518a65c829cd5d8901.jpg

    Pemimpin-pemimpin yang fasik

    (9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!

    (10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

    (11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

    (12) "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"

    Yesaya 56

    virtuousgirls.files.wordpress.com/2013/11/trust-god-01.jpg

    Renungan:

    Anugerah yang Mulai Tersingkap

    Walaupun masih samar-samar, anugerah Allah mulai tersingkap di dalam bacaan Alkitab hari ini. Dalam Ulangan 23:1-8, kita bisa membaca bahwa ada diskriminasi terhadap orang asing dan orang yang dikebiri bila mereka ingin menjadi anggota jemaat Tuhan. Akan tetapi, bila kita berpikir secara cermat, kita akan memahami bahwa diskriminasi itu berkaitan dengan situasi pada masa itu. Diskriminasi yang dilakukan terhadap bangsa asing--dalam hal ini adalah suku Amon dan Moab yang bersikap memusuhi dan menghambat umat Allah mema-suki Tanah Perjanjian--dimaksudkan agar mereka tidak merusak iman bangsa Israel terhadap Allah. Diskriminasi terhadap orang yang dikebiri dimaksudkan agar umat Israel tahu bahwa praktik pengebirian itu tidak berkenan kepada Allah israel.

    Dalam bacaan Alkitab hari ini, TUHAN mengatakan bahwa orang asing dan orang kebiri yang mau hidup taat (dalam hal ini mengikuti peraturan Sabat) akan diterima sebagai umat Allah, dan ketaatan mereka akan membuat mereka dihargai (Yesaya 56:4-7). Dalam terang Perjanjian Baru, kita baru bisa memahami secara jelas bahwa Allah benar-benar bersedia menerima orang-orang asing tanpa diskriminasi (bandingkan dengan kisah kedatangan Rasul Petrus ke rumah Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10). Rasul Paulus juga memberitakan bahwa Kristus telah meniadakan pemisah antara orang Yahudi dan bukan Yahudi dan bahwa orang bukan Yahudi bisa menjadi ahli waris janji Allah dalam Kristus Yesus (Efesus 2:10-20; 3:7). Apakah Anda telah menyadari bahwa berita Injil juga ditujukan kepada kelompok masyarakat yang tersingkir (para penjahat dan orang berdosa), orang miskin, serta orang asing? [P]

    Yesaya 56:3

    "Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: “Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya” dan janganlah orang kebiri berkata: “Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering.”

    biblepic.com/53/18758.jpg

    16 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    16 Februari 2017

    s-media-cache-ak0.pinimg.com/600x315/03/e6/f8/03e6f807520f6f8c6eff8fdd88bcb83d.jpg

    Kamis, 16 Februari 2017

    Baca: Yohanes 9:1-11

    9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

    9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”

    9:3 Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

    9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.

    9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.

    stevesbiblemeditations.files.wordpress.com/2013/11/blindbeggar.png

    9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

    9:7 dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

    9:8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?”

    9:9 Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.”

    9:10 Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matamu menjadi melek?”

    9:11 Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    image.slidesharecdn.com/thesacramentsofhealing-110228085835-phpapp02/95/the-sacraments-of-healing-52-728.jpg

    Satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat! —Yohanes 9:25

    Renungan:

    Seniman Rongsokan yang Jenius

    Oleh David McCasland

    Noah Purifoy memulai kariernya sebagai seniman “perakit” dengan mengolah tiga ton puing dari bekas kerusuhan tahun 1965 di daerah Watts, Los Angeles. Dari roda sepeda dan bola boling yang penyok sampai ban kendaraan dan televisi yang usang—barang-barang yang tidak dapat digunakan lagi—Purifoy dan seorang temannya menciptakan patung-patung unik yang begitu kuat menyampaikan pesan tentang sebagian orang yang diperlakukan layaknya “barang rongsokan” di tengah masyarakat modern saat ini. Seorang jurnalis menyebut Purifoy sebagai “seniman rongsokan yang jenius”.

    s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/df/ca/5d/dfca5d46c6c9d17eec650ca8d2f30fc2.jpg

    Pada zaman Yesus hidup, banyak orang memandang mereka yang ditimpa penyakit dan kendala fisik sebagai para pendosa yang sedang dihukum Allah. Mereka dihindari dan diabaikan. Namun ketika Yesus dan murid-murid-Nya bertemu dengan seorang pria yang buta sejak lahir, Tuhan menyatakan bahwa keadaannya bukanlah akibat dari dosa melainkan suatu kesempatan untuk melihat kuasa Allah. “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh. 9:5). Ketika orang buta itu mengikuti perintah Yesus, ia pun dapat melihat.

    Ketika para pemuka agama bertanya kepada orang yang tadinya buta itu, ia menjawab dengan sederhana, “Satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat!” (ay.25).

    Yesus Kristus adalah Seniman yang paling jenius dan terhebat di dunia ini. Seperti rongsokan, kita semua telah rusak karena dosa, tetapi Dia mengambil hidup kita yang telah rusak itu, lalu membentuk kita menjadi karya-Nya yang baru. —David McCasland

    blog.biblia.com/files/2014/11/John_9_25-3840x2160-1-660x371.png

    Doa:

    Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu hari ini atas anugerah-Mu yang ajaib!

    Petunjuk Hidup Baru:

    Yesus sanggup memulihkan kehidupan kita.

    Wawasan

    Pernahkah Anda merasa tidak punya tujuan dan tidak dapat menentukan arah hidup Anda? Pernahkah Anda merasa sedang berjalan melalui terowongan gelap dan Anda tidak yakin apakah Allah mau atau bisa memberikan terang yang Anda butuhkan? Dalam kitab Injil yang ditulisnya, Yohanes menyatakan tentang kehidupan dan terang yang dirindukan oleh orang-orang yang mengalami kegelisahan seperti yang kita alami (Yoh.1:1-5). Yohanes menemukan banyak alasan untuk percaya bahwa Yesus adalah terang dunia: "Semua [tanda-tanda ajaib] yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yoh.20:31).—Mart DeHaan

    c1.staticflickr.com/4/3005/2674514219_b6b981093f_b.jpg

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 19-20; Matius 27:51-66

    Artikel Terkait:

    Bebas dari Kebiasaan Buruk

    Dosa. Itulah kata yang sangat rumit di hidupku. Sekalipun aku tumbuh sebagai seorang yang beragama Kristen, aku adalah tipikal orang yang suka mengulangi dosa yang sama. Sering sekali muncul pertanyaan dalam diriku, “Apakah dosa-dosaku masih mungkin diampuni?

    Baca kesaksian Andrianus selengkapnya di dalam artikel berikut

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    16 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    16 Februari 2017

    scontent.cdninstagram.com/t51.2885-15/s640x640/sh0.08/e35/13525306_1590333994593038_2013833269_n.jpg

    Kamis, 16 Februari 2017
    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.]] (Amsal 13:20)

    Renungan:

    PEMBENTUK KEHIDUPAN

    Pepatah menyatakan, “Tunjukanlah kepadaku sahabat-sahabatmu dan aku akan menunjukkan masa depanmu.” Perkataan ini hendak menegaskan bahwa kehadiran orang-orang terdekat akan berperan serta dalam menentukan apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Bukankah tak jarang kita mendengar kisah atau membaca berita tentang orang-orang yang terpengaruh oleh teman-temannya sehingga melakukan hal yang jahat?

    Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak” (Amsal 13:20). Amsal ini menegaskan bagaimana lingkungan yang baik, yakni orang-orang yang bijak, akan memengaruhi kehidupan kita. Pergaulan di era sekarang bukan hanya menyangkut soal pertemanan di dunia nyata, melainkan juga di dunia maya. Bukan hanya bergaul dalam arti berinteraksi secara fisik, melainkan juga lewat tulisan.

    Cobalah periksa pergaulan kita. Dapatkah kita menyebutkan nama berapa teman, baik di dunia nyata ataupun di dunia maya, yang membawa pengaruh baik bagi kehidupan kita?

    Tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” (Amsal 13:20). Siapa yang disebut dengan orang bebal dalam Amsal ini? Orang bebal adalah mereka yang menolak dengan keras untuk diajar atau belajar dari kehidupan ini. Berteman dengan orang bebal membuat kita menjadi malang karena kehidupan ini terus berubah. Perubahan hidup menuntut kesediaan untuk terus belajar. Orang yang tidak lagi mau belajar akan menjadi tertinggal atau malah menjadi beban kehidupan.

    Jadi, apakah kita dapat mengidentifikasi siapa teman-teman kita yang tidak mendorong kita untuk terus belajar? Tinggalkanlah mereka sebelum memengaruhi kehidupan kita.

    Pilihlah teman dengan bijak karena teman-teman inilah yang akan berperan serta dalam membentuk kehidupan kita.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 16 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/01/11/a4/0111a4dc6faa286d88d08ad790490a3a.jpg

    naotg.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2015/01/Proverbs-13_20_.jpg

    studentdevos.com/wp-content/uploads/2016/04/bible-verse-friendship-teens-1024x512.png

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    16 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    17 Februari 2017

    Jumat, 17 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    (1) Orang benar binasa, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikannya; orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorangpun yang mengindahkannya; sungguh, karena merajalelanya kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar

    (2) dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya.

    (3) Tetapi kamu, mendekatlah kamu ke mari, hai anak-anak dari perempuan-perempuan sihir, hai keturunan orang yang berzinah dan perempuan sundal!

    (4) Tentang siapakah kamu berkelakar, terhadap siapakah kamu melontarkan kata-kata yang bukan-bukan dan mengejeknya? Bukankah kamu ini anak-anak pemberontak, keturunan pendusta,

    (5) hai orang-orang yang terbakar oleh hawa nafsu dekat pohon-pohon keramat, di bawah setiap pohon yang rimbun, hai orang-orang yang menyembelih anak-anak di lembah-lembah, di dalam celah-celah bukit batu.

    Penyembahan berhalasebagai perzinahan

    (6) Padamu hanya ada batu-batu licin dari sungai, dan hanya itu sajalah yang ditentukan bagimu; kepada mereka juga engkau mengunjukkan korban curahan, dan mempersembahkan korban sajian. Masakan Aku sabar akan hal itu?

    (7) Engkau menaruh petiduranmu di atas gunung yang tinggi dan menjulang dan ke atas gunung itu juga engkau naik untuk mempersembahkan korban sembelihan.

    (8) Engkau telah menaruh lambang berhalamu di ambang pintu masuk rumahmu, ya, engkau telah meninggalkan Aku dan menelanjangi dirimu, engkau telah menaiki petiduranmu dan telah melebarkannya; engkau telah mengadakan janji dengan beberapa orang yang kauingini untuk tidur bersama-sama mereka dan engkau memandangi lingga.

    (9) Engkau datang menghadap Molokh dengan membawa minyak dan banyak-banyak wangi-wangian; engkau menyuruh duta-dutamu pergi sampai jauh, dan sampai ke bawah di dunia orang mati.

    (10) Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.

    (11) Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!

    (12) Aku akan menyebutkan kesalehanmu dan segala perbuatanmu, tetapi semuanya itu tidak akan berguna bagimu:

    (13) apabila engkau berteriak, biarlah berhala-berhalamu melepaskan engkau! Mereka semua akan ditiup angin, akan diterbangkan hembusan nafas. Tetapi orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus.

    kata-kata penghiburan

    (14) Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!"

    (15) Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

    (16) Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.

    (17) Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya.

    (18) Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan; juga pada bibir orang-orangnya yang berkabung

    (19) Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat firman TUHAN Aku akan menyembuhkan dia!

    (20) Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.

    (21) Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.

    Yesaya 57

    Renungan:

    Orang Benar di antara Orang Fasik

    Kenyataan hidup di sepanjang zaman adalah seringkali orang benar harus hidup sebagai minoritas di antara orang fasik. Kejahatan merajalela sehingga orang benar terancam. Dosa membuat orang fasik bisa melakukan hal-hal yang melampaui batas (dilarang Tuhan) seperti melakukan sihir, berzinah, dan melacurkan diri. Orang fasik juga bisa melakukan praktik penyembahan yang tidak masuk akal seperti menyembah batu yang diambil dari sungai, mempersembahkan korban di atas gunung yang tinggi, serta meletakkan patung berhala di ambang pintu rumah. Hubungan seks bebas bisa menjadi bagian dari penyembahan. Salah satu praktik penyembahan yang paling keji adalah mempersembahkan korban bakaran berupa anak-anak kepada Molokh (dewa yang disembah oleh bani Amon).

    Praktik hidup sebagai orang fasik itu adalah praktik hidup yang membuat gelisah, praktik hidup tanpa damai sejahtera. Akan tetapi, karena orang fasik merupakan mayoritas, orang benar bisa menjadi takut atau menjadi terpikat oleh mereka. Seharusnya orang benar tidak perlu takut terhadap orang fasik. Orang fasik kelihatan hidup aman hanya karena Allah belum menjatuhkan hukuman. Berhala yang mereka sembah tidak berguna dan tidak dapat berbuat apa-apa saat Allah menjatuhkan hukuman terhadap orang fasik.

    Hidup sebagai orang benar memang kadang-kadang harus menentang arus dan kadang-kadang juga harus menghadapi ancaman. Akan tetapi, hidup sebagai orang benar adalah hidup yang diwarnai oleh damai sejahtera, bukan karena selalu berkelimpahan atau selalu aman, melainkan karena Allah memberikan damai sejahtera. Apakah Anda berani menentang arus untuk mempertahankan kebenaran? [P]

    Yesaya 57:20-21

    “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku.”

    17 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    17 Februari 2017

    Jumat, 17 Februari 2017

    Baca: 2 Korintus 5:1-9

    5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

    5:2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,

    5:3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.

    5:4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

    5:5 Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.

    5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

    5:7 –sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat–

    5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

    5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. —2 Korintus 5:7

    Renungan:

    Melihat Jauh ke Depan

    Oleh Bill Crowder

    Saya suka menatap langit biru yang bersih dari awan. Langit adalah salah satu mahakarya indah Pencipta kita, yang diberikan-Nya untuk kita nikmati. Para penerbang tentu sangat menyukai pemandangan langit seperti itu. Ada sejumlah istilah penerbangan yang mereka pakai dalam menggambarkan keadaan langit yang sempurna untuk terbang. Namun istilah favorit saya adalah, “kamu bisa melihat jauh ke depan.”

    “Melihat jauh ke depan” berarti jauh di luar daya pandang kita. Terkadang kita bergumul untuk melihat atau memahami apa yang kita alami dalam hidup kita sekarang. Alkitab mengatakan kepada kita, “Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yak. 4:14).

    Namun penglihatan kita yang terbatas tidak membuat kita putus asa. Sebaliknya, kita mempercayai Allah yang melihat semua hari-hari kita yang mendatang dengan sempurna—dan Dia mengetahui apa yang kita perlukan untuk menghadapi semua tantangan yang akan datang. Rasul Paulus memahaminya. Itulah alasan Paulus menguatkan kita dengan kata-kata yang penuh pengharapan, “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2Kor. 5:7).

    Ketika kita mempercayakan kepada Allah hari yang sedang kita jalani ini dan juga hari esok kita yang belum terlihat, kita tidak perlu khawatir tentang apa pun yang terjadi dalam hidup kita. Kita berjalan bersama-Nya dan Dia tahu apa yang ada di depan kita; kekuatan dan hikmat-Nya cukup untuk menolong kita. —Bill Crowder

    Doa:

    Tuhan, aku tahu aku dapat mempercayai-Mu untuk hari ini dan hari-hari mendatang, karena Engkau baik, pemurah, penuh kasih, bijaksana, dan berkuasa. Ajarlah aku untuk tidak khawatir.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Allah melihat seluruhnya, dari awal sampai akhir.

    Wawasan

    “Apa yang akan terjadi dalam hidupku esok hari?” Pertanyaan ini seringkali menyita pemikiran saya. Hari esok dapat membawa kesusahan dan penderitaan. Ayub, orang yang mengalami penderitaan hebat pada masa Perjanjian Lama, berkata, "Manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya" (Ayb. 5:7). Hidup kita dipenuhi "kesedihan dan ...kesusahan hati" (Pkh. 2:23). Esok hari bahkan bisa saja merupakan hari kematian saya.

    Namun, kematian tidak lagi menakutkan bagi setiap kita yang sudah hidup di dalam Tuhan karena "jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia" (2Kor. 5:1). Saya tak perlu khawatir, bahkan bila besok adalah akhir hidup saya. Hari yang akan membawa saya hidup bersama Tuhan selamanya itu justru menjadi pengharapan yang menyemangati hidup saya hari ini (ay. 5:8-9).

    Adakah ketakutan atau kekhawatiran tentang hari esok yang perlu Anda bawa kepada Tuhan hari ini? —Sim Kay Tee

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 21-22; Matius 28

    Artikel Terkait:

    Menguak Misteri Masa Depan

    Siapa yang tidak ingin tahu tentang masa depan? Jika saja kita punya informasi lebih dulu tentang apa yang akan terjadi, bukankah kita dapat mempersiapkan diri lebih baik dan bersikap lebih arif?

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    17 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    17 Februari 2017

    Jumat, 17 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.]] (Amsal 14:26)

    Renungan:

    TAKUT AKAN TUHAN

    Pada suatu tengah malam, hujan deras dan angin bertiup kencang. Mendadak lampu di tempat tinggal saya mati. Tak lama kemudian terdengarlah suara lirih namun penuh dengan rasa takut, “Papa, Papa di mana? Alden takut.” Tentu saja saya mengenal suara itu. Itu adalah suara Alden, anak pertama kami. Segera saya melangkah menuju kamarnya, memeluk Alden sampai akhirnya ia tertidur kembali.

    “Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya” (Amsal 14:26). Sekilas tampaknya ada yang kontras di Amsal ini. Di dalam takut Tuhan malah ada ketenteraman, bahkan perlindungan. Bukankah takut dan ketenteraman serta perlindungan kerap kali tidak berjalan seiringan?

    Namun, takut akan Tuhan mempunyai arti yang berbeda dengan rasa takut yang lain. Takut akan Tuhan berarti menghormati Tuhan karena mengenal siapa diri-Nya. Di dalam pengenalan akan Tuhan, kita mengerti betapa dahsyat kuasa-Nya bagi mereka yang percaya. Makin kita takut akan Tuhan, makin besar pulalah penyerahan diri kita kepada-Nya.

    Tak jarang kehidupan ini memperhadapkan kita pada situasi yang membuat kita takut.  Kita takut karena menyadari betapa kapasitas diri tidak sebanding dengan besarnya pergumulan dan tantangan. Apa yang harus kita lakukan untuk menyingkirkan rasa takut itu?

    Tak ada cara lain untuk mengalahkan rasa takut akan besarnya tantangan dan pergumulan selain dengan sikap takut akan Tuhan. Rasa takut atau hormat pada Tuhan akan membawa kita untuk mengenal dan mengalami betapa besar kuasa-Nya.

    Di dalam terbitnya pengenalan kita akan Tuhan, tenggelamlah segala ketakutan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 17 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    18 Februari 2017

    Sabtu, 18 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Kesalehan yang palsu dan yang sejati

    (1) Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

    (2) Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:

    (3) "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

    (4) Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

    (5) Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?

    (6) Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

    (7) supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

    (8) Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

    (9) Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,

    (10) apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

    (11) TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

    (12) Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

    Menghormati hari Sabat

    (13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,

    (14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.

    Yesaya 58

    Renungan:

    Ibadah dengan Integritas

    Allah memerintahkan Nabi Yesaya untuk berseru dengan suara nyaring (58:1) karena bangsa Israel tidak menyadari kesalahan mereka. Bangsa Israel merasa sudah melakukan kewajiban ibadah mereka. Mereka tidak sadar bahwa yang Allah kehendaki adalah ibadah dengan integritas atau ibadah dengan keseluruhan kehidupan mereka. Yang dituntut Allah bukan hanya sekadar tindakan (upacara) ibadah, melainkan penyerahan diri sepenuhnya untuk menyembah Allah. Sebagai contoh, puasa bukan hanya sekadar tidak makan, melainkan tindakan merendahkan diri (menyesali dosa) dan mempersembahkan diri (melakukan kebaikan) di hadapan Tuhan (58:5-7). Allah menuntut agar ibadah kita kepada-Nya mempengaruhi hubungan kita dengan sesama manusia. Percuma kita berpuasa bila kita tidak berhenti melakukan dosa atau bila kita tidak melakukan kebaikan terhadap sesama. Mustahil kita sungguh-sungguh menghargai Allah bila kita tidak menghargai sesama manusia. Bila kita sungguh-sungguh mengakui bahwa segala milik kita adalah anugerah (pemberian) Allah, kita pun harus mau membuka hati dan rela membuka dompet untuk menolong sesama manusia yang memerlukan bantuan kita.

    Periksalah diri Anda di hadapan Allah: Apakah hidup keagamaan yang selama ini Anda tampilkan di depan umum sama dengan apa yang sebenarnya menjadi beban di dalam hati Anda? Apakah iman Anda kepada Allah telah mengubah cara Anda memperlakukan sesama manusia? Apakah Anda telah menyeimbangkan kewajiban Anda untuk beribadah kepada Allah dengan kewajiban Anda untuk menjadi berkat bagi sesama manusia? [P]

    Yesaya 58:10

    “Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”

  • ZEGA376

    18 Februari 2017

    Mercusuar

    Sabtu, 18 Februari 2017

    Baca: Yesaya 61:1-6

    61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

    61:2 untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,

    61:3 untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.

    61:4 Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.

    61:5 Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu.

    61:6 Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    [Tuhan] mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung. —Yesaya 61:3

    Renungan:

    Mercusuar

    Oleh Amy Boucher Pye

    Sebuah pusat pelayanan di Rwanda bernama “Lighthouse” (Mercusuar) hadir menjadi lambang dari pemulihan. Bangunan itu berdiri di atas wilayah yang sama dengan lokasi rumah megah milik presiden yang berkuasa di Rwanda pada saat terjadinya genosida tahun 1994. Namun bangunan baru yang didirikan oleh orang-orang Kristen itu kini menjadi tempat terang dan pengharapan bersinar. Di sana terdapat sebuah sekolah Alkitab yang bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin Kristen yang baru. Di dalamnya juga terdapat hotel, rumah makan, dan beragam pelayanan lain untuk masyarakat. Habis gelap terbitlah terang. Mereka yang membangun pelayanan tersebut berharap kepada Yesus sebagai sumber pengharapan dan penebusan sejati.

    Ketika Yesus berada di sinagoge di Nazaret pada hari Sabat, Dia membaca dari kitab Yesaya dan menyatakan bahwa Dialah yang telah diurapi untuk memberitakan rahmat Tuhan (lihat Luk. 4:14-21). Dia telah datang untuk membalut luka mereka yang patah hati dan menawarkan penebusan serta pengampunan kepada manusia. Di dalam Yesus Kristus kita melihat keindahan yang muncul menggantikan abu (Yes. 61:3).

    Kita melihat kekejaman genosida di Rwanda, ketika pertikaian antar suku menewaskan lebih dari lima ratus ribu nyawa. Dan saking tercengang dan ngerinya, kita pun kehilangan kata-kata untuk menggambarkannya. Namun demikian, kita tahu bahwa Tuhan sanggup memulihkan kembali segala dampak kejahatan, baik di bumi atau kelak di surga. Dia yang mengaruniakan minyak untuk pesta sebagai pengganti kain kabung juga mengaruniakan pengharapan kepada kita, bahkan di tengah situasi yang paling kelam sekalipun. —Amy Boucher Pye

    Doa:

    Tuhan Yesus Kristus, hati kami sedih ketika mendengar tentang kepedihan dan penderitaan yang dialami orang lain. Kami berdoa, kasihanilah kami.

    Petunjuk Hidup Baru:

    Yesus datang untuk memberi kita pengharapan di tengah situasi yang paling kelam sekalipun.

    Wawasan:

    Yesus mengumumkan misi kedatangan-Nya dengan membaca nubuat tentang Mesias dari Yesaya 61, teks Kitab Suci yang secara jelas menubuatkan pelayanan-Nya kepada kaum yang terpinggirkan dan menderita (Luk.4:18-19). Dia menyampaikan kabar baik, kesembuhan, kebebasan, kelepasan, dan sukacita untuk menggantikan kepedihan hati yang tidak terhindarkan dalam hidup kita. Yesus disalibkan untuk membereskan penyebab utama kehancuran kita, yaitu dosa, supaya kelak kita dapat mengalami kehidupan kekal. Dalam kekekalan itu "maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (Why.21:4). Seperti Yesus, kita sebagai para pengikut-Nya juga dapat menolong dan menyatakan kabar baik kepada orang-orang yang menderita.

    Bagaimana cara Yesus menanggapi penderitaan yang Anda alami dan memenuhi kebutuhan Anda? Bagaimana Anda juga dapat menanggapi kebutuhan orang-orang yang menderita di sekitar Anda? —Bill Crowder

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 23-24; Markus 1:1-22

    Artikel Terkait:

    Jika Allah itu Baik, Mengapa Ada Begitu Banyak Kejahatan dan Penderitaan?

    Mungkin ini adalah salah satu pertanyaan yang paling membingungkan bagi orang Kristen. Namun, pernahkah kamu menanyakan hal yang sama?

    Temukan jawabannya di dalam artikel berikut.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

  • ZEGA376

    18 Februari 2017

    Sabtu, 18 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.]] (Amsal 27:1)

    Renungan :

    KESOMBONGAN MEMBAWA KEHANCURAN

    Saya yakin Anda pernah mendengar kisah legendaris tentang karamnya Kapal Titanic. Sebuah kisah nyata yang kemudian diangkat ke layar kaca. Karamnya Kapal Titanic adalah sebuah contoh klasik tentang kepercayaan diri yang berlebihan. Konon kapten kapal Titanic itu pernah berkata, “Tuhan sendiri tidak dapat menenggelamkan kapal ini. Dengan pengalaman lebih dari empat puluh tahun, tidak ada satu pun pelayaran di bawah kendali saya yang pernah gagal, di tengah keadaan laut yang menggila sekalipun." Kita tahu apa yang terjadi kemudian, bukan?

    “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” (Amsal 27:1). Peringatan yang lugas. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, jangan terlalu percaya diri alias sombong di hadapan ketidakpastian masa depan.

    Tentu saja kita boleh bangga dengan segala apa yang kita miliki dan apa yang kita sanggup lakukan. Namun, biarlah kebanggaan itu tidak mewujudnyata dalam bentuk kesombongan. Biarlah kebanggaan itu menjadi bahan bakar yang menyemangati kita untuk terus berjuang.

    Masa depan itu misteri. Kesombongan membuat kita sok tahu tentang apa yang akan terjadi. Kesombongan atau memuji diri membuat kita terlalu yakin dengan kekuatan yang ada sehingga tak lagi terus mengembangkan diri. Akibatnya, kesombongan selalu membawa pada  kehancuran.

    Marilah kita menghadapi misteri masa depan dengan sepenuh hati. Tanpa kesombongan diri. Hanya berbekal penyerahan diri pada kuasa sang ilahi karena kita tidak tidak tahu apa yang akan terjadi.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 18 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    20 Februari 2017

    Menjadi Terang!

    Senin, 20 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 60

    Seruan kepada bangsa Israel untuk menjadi terang bukanlah dalam arti bangsa Israel sebagai Sumber Terang, karena Sumber Terang yang Sesungguhnya adalah Terang TUHAN yang datang atau bersinar terhadap bangsa Israel (60:1-2). Bila kita memperhatikan ajaran Perjanjian Baru, maka dapat kita duga bahwa Sumber Terang yang Sesungguhnya adalah Tuhan Yesus (Yohanes 1:4-9; 8:12). Bila bangsa-bangsa disebut berduyun-duyun datang kepada Terang TUHAN (Yesaya 60:3), hal ini menunjuk kepada pertobatan orang-orang dari berbagai seluruh dunia yang datang kepada Tuhan Yesus dan menerima Tuhan Yesus sebagai Sang Juruselamat. Sebagaimana bangsa Israel harus memancarkan Terang TUHAN, demikian pula orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah terang dunia (Matius 5:14) yang harus memantulkan Terang TUHAN.

    Bagi kita pada masa kini, kita dapat menjalankan fungsi sebagai Terang ini dengan dua cara, yaitu melalui gaya hidup yang memancarkan Terang TUHAN dan melalui kesaksian secara verbal (dengan kata-kata) yang memberitakan tentang Terang yang Sesungguhnya. Bila kita hidup dalam ketaatan terhadap firman Allah, maka orang-orang di sekitar akan bisa melihat kualitas dari Terang TUHAN. Bila kita memberikan kesaksian tentang Terang TUHAN yang telah menerangi hidup kita, maka kita bisa menjelaskan tentang siapa Terang yang Sesungguhnya itu, dengan pengharapan bahwa banyak orang akan datang kepada Terang Dunia dan memperoleh keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Apakah kehidupan Anda telah memancarkan Terang TUHAN dan apakah gaya hidup dan kesaksian Anda telah membuat Sang Terang yang Sesungguhnya itu dikenal? [P]

    Yesaya 60:1

    “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu”

  • ZEGA376

    20 Februari 2017

    Pohon di Tepi Sungai

    Senin, 20 Februari 2017

    Baca: Yeremia 17:5-10

    17:5 Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

    17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

    17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

    17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

    17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

    17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air. —Yeremia 17:8

    Ada sebatang pohon yang membuat iri. Karena tumbuh di tepi sungai, pohon itu tidak perlu khawatir dengan ramalan cuaca, suhu panas yang menyengat, atau masa depan yang tak menentu. Dipelihara dan disegarkan oleh aliran air sungai, pohon itu menikmati hari-harinya dengan ranting-ranting yang mengarah ke sinar matahari, akar-akar yang mencengkeram bumi, dauh-daun yang memurnikan udara, dan menyediakan tempat berteduh bagi semua yang memerlukan perlindungan dari teriknya sinar matahari.

    Sebaliknya, Nabi Yeremia menuliskan tentang semak bulus (Yer. 17:6). Ketika hujan berhenti dan matahari pada musim panas mengubah tanah menjadi debu, semak bulus itu menyusut layu dan tidak bisa menjadi tempat berteduh atau menghasilkan buah apa pun.

    Mengapa sang nabi membandingkan sebatang pohon yang tumbuh subur dengan semak bulus yang meranggas? Ia ingin bangsanya mengingat segala sesuatu yang telah terjadi sejak pembebasan mereka yang ajaib dari perbudakan di Mesir. Selama 40 tahun di padang gurun, mereka hidup seperti pohon yang tumbuh di tepi sungai (2:4-6). Namun dalam kemakmuran yang mereka nikmati di Tanah Perjanjian, mereka lupa pada pengalaman mereka sendiri; mereka kemudian mengandalkan diri sendiri dan juga dewa-dewa yang mereka buat sendiri (2:7-8), bahkan sampai kembali ke Mesir untuk meminta bantuan (42:14).

    Maka melalui Yeremia, Allah dengan penuh kasih mendesak umat Israel yang pelupa itu, dan juga mendesak kita, untuk berharap dan percaya kepada Dia. sehingga kita akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air dan bukan semak bulus. —Mart DeHaan

    Ya Bapa, dengan beragam cara Engkau telah mengajarkan kami bahwa hanya Engkau yang dapat dipercaya—bahkan ketika Engkau seakan berdiam diri. Tolonglah kami hari ini untuk mengingat lagi apa yang telah Engkau tunjukkan kepada kami selama ini.

    Di masa-masa bahagia, ingatlah apa yang telah kamu pelajari di masa-masa yang sulit.

    Wawasan

    Bacaan Alkitab hari ini mengontraskan hidup orang yang mengandalkan Allah dengan hidup orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri. Yeremia menggunakan bahasa yang sangat gamblang untuk membedakan keduanya. Yang satu diberkati, yang satunya lagi dikutuk. Kita tahu bahwa seharusnya kita mengandalkan Allah, bukan diri sendiri, tetapi herannya kita masih saja sering mengandalkan diri sendiri dari waktu ke waktu. Ayat 10 menawarkan pengharapan. Bukan penilaian kita yang menentukan apakah kita akan seperti pohon di tepi aliran sungai atau semak di padang belantara; Tuhan sendirilah yang menguji hati kita dan memberi kita upah. Adakah bagian-bagian hidup kita yang perlu diuji dan dimurnikan Allah hari ini? —J.R. Hudberg

    Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 26-27; Markus 2

    Artikel Terkait:

    Mengapa Segalanya Harus Menjadi Begitu Sulit?

    Ini adalah pertanyaan yang kita semua pernah tanyakan pada satu titik dalam hidup kita. Kita diperhadapkan pada dua pilihan besar: terus berharap atau menyerah saja.

    Baca selengkapnya di dalam artikel berikut ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    20 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    20 Februari 2017

    MENYALAHGUNAKAN KEBAIKAN

    [[Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya.]] (Amsal 17:3)

    Ada pepatah yang berbunyi demikian, “Seperti air susu dibalas air tuba.” Pepatah ini ingin mengambarkan tindakan kebaikan yang dibalas dengan kejahatan. Tentu saja hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Namun, pada kenyataannya kita mungkin pernah mengalaminya. Pernahkah kebaikan kita dibalas dengan kejahatan? Apa yang kita rasakan?

    “Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya” (Amsal 17:13). Amsal membahas selangkah lebih jauh dari pepatah “seperti air susu dibalas air tuba”. Apa yang akan terjadi dengan orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan? Amsal ini menegaskan kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya. Orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan akan dihancurkan oleh konsekuensi kejahatannya sendiri. Mungkin ada kejahatan yang lolos dari hukum manusia, tetapi tidak akan pernah lolos dari keadilan Tuhan. Amsal ini menegaskan keadilan Tuhan.

    Kebaikan layak berbalas kebaikan. Bila kita tidak mampu melakukan kebaikan yang sama, setidaknya ada kata terima kasih bagi mereka yang berbuat baik. Bahkan bila kita tidak mampu untuk berkata terima kasih, tak selayaknya kita berbuat jahat kepada mereka yang telah melakukan kebaikan.

    Berhentilah memanfaatkan atau menyalahgunakan kebaikan orang lain. Orang tersebut mungkin tidak mengetahuinya, tetapi ada mata Sang Pencipta yang mengamati hal itu.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 20 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    21 Februari 2017

    Imam dan Hamba Allah

    Selasa, 21 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 61-62

    Uraian dalam 61:1-3 ini adalah uraian tentang Sang Mesias sebagai Hamba Tuhan yang diurapi Allah untuk melayani dengan menyampaikan kabar baik bagi orang yang sengsara, remuk hati, menjadi tawanan, dan berkabung (bandingkan dengan 11:2; 42:1-4, 7). Kehadirannya memberikan kesembuhan dan penghiburan (bandingkan dengan Matius 11:4-5). Dalam Yesaya 61:6, Sang Mesias disebut sebagai Imam TUHAN dan Pelayan (Hamba) Allah. Penyebutan “Imam” berarti bahwa Sang Mesias bisa dipandang sebagai Perantara antara Allah dan manusia. Penyebutan “Pelayan” atau “Hamba” menunjukkan bahwa Sang Mesias hadir di dunia ini untuk melaksanakan kehendak Allah. Fungsi sebagai imam dan hamba di atas bisa pula dikenakan pada semua orang beriman yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan rencana Allah dengan memberitakan kehendak Allah kepada dunia ini serta menolong, menghibur, menguatkan sesama manusia. Dalam Yesaya 62:6, umat Tuhan diberi tugas untuk “mengingatkan TUHAN kepada Sion”. Hal ini berarti bahwa setiap orang beriman memiliki kewajiban untuk mendoakan orang lain (menaikkan doa syafaat).

    Bagi setiap orang beriman pada masa kini, pemahaman bahwa Sang Mesias—yaitu Yesus Kristus--adalah Imam dan Hamba Allah harus direspons dengan ikut menjalankan peran sebagai imam dan hamba Allah. Hal ini berarti bahwa kita tidak boleh bersikap pasif, melainkan kita harus bersikap aktif untuk melayani, termasuk memberitakan Injil. Apakah selama ini Anda telah ikut serta melaksanakan kewajiban sebagai imam dan hamba Allah yang aktif melayani Tuhan dan sesama? [P]

    Yesaya 61:6a

    “Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita.”

  • ZEGA376

    21 Februari 2017

    Injil yang Viral

    Selasa, 21 Februari 2017

    Baca: 1 Tesalonika 1:1-10

    1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

    1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

    1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

    1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

    1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

    1:6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

    1:7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.

    1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.

    1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

    1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah. —1 Tesalonika 1:8

    Proyek Viral Texts yang dilakukan oleh Northeastern University di Boston mempelajari bagaimana suatu berita cetak pada abad ke-19 tersebar melalui surat kabar—jaringan media sosial pada zaman itu. Pada era revolusi industri itu, sebuah artikel dianggap “viral” (tersebar dengan cepat dan luas) apabila dicetak ulang hingga 50 kali atau lebih. Dalam artikelnya di majalah Smithsonian, Britt Peterson mencatat bahwa sebuah artikel berita dari abad ke-19 tentang para pengikut Yesus yang dihukum mati karena iman mereka pernah dicetak ulang setidaknya 110 kali.

    Ketika Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Tesalonika, ia memuji mereka atas kesaksian mereka yang berani dan penuh sukacita tentang Yesus Kristus. “Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah” (1Tes. 1:8). Berita Injil menjadi viral melalui orang-orang yang hidupnya telah diubahkan oleh Yesus Kristus tersebut. Walaupun mengalami berbagai kesulitan dan penganiayaan, mereka tidak berdiam diri.

    Kita mewartakan kisah tentang pengampunan dan kehidupan kekal di dalam Kristus melalui kebaikan hati, tindakan nyata, dan perkataan yang jujur dari kita semua yang sudah mengenal Tuhan. Injil mengubahkan hidup kita dan juga hidup orang-orang yang kita jumpai.

    Kiranya kabar itu terus kita gemakan agar didengar semua orang hari ini! —David McCasland

    Tuhan Yesus, tolong kami untuk menjalani hidup dengan berani dan membagikan kabar baik tentang Engkau kepada sesama kami hari ini.

    Tidak ada kabar yang lebih baik daripada Injil. Mari beritakan!

    Wawasan

    Berita tentang perubahan hidup jemaat di Tesalonika—menurut Paulus—sudah menjadi “viral”. Paulus ingat bagaimana dulu mereka—orang Yahudi dan nonYahudi di Tesalonika— beralih dari tradisi penyembahan berhala kepada iman di dalam Kristus. Perubahan kepercayaan semacam itu mudah sekali memancing perdebatan. Keputusan untuk meninggalkan tradisi iman orangtua kita umumnya bukan kabar baik bagi keluarga, teman-teman, dan rekan kerja kita. Namun, perubahan hidup jemaat di Tesalonika malah menjadi hal positif yang hangat dibicarakan masyarakat di sekitar mereka. Kesaksian mereka yang nyata dalam hidup sehari-hari membuat orang melihat dengan jelas iman, pengharapan, dan kasih yang mereka miliki di dalam Yesus.

    Lebih mudah menceritakan pengalaman iman kita daripada berusaha berdebat tentang iman kita. Jadi, mengapa tidak mulai menceritakan pengalaman kita bersama Yesus? —Mart DeHaan

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 1-3; Markus 3

    Artikel Terkait:

    5 Kesalahan yang (Mungkin) Sering Kita Lakukan dalam Membagikan Iman

    Kekristenan adalah iman yang menular. Ironisnya, bagi kebanyakan orang Kristen, membagikan imannya itu tidak mudah. Mengapa? Baca pengamatan menarik James tentang hal ini!

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    21 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

576 – 600 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 23  24  25 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan