Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

601 – 625 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 24  25  26 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    21 Februari 2017

    SEKERAT ROTI YANG NIKMAT

    [[Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, daripada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.]] (Amsal 17:1)

    Apa yang membuat suatu makanan terasa begitu lezat? Tentu saja kepiawaian orang-orang yang mengolah makanan tersebut adalah salah satu faktor penentu kelezatan sebuah makanan. Namun, adakalanya suatu makanan tidak terasa kelezatannya karena suasana hati yang kurang baik.

    Suatu kali saya terpaksa menikmati makanan dalam kondisi yang tidak baik. Kaca mobil  baru saja dipecah oleh pencuri, dan banyak barang berharga lenyap. Sebenarnya nafsu makan saya hilang, tetapi toh tetap harus makan karena saya masih harus melanjutkan perjalanan dan mengurus beberapa hal yang lain. Dalam kondisi seperti ini, saya pun kehilangan selera makan, padahal itu makanan favorit saya selama ini.

    “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, daripada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan” (Amsal 17:1). Amsal ini hendak mengajarkan betapa pentingnya menjalin relasi dengan orang lain agar kita hidup di dalam ketenteraman. Dalam ketenteraman, sekerat roti kering pun akan terasa nikmat. Sebaliknya, dalam suasana perbantahan atau konflik, daging pun tidak akan terasa nikmat. Ah, ternyata kita membutuhkan lebih dari sekadar makanan yang enak. Kita butuh suasana yang tak kalah enaknya pula.

    Mari kita membina relasi yang baik di dalam keluarga, gereja, dan masyarakat. Di dalam relasi yang baik, kita pun akan dapat menikmati hal-hal terbaik di dalam hidup ini.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 21 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    22 Februari 2017

    Rabu, 22 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Yesaya 63:

    Hukuman pembalasan atas Edom

    (1) "Siapa dia yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju yang merah, dia yang bersemarak dengan pakaiannya, yang melangkah dengan kekuatannya yang besar?" "Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk menyelamatkan!"

    (2) "Mengapakah pakaian-Mu semerah itu, dan baju-Mu seperti baju pengirik buah anggur?"

    (3) "Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan dari antara umat-Ku tidak ada yang menemani Aku! Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar.

    (4) Sebab hari pembalasan telah Kurencanakan dan tahun penuntutan bela telah datang.

    (5) Aku melayangkan pandangan-Ku: tidak ada yang menolong; Aku tertegun: tidak ada yang membantu. Lalu tangan-Ku memberi Aku pertolongan, dan kehangatan amarah-Ku, itulah yang membantu Aku.

    (6) Aku memijak-mijak bangsa-bangsa dalam murka-Ku, menghancurkan mereka dalam kehangatan amarah-Ku dan membuat semburan darah mereka mengalir ke tanah."

    Doa pengakuan dan permohonan Israel

    (7) Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar.

    (8) Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang," maka Ia menjadi Juruselamat mereka

    (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.

    (10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.

    (11) Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;

    (12) yang dengan tangan-Nya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagi-Nya;

    (13) yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung,

    (14) seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

    (15) Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri!

    (16) Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.

    (17) Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!

    (18) Mengapa orang-orang fasik menghina tempat kudus-Mu, para lawan kami memijak-mijak bait kudus-Mu?

    (19) Keadaan kami seolah-olah kami dari dahulu kala tidak pernah berada di bawah pemerintahan-Mu, seolah-olah nama-Mu tidak pernah disebut atas kami.

    Yesaya 64:

    (1) Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu

    (2) seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu,

    (3) karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!

    (4) Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.

    (5) Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.

    (6) Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

    (7) Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.

    (8) Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

    (9) Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu.

    (10) Kota-kota-Mu yang kudus sudah menjadi padang gurun, Sion sudah menjadi padang gurun, Yerusalem sunyi sepi.

    (11) Bait kami yang kudus dan agung, tempat nenek moyang kami memuji-muji Engkau, sudah menjadi umpan api, maka milik kami yang paling indah sudah menjadi reruntuhan.

    (12) Melihat semuanya ini, ya TUHAN, masakan Engkau menahan diri, masakan Engkau tinggal diam dan menindas kami amat sangat?

    Yesaya 63-64

    Renungan :

    Keadilan dan Kasih Allah

    Keadilan dan kasih Allah melekat pada diri Allah dan tidak boleh dipertentangkan. Keadilan Allah membuat Allah bertindak menghukum orang berdosa, baik mereka yang secara terang-terangan menentang Allah Israel (63:1-6), maupun mereka yang mengaku sebagai umat Allah, tetapi dengan sengaja memberontak kepada Allah dan tidak peduli terhadap teguran Roh Kudus (63:10). Kasih Allah membuat Dia mengampuni orang yang bersedia bertobat dan datang mencari pengampunan Allah. Kasih Allah pula yang membuat Dia bersedia disebut Bapa oleh umat-Nya (63:16; 64:8). Kita tidak bisa menuntut Allah mengampuni orang yang tidak mau bertobat dan datang kepada-Nya karena keadilan Allah tidak bisa ditawar. Sebaliknya, betapapun besarnya dosa kita, bila kita mau bertobat dan datang kepada Allah mencari pengampunan, kasih setia Allah yang tak terbatas akan membuat Allah mengampuni segala dosa kita berdasarkan karya penebusan yang telah dikerjakan oleh Kristus, Sang Mesias itu, melalui kematian-Nya di kayu salib (Bandingkan dengan 63:8-9; 64:5-9; Yohanes 3:16; Roma 5:8).

    Keadilan dan kasih Allah bukan hanya berlaku bagi bangsa Israel pada zaman dulu, tetapi juga berlaku bagi kita pada zaman ini. Keadilan Allah membuat Allah menghukum dosa, tidak peduli apakah si pendosa itu berlatar belakang penentang kekristenan atau berlatar belakang Kristen. Kasih Allah membuat tangan Allah terbuka untuk mengampuni siapa pun yang mau bertobat dan mencari pengampunan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Apakah Anda sudah memperoleh pengampunan yang disediakan Allah itu? [P]

    Yesaya 63:9b

    “Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.”

    22 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    22 Februari 2017

    Rabu, 22 Februari 2017

    Baca: Matius 5:43-48; Yohanes 8:9-11

    Matius 5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

    5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

    5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

    5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

    5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

    5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

    Yohanes 8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

    8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”

    8:11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau.” —Yohanes 8:11

    Renungan:

    Anugerah yang Sempurna

    Pengajaran Yesus tentang idealisme yang mutlak dan anugerah yang mutlak terlihat saling bertentangan.

    Yesus tidak pernah menurunkan idealisme Allah yang sempurna. Dalam tanggapannya kepada seorang muda yang kaya raya, Dia berkata, “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat. 5:48). Kepada seorang ahli Taurat yang bertanya tentang hukum yang terutama, Dia menjawab, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (22:37). Tidak ada seorang pun yang dapat memenuhi perintah-perintah itu dengan sempurna.

    Namun oleh kasih-Nya, Yesus juga memberikan anugerah yang sempurna. Dia mengampuni wanita yang berbuat zina, pencuri yang disalib bersama-Nya, murid yang menyangkal pernah mengenal Yesus, dan pria bernama Paulus yang pernah membunuh para pengikut-Nya. Anugerah itu mutlak dan begitu luas, bahkan menjangkau mereka yang menyalibkan Yesus. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” adalah salah satu ucapan terakhir Yesus di muka bumi (Luk. 23:34).

    Selama bertahun-tahun saya merasa begitu tidak layak ketika melihat idealisme Yesus yang mutlak hingga saya tidak memahami arti anugerah-Nya. Namun ketika saya memahami kedua hal yang saling melengkapi itu, saya pun kembali dan akhirnya menemukan bahwa kehidupan dan pengajaran Yesus berlimpah ruah dengan kabar anugerah.

    Anugerah tersedia bagi mereka yang putus asa, yang membutuhkan pertolongan, yang merasa hancur, dan tidak lagi sanggup jalan sendiri. Anugerah Tuhan tersedia bagi kita semua. —Philip Yancey

    Doa :

    Bapa, anugerah-Mu yang begitu luas menyucikan kami dan membuat kami takjub. Kiranya kami hidup hari ini sebagai orang-orang yang telah Engkau ampuni secara mutlak dan yang kembali dalam hubungan pribadi dengan-Mu.

    Petunjuk Hidup Baru :

    Yesus menggenapi syarat mutlak dari hukum Taurat sehingga kita dapat menikmati damai sejahtera yang sempurna dari anugerah-Nya.

    Wawasan :

    Hidup Rasul Paulus adalah salah satu contoh anugerah Allah. Karena masa lalunya, Paulus menganggap dirinya sebagai orang yang paling tidak layak menerima belas kasihan dan anugerah Allah (1Tim.1:13-14). Selain untuk menjadi rasul bagi orang non-Yahudi, Paulus menyadari alasan lain mengapa Tuhan memilihnya. Ia berkata, "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (ay.16).

    Allah sudah memikirkan tentang orang-orang percaya di abad ini seperti Anda dan saya ketika Dia menyelamatkan Paulus—WOW!!! Jika Paulus, orang yang paling berdosa, dapat diselamatkan, ada harapan bagi semua orang lain untuk diselamatkan. Tidak ada orang yang tidak diberi kesempatan menerima belas kasihan dan anugerah Allah. —Sim Kay Tee

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 4-6; Markus 4:1-20

    Artikel Terkait:

    3 Alasan Orang Kristen Harus Mendalami Imannya dengan Serius

    “Saya sempat berpikir, salahkah bila saya serius mendalami iman saya? Namun, makin dipikirkan, makin saya yakin bahwa sebagai orang Kristen, kita perlu untuk terus mempelajari iman kita dengan serius. Setidaknya ada tiga alasan untuk melakukannya.”

    Temukan 3 alasan tersebut di dalam artikel ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    22 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    22 Februari 2017

    Rabu, 22 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. ]] (Amsal 14:13)

    Renungan :

    DUA SISI

    Suatu kali seorang rekan tertawa bahagia. Ia baru saja mendapatkan pemberitahuan bahwa ia memenangkan hadiah sejumlah uang tertentu dari sebuah bank. Dengan penuh kegembiraan ia menuangkan hal tersebut dalam sebuah status di facebook. Benar, hadiah sejumlah uang tertentu menambah jumlah tabungannya.

    Namun, kemudian terjadilah sesuatu di luar dugaan. Beberapa teman datang untuk meminjam sejumlah uang. Orang-orang yang dikenalnya melalui facebook mulai kerap menelepon untuk menawarkan investasi keuangan. Merasa terganggu dengan apa yang terjadi, rekan itu berkata, “Menang undian memang menggembirakan, tapi ternyata di balik setiap kegembiraan ada kerepotannya sendiri.”

    “Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan” (Amsal 14:13). Amsal ini hendak menegaskan bahwa hidup kita selalu terdiri atas dua sisi: tertawa dan merana, sukacita dan dukacita. Tidak selamanya kita dapat menikmati sisi yang baik: tertawa dan sukacita. Adakalanya kita harus mengalami sisi yang buruk: merana dan dukacita. Tak jarang pula keduanya hadir bergantian dengan cepat.

    Tidak ada yang abadi di dalam dunia ini. Nikmati sukacita selagi ada. Jalani dukacita sekuat tenaga. Tidak ada tawa yang tidak berakhir, dan tidak ada dukacita yang abadi. Nikmati setiap kondisi hidup dengan mengingat kehadiran Tuhan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 22 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    22 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • BOGORO674

    22 Februari 2017

    wah, wah, wah. disini hanya bang zega saja yang mau mendalami alkitab, ya

  • TRISH197

    22 Februari 2017

    Nyimak.

  • ZEGA376

    23 Februari 2017

    Kamis, 23 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Jawab Allah: Hukuman bagi orang berdosa dan keselamatan bagi orang saleh

    (1) Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku.

    (2) Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri;

    (3) suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata;

    (4) yang duduk di kuburan-kuburan dan bermalam di dalam gua-gua; yang memakan daging babi dan kuah daging najis ada dalam kuali mereka;

    (5) yang berkata: "Menjauhlah, janganlah meraba aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!" Semuanya ini seperti asap yang naik ke dalam hidung-Ku, seperti api yang menyala sepanjang hari.

    (6) Sesungguhnya, telah ada tertulis di hadapan-Ku: Aku tidak akan tinggal diam, malah Aku akan mengadakan pembalasan, ya, pembalasan terhadap diri mereka,

    (7) atas segala kesalahan mereka sendiri, maupun atas kesalahan nenek moyangnya, semuanya serentak, firman TUHAN. Sebab mereka telah membakar korban di atas gunung-gunung dan mengaibkan Aku di atas bukit-bukit. Memang Aku akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu!

    (8) Beginilah firman TUHAN: "Seperti kata orang jika pada tandan buah anggur masih terdapat airnya: Janganlah musnahkan itu, sebab di dalamnya masih ada berkat! demikianlah Aku akan bertindak oleh karena hamba-hamba-Ku, yakni Aku tidak akan memusnahkan sekaliannya.

    (9) Aku akan membangkitkan keturunan dari Yakub, dan orang yang mewarisi gunung-gunung-Ku dari Yehuda; orang-orang pilihan-Ku akan mewarisinya, dan hamba-hamba-Ku akan tinggal di situ.

    (10) Saron akan menjadi padang rumput bagi kambing domba, dan lembah Akhor menjadi tempat pembaringan bagi lembu sapi, untuk umat-Ku yang mencari Aku.

    (11) Tetapi kamu yang telah meninggalkan TUHAN, yang telah melupakan gunung-Ku yang kudus, yang menyajikan hidangan bagi dewa Gad, dan yang menyuguhkan anggur bercampur rempah bagi dewa Meni:

    (12) Aku akan menentukan kamu bagi pedang, dan kamu sekalian akan menekuk lutut untuk dibantai! Oleh karena ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab, ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku."

    (13) Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu;

    (14) sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.

    (15) Kamu harus meninggalkan namamu kepada orang-orang pilihan-Ku untuk dipakai sebagai sumpah kutuk ini: Tuhan ALLAH kiranya membuat engkau seperti mereka! Tetapi hamba-hamba-Ku akan disebut dengan nama lain,

    (16) sehingga orang yang hendak mendapat berkat di negeri akan memohon berkat demi Allah yang setia, dan orang yang hendak bersumpah di negeri akan bersumpah demi Allah yang setia, sebab kesesakan-kesesakan yang dahulu sudah terlupa, dan sudah tersembunyi dari mata-Ku."

    Janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru

    (17) "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.

    (18) Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.

    (19) Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak.

    (20) Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk.

    (21) Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga.

    (22) Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka.

    (23) Mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma dan tidak akan melahirkan anak yang akan mati mendadak, sebab mereka itu keturunan orang-orang yang diberkati TUHAN, dan anak cucu mereka ada beserta mereka.

    (24) Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya.

    (25) Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku yang kudus," firman TUHAN.

    Yesaya 65

    Renungan:

    Orang-orang Pilihan

    Sebenarnya Allah telah memilih keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub--yaitu bangsa Israel--sebagai umat pilihan. Akan tetapi, sebagian besar dari bangsa Israel ini adalah orang-orang yang tidak peduli (bahkan menolak) terhadap kehendak Allah dan melakukan berbagai dosa keji yang membuat mereka menerima hukuman Allah dan tidak patut menjadi anggota umat pilihan Allah (65:2-7). Sekalipun demikian, ada pula sisa keturunan bangsa Israel yang menjauhkan diri dari dosa dan tetap setia kepada kehendak Allah. Sisa bangsa Israel yang tetap setia kepada kehendak Allah inilah yang disebut sebagai orang-orang pilihan Allah (65:9, 15, 22). Mereka mewarisi janji-janji Allah, sedangkan mereka yang menolak kehendak Allah kehilangan pula hak untuk mewarisi janji-janji Allah.

    Orang Kristen memiliki kesamaan dengan bangsa Israel. Walaupun bangsa Israel telah dikhususkan untuk menjadi umat pilihan Allah, tetapi orang Israel yang menolak Allah tetap menerima hukuman dan tidak mewarisi janji Allah yang tercantum di dalam Alkitab. Hanya orang-orang pilihan yang menjadi pewaris janji Allah. Orang Kristen yang sejati adalah pengikut Tuhan Yesus Kristus dan berhak mewarisi janji Allah di dalam Alkitab. Akan tetapi, anak-anak dari orang Kristen tidak otomatis menjadi pewaris janji Allah. Hanya mereka yang dengan kesadaran sendiri menjadi percaya kepada Tuhan Yesus yang berhak menjadi pewaris janji Allah. Apakah Anda sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus? Apakah Anda termasuk orang pilihan yang berhak mewarisi janji-janji Allah? [P]

    Yesaya 65:9

    “Aku akan membangkitkan keturunan dari Yakub, dan orang yang mewarisi gunung-gunung-Ku dari Yehuda; orang-orang pilihan-Ku akan mewarisinya, dan hamba-hamba-Ku akan tinggal di situ.”

  • ZEGA376

    23 Februari 2017

    Terus Berlari

    Kamis, 23 Februari 2017

    Baca: Filipi 3:12-21

    3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

    3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

    3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

    3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.

    3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.

    3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.

    3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

    3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

    3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

    3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    [Aku] berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. —Filipi 3:14

    Renungan :

    Terus Berlari

    Oleh Marvin Williams

    Salah satu program televisi favorit saya adalah The Amazing Race. Dalam reality show itu, sepuluh pasangan dikirim ke suatu negara asing dan di sana mereka harus berlomba dengan menaiki kereta api, bus, taksi, sepeda, dan berjalan kaki, dari satu tempat ke tempat lain guna memperoleh instruksi yang mereka perlukan untuk tantangan selanjutnya. Tujuannya adalah bagi satu pasangan untuk mencapai tempat finis lebih awal dari pasangan-pasangan lainnya dan merebut hadiah sebesar satu juta dolar.

    Rasul Paulus membandingkan kehidupan iman orang Kristen dengan perlombaan dan mengakui bahwa dirinya sendiri belum mencapai garis finis. Ia berkata, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Flp. 3:13-14). Paulus tidak menoleh ke belakang dan membiarkan kegagalan-kegagalannya di masa lalu terus membebaninya dengan rasa bersalah. Ia juga tidak membiarkan keberhasilannya di masa kini membuatnya berpuas diri. Ia terus berlari pada tujuan untuk menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus.

    Kita pun sedang berlari dalam perlombaan yang sama. Entah kita pernah gagal atau berhasil di masa lalu, marilah terus berlari menuju tujuan tertinggi untuk menjadi serupa dengan Yesus. Kita tidak berlomba untuk meraih hadiah duniawi, melainkan demi upah yang paling utama, yakni menikmati Dia selamanya. —Marvin Williams

    Bacalah Filipi 4:11-13. Bagaimana kita dapat terus berlari menuju pengharapan kita di masa mendatang? Bacalah Ibrani 12:1-2. Hal-hal praktis apa yang harus kita lakukan untuk terus maju dan bertahan?

    Petunjuk Hidup Baru :

    Jangan pernah berhenti berlari kepada Yesus.

    Wawasan

    Filipi 3 menjelaskan tentang kedewasaan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan orang Kristen. Rasul Paulus menggunakan istilah-istilah dalam dunia olahraga untuk menggambarkan perjalanan iman kita. Ia mengingatkan agar kita agar tidak terus menengok ke masa lalu, menyadari bahwa kita tidak sempurna, dan mengingat bahwa yang paling penting itu adalah terus bergerak kepada tujuan. Hanya anugerah Allah yang dapat menolong kita berhasil mencapai garis akhir kehidupan sebagai para pengikut Kristus.—Dennis Fisher

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 7-8; Markus 4:21-41

    Artikel Terkait:

    Berlari Menuju Masa Depan

    Bila masalah terus datang menerpa, mungkinkah kita bisa leluasa berlari menuju masa depan? Yonathan Syzao membagikan pengharapan yang ia miliki di tengah bayang-bayang kecemasan yang sempat membuatnya merasa tidak berdaya.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

  • ZEGA376

    23 Februari 2017

    Kamis, 23 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.]] (Amsal 24:10)

    Renungan:

    MENGAPA TAWAR HATI?

    Ada dua orang sedang berjualan di pasar. Minggu itu tidak banyak pengunjung yang membeli dagangan keduanya. Seorang penjual tampak letih, lesu, dan tak henti-hentinya mengeluh. Wajahnya tampak tegang, tak menyisakan keramahan. Sementara penjual satunya terus menyusun dagangannya sambil tersenyum. Tak jarang ia menyanyikan lagu-lagu dengan gembira.

    Jika Anda harus membeli suatu barang, maka ke kios yang mana Anda akan mampir? Kios penjual pertama yang tampak letih, lesu, dan memasang wajah tegang, ataulah ke kios penjual kedua yang tampak ceria dan ramah? Saya rasa Anda akan memilih menghampiri kios penjual yang kedua, bukan?

    “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Amsal 24:10). Amsal ini mengajarkan kepada kita bahwa akan ada saatnya kita mengalami kesesakan akibat masalah-masalah kehidupan. Kita dapat merasakan kesesakan ketika muncul sakit penyakit, bisnis yang tidak berjalan lancar, atau ketika kemalangan terjadi. Ya, kita tidak dapat memilih apa yang akan terjadi dengan kehidupan ini. Namun, kita selalu dapat memilih respons atau sikap kita terhadap segala situasi kehidupan. Kita dapat menghadapi kesesakan hidup dengan pilihan sikap yang terbaik.

    Menjadi tawar hati atau kehilangan semangat dalam kesesakan memperkecil kekuatan kita. Sebaliknya, menghadapi kesesakan dengan semangat juang yang tinggi akan menghasilkan sesuatu yang baik.

    Pilihan sikap kita di masa kesesakan akan menentukan masa depan. Hadapi kesesakan dengan semangat juang agar kita muncul sebagai pemenang!

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 23 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    24 Februari 2017

    Jumat, 24 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Keselamatan sesudah hukuman

    (1) Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?

    (2) Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.

    (3) Orang menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka,

    (4) demikianlah Aku lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang dan mendatangkan kepada mereka apa yang ditakutkan mereka; oleh karena apabila Aku memanggil, tidak ada yang menjawab, apabila Aku berbicara, mereka tidak mendengarkan, tetapi mereka melakukan yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak Kukehendaki.

    (5) Dengarlah firman TUHAN, hai kamu yang gentar kepada firman-Nya! Saudara-saudaramu, yang membenci kamu, yang mengucilkan kamu oleh karena kamu menghormati nama-Ku, telah berkata: "Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya, supaya kami melihat sukacitamu!" Tetapi mereka sendirilah yang mendapat malu.

    (6) Dengar, bunyi kegemparan dari kota, dengar, datangnya dari Bait Suci! Dengar, TUHAN melakukan pembalasan kepada musuh-musuh-Nya!

    (7) Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki.

    (8) Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.

    (9) Masakan Aku membukakan rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? firman TUHAN. Atau masakan Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya pula? firman Allahmu.

    (10) Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya!

    (11) supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.

    (12) Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.

    (13) Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem.

    (14) Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.

    (15) Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

    (16) Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.

    (17) Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.

    (18) Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku.

    (19) Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.

    (20) Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk TUHAN di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, firman TUHAN, sama seperti orang Israel membawa korban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah TUHAN.

    (21) Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN.

    (22) Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.

    (23) Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.

    (24) Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

    Yesaya 66

    Renungan:

    Misi Kepada Bangsa-bangsa Lain

    Bila dalam pasal sebelumnya dibicarakan tentang sikap Allah terhadap orang yang menolak diri-Nya (59:1-6), bacaan Alkitab hari ini membahas tentang orang yang taat dengan setengah hati kepada Allah. Ibadah yang mereka lakukan jelas terpengaruh oleh ibadah bangsa kafir (66:1-4). Ibadah semacam itu mengundang hukuman TUHAN (66:15-17). Kepada orang-orang pilihan, yaitu orang-orang yang taat kepada Allah, Allah memerintahkan agar mereka menyampaikan berita Injil kepada bangsa-bangsa lain (66:18-19).

    Kondisi di atas jelas terlihat dan terwujud pada masa Perjanjian Baru. Bangsa Israel secara umum menolak Yesus Kristus, Sang Mesias yang telah datang kepada orang Yahudi. Hanya sebagian kecil orang Yahudi yang terang-terangan mengikut Tuhan Yesus dengan setia. Mula-mula, orang-orang percaya hanya memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi. Mereka sulit untuk memahami bahwa berita Injil harus diberitakan kepada segala bangsa. Setelah orang-orang Kristen mengalami penindasan dari pihak orang Yahudi (Kisah Para Rasul 8), barulah Injil mulai diberitakan kepada bangsa-bangsa lain. Orang Yahudi yang menjadi pengikut Tuhan Yesus harus bergumul dengan serius, sampai akhirnya mereka menyadari bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa.

    Dalam sejarah gereja, umat Allah condong untuk memberitakan Injil hanya kepada sukunya sendiri. Akan tetapi, orang percaya yang mau membuka diri akan sadar bahwa Allah menginginkan agar Injil diberitakan kepada segala bangsa. Apakah Anda dan gereja Anda telah terlibat dalam pelayanan misi yang bersifat lintas budaya [P]

    Lukas 24:47-48

    “Dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”

    24 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    24 Februari 2017

    Berpikir “yang Ada Sekarang”

    Jumat, 24 Februari 2017

    Baca: Mazmur 46:1-8

    46:1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian.

    46:2 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.

    46:3 Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;

    46:4 sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela

    46:5 Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.

    46:6 Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.

    46:7 Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur.

    46:8 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. —1 Tesalonika 4:13

    .

    Renungan :

    Berpikir “yang Ada Sekarang”

    Oleh Dave Branon

    Bahkan bertahun-tahun setelah kami kehilangan Melissa, putri kami yang berusia 17 tahun, dalam kecelakaan mobil pada tahun 2002, saya masih sesekali berpikir “seandainya saja”. Dalam keadaan yang berduka, sangat mudah untuk membayangkan kembali peristiwa tragis malam itu dan memikirkan faktor-faktor yang andai saja berbeda mungkin akan membawa Melissa pulang ke rumah dengan aman. Pada kenyataannya, berpikir “seandainya saja” tidak membawa kebaikan apa pun. Pemikiran seperti itu hanya membuat seseorang berkanjang dalam penyesalan, kritikan, dan keputusasaan. Walau kepedihan terasa begitu nyata dan kesedihannya berkepanjangan, hidup akan menjadi lebih baik dan Allah pun dimuliakan apabila kita berpikir tentang “yang ada sekarang”.

    Dengan berpikir tentang “yang ada sekarang”, kami dapat menerima pengharapan, penguatan, dan penghiburan. Kami memiliki pengharapan yang pasti (1Tes. 4:13)—suatu keyakinan bahwa karena Melissa mengasihi Yesus, kini ia berada di tempat yang “jauh lebih baik” (Flp. 1:23). Kami dikuatkan oleh kehadiran Allah sumber segala penghiburan (2Kor. 1:3). Kami memiliki Allah yang selalu menjadi “penolong dalam kesesakan” (Mzm. 46:2). Dan kami sering dikuatkan oleh saudara-saudara seiman kami.

    Tentulah kita semua berharap dapat terhindar dari berbagai tragedi dalam hidup ini. Namun di saat menghadapi masa-masa yang sulit, pertolongan terbesar kita terima ketika kita mempercayai Allah. Dialah pengharapan yang pasti di dunia “yang ada sekarang”. —Dave Branon

    .

    Doa :

    Allah Bapa, Engkau tahu hatiku yang hancur. Engkau tahu betapa sakitnya rasa kehilangan karena Engkau sendiri telah mengalami kematian Anak-Mu. Di tengah kepedihanku, tolong aku untuk terus bersandar dalam pengharapan-Mu, penguatan-Mu, dan penghiburan-Mu.

    .

    Petunjuk Hidup Baru :

    Pengharapan terbesar kita terima ketika kita mempercayai Allah.

    .

    Wawasan

    Dalam Mazmur 46, pemazmur memakai gambaran yang ekstrem untuk mengungkapkan kepercayaannya terhadap keselamatan yang disediakan Allah. Ia bicara tentang rasa aman di tengah situasi yang jelas-jelas jauh dari aman. Saat tempat berpijaknya goyah, pemazmur menyatakan keyakinannya akan perlindungan Tuhan. Keyakinan ini lahir bukan karena situasi yang dihadapi tidak layak ditakuti, tetapi karena Allah jauh lebih besar daripada semua masalah yang ada. Pada saat-saat yang tidak menentu, Allah tidak berubah, Dia tetap dapat dipercaya. Gambaran “gunung-gunung goncang (terjemahan lain: roboh, dipindahkan) di dalam laut” menunjukkan betapa pijakan yang paling kokoh di dunia ini pun dapat bergeser.

    Dalam situasi apa saja Anda perlu mengingat bahwa Allah tidak pernah berubah? Bagaimana Anda dapat mengungkapkan keyakinan Anda di dalam Allah sebagai tempat Anda berlindung? —J.R. Hudberg

    .

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 9-11; Markus 5:1-20

    Artikel Terkait:

    Enam Tahun Bersama (dan Terus) Berserah Kepada Tuhan

    “Enam tahun setelah menerima Kristus, wajar saja orang berharap aku telah bertumbuh pesat dalam imanku. Kenyataannya aku belum sampai pada titik tersebut.”

    Bagaimana kisah Edna Ho selengkapnya? Baca kesaksiannya di dalam artikel ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    25 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    24 Februari 2017

    Jumat, 24 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.]] (Amsal 27:17)

    Renungan :

    PEMBENTUKAN KARAKTER

    Ada seorang pria yang pernah berdoa, “Tuhan, saya bukan orang yang sabar. Dalam ketidaksabaran, banyak masalah terjadi. Oleh karena itu, berilah saya kesabaran. Jangan terlalu lama Tuhan, berilah saya kesabaran sekarang juga!” Menurut Anda, apakah Tuhan akan mengabulkan doa pria itu? Dengan cara seperti apakah Tuhan akan memberikan kesabaran kepada pria ini?

    Ada banyak cara Tuhan mengabulkan doa kita. Tuhan bisa saja bekerja dengan cara yang ajaib. Namun, dalam kaitan dengan karakter tertentu yang kita minta, seperti misalnya kesabaran, tampaknya Tuhan kerap kali bekerja dengan cara yang berbeda. Tuhan memakai proses interaksi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari.

    “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Amsal 27:17). Amsal ini menegaskan bahwa karakter manusia terbentuk di dalam relasinya dengan manusia lain. Seperti besi, dan hanya besi yang sanggup menajamkan besi; demikian pula manusia. Hanya manusia yang sanggup membentuk karakter manusia lainnya. Untuk itulah kita membutuhkan kehadiran guru, mentor, rekan sekerja, anggota keluarga, dan bahkan setiap orang yang berinteraksi dengan diri kita.

    Proses pembentukan karakter melalui sesama manusia ini membutuhkan proses yang tidak mudah karena tidak terjadi di dalam kelas. Manusia membentuk karakter manusia lain lewat interaksi dalam hidup sehari-hari. Interaksi ini tidak selalu terjadi dalam keadaan yang baik, tetapi juga melalui konflik. Bukan hanya melalui tawa, tetapi juga melalui air mata.

    Besi menajamkan besi. Manusia membentuk karakter manusia yang lain. Tidak ada karakter mulia yang terbentuk tanpa melalui proses interaksi antarmanusia. Jadi, bersyukurlah atas keberadaan setiap orang di sekitar karena melalui merekalah Tuhan membentuk karakter kita.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 24 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    25 Februari 2017

    Dukungan Bagi Pekerjaan Misi

    Salah satu tujuan Paulus menulis surat Filipi adalah untuk mengucapkan terima kasih kepada jemaat atas dukungan doa, daya, dan dana bagi pekerjaan misi. Pemberian yang mereka kirim dengan perantaraan Epafroditus sangat berarti bagi kelangsungan Injil, agar Injil terus diberitakan dan didengar banyak orang (4:18-19). Dia ber-syukur karena mereka telah memberikan dukungan finansial sejak dia mulai mengabarkan Injil di Makedonia dan di Tesalonika (4:15,16). Paulus mengangkat topik ini bukan agar dia menerima lebih banyak lagi pemberian, melainkan dengan tulus dan dengan motivasi yang murni untuk menyampaikan ucapan syukur kepada Allah. Dia bukanlah hamba Tuhan yang serakah atau tamak akan harta benda karena dia telah biasa mencukupkan diri dalam segala keadaan (4:11). Ia pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala perkara itu dapat ditanggungnya di dalam Kristus (4:12-13).

    Dengan hati nurani yang murni, Paulus mendidik jemaat untuk terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan, khususnya pekerjaan misi. Memberi bagi pekerjaan Tuhan adalah hak istimewa yang diberikan kepada orang yang mengerti arti persembahan. Memberi menghasilkan kebahagiaan dan kemuliaan yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka yang Dia libatkan untuk mem-perluas kerajaan-Nya. Bagi Paulus, yang terutama bukanlah pem-berian itu sendiri, melainkan buahnya yang makin memperbesar keuntungan mereka (4:17). Mereka menjadi mitra Allah dalam mendukung pekerjaan Tuhan. Keterlibatan dalam membantu pekerjaan misi membuktikan kasih mereka kepada Tuhan. Harta dunia yang dipakai untuk pekerjaan Tuhan merupakan simpanan yang bertahan sampai kekekalan.

    Kita bisa mendukung pekerjaan misi melalui “tiga D”, yaitu doa, daya (tenaga) dan dana. Hamba Tuhan yang melayani di daerah sulit atau terpencil dengan keterbatasan finansial banyak yang memerlukan dukungan kita (1:14). Walaupun tidak semua orang dapat melayani dengan menjadi misionaris atau hamba Tuhan, namun umumnya kita bisa melayani dengan memberikan uang kita, sehingga pekerjaan misi semakin luas dan semakin banyak orang bisa mendengar Injil Kristus. [Souw]

    pbs.twimg.com/media/CkbVqVxWgAAHhqy.jpg

    Sabtu, 25 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    Salam

    (1) Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.

    (2) Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

    Ucapan syukur dan doa

    (3) Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

    (4) Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.

    (5) Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.

    (6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

    (7) Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.

    (8) Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.

    (9) Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,

    (10) sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,

    (11) penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

    Kesaksian Paulus dalam penjara

    (12) Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,

    (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.

    (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.

    (15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.

    (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,

    (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.

    (18) Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

    (19) karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.

    (20) Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

    (21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

    scontent.cdninstagram.com/t51.2885-15/s480x480/e35/13380968_245950392450832_459903132_n.jpg

    (22) Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

    (23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang jauh lebih baik;

    (24) tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

    (25) Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,

    (26) sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

    Nasihat supaya tetap berjuang

    (27) Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

    (28) dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.

    (29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

    (30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

    Filipi 1

    .

    3.bp.blogspot.com/-h8-talbcZTA/VTOaN_QShbI/AAAAAAAAAEk/TYwe3Ueuv4M/s1600/Filipi%2B2%3B21.jpg

    Renungan :

    Bekerja Memberi Buah

    Umumnya, manusia tidak mengharapkan kematian. Ia menghindari berpikir dan membicarakan kematian. Sekalipun menghadapi pergumulan berat seperti sakit parah, manusia rela mengeluarkan banyak uang untuk mempertahankan nyawanya. Akan tetapi, jika boleh memilih, Paulus lebih senang mati dan tinggal bersama dengan Kristus (1:21-23). Ia menganggap kematian sebagai keuntungan, sebab ia sangat mengasihi Kristus. Kerinduannya yang amat besar untuk bertemu Kristus secara pribadi hanya terwujud melalui kematian. Namun, ia didesak dari dua pihak. Di satu pihak, ia ingin pergi dan tinggal bersama Kristus, itu jauh lebih baik. Di pihak lain, Tuhan mengaruniakan hidup karena masih ada tugas yang belum selesai, yaitu bekerja memberi buah. Paulus sadar bahwa peran dan tanggung jawabnya besar. Kasih dan dedikasinya nampak dari cara ia memandang segala sesuatu dari sudut pandang Kristus. Dalam penjara, ia mengucap syukur dan berdoa agar jemaat Filipi berdiri teguh dalam iman kepada Kristus dan tetap memberitakan Injil dalam masa yang sulit (1:3-11). Ia menjadi contoh dalam memberitakan Injil sehingga Injil makin tersebar. Dengan semangat yang sama, ia ingin agar jemaat semakin berani memberitakan Injil (1:12-18).

    Prinsip, cara pandang, dan nilai hidup Paulus perlu dimiliki setiap orang percaya. Hidup adalah bekerja untuk memberi buah. Kuncinya terletak pada kasihnya kepada Kristus yang dia sembah. Tidak peduli berapa besar tekanan hidup Anda dan tidak peduli hebatnya ancaman yang sedang mengancam Anda, jika Anda mengasihi Kristus lebih daripada segalanya, Ia akan memberi kekuatan kepada Anda untuk bekerja menghasilkan buah kebenaran [Souw]

    Filipi 1:21-22a

    Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”

    25 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Februari 2017

    Sabtu, 25 Februari 2017

    Baca: Bilangan 13:26-32; 14:20-24

    13:26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu.

    13:27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.

    13:28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

    13:29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.”

    13:30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”

    13:31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.”

    13:32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.

    14:20 Berfirmanlah TUHAN: “Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu.

    14:21 Hanya, demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi:

    14:22 Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,

    14:23 pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.

    14:24 Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya. —Bilangan 14:24

    Renungan :

    Sepenuh Hati!

    Kaleb adalah seorang yang mengikut Tuhan dengan “sepenuh hati”. Ia dan Yosua termasuk dari dua belas pengintai yang menjelajahi Tanah Perjanjian dan memberikan laporan kepada Musa dan umat Israel. Kaleb berkata, “Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bil. 13:30). Namun sepuluh pengintai lainnya mengatakan bahwa mereka tidak mungkin berhasil. Meski Allah telah menjanjikan kemenangan, yang mereka lihat hanyalah rintangan (ay.31-33).

    Kesepuluh orang itu menyebabkan bangsa Israel berkecil hati dan bersungut-sungut kepada Allah, dan akibatnya mereka harus mengembara selama 40 tahun di padang gurun. Namun Kaleb tidak pernah menyerah. Tuhan berkata, “Hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya” (14:24). Empat puluh lima tahun kemudian, Allah menepati janji-Nya. Kaleb yang telah berusia 85 tahun memperoleh kota Hebron “karena ia tetap mengikuti Tuhan, Allah Israel, dengan sepenuh hati” (Yos. 14:14).

    Berabad-abad kemudian, seorang ahli Taurat bertanya kepada Tuhan Yesus, “Hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Yesus menjawabnya, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama” (Mat. 22:35-38).

    Hingga kini, Kaleb masih mengilhami kita dengan keyakinannya yang kuat kepada Allah yang layak menerima kasih, kepercayaan, dan komitmen kita yang sepenuh hati. —David McCasland

    .

    Doa :

    Ya Tuhan, kiranya kami mengasihi-Mu dengan sepenuh hati hari ini dan mengikut-Mu setiap hari dalam perjalanan hidup kami.

    .

    Petunjuk hidup baru :

    Komitmen kepada Kristus adalah panggilan hidup kita setiap hari.

    .

    Wawasan

    Sepuluh orang pengintai melihat orang Enak sebagai tantangan yang mengerikan karena mereka membandingkannya dengan diri mereka sendiri. Yosua dan Kaleb mengambil sikap yang berbeda; mereka membandingkannya dengan Tuhan.

    Ada dua cara untuk melihat berbagai kondisi kehidupan kita (masalah kesehatan, relasi, keuangan, dan sebagainya). Kita dapat membandingkan masalah itu dengan kelemahan kita sendiri atau dengan kemahakuasaan Allah kita. —Bill Crowder

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 12-14; Markus 5:21-43

    Artikel Terkait:

    7 Langkah Menuju Kehidupan Kristen yang Sukses

    Kita semua ingin menjadi sukses dalam hidup ini, bukan? Bagaimana dengan perjalanan kita bersama Tuhan? Dapatkah kita menghidupi kehidupan yang “sukses” dalam iman kita?

    Berikut adalah beberapa cara yang Tuhan tunjukkan kepadaku tentang kehidupan Kristen yang “sukses”.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    25 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Februari 2017

    Sabtu, 25 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    [[Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar. Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari," daripada engkau direndahkan di hadapan orang mulia.]] (Amsal 25:6-7)

    Renungan :

    BIBIR ORANG LAIN

    Saya pernah melihat pemandangan yang memalukan dalam jamuan pernikahan. Sepasang suami istri bersikeras untuk duduk di sebuah meja tertentu walaupun dengan sopan para penyambut tamu mengingatkan bahwa itu bukan meja yang tepat. Sang suami membentak, “Kalian tidak tahu siapa saya?” Tidak ingin ada keributan lebih lanjut, para penerima tamu pun mundur. Wajah suami istri itu terlihat puas.

    Tepat menjelang acara dimulai, pihak tuan rumah yang mengenal pasangan itu meminta mereka pindah tempat duduk karena tempat itu disediakan bagi para pejabat penting di negeri ini. Pasangan itu berdiri, berjalan di tengah tatapan ratusan orang menuju ke meja yang lain. Rasa malu tergurat di wajah mereka.

    “Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar. Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari," daripada engkau direndahkan di hadapan orang mulia” (Amsal 25:6-7). Konteks ayat ini sama seperti kisah tentang tamu pernikahan yang tidak tahu diri tadi. Pada masa itu orang yang menganggap diri penting suka menduduki tempat terdepan di dalam pesta agar terlihat orang lain. Tentunya tuan rumahlah yang mengatur siapa yang layak duduk di barisan terdepan. Kerap terlihat para prajurit memaksa mereka yang tidak tahu diri pindah ke barisan belakang.

    Pesan Amsal ini sangat jelas. Dalam segala keadaan, hiduplah dan praktikkanlah kerendahan hati. Biarlah pujian dan pengakuan itu tidak keluar dari bibir kita sendiri, tetapi dari bibir orang lain.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 25 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

    25 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    26 Februari 2017

    [[“Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya."]] (Amsal 9:17)

    Renungan:

    HASIL CURIAN ITU NIKMAT?

    Suatu kali saya melayani di sebuah lembaga pemasyarakatan. Di luar dugaan, saya berjumpa kembali dengan orang yang pernah saya layani di lembaga pemasyarakatan yang lain. Dulu ia berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, tetapi kenyataan menunjukkan ia kembali masuk penjara. “ Kok bisa masuk lagi ke tempat ini?” tanya saya.

    Ia terdiam, mulai tersenyum, lalu menjawab, “Ya, saya tahu mencuri itu salah, Pak, tapi hasilnya besar dan prosesnya cepat. Lebih enak mencuri daripada kerja apa pun.”

    “Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya” ( Amsal 9:17). Amsal ini menggambarkan perasaan orang-orang yang menikmati hasil curian atau melanggar ketentuan tertentu. Menurut orang-orang ini, ada kepuasan tertentu ketika menikmati hasil curian atau ketidakjujuran. Kepuasan inilah yang membuat mereka terjatuh ke dalam dosa dan kesalahan yang sama.

    Satu hal yang terlupakan adalah pelanggaran dan kejahatan tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan pelaku kejahatan itu sendiri. Manisnya hasil kejahatan dan pelanggaran akan merusak karakter pelaku kejahatan. Karakter yang rusak hanya akan membawa pada kebinasaan. Hanya masalah waktu saja kapan kebinasaan itu terjadi.

    Hasil curian dan pelanggaran mungkin membawa kepuasan sejenak. Kepuasan yang terus minta diulang, tak peduli lagi aturan. Kepuasan yang harus dibayar mahal dengan rusaknya karakter dan kehidupan.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 26 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    26 Februari 2017

    Minggu, 26 Februari 2017

    Baca: Efesus 3:7-13

    3:7 Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.

    3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,

    3:9 dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,

    3:10 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,

    3:11 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

    3:12 Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.

    3:13 Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya. —Efesus 3:12

    Renungan :

    Akses Penuh

    Oleh Bill Crowder

    Beberapa tahun yang lalu, seorang teman mengundang saya untuk menemaninya menonton sebuah turnamen golf profesional. Karena itu pengalaman pertama saya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Ketika kami tiba, saya terkejut saat menerima suvenir, pamflet informasi, dan peta dari lapangan golf di sana. Namun yang paling menyenangkan adalah ketika kami memperoleh akses untuk masuk ke tenda VIP di belakang area lubang ke-18, dan di sana kami mendapatkan makanan gratis dan tempat duduk yang nyaman. Saya tidak mungkin dapat masuk ke tenda tamu itu dengan usaha saya sendiri. Kuncinya terletak pada teman saya, karena hanya lewat dirinya, saya memperoleh akses penuh.

    Dalam diri kita tidak ada apa pun yang dapat memulihkan hubungan kita yang terputus dengan Allah. Namun Yesus Kristus yang menanggung hukuman kita telah memberikan kepada kita hidup-Nya dan juga akses untuk datang kepada Allah. Rasul Paulus menulis, “Maksud Allah ialah supaya sekarang, melalui jemaat, semua . . . mengetahui kebijaksanaan Allah dalam segala macam bentuknya” (Ef. 3:10 BIS). Oleh kebijaksanaan-Nya, Allah Bapa telah membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi bersatu dalam Kristus, yang telah membuka jalan bagi kita agar dapat datang kepada Dia. “Kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada [Kristus]” (ay.12).

    Ketika kita percaya kepada Yesus, kita menerima akses yang teragung, yakni jalan masuk kepada Allah yang mengasihi kita dan yang rindu menjalin persekutuan dengan kita. —Bill Crowder

    Doa :

    Ya Bapa, memanggil-Mu sebagai Bapa merupakan anugerah yang luar biasa. Terima kasih untuk Anak-Mu, Yesus Kristus, yang membuka jalan bagi kami untuk datang ke hadapan-Mu, untuk mengenal-Mu secara pribadi, dan untuk memanggil-Mu sebagai Bapaku.

    Petunjuk Hidup Baru :

    Karena salib Kristus, kita dapat menjadi sahabat Allah.

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 15-16; Markus 6:1-29

    Wawasan

    Mengingat apa yang pernah dilakukannya di masa lalu membuat Paulus merasa tidak layak untuk menulis mewakili Kristus dan komunitas yang dahulu dibencinya (Ef. 3:8). Bagaimana mungkin ia melupakan kejahatan yang telah dilakukannya terhadap para pengikut Kristus? (Gal. 1:13-14, 23). Seiring dengan pertobatannya, Roh Allah memberi Paulus hati untuk mengasihi orang-orang nonYahudi, yang dulu dianggapnya tidak bisa mendapat bagian dalam janji Allah kepada umat Israel (Ef. 2:11-12). Paulus mengerti bahwa orang-orang itu pun diterima Allah dalam nama Kristus. Ia kini bisa bersukacita bersama mereka atas kehormatan yang dianugerahkan Allah.

    Apakah Anda kerap merasa diri tidak cukup baik? Merasa seperti orang yang tidak diinginkan, tidak disambut dalam kasih Allah? Bagi Anda yang merasa demikian, surat Paulus ini akan menolong Anda memahami apa artinya disambut ke dalam hadirat Allah karena apa yang telah diperbuat Sang Anak Allah bagi kita—Dia telah datang ke dunia dan menyerahkan nyawa-Nya untuk membawa orang-orang asing seperti kita ke dalam keluarga Bapa-Nya.—Mart DeHaan

    Artikel Terkait:

    Adakah Persahabatan Sejati di Dunia Ini?

    Kita sering menggambarkan sahabat sejati sebagai teman dalam suka dan duka, seseorang yang menghargai kita dan tidak akan menyakiti atau mengkhianati kita. Namun, orang bisa berubah, demikian pula dengan persahabatan.

    Baca pengalaman Soo Yi selengkapnya di dalam artikel ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    26 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    27 Februari 2017

    BUTAKANLAH MATAKU!

    [[Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.]] (Amsal 14:30)

    Ada sebuah kisah tentang seorang pedagang yang berdoa kepada dewa yang disembahnya. Suatu kali dewa itu muncul dan berkata kepadanya, “Kamu boleh minta satu permintaan apa saja, aku akan memberikannya kepadamu.”

    Tentu saja pedagang itu sangat gembira dan segera berpikir apa yang akan ia minta. Dewa itu kembali berkata, “Untuk apa pun yang kamu minta, kamu akan menerimanya. Tapi, pedagang sainganmu, yang di depan tokomu, akan menerima dua kali lipat.”

    Lalu murunglah wajah pedagang itu. Ia berpikir, kalau meminta kekayaan, saingannya akan menjadi lebih kaya. Ia tentu saja tidak rela. Ia kemudian berkata, “Baiklah. Butakanlah salah satu mataku!”

    Tentu ini hanya sebuah cerita. Namun, pesan dari cerita ini sangat jelas: iri hati membawa pada kehancuran.

    “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang” (Amsal 14:30). Amsal ini memberikan penegasan bahwa iri hati membusukkan tulang. Frasa “membusukkan tulang” mempunyai arti menghancurkan penopang kehidupan. Bukankah tulang yang menopang tubuh kita?

    Sebaliknya, hati yang tenang atau hati yang bijaksana akan menyegarkan tubuh. Amsal ini menempatkan kebijaksanaan sebagai lawan dari iri hati. Hati yang tenang atau bijaksana bisa menerima diri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Tidak merasa perlu iri hati dengan orang lain karena kelebihan orang lain bukanlah ancaman bagi dirinya. Kekurangan orang lain juga tidak akan kemudian menonjolkan kelebihannya.

    Terimalah segenap diri kita, baik kekurangan dan kelebihan kita, dengan sukacita. Penerimaan diri ini akan membawa pada ketenangan hidup. Iri hati hanya akan menambah perkara.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 27 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    27 Februari 2017

    Cincin yang Membuat Tak Terlihat

    Senin, 27 Februari 2017

    Baca: Yohanes 3:16-21

    3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

    3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

    3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

    3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

    3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;

    3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Barangsiapa berbuat jahat, membenci terang. —Yohanes 3:20

    Renungan :

    Cincin yang Membuat Tak Terlihat

    Oleh Mart DeHaan

    Plato, seorang filsuf Yunani (sekitar 427-348 SM), mempunyai cara yang imajinatif untuk menerangi sisi gelap dari hati manusia. Ia menceritakan kisah tentang seorang gembala yang tanpa sengaja menemukan cincin emas yang selama ini tersembunyi jauh di dalam tanah. Suatu hari terjadilah gempa besar yang membelah sebuah makam kuno di sisi gunung dan cincin itu pun terlihat oleh si gembala. Secara kebetulan ia juga menemukan bahwa cincin tersebut memiliki kemampuan ajaib untuk membuat pemakainya bisa tidak terlihat kapan saja ia menghendakinya. Saat berpikir tentang sesuatu yang tak terlihat, Plato mengajukan pertanyaan ini: Jika seseorang tak merasa khawatir akan ketahuan dan dihukum, apakah ia akan menolak untuk berbuat jahat?

    Dalam Injil Yohanes, kita melihat bahwa Yesus membawa gagasan itu ke arah yang berbeda. Sebagai Gembala yang Baik, Yesus berbicara tentang hati manusia yang tinggal dalam bayang-bayang kegelapan untuk menyembunyikan perbuatan mereka yang jahat (Yoh. 3:19-20). Dengan menyoroti hasrat kita untuk menyembunyikan kejahatan, Yesus tidak bermaksud menghakimi kita, melainkan menawarkan kepada kita keselamatan melalui diri-Nya (ay.17). Sebagai Gembala hati kita, Dia menerangi watak manusiawi kita yang terburuk untuk menunjukkan kepada kita betapa Allah sangat mengasihi kita (ay.16).

    Dalam belas kasihan-Nya, Allah memanggil kita untuk keluar dari kegelapan yang menyelimuti kita dan mengundang kita untuk mengikut-Nya di dalam terang. —Mart DeHaan

    Doa :

    Bapa Surgawi yang terkasih, kami mengucap syukur kepada-Mu untuk cahaya kehadiran-Mu dalam hidupku. Kiranya aku berjalan dengan taat dalam terang kebenaran-Mu untuk segala hal yang kulakukan hari ini.

    Petunjuk Hidup Baru :

    Kegelapan dosa dienyahkan ketika terang Kristus disingkapkan.

    Wawasan :

    Seringkali kita memikirkan penghakiman dan kehidupan kekal utamanya sebagai sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Namun, Injil Yohanes menekankan bahwa penghakiman atau kehidupan kekal itu dialami saat ini juga, sesuai respons setiap orang kepada Yesus. Orang yang menolak Yesus "telah berada di bawah hukuman" (ay.18)—melalui ketidakbahagiaan dan kekosongan hidup di luar persekutuan dengan Allah.

    Penghakiman ada bukan karena Allah menginginkannya. Bila Allah ingin menghakimi, tentunya Dia tidak akan mengutus Yesus (ay.17). Allah mengaruniakan Yesus karena Dia sungguh-sungguh mengasihi ciptaan-Nya (ay.16). Orang yang menolak Yesus menghukum dirinya sendiri dengan menolak satu-satunya solusi atas kejahatan dan kebobrokan yang ada di dunia (ay.18). Mereka memilih kegelapan meski Allah telah menyediakan terang-Nya secara cuma-cuma melalui Yesus (ay.19-20). Namun, setiap orang yang berpaling kepada Yesus akan mengalami hidup dalam segala kelimpahan (lihat 4:14, 10:10).

    Mengapa terkadang kita sulit percaya bahwa Allah lebih rindu untuk menunjukkan kasih-Nya daripada menghukum kita? Bagaimana kita dapat lebih berakar di dalam kasih Kristus? —Monica Brands

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 17-19; Markus 6:30-56

    Artikel Terkait:

    Bukan Lagi Aku, Melainkan Kristus

    Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi adalah keputusan terbesar dan terpenting yang pernah kita buat dalam hidup. Akan tetapi, dalam menjalani hidup sehari-hari kita sadar bahwa kita tidak lebih baik dari orang lain. Seringkali kita bertanya pada diri sendiri, apakah aku benar-benar telah menjadi pengikut-Nya?

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    27 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    27 Februari 2017

    Senin, 27 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    (1) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. (3-1b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.

    (2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

    (3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

    (4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:

    (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,

    (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

    (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

    (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

    (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

    (10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

    (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

    (12) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

    (13) Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

    (14) dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

    (15) Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.

    (16) Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.

    Nasihat-nasihat kepada jemaat

    (17) Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.

    (18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

    (19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

    (20) Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

    (21) yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

    Filipi 3

    Renungan:

    Kewargaan Kita di Dalam Sorga

    Jauh lebih penting menjadi warga masyarakat sorga daripada menjadi warga dunia. Kehidupan orang percaya harus berpusat ke sorga, karena kewarganegaraan sesungguhnya adalah di dalam sorga, bukan di bumi.

    Warga kota Filipi adalah analogi penting bagi orang percaya sebagai warga kerajaan sorga. Tahun 168 BC, kota Filipi jatuh dan menjadi bagian propinsi Romawi wilayah Makedonia. Ke-mudian, Filipi menjadi miniatur kota Roma. Di kota ini, hukum Romawi dipakai untuk mengatur administrasi setempat dan perpajakan, sehingga kehidupan berjalan seperti di Roma. Mereka hidup sesuai dengan hukum dan peraturan warga Roma, mulai dari cara berpakaian, berbicara, beragama, dan bertingkah laku. Walaupun tinggal di Makedonia, mereka adalah warga negara Roma. Analogi ini menjelaskan arti hidup di satu tempat dan menjadi warga negara tempat lain. Mereka memandang ke Roma meskipun tinggal di Filipi. Orang Kristen pun harus memandang diri sebagai warga negara sorga, meskipun masih hidup di dunia. Dengan demikian, prinsip, peraturan, dan gaya hidup orang percaya harus mencerminkan warga negara sorga.

    Anda bukan warga negara dunia ini karena Anda adalah orang asing dan pendatang di bumi (Ibrani 13:14). Anda adalah warga kerajaan sorga. Sesuaikanlah hidup Anda dengan peraturan sorga. Bergaya hiduplah sebagai warga negara sorga. Kewarganegaraan sorga sudah kita nikmati sekarang dan akan kita nikmati sepenuhnya saat menghadap Allah. Kita menanti saat Tuhan Yesus mengubah tubuh umat-Nya yang hina menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (3:20-21), sehingga kita dapat bersekutu dengan Tuhan dan orang saleh yang telah mendahului kita. [Souw]

    Filipi 3:20

    “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.”

    27 Februari 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    28 Februari 2017

    KEMARAHAN MENAMBAH MASALAH

    [[Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.]] (Amsal 15:18)

    Suatu kali saya menemani anak-anak di sebuah tempat bermain di dalam mal. Ada dua anak yang tanpa sengaja bertabrakan. Keduanya menjadi bertengkar. Lalu, datanglah orangtua salah satu anak yang segera memarahi anak yang lain. Anak yang dimarahi itu memanggil orangtuanya. Kini kedua orangtua itulah yang bertengkar. Orang-orang pun berkerumun, satpam muncul dan bertanya mengapa kedua orangtua itu bertengkar.

    Merasa tidak mendapatkan jawaban yang jelas, satpam itu menanyakan di mana anak-anak yang tadi bertengkar. Kedua orangtua itu pun menengok ke kiri dan ke kanan, mencari anak-anak mereka. Eh ternyata mereka sudah bergandengan tangan, tertawa-tawa, dan bermain bersama. Betapa malunya kedua orangtua itu.

    “Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan” (Amsal 15:18). Amsal ini mengategorikan orang dalam dua jenis: si pemarah dan orang yang sabar. Beda keduanya pun jelas. Si pemarah membangkitan atau menimbulkan pertengkaran. Si pemarah selalu melihat orang lain sebagai lawan. Si pemarah suka cari perkara.

    Sebaliknya, orang yang sabar memadamkan perbantahan. Orang yang sabar tidak mencari perkara, tetapi justru menyelesaikan perkara. Bukankah memang hanya kesabaran, dan bukan kemarahan, yang akan menyelesaikan banyak urusan di dalam hidup ini?

    Tugas kita sekarang bukanlah mengingat siapa saja teman-teman kita yang termasuk kategori pemarah dan siapa yang bukan. Tugas kita adalah memeriksa diri kita apakah selama ini kita lebih banyak memulai pertengkaran atau memadamkan konflik? Apakah kita adalah pemarah atau orang yang sabar?

    Ingatlah kemarahan hanya menambah masalah, sedangkan kesabaran, perlahan namun pasti, akan menyelesaikan masalah.

    (Wahyu Pramudya)

    Amsal Hari Ini -- ( 28 Februari 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    28 Februari 2017

    Selasa, 28 Februari 2017

    Baca: Yohanes 11:17-27

    11:17 Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.

    11:18 Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya.

    11:19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya.

    11:20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.

    11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

    11:22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”

    11:23 Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.”

    11:24 Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

    11:25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

    11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

    11:27 Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. —Yohanes 3:16

    Renungan :

    Mudah dan Sederhana

    Oleh David Roper

    Dalam harian The Washington Post, Ariana Cha menulis tentang usaha yang dilakukan Peter Thiel dan para konglomerat teknologi lainnya untuk memperpanjang umur manusia tanpa batas. Mereka siap menghabiskan miliaran dolar untuk proyek tersebut.

    Sebenarnya mereka terlambat. Maut sudah dikalahkan! Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh. 11:25-26). Yesus meyakinkan kita bahwa mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan pernah mati, dalam kondisi apa pun, untuk selama-lamanya.

    Memang tubuh kita akan mati—dan tidak ada manusia yang dapat mengubahnya. Namun aspek-aspek dari jiwa kita—pemikiran, akal budi, ingatan, kasih, karakter yang unik—tidak akan pernah mati.

    Inilah yang terbaik: Hidup yang kekal itu anugerah! Yang perlu kamu lakukan hanyalah menerima keselamatan yang Yesus tawarkan. Semudah dan sesederhana itu.

    Mungkin ada yang mengatakan, “Itu terlalu mudah.” Tanggapan saya adalah, karena Allah telah mengasihimu jauh sebelum kamu dilahirkan dan Dia berharap kamu bisa hidup bersama-Nya selamanya, untuk apa Dia harus mempersulitnya? —David Roper

    Doa :

    Tuhan Yesus, aku percaya Engkau telah mati bagi dosa-dosaku dan bangkit dari kematian. Aku ingin menerima-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamatku, serta mengikut-Mu. Ampunilah dosa-dosaku dan tolonglah aku untuk menjalani hidup yang menyenangkan-Mu mulai hari ini.

    Petunjuk Hidup Baru :

    Kristus telah mengganti gerbang maut yang gelap menjadi gerbang kehidupan kekal yang bersinar terang.

    Wawasan :

    Saat berhadapan dengan peristiwa kematian, ada dua respons yang mungkin kerap kita berikan: Yang pertama, sangat tegar, menyangkal bahwa kematian itu adalah sesuatu yang menyedihkan. Yang kedua, sangat putus asa, menganggap bahwa hidup itu tidak ada gunanya.

    Dalam bagian Alkitab yang kita baca hari ini, Yesus menunjukkan bahwa maut yang mendatangkan dukacita itu tidak bisa dihindari, sekaligus menyatakan bahwa kita memiliki janji kehidupan yang pasti. Kematian adalah penyimpangan yang tragis dari ciptaan Allah; Yesus sebagai Kebangkitan dan Hidup adalah kebalikan dari penyimpangan itu.

    Jika kita membaca keseluruhan kisah tentang kebangkitan Lazarus, kita dapat melihat secara lebih lengkap respons Yesus terhadap kematian dan dukacita. Hati-Nya sangat sedih dan berduka (“masygul”, “terharu”, Yoh.11:33). Dia bahkan “menangis” (ay.35). Yesus menghadapi dan mengalahkan kematian; Dia membangkitkan Lazarus. Seruan Yesus,"Lazarus, marilah ke luar!" (ay. 43), menyatakan pengharapan, bahwa kelak kebangkitan tubuh juga akan kita alami. —Monica Brands

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 20-22; Markus 7:1-13

    Artikel Terkait:

    Apakah Kamu Orang Percaya?

    Apakah kamu orang percaya? Mungkin kamu akan terkejut mengetahui bahwa kita semua adalah orang percaya—terlepas dari apa pun agama yang kita anut.

    Baca selengkapnya di dalam artikel berikut ini.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

  • ZEGA376

    28 Februari 2017

    Bersukacitalah Senantiasa dalam Tuhan

    Selasa, 28 Februari 2017

    Bacaan Alkitab hari ini:

    (1) Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

    Nasihat-nasihat terakhir

    (2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.

    (3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.

    (4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

    (5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

    (6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

    (7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

    (8) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

    (9) Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

    Terima kasih atas pemberian jemaat

    (10) Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

    (11) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

    (12) Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

    (13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

    (14) Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.

    (15) Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu.

    (16) Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.

    (17) Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.

    (18) Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

    (19) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

    (20) Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.

    Salam

    (21) Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku.

    (22) Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.

    (23) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu!

    Filipi 4

    Renungan :

    Bersukacitalah Senantiasa dalam Tuhan

    Paulus menasihati jemaat untuk bersukacita karena ada situasi yang dapat merebut sukacita jemaat Filipi. Pertama, gangguan kesehatian. Euodia dan Sintikhe yang telah berjuang dengan Paulus dalam pekabaran Injil mengalami masalah komunikasi (4:2-3). Kedua, kekuatiran menggeroti sukacita mereka (4:6-7). Ketiga, masalah membuat mereka tidak dapat berpikir secara Kristen, sehingga sukacita hilang(4:8-9).

    Penekanan “sekali lagi” (4:4) dimaksudkan agar Jemaat memperhatikan nasihat untuk tetap bersukacita dalam Tuhan. Pada kasus Euodia dan Sintike, Paulus meminta agar mereka sehati sepikir. Ia meminta warga jemaat lainnya, yaitu Sunsugos, untuk berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Selanjutnya, Paulus menasihati agar mereka tidak menguatirkan masalah pribadi secara berlebihan. Kekuatiran tidak menyelesaikan masalah, malah memperumit keadaan. Mereka harus menyatakan segala keinginan mereka kepada Allah dalam doa dan ucapan syukur. Tuhan pasti akan memelihara hidup mereka. Mereka tidak boleh tunduk dan dikuasai kekuatiran, melainkan memikirkan dan melakukan segala yang baik, seperti yang diajarkan Paulus. Berpikir mengenai hal yang baik dan mulia untuk orang lain adalah langkah pertama menghindari masalah.

    Paulus telah menerapkan sukacita Kristen. Dia memahami kekurangan maupun kelimpahan, karena dia telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (4:11-12). Keadaan di luar tidak boleh mempengaruhi sukacita kita. Sukacita yang sesungguhnya tidak tergantung pada kondisi luar, tetapi pada keakraban hubungan antar sesama orang Kristen dan dengan Tuhan. Maka, Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita semua (4:7, 9). [Souw]

    Filipi 4:4

    Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah.”

  • ZEGA376

    2 Maret 2017

    LEGALITAS

    [[Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" ]] (Lukas 14:5)

    Dalam berorganisasi di gereja, kita sering terjebak dalam aturan main atau legalitas. Aturan main yang baku di gereja sah-sah saja dan baik untuk membantu lancarnya misi gereja, yaitu bersekutu, melayani, dan bersaksi. Namun, kadang-kadang banyak pengurus gereja yang terlalu kaku dalam menerapkan aturan main ini. Malah sebagian berprinsip “lebih baik tidak bertindak apa-apa daripada melanggar aturan main”.

    Legalitas yang membatasi pelayanan kasih inilah yang sedang Yesus ajarkan kepada orang Farisi pada saat perjamuan makan di rumah salah seorang pemimpin mereka. Yesus menyembuhkan seorang yang sakit busung air pada hari Sabat, bertentangan dengan aturan main tradisi Yahudi. Namun, pertanyaan Yesus tidak terbantahkan. Jika anak atau lembu mereka terperosok pada hari Sabat, mereka pasti akan menolongnya. Bila demikian, mengapa Yesus dilarang untuk menolong orang yang sedang sakit? Pertanyaan ini secara gamblang menelanjangi kemunafikan mereka. Mereka memang seringkali menuntut orang lain untuk melakukan apa yang mereka ajarkan, namun membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri.

    Pelajaran dari Yesus ini juga menjadi peringatan bagi kita, para pengurus dan aktivis gereja agar dalam melaksanakan pelayanan, kita tidak terjebak di dalam legalitas tata gereja yang membatasi gerak untuk mengejawantahkan kasih Yesus bagi sesama. Teladanilah Yesus, yang dengan sadar “melanggar” aturan main demi menolong sesama manusia yang dikasihi-Nya. Kasih menerobos peraturan yang beku.

    (Eddy Nugroho)

    Amsal Hari Ini -- ( Kamis, 2 Maret 2017 )

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    ( www.wahyupramudya.com )

    Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!

  • ZEGA376

    2 Maret 2017

    Kamis, 2 Maret 2017

    Baca: Ibrani 2:9-18

    2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

    2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah–yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan–,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

    2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

    2:12 kata-Nya: “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,”

    2:13 dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.”

    2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

    2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

    2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.

    2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

    2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. —Ibrani 2:18

    Renungan :

    Sama Seperti Kita

    Oleh David McCasland

    Charles Schulz (1922-2000) adalah pencipta komik Peanuts yang menjadi favorit banyak orang. Dalam upacara untuk mengenang Schulz, seorang teman sekaligus sesama kartunis bernama Cathy Guisewite bercerita tentang rasa kemanusiaan dan belas kasihan yang dimiliki almarhum. “Charles memberikan kepada setiap orang di dunia tokoh-tokoh kartun yang tahu betul apa yang kita rasakan, yang membuat kita merasa tidak pernah sendiri. Charles juga memberikan dirinya sebagai kartunis, dan itu membuat kami merasa tidak pernah sendiri. . . . Ia memberikan semangat kepada kami. Ia menaruh simpati kepada kami. Ia membuat kami merasa bahwa ia sama seperti kami.”

    Saat kita merasa tidak ada seorang pun mengerti atau dapat menolong kita, kita diingatkan bahwa Yesus telah memberikan diri-Nya bagi kita, dan Dia tahu persis siapa diri kita dan apa saja yang kita hadapi hari ini.

    Ibrani 2:9-18 menunjukkan kebenaran yang luar biasa tentang Yesus yang sepenuhnya menjadi sama dengan manusia selama hidup-Nya di bumi (ay.14). Dia “mengalami maut bagi semua manusia” (ay.9), memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (ay.14), dan membebaskan “mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (ay.15). Yesus Kristus menjadi sama seperti kita “dalam segala hal . . . supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (ay.17).

    Terima kasih, Tuhan, karena Engkau telah menjadi sama dengan manusia seperti kami, supaya kami bisa menerima pertolongan-Mu hari ini dan hidup dalam hadirat-Mu selamanya. —David McCasland

    Ketakutan dan kekhawatiran apa yang kamu miliki? Bagaimana seharusnya sikapmu terhadap ketakutan tersebut? (1Ptr. 5:6-7). Apa yang Tuhan janjikan akan dilakukan-Nya bagimu? (Ibr. 13:5).

    Tiada seorang pun yang lebih memahami kita daripada Yesus.

    Wawasan

    Ibrani 2:5-18 menjelaskan mengapa penting Yesus harus datang menjadi manusia sepenuhnya. Penulis kitab Ibrani mengutip Mazmur 8 untuk menunjukkan bahwa sejak semula Allah telah menghendaki manusia untuk memerintah atas segala ciptaan. Sekalipun kita belum sepenuhnya melakukan peran yang dirancang Allah itu, Yesus yang bangkit telah dimahkotai sebagai Raja atas segala ciptaan dan kelak kita juga akan memerintah bersama-Nya. Mazmur 22:23 dikutip dalam Ibrani 2:12 untuk menggambarkan sosok Yesus di tengah saudara-saudara-Nya. Karena Yesus bukan saja Tuhan kita, melainkan juga “saudara” kita dalam rupa manusia, kita kelak akan memerintah bersama-Nya.—Monica Brands

    Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 26-27; Markus 8:1-21

    Artikel Terkait:

    Apakah Kamu Takut Gelap?

    “Jujur saja, aku takut gelap. Aku tidak menyadari hal ini sebelumnya. Namun, belakangan aku mendapati bahwa ketika malam menjelang, aku merasa ada sesuatu (dan itu bukan anjingku) yang pelan-pelan mendekatiku dan hendak menyerangku.”

    Baca kisah Phoebe selengkapnya di dalam artikel berikut.

    WarungSaTeKaMu kini hadir di LINE. Add akun kami dengan klik di sini atau cari melalui ID @warungsatekamu

    2 Maret 2017 diubah oleh ZEGA376

601 – 625 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 24  25  26 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan