Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

701 – 725 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 28  29  30 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    1 November 2017

    MARI MELAYANI

    Diterbitkan hari Rabu, 01 November 2017 00:00

    Ditulis oleh Agustina Wijayani

    Baca: Kisah Pr. Rasul 16:11-15

    ... Lidia turut mendengarkan. Ia berasal dari kota Tiatira dan ia seorang penjual kain ungu yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (Kisah Pr. Rasul 16:14)

    Bacaan Alkitab Setahun:

    Yohanes 1-3

    MARI MELAYANI

    Pat Quirin, seorang wanita tengah baya, mendirikan pelayanan bernama Angels’ Attic. Bersama beberapa wanita berusia antara 50-80 tahun, Pat membuka sebuah toko yang menjual barang bekas layak pakai. Mulanya, mereka mendapatkan barang-barang itu dari para tetangga. Lalu mereka berkomitmen bahwa seluruh keuntungan yang mereka dapat akan disalurkan ke berbagai organisasi misi. Tuhan memberkati usaha mereka. Dari sebuah toko kecil, kini mereka telah mengembangkannya menjadi tempat belanja seluas ribuan meter. Salah satu pelayanan mereka adalah mendukung proyek Hope Cambodia—melayani anak-anak marjinal di Kamboja—dengan sumbangan sebesar tiga puluh ribu dolar Amerika.

    Alkitab juga berkisah tentang wanita yang melayani, bernama Lidia. Ia penjual kain ungu dari Tiatira. Ia adalah wanita yang kaya, karena kain ungu adalah kain mahal yang nilainya diukur dengan timbangan perak. Ketika mendengar firman Tuhan, Lidia membuka hatinya dan segera merespons dengan kerinduan untuk melayani. Saat itu, belum ada rumah ibadah di Filipi. Maka, ketika Lidia membuka rumahnya, tempat itu menjadi pusat penjangkauan anak Tuhan di Filipi. Bahkan setelah Paulus dan Silas keluar dari penjara, mereka pun bertemu saudara-saudara seiman di rumah Lidia (ay. 40).

    Tuhan terus membutuhkan pekerja. Bukan karena Dia tak sanggup, melainkan karena Dia ingin mengangkat kita menjadi rekan-Nya. Setiap kita, dengan talenta dan keberadaan masing-masing, pasti dapat melayani dengan berbagai cara. Mari buka hati dan minta Tuhan menunjukkan jalannya.

    —AW/www.renunganharian.net

    PEKERJAAN MISI DI SEGALA TEMPAT SELALU ADA

    MARI MEMBUKA DIRI DAN HATI UNTUK TERLIBAT DI DALAMNYA

    Anda diberkati melalui Renungan Harian?

    Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.

    Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria

    www.renunganharian.net/2017/97 ... i-melayani.html

  • ZEGA376

    5 November 2017

    ARTI HIDUP

    Diterbitkan hari Minggu, 05 November 2017 00:00

    Ditulis oleh Jacqualine Bunga

    Mazmur 119:

    (96) Aku melihat batas-batas kesempurnaan,

    tetapi perintah-Mu luas sekali.

    (97) Betapa kucintai Taurat-Mu!

    Aku merenungkannya sepanjang hari.

    (98) Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku,

    sebab selama-lamanya itu ada padaku.

    (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku,

    sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.

    (100) Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua,

    sebab aku memegang titah-titah-Mu.

    (101) Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku,

    supaya aku berpegang pada firman-Mu.

    (102) Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu,

    sebab Engkaulah yang mengajar aku.

    (103) Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku,

    lebih dari pada madu bagi mulutku.

    (104) Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu,

    itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

    (105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku

    dan terang bagi jalanku.

    (106) Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya,

    untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.

    Baca: Mazmur 119:96-106

    Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105)

    Bacaan Alkitab Setahun:

    Yohanes 11-12

    * ARTI HIDUP *

    Kurt Cobain (1967-1994), mendirikan kelompok musik beraliran grunge, Nirvana, dan meraih sukses. Pada 1991, single pertama berjudul “Smells Like Teen Spirit” dari album kedua Nevermind meledak dan menjadikan Nirvana sebagai salah satu band paling berpengaruh sepanjang masa. Ketenaran Kurt sebagai vokalis membuatnya stres karena tidak tahan menjadi pusat perhatian. Beberapa kali ia mencoba bunuh diri dengan minum pil overdosis, sampai akhirnya ia mati dengan menembak kepalanya sendiri.

    Hidup di dunia tidak hanya untuk mengejar kesenangan, melampiaskan hawa nafsu, dan mendewakan pekerjaan. Semua itu hanya semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Banyak orang Kristen menganggap beribadah di gereja dan mengikuti persekutuan tidaklah penting. Bahkan makan dan tidur pun tidak sempat. Semua waktu hanya dihabiskan untuk pemuasan diri.

    Lalu apa arti hidup? Kita dilahirkan ke dunia dengan sebuah alasan berdasarkan rancangan Tuhan. Tidaklah tepat jika nilai hidup kita hanya diukur dari seberapa banyak kita memiliki materi dan kehormatan. Hidup orang Kristen menjadi bernilai ketika punya arti bagi orang lain.

    Biarlah firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita agar kita menemukan arti hidup yang sebenarnya. Kiranya firman-Nya menjadi penuntun yang menerangi hidup kita, agar kita tidak mengejar popularitas diri yang kosong, tetapi memakai segala keberhasilan yang Tuhan berikan untuk memberkati orang lain.

    —JB/www.renunganharian.net

    HANYA DENGAN BERPEDOMAN PADA FIRMAN TUHAN,

    KITA DAPAT MENEMUKAN ARTI HIDUP YANG SEBENARNYA.

    Anda diberkati melalui Renungan Harian?

    Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.

    Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria

  • ZEGA376

    5 November 2017

    Sukacita dan Keadilan  05/11/2017  

    Baca: Mazmur 67

    67:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur. Nyanyian.

    67:2 Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, Sela

    67:3 supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

    67:4 Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.

    67:5 Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Sela

    67:6 Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.

    67:7 Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita.

    67:8 Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Baca: Mazmur 67 | Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 34–36 ; Ibrani 2

    * Sukacita dan Keadilan *

    Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. —Mazmur 67:5

    Pada suatu pelayanan di Asia, saya terlibat dalam dua percakapan yang sungguh membuka wawasan saya dalam rentang beberapa jam.

    Pertama, seorang pendeta menuturkan bagaimana selama sebelas tahun ia dipenjara, sebelum akhirnya dibebaskan, karena kasus pembunuhan yang tidak dilakukannya.

    Lalu, sekelompok keluarga menceritakan bagaimana mereka telah menghabiskan banyak uang untuk meloloskan diri dari penganiayaan di tanah air mereka. Namun, mereka justru dikhianati oleh orang yang mereka andalkan. Dan sekarang, setelah bertahun-tahun tinggal di pengungsian, mereka pun bertanya-tanya kapan mereka akan mendapatkan tempat tinggal yang tetap.  

    Dalam kedua kasus itu, keadaan pihak yang menjadi korban diperparah dengan tiadanya keadilan. Itulah salah satu bukti dari kebobrokan dunia ini. Namun, tiadanya keadilan bukanlah kondisi yang akan berlangsung selamanya.

    Usahakanlah keadilan dan mohonkanlah belas kasihan.  

    Mazmur 67 menyerukan kepada umat Allah untuk memperkenalkan Allah pada dunia kita yang menderita. Usaha mereka akan membuahkan sukacita, yang tidak hanya muncul sebagai respons terhadap kasih Allah tetapi juga karena keadilan-Nya.

    “Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi” (ay.5).

    Meskipun para penulis Alkitab memahami bahwa keadilan merupakan unsur kunci dari kasih Allah, mereka juga menyadari bahwa hal itu baru akan terwujud sempurna di masa mendatang.

    Sebelum masa itu tiba, di dunia yang marak dengan ketidakadilan ini, kita dapat menuntun orang lain untuk berharap pada keadilan Allah yang kudus.

    Kelak dalam kedatangan-Nya, Allah akan mewujudkan “keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir!” (Am. 5:24).  

    Allah Bapa, tolonglah kami untuk mengusahakan keadilan-Mu di mana pun kami berada, sembari menanti harinya kelak Engkau memulihkan segala sesuatu.  

    Usahakanlah keadilan dan mohonkanlah belas kasihan.  

    Oleh Bill Crowder | Lihat Penulis Lain.

    Wawasan.

    Apakah hati Anda memiliki tempat khusus bagi mereka yang diabaikan, disalah mengerti, atau dimanfaatkan? Mazmur 67 mengungkapkan hati yang demikian bagi seluruh dunia. Namun, perhatikan bagaimana pemazmur mengawali dan mengakhiri mazmur ini. Ia mengadaptasi kalimat berkat dari imam besar Harun yang sangat dikenal umat Israel (Bilangan 6:24-26).

    Ia memahami dengan tepat hasrat Allah untuk bangsanya ketika mengatakan, “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya” (Mazmur 67:2).

    Hati Allah bagi Israel tidak berhenti saat mazmur itu selesai dinyanyikan. Rencana kasih-Nya terus berlanjut. Penulis mazmur ini menyadari tujuan Allah dalam memilih sekelompok orang untuk memberkati segala bangsa (ay.3-8).

    Sejak awal, janji Allah untuk memberkati keturunan Abraham tidak diberikan hanya untuk kepentingan sekelompok kecil orang yang sebenarnya tidak layak diberkati. Rencana dan visi Allah jauh lebih luas. Allah bertujuan agar melalui keturunan Abraham, semua kaum di muka bumi akan diberkati.

    Tujuan itu digenapi di dalam Yesus. Yesus menjalani hidup di dunia dan menjalani kematian di salib untuk menyatakan kasih Allah pada dunia (Yohanes 3:16). Dia memulai-Nya dengan memanggil sekelompok kecil orang—dua belas murid—menjadi saksi pribadi yang dipilih-Nya untuk memberitakan Injil yang membawa kebaikan dan berkat bagi semua orang.—Mart DeHaan

  • ZEGA376

    7 November 2017

    Kesempatan Kedua  07/11/2017  

    Baca: Rut 4:13-17

    (13) Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.

    (14) Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.

    (15) Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."

    (16) Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.

    (17) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.  

    | Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 40–42 ; Ibrani 4

    Allah terus-menerus menyatakan kebaikan-Nya. —Rut 2:20 Alkitab FAYH (Firman Allah yang Hidup)

    * Kesempatan Kedua *

    “Mengapa kalian sangat baik walaupun kalian tidak mengenalku?” kata Linda kepada sepasang suami-istri yang telah menolongnya.

    Linda sempat dijebloskan ke penjara selama enam tahun akibat sejumlah pelanggaran yang dibuatnya di luar negeri. Ketika dibebaskan, ia tidak tahu tempat yang dapat ia tuju. Ia berpikir hidupnya sudah berakhir! Sementara keluarganya mengumpulkan uang untuk membelikannya tiket pulang, pasangan suami-istri di negara asing itu menyediakan tempat tinggal, makanan, dan bantuan lain untuknya. Linda sangat tersentuh oleh kebaikan mereka sehingga ia bersedia mendengarkan kabar baik yang mereka bagikan kepadanya tentang Allah yang mengasihinya dan yang ingin memberinya kesempatan kedua.

    Allah selalu memberi kita kesempatan kedua.  

    Linda mengingatkan saya kepada Naomi, seorang janda di Alkitab yang kehilangan suami dan dua anak laki-lakinya di negeri asing. Naomi juga berpikir hidupnya sudah berakhir (Rut 1). Namun, Tuhan tidak melupakan Naomi, dan melalui kasih dari menantu perempuannya dan belas kasihan Boas, seorang laki-laki yang saleh, Naomi melihat kasih Allah dan menerima kesempatan kedua (Rut 4:13-17).

    Allah yang sama juga mempedulikan kita hari ini. Melalui kasih yang ditunjukkan orang lain, kita kembali diingatkan akan kehadiran-Nya. Kita dapat melihat anugerah Allah di dalam bantuan dari seseorang yang mungkin tidak kita kenal dengan baik. Namun yang terlebih penting, Allah bersedia memberi kita awal yang baru. Sama seperti Linda dan Naomi, kita hanya perlu melihat tangan Allah yang bekerja dalam kehidupan kita sehari-hari dan menyadari bahwa Allah terus-menerus menyatakan kebaikan-Nya kepada kita.

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu memberikan kesempatan kedua bagi kami untuk dapat memulai kembali dengan awal yang baru.

    Allah selalu memberi kita kesempatan kedua.  

    Oleh Keila Ochoa | Lihat Penulis Lain

    Wawasan

    Memuat catatan peristiwa pada zaman yang sama, kitab Rut mengimbangi nada suram dari kitab Hakim-Hakim dengan nada penuh harapan, tertuju pada kesetiaan Allah yang tak bersyarat. Kitab ini terutama menceritakan tentang Naomi, yang pengharapannya diperbarui setelah ia kehilangan semua sumber daya pribadinya.

    Konsep “penebusan” dalam kitab Rut didasarkan pada tradisi yang berlaku pada saat itu. Seorang yang memiliki peran sebagai penebus akan menanggung semua kewajiban kerabat dekatnya yang mengalami tragedi, termasuk menolong sang kerabat untuk mempertahankan garis keturunan dan warisan keluarganya. Peran ini menuntut kerelaan untuk berkorban dari pihak sang penebus, karena ia kemudian tidak dapat memiliki garis keturunan dan warisan keluarganya sendiri. Dalam kitab Rut, setelah Naomi ditinggal mati oleh suami dan kedua putranya, Boas memilih untuk memulihkan garis keturunan keluarga Elimelekh dan Naomi dengan menikahi Rut. Anak Rut dianggap sebagai anak Naomi.

    Namun, “penebusan” juga memiliki makna yang lebih dalam bagi bangsa Israel. Mereka diarahkan untuk terus berharap kepada Allah yang telah berjanji memulihkan mereka (lihat Keluaran 6:6-8; Yesaya 43:1). Pada dasarnya, Allah sendirilah, bukan Boas, yang memulihkan Naomi (Rut 4:14). Dari keturunan Rut, lahirlah Daud (ay.22), dan akhirnya Yesus, yang kemudian memulihkan semua orang percaya untuk kembali memiliki relasi dengan Allah.

    Pernahkah Anda, seperti Naomi, mengalami pemulihan Allah saat Anda merasa begitu putus asa?—Monica Brands

    santapanrohani.org/2017/11/07/kesempatan-kedua/

  • ZEGA376

    14 November 2017

    Kasih yang Besar

    Selasa, 14 November 2017

    Baca: 1 Yohanes 3:1-8

    3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

    3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

    3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

    3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

    3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.

    3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.

    3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;

    3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. —1 Yohanes 3:1

    * Kasih yang Besar *

    Baru-baru ini, kami menjemput Moriah, cucu perempuan kami yang berusia 22 bulan, untuk bermalam pertama kalinya tanpa kakak-kakak lelakinya. Kami mencurahkan kasih sayang dan perhatian total kepada Moriah. Kami ikut melakukan semua aktivitas yang ia sukai. Keesokan harinya, setelah mengantar Moriah pulang, kami pamit dan melangkah menuju pintu. Saat itu juga, tanpa mengucapkan apa-apa, Moriah meraih tas yang dibawanya menginap (yang masih tergeletak di dekat pintu) dan kembali mengikuti kami keluar.

    Gambaran itu terpatri dalam ingatan saya: Moriah yang masih mengenakan popok dan sandal kebesaran bersiap untuk menikmati waktu bersama nenek dan kakeknya. Saya tersenyum setiap kali mengingat peristiwa itu. Moriah ingin sekali pergi bersama kami, karena ia sangat ingin dimanjakan oleh kami.

    Meski Moriah belum bisa mengungkapkan perasaannya, saya yakin ia merasa dikasihi dan dihargai. Kasih yang kami tunjukkan kepada Moriah merupakan gambaran sederhana dari kasih Allah yang besar bagi kita, anak-anak-Nya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah” (1Yoh. 3:1).

    Ketika mempercayai Yesus sebagai Juruselamat kita, kita menjadi anak-anak Allah dan mulai memahami kebesaran kasih yang dilimpahkan-Nya atas kita dengan jalan menyerahkan nyawa Anak-Nya untuk kita (ay.16). Kita pun rindu menyenangkan-Nya lewat segala perkataan dan perbuatan kita (ay.6)—dan mengasihi-Nya dengan ingin selalu menghabiskan waktu bersama-Nya. —Alyson Kieda

    Tuhan, terima kasih karena Engkau begitu mengasihi kami sehingga rela mati bagi kami dan bangkit lagi agar kami dapat hidup kekal bersama-Mu. Tolong kami menjadi teladan dari kasih-Mu kepada semua orang yang kami temui.

    Sungguh dalam kasih Allah Bapa kepada kita!

    Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 3-5; Ibrani 10:19-39

    Wawasan

    Pernyataan hebat lainnya tentang kasih Allah ditemukan di Roma 5:8, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Ayat ini senada dengan ayat kunci yang kita renungkan. Kasih Allah yang mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya tersedia bagi kita karena pengorbanan Yesus untuk kita. Dia telah membuktikan kasih-Nya di kayu salib dan melimpahkan kasih itu kepada kita—menyatakan kasih ilahi yang tidak dapat diungkapkan sepenuhnya dengan cara lain. Yohanes 3:16 mengatakan bahwa Allah memberikan Anak-Nya untuk kita. Kasih-Nya demikian besar hingga Dia rela melakukan apa saja demi mendamaikan kita dengan diri-Nya.—Bill Crowder

  • ZEGA376

    14 November 2017

    HARAPAN BURUH

    Gkj Mergangsan Ngayogyakarta

    Selasa, 14 November 2017

    Yoel 1:1-14, Mazmur 78, Lukas 17:7-10

    “...Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;

    kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan..."

    (Lukas 17:10b)

    * HARAPAN BURUH *

    “Tanggal 1 rasanya kok lama, ya kang?”, kata Manto. Dia seorang kuli panggul krikil. Satu keranjang sekali angkut dihargai Rp.2000,- padahal sehari paling banyak membawa 5 keranjang. Tergantung pada yang memecahkan batu sungai. Setiap bulan upah yang diterima tidak tetap.

    Beruntung jika bisa sampai Rp.300.000,-. Sementara itu dia harus menghidupi 2 anaknya. Bagi kang Manto, hari-hari dijalani dengan penuh pengharapan: semoga ada berkat lebih.

    Kebutuhan hidup keluarga setiap hari bertambah terus. Jika tidak seimbang dengan penghasilan maka dapat menyebabkan keadaan keluarga terjungkal. Meskipun demikian bekerja dijalani dengan pengharapan akan berkat tambahan. Hal ini wajar secara manusiawi.

    Tuhan Yesus memakai perumpamaan seorang hamba (buruh/abdi) dalam pengharapan hidup untuk mengingatkan kita. Hamba adalah seorang yang harus menurut kepada tuannya. Melayani apa yang menjadi perintah tuannya, sampai pada menyiapkan makanan dan air untuk cuci kaki. Hamba baru bisa istirahat dan makan ketika tuannya

    sudah menyuruhnya: “sudah selesai, makanlah”.  

    Dengan kata lain harapan seorang hamba sangat sederhana; yakni dapat menyelesaikan pekerjaan dan menyenangkan hati tuannya.

    Tuhan Yesus mengingatkan setiap kali kita dipercaya menyelesaikan pekerjaan, semoga dapat seperti seorang hamba yang melayani dengan sungguh dan pengharapannya adalah dapat membuat lega yang dilayani.

    Pada waktu yang sudah ditetapkan pasti akan menerima buah dari pekerjaannya.

    Sikap kerendahan hati yang dapat ditiru ketika mengakhiri pekerjaan dengan berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Berguna atau tidaknya sebuah pekerjaan, yang menilai adalah orang lain.*(NM)

    (Sabda Winedhar ~ Sinode GKJ)

  • ZEGA376

    18 November 2017

    Gkj Mergangsan Ngayogyakarta

    Sabtu, 18 November 2017

    Yeheskiel 7:10-27, Mazmur 5:5-7, Lukas 18:1-8

    MENUNGGU KEPUTUSAN ADIL

    “...Ia akan segera membenarkan mereka..” (Lukas 18:8b).

    Indonesia saat ini masih menata diri untuk tegaknya keadilan. Contohnya kasus Wayan Mirna yang dibunuh dan Jesica Wongso sebagai terdakwa.

    Sampai sekitar 8 wulan di tahun 2016, belum ada keputusan jelas. Mulai dari penyidikan, pengumpulan barang bukti, mengundang para saksi, tetapi hakim belum bisa memutuskan. Bagaimana perasaan suami dan orang tua yang anaknya menjadi korban? Waktu untuk menunggu

    putusan yang adil ternyata berat. Memutuskan dengan adil

    membutuhkan pertimbangan dan wawasan, asal tidak jadi alasan untuk “mengambil untung” dari keluarga yang berperkara. Sebab untuk berperkara di pengadilan tidak gratis, harus membayar baik kepada hakim maupun pengacaranya. Itu sebabnya jika sudah berhubungan dengan pangadilan akan jadi rumit, baik perasaan maupun harta bendanya. Untuk sebuah keputusan yang adil harus mengeluarkan biaya dan menata sikap mental. Bacaan kita,

    tentang hakim yang tidak jujur dipilih sebagai perumpamaan oleh Tuhan Yesus. Tentu ada maksudnya. Bahwa dunia pengadilan yang dilakukan oleh manusia saat itu semu, artinya umumnya hakim yang mengadili cenderung melihat siapa yang sedang bermasalah, daripada apa masalahnya. Jika janda miskin memang harus dibela secara sosial, tetapi

    karena tidak dapat membayar biaya perkara, hakim tidak mau. Tuhan Yesus menegaskan, manusia tidak bisa berbuat adil. Sekalipun ada keputusan hakim, tetapi pertimbangannya masih berdasarkan pendapat dan kesimpulan hakim itu sendiri, karena aturan, teknis dan waktu yang rumit. Keputusan adil yang sejati salnya hanya dari Tuhan Allah. Itu

    sebabnya ada perkataan: “jika manusia tidak bisa menyelesaikan, Tuhan sendiri yang menyelesaikanNya”. Waktu Tuhan selalu berakhir baik dan mendatangkan keadilan.*(NM)

    (Sabda Winedhar ~ Sinode GKJ) ·

  • ZEGA376

    22 November 2017

    Bersorak-sorailah bagi Tuhan

     22/11/2017  

    Baca: Mazmur 98 | Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 18–19 ; Yakobus 4

    Bersoraksorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Pujilah Tuhan dengan nyanyian dan sorak gembira. —Mazmur 98:4 BIS

    .

    Bersorak-sorailah bagi Tuhan.

    .

    Dahulu ketika saya sedang mencari gereja yang dapat saya hadiri secara teratur, seorang teman mengundang saya untuk beribadah di gerejanya. Suatu kali, pemimpin pujian memimpin jemaat menyanyikan lagu yang sangat saya sukai. Saya pun menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat.

    .

    Setelah bernyanyi, suami teman saya menengok ke arah saya dan berkata, “Keras sekali suaramu.” Ia tidak bermaksud memuji saya! Setelah itu, saya mulai menahan diri untuk memastikan saya menyanyi lebih lembut daripada orang-orang di sekitar saya. Saya pun selalu berpikir apakah orang-orang di sekitar saya terganggu oleh nyanyian saya.

    Ibadah mengalihkan fokus kita dari diri sendiri pada objek yang selayaknya disembah, yaitu Allah.

    Namun pada suatu Minggu, saya mendengar nyanyian seorang wanita di bangku sebelah saya. Ia terlihat menyembah Tuhan dengan sepenuh hati dan tanpa rasa canggung. Sikapnya mengingatkan saya pada penyembahan spontan dan penuh semangat yang diperlihatkan Daud dalam hidupnya. Di Mazmur 98, Daud bahkan menyebutkan bahwa “seluruh bumi” sepatutnya memuji Tuhan “dengan nyanyian dan sorak gembira” (ay.4 BIS).

    Mazmur 98:1 menyebutkan alasan kita memuji Tuhan dengan penuh sukacita, yaitu karena “[Allah] telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib.” Di sepanjang mazmurnya, Daud menceritakan perbuatan-perbuatan ajaib itu: kesetiaan dan keadilan Allah bagi semua bangsa, rahmat-Nya, dan keselamatan-Nya. Merenungkan tentang siapa Allah dan apa yang telah diperbuat-Nya dapat membuat hati kita melimpah dengan pujian.

    “Perbuatan ajaib” apa yang telah Allah lakukan dalam hidup Anda? Hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengingat segala karya-Nya yang menakjubkan dan bersyukur kepada-Nya. Angkatlah suara Anda dan pujilah Dia!

  • ZEGA376

    23 November 2017

    Kekasih Kristus

    ???? Renungan ????

    Kehidupan

    Markus 11:22-24

    Setiap orang hidup di dunia ini, pasti pernah mengalami atau mungkin saja saat ini sedang mengalami Gunung persoalan ,

    Besar kecil , berat ringan tentunya juga membuat kita harus berpikir dan mungkin saja sudah menjadi beban pikiran kita.

    Masalah bisa saja terjadi , dari anggota keluarga kita sakit, , masalah ekonomi lagi terlibat hutang piutang, atau pun masalah hubungan sosial kita, lagi dalam perseteruan, pertengkaran dll.

    Manusiawi, kalau itu menjadi pikiran atau beban pikiran kita, dan itu semua kita harus menghadapinya, " Hidup adalah Perjuangan "

    yang penting adalah bagaimana respon kita terhadap Gunung Permasalahan, persoalan yang lagi menggeluti kehidupan kita ?

    Didalam bacaan tadi Yesus berkata " Percayalah kepada Allah".

    Jadi pertama sekali adalah, kita harus Percaya, kepada Allah Bapa Kita, Tuhan kita yang hidup, Tuhan yang tidak tidur, Gusti Ora Sare,

    Karena Allah Tuhan kita yang adalah Sumber Pertolongan (Mazmur 121:2-3) "Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagaanmu tidak akan terlelap" . ( luar biasa).

    Kedua, setiap saat senantiasa lah, ucapkan atau berucap dengan perkataan Iman, kalau kita menghadapi Persoalan janganlah kita terus menggerutu, mengeluh, marah dengan mengeluarkan kata kata yang kotor, tetapi ucapkan dalam hati atau berucaplah dengan perkataan Iman yang memberkati.

    semisal : lagi ada salah satu keluarga yang lagi sakit, kita ingat akan firman Tuhan didalam (1 Petrus 2:24) " Oleh bilur2nya kamu sembuh",

    atau yang lagi dirundung kekuatiran, kita ingat (Lukas 12:22 )yang mengatakan "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan,dan jangan kuatir akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai" kita ingat juga firman yang menguatkan di Filipi 4:6-7 kita tidak perlu menguatirkan keadaan kita, karena Allah Bapa kita yang adalah sumber rahmat bagi kita orang yang percaya,

    Saat ini suhu politik di negara kita lagi panas, ada yang disinyalir akan mengancam persatuan di negara kita saat ini, ingin memecah belah keutuhan ke bhinekaan Negara, dengan menghembuskan isu Sara, Agama, Ras dan Etnis, Kita yang dikatakan sebagai kaum minoritas,kita tidak perlu kuatir ada firman Tuhan yang mengatakan di Kitab Ulangan 31:6 " Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan gentar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu , dialah yang berjalan menyertai engkau , dia tidak akan membiarkan engkau , dan tidak akan meninggalkan engkau".

    Semua ini kita respon dengan lakukan , harus dengan Yakin dan tidak Bimbang, tidak Ragu seperti (di ayat 23).

    Ketiga, Berdoa, Doa adalah nafas kehidupan kita, orang hidup harus bernafas , Nafas menjadi kebutuhan utama kita , seperti halnya Doa adalah juga salah satu kebutuhan kita, agar kita bisa lebih dekat intim dengan Tuhan, wadah untuk berkomunikasi dengan sang pencipta ,

    Apa yang kita mintakan dalam doa, yang kita nyatakan segala keinginan kita, dalam permohonan dan ucapan syukur , hendak nya kita percaya bahwa kita sudah menerimanya, maka semua ini akan diberikan kepada kita.

    Filipi 4: 11 " Allahku akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus"

    Janganlah kita mengandalkan kekuatan kita sendiri , kita mempunyai juru Penolong yang kasih dan kuasanya tak terbatas (Efesus 3:20) " Bagi Dia lah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja didalam kita ".

    Dari semua pembelajaran ini , Intinya proses kehidupan itu

    1.akan mendatangkan kebaikan bagi kita,

    2.ada berkat baru yang Tuhan sediakan bagi kita,

    3.supaya hidup kita semakin berkwalitas lebih baik.

    Apapun Gunung Persoalan akan terhempas , terbuang kelaut, dan beranjak dari kehidupan kita, kiranya Damai Sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa beserta kita

    Haleluyah - Amin..

    selamat pagi n selamat beraktivitas

    IMANNUEL

    ·

  • ZEGA376

    23 November 2017

    Gkj Mergangsan Ngayogyakarta

    Rabu, 22 November 2017

    Ayub 16:1-21; Mazmur 18:26-30; Lukas 19:11-28

    “WAHANANING PRASETYAN”

    Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada

    padanya. (Lukas 19:26).

    Wahananing prasetyan bisa diartikan sebagai tempat untuk mewujudkan janji. Tidak semua orang mau memfungsikan diri menjadi tempat semacam ini, karena sangat berat. Seperti kondisi yang diterima oleh Ayub. Kalau hanya menerima yang ringan dan enak tentu banyak orang yang mau. Tetapi bagaimana ketika harus menerima kesengsaraan seperti Ayub? Tidak semua orang bersedia. Berat sekali, apalagi ketika

    harus kehilangan keluarga, teman yang biasanya senang membela, mereka menjauh. Siapa orangnya yang mau mengalami hal demikian, kalau bukan karena mengalami halangan, pada umumnya akan menolak.

    Manusia sering menghitung segala yang sudah terjadi. Kalau hasilnya baik, orang tersebut akan dinilai sebagai orang yang baik, adapun kalau tidak bertindak demikian maka akan dipandang sebeah mata. Tuhan berkenan memakai setiap kejadian menadi wahananing prasetyanipun.  

    Seperti ketika Yesus akan masuk kota, perumpamaan yang dilakukan oleh banyak orang adalah tentang banyaknya hasil. Tetapi ketika diperhatikan, kesetiaan itu bukan hanya tentang hasil. Dalam kesetiaan yang dilakukan dengan kesungguhan akan memperlihatkan hidup yang diberkati.

    Dengan demikian berkat bukan hanya ketika menerima hasil yang besar, tetapi ketika mau menjadi setia ketika mengalami kerepotan, hal inipun sesungguhnya merupakan hasil yang besar. Tuhan yang masuk kota Yerusalem sudah mengetahui bahwa akan mengalami kesengsaraan besar dalam hidupnya. Melalui perumpamaan, Yesus menunjukkan kesetiaan yang menerima kehendak Tuhan Allah. Tuhan Allah sendiri juga berkenan menunjukkan karyanya dalam hidup Sang Kristus Yesus pribadi yang mau melaksanakan kewajiban berat ini.

    Sekarang, bagaimana dengan hidup kita, apakah mau hidup menjadi wahananing prasetyanNya Tuhan? |*TRW.

    (Sabda Winedhar ~ Sinode GKJ)

    ·

  • ZEGA376

    23 November 2017

    Kekasih Kristus

    ???? Renungan ????

    Khawatir

    Lukas 12 : 22 dan Matius 6 : 25

    Kuatir atau khawatir, adalah bagian dari kehidupan manusia. Tiada seorangpun yang hidup tanpa kekhawatiran, menurut kamus umum bahasa Indonesia kuatir artinya perasaan ketakutan, kecemasan, kengerian, gelisah terhadap sesuatu hal yang belum terjadi dan belum diketahui dengan pasti.  

    Perasaan-perasaan ini biasanya terkait dengan pikiran-pikiran negatif atas sesuatu yang mungkin terjadi dimasa depan, merasa kuatir berarti cemas, bingung dan pikirannya terbagi bagi.

    Intinya kuatir adalah ketakutan akan ketidakpastian pada masalah masa akan datang, tetapi sudah dirasakan dan menjadi beban masa kini.

    Dalam ayat bacaan di atas Tuhan Yesus berkata " Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai, Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian "  

    Dalam kehidupan ini, ada yang jauh lebih penting daripada makanan dan pakaian, yaitu : HIDUP.  

    Hidup dengan nafas yang sudah Tuhan hembuskan pada kita, itu jauh bernilai dari pada makanan, dan juga TUBUH ini lebih berharga daripada pakaian. Hidup manusia lebih berharga dari semua kebutuhannya., manusia sebagai makhluk hidup adalah ciptaan Allah yang paling mulia, manusia diciptakan Allah sesuai gambar dan rupa Allah.

    Allah tidak akan meninggalkan hasil karyanya sendiri dengan sia sia, dikatakan ada ayat 26 : burung-burung pun tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal, tetapi diberi makan oleh Bapa, masa kita manusia yang serupa dengan gambar Allah akan dibiarkannya ? Pastinya tidak akan, manusia lebih berharga dari ciptaan Allah lainnya.  

    Ini menyadarkan kita bahwa hidup, lebih berharga daripada kebutuhan kebutuhan kita.

    Sebagai orang Kristen, kita barangkali mengenal ayat yang menyatakan agar kita jangan kuatir tentang apapun, tetapi sudahkah kita cukup serius menanggapinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari kita ?  

    Yesus sudah menjamin kehidupan kita apabila kita percaya dan mau menjalankan apa yang menjadi kehendaknya, karena itu "serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab ia yang memelihara kamu" ( 1 Petrus 5 : 7 ), dalam ayat ini dikatakan "segala" bukan hanya sebagian saja, tetapi berpengertian semuanya!! serahkan kepada Tuhan.  

    Maka untuk itu pengakuan kita setiap hari sepertinya harus berkata :" Aku tidak mempunyai kekuatiran didalam hidup ini, karena aku telah menyerahkan semuanya kepada Tuhan dalam iman dan pengharapanku senantiasa dalam doa "

    Alangkah indah dan damainya hidup ini apabila kita bisa menerapkannya, tanpa ada rasa kuatir akan apa yang bakal terjadi atau akan terjadi saat ini, karena kita yakin Tuhan tidak akan membiarkan kita.

    Sebagai ayat penutup bagi penguatan iman kita , mari kita baca pada Ibrani 13 : 5

    "Janganlah kamu menjadi hamba uang, dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, karena Allah telah berfirman : Aku sekali kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali kali tidak akan meninggalkan engkau "

    Amin

    selamat beristirahat

    JLU

  • ZEGA376

    26 November 2017

    Perahu yang Tidak Tenggelam.

    Ia pun bangun, menghardik angin itu, Diam, Tenanglah. Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Markus 4:39.

    Setelah menyelesaikan pembangunan kapal raksasa Titanic, penduduk Belfast, Irlandia berbangga hati karena berhasil membangun kapal yang istimewa bahan bakunya dan istimewa kapasitas dan kemampuannya menurut ukuran waktu itu. Maka diumumkanlah hal itu pada dunia ini bahwa Titanic merupakan kapal yang tak dapat tenggelam. Namun demikian dalam pelayaran perdana pada malam tgl 14 April 1912, kapal Titanic yang dibanggakan itu mengalami benturan dengan gunung es yang merobek perut kapal dan menenggelamkannya sehingga menelan korban kurang lebih 1500 orang mati.

    Dalam minggu duka bagi penduduk Belfast itu, seorang penginjil Amerika berkhotbah di sebuah gereja di Belfast dengan tema, perahu yang tak dapat tenggelam. Dia melukiskan perahu dari nelayan Galilea, para murid Yesus itu, secara indah. Perahu itu terbuat dari kayu yang rapuh Perahu itu dihempas angin dan gelombang kian kemari, nyaris tenggelam dan membinasakan penumpangnya. Yesus Kristus, Tuhan atas darat dan laut itu, ada di tengah-tengah mereka. Yesus Kristus mengatasinya. Yesus Kristus sangat diperlukan dalam pelayaran hidup kita.

    Perahu kehidupan kita tak akan tenggelam jikalau Tuhan kita ada bersama-sama dengan kita sekalipun gelombang dan badai hidup menyerang kita.

  • ZEGA376

    28 November 2017

     ↔  Allah Kita yang Mahakuasa

    Selasa, 28 November 2017

    Baca: Amos 4:12-13

    4:12 “Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. —Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel!”

    4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas bukit-bukit bumi—TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, . . . Tuhan, Allah semesta alam, itulah nama-Nya. —Amos 4:13

    * Allah Kita yang Mahakuasa *

    Suatu hari di tepi laut, saya sangat menikmati saat menonton beberapa peselancar layang berselancar di permukaan air dengan digerakkan oleh kekuatan angin. Ketika salah satu dari mereka tiba di pantai, saya bertanya kepadanya apakah melakukan selancar layang itu sesulit yang saya bayangkan. “Tidak,” katanya, “Ini justru lebih mudah daripada berselancar biasa karena kami memanfaatkan kekuatan angin untuk melaju.”

    Setelah itu ketika saya menyusuri pantai, sambil memikirkan tentang kemampuan angin yang tidak hanya dapat mendorong para peselancar tetapi juga menyibakkan rambut ke wajah saya, saya berhenti sejenak untuk mengagumi Allah Sang Pencipta. Seperti yang kita baca di kitab Amos dalam Perjanjian Lama, Allah yang “membentuk gunung-gunung” dan “menciptakan angin” juga dapat “membuat fajar dan kegelapan” (ay.13).

    Melalui sang nabi, Tuhan mengingatkan umat-Nya tentang kuasa-Nya sembari memanggil mereka kembali kepada-Nya. Karena mereka tidak menaati Allah, Dia berkata bahwa Dia akan menyatakan diri-Nya kepada mereka (ay.13). Meskipun yang kita lihat di sini adalah penghakiman-Nya, dari bagian lainnya di Alkitab kita mengetahui tentang kasih pengorbanan-Nya ketika Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita (lihat Yoh. 3:16).

    Kekuatan angin pada hari yang sejuk di Inggris Selatan itu mengingatkan saya pada kemahakuasaan Tuhan. Jika kamu merasakan tiupan angin hari ini, mengapa tidak berhenti sejenak dan merenungkan tentang Allah kita yang Mahakuasa? —Amy Boucher Pye

    * _ Ya Bapa, terima kasih untuk kuasa dan kasih-Mu. Tolong aku bersandar kepada-Mu hari demi hari. _ *

    Dengan kasih-Nya, Allah menciptakan dunia. Terpujilah Dia!

    Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 33-34; 1 Petrus 5

  • ZEGA376

    30 November 2017

    Tidak Sempurna, tetapi Dikasihi

    Kamis, 30 November 2017

    Baca: Lukas 7:36-50

    7:36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.

    7:37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.

    7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

    7:39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.”

    7:40 Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.”

    7:41 “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.

    7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?”

    7:43 Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Kata Yesus kepadanya: “Betul pendapatmu itu.”

    7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

    7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.

    7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.

    7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.”

    7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.”

    7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: “Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?”

    7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. —Roma 5:8

    * _ Tidak Sempurna, tetapi Dikasihi _ *

    Di Jepang, produk makanan disiapkan dan dikemas rapi. Tidak hanya harus memiliki rasa yang enak, makanan itu juga harus terlihat indah. Saya sering bertanya-tanya apakah saya membeli makanan atau kemasannya! Karena orang Jepang menekankan pada kualitas yang bagus, produk-produk yang cacat sedikit saja sering dibuang. Namun, beberapa tahun terakhir, produk-produk wakeari makin populer. Wakeari adalah bahasa Jepang dari “ada alasannya”. Produk-produk itu tidak dibuang, tetapi dijual dengan harga murah karena “ada alasannya”—misalnya ada retakan kecil pada keripik beras.

    Seorang teman yang tinggal di Jepang mengatakan bahwa wakeari juga menjadi istilah bagi orang-orang yang terlihat tidak sempurna.

    Yesus mengasihi semua orang—termasuk para wakeari yang dikucilkan masyarakat. Ketika seorang wanita yang pernah hidup dalam dosa mengetahui bahwa Yesus sedang makan di rumah seorang Farisi, ia pun pergi ke sana dan berlutut di belakang Yesus dekat kaki-Nya sambil menangis (Luk. 7:37-38). Orang Farisi menjuluki wanita itu “seorang berdosa” (ay.39), tetapi Yesus menerimanya. Dia berbicara dengan lembut kepada wanita itu dan meyakinkannya bahwa dosa-dosanya telah diampuni (ay.48).

    Yesus mengasihi para wakeari, orang-orang yang tidak sempurna—termasuk kamu dan saya. Dan pernyataan kasih-Nya yang terbesar bagi kita adalah: “Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Sebagai penerima kasih-Nya, kiranya kita juga menjadi saluran kasih-Nya kepada orang-orang yang tidak sempurna di sekitar kita. Kita melakukannya supaya mereka juga tahu bahwa mereka boleh menerima kasih Allah meskipun mereka tidak sempurna. —Albert Lee

    _ Tuhan, aku tahu diriku tidak sempurna. Tolonglah aku untuk tidak bersikap munafik dan berpura-pura tahu segalanya. Bukalah hatiku untuk menerima dan mengasihi orang lain sehingga mereka pun tahu Engkau peduli kepada mereka. _

    * _ Kasih Allah sanggup memulihkan kembali hidup orang yang hancur. _ *

    Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 37-39; 2 Petrus 2

  • ZEGA376

    2 Desember 2017

    Ham dan Telur

    BagikanMengirimkan tweet+ 1Email

    Sabtu, 2 Desember 2017

    Baca: 2 Tawarikh 16:1-9

    16:1 Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda. Ia memperkuat Rama dengan maksud mencegah lalu lintas kepada Asa, raja Yehuda.

    16:2 Lalu Asa mengeluarkan emas dan perak dari perbendaharaan rumah TUHAN dan dari perbendaharaan rumah raja dan mengirimnya kepada Benhadad, raja Aram yang diam di Damsyik dengan pesan:

    16:3 “Ada perjanjian antara aku dan engkau, antara ayahku dan ayahmu. Ini kukirim emas dan perak kepadamu. Marilah, batalkanlah perjanjianmu dengan Baesa, raja Israel, supaya ia undur dari padaku.”

    16:4 Lalu Benhadad mendengarkan permintaan raja Asa; ia menyuruh panglima-panglimanya menyerang kota-kota Israel. Dan mereka memukul kalah Iyon, Dan, Abel-Maim dan segala tempat perbekalan kota-kota di Naftali.

    16:5 Segera sesudah Baesa mendengar hal itu, ia berhenti memperkuat Rama; ia menghentikan usahanya itu.

    16:6 Tetapi raja Asa mengerahkan segenap orang Yehuda, yang harus mengangkat batu dan kayu yang dipergunakan Baesa untuk memperkuat Rama itu. Ia mempergunakannya untuk memperkuat Geba dan Mizpa.

    16:7 Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: “Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.

    16:8 Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya.

    16:9 Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.”

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. —2 Tawarikh 16:9

    Dalam sebuah dongeng tentang ayam dan babi, kedua binatang itu berdiskusi soal rencana membuka restoran bersama. Saat merencanakan menu yang akan disajikan, ayam mengusulkan menu daging ham dan telur. Babi dengan cepat menolak, sembari berkata: “Aku tak setuju. Enak saja, aku harus mengorbankan diriku, sementara kamu hanya cukup bertelur dan tak sampai mati.”

    Meskipun babi itu tidak rela menjadi santapan, pengertiannya tentang penyerahan diri membuat saya lebih memahami apa artinya mengikut Allah dengan sepenuh hati.

    Untuk melindungi kerajaannya, Asa, raja Yehuda, berusaha memutuskan persekutuannya dengan raja-raja Israel dan Aram. Demi mencapai hal tersebut, ia mengirimkan “emas dan perak dari perbendaharaan rumah TUHAN dan dari perbendaharaan rumah raja” kepada Benhadad, raja Aram, agar ia mau bersekutu dengannya (2Taw. 16:2). Benhadad setuju dan gabungan pasukan kedua kerajaan mereka berhasil mengalahkan Israel.

    Namun, Nabi Hanani menyebut Asa telah bersikap bodoh karena mengandalkan pertolongan manusia daripada berharap kepada Allah yang telah menyerahkan para musuh ke tangan mereka. Hanani menegaskan, “Mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia” (ay.9).

    Ketika kita menghadapi pergumulan dan tantangan dalam hidup ini, ingatlah bahwa Allah merupakan sekutu dan pengharapan kita yang terbaik. Dia menguatkan kita ketika kita bersedia menyerahkan diri kepada-Nya dengan sepenuh hati. —Kirsten Holmberg

    Tuhan, aku ingin bersandar lebih lagi kepada-Mu. Kadang aku hanya melihat apa yang ada di sekelilingku. Tolong aku berharap dan semakin percaya kepada-Mu.

    Ketika kita sepenuhnya berserah kepada Allah, Dia dapat bekerja melalui diri kita kapan saja. —Oswald Chambers

    Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 42-44 dan 1 Yohanes 1

  • ZEGA376

    8 Desember 2017

    Kasih yang Tak Terduga

    Jumat, 8 Desember 2017

    Baca: Kisah Para Rasul 9:1-19

    9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

    9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

    9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

    9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”

    9:5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

    9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”

    9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.

    9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

    9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

    9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!”

    9:11 Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,

    9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.”

    9:13 Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.

    9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.”

    9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

    9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”

    9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”

    9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

    9:19 Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. (9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Kasih yang Tak Terduga

    Pada suatu Sabtu pagi ketika saya masih bersekolah, saya sangat bersemangat pergi ke tempat kerja di arena boling lokal. Malam sebelumnya, saya bekerja sampai larut untuk membersihkan lantai ubin yang berlumpur karena petugas kebersihan tidak masuk. Saya tidak menceritakan tentang sakitnya petugas kebersihan itu kepada atasan saya dan ingin memberinya kejutan. Saya pikir, tidak ada salahnya ‘kan?

    Namun setelah masuk, saya dikejutkan oleh genangan air setinggi beberapa sentimeter. Pin-pin boling, gulungan tisu, dan kotak-kotak papan skor mengambang di atas genangan air itu. Saya pun menyadari apa yang telah saya lakukan: Saat membersihkan lantai, saya lupa menutup keran sehingga air terus mengalir semalaman! Yang luar biasa, saat atasan saya datang, ia masih memeluk saya sambil tersenyum dan berkata, “Terima kasih untuk usahamu.”

    Paulus sedang gencar menghukum dan menganiaya orang Kristen (Kis. 9:1-2) ketika ia bertemu langsung dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik (ay.3-4). Pribadi yang akan diutus sebagai rasul itu terlebih dahulu dihadapkan Tuhan dengan perbuatannya yang berdosa. Karena buta akibat peristiwa tersebut, Saulus alias Paulus memerlukan bantuan seorang Kristen bernama Ananias untuk memulihkan penglihatannya. Ananias pun bertindak dengan penuh keberanian dan kasih (ay.17).

    Saulus dan saya sama-sama menerima kasih yang tak terduga.

    Banyak orang menyadari bahwa hidup mereka berantakan. Yang mereka butuhkan bukanlah ceramah melainkan pengharapan akan pemulihan. Sikap yang galak atau kata-kata yang pedas dapat menghalangi mereka untuk melihat pengharapan itu. Seperti Ananias, atau seperti atasan saya, para pengikut Yesus juga harus menampilkan kasih dalam pergaulan mereka dengan orang lain. —Randy Kilgore

    Perbuatan seorang Kristen yang penuh kasih dapat membuka jalan bagi orang lain untuk bertemu dengan Sang Juruselamat.

    Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 8-10 dan 3 Yohanes

    8 Desember 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    8 Desember 2017

    Alkitab Mobile SABDA

    Renungan Harian

    << Jumat, 8 Desember 2017 >>

    Bacaan: 1 Samuel 17:31-39

    Bacaan Setahun: 2 Tesalonika 1-3

    Nas: "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pa (1 Samuel 17:36)

    Potensi Tersembunyi

    Dalam dunia sepakbola, dikenal istilah talent scouts, yakni bagian dari tim kepelatihan klub yang bertugas mencari pemain belia dengan kemampuan di atas rata-rata. Tak jarang, mereka jeli melihat kehebatan para atlet belia sebelum disadari oleh publik. Ketika pemain itu berhasil diyakinkan untuk bergabung dengan klubnya, ada kesempatan baginya menjadi pemain cemerlang kelas dunia.

    Terkadang orang berpikir bahwa Daud dipilih menjadi raja Israel karena keberhasilannya dalam mengalahkan Goliat. Sebenarnya, peristiwa itu hanyalah momentum yang melejitkan namanya di mata bangsa Israel. Potensi besar Daud sebenarnya sudah ada sejak ia dipercaya menggembalakan ternak ayahnya. Sekelumit cerita Daud di hadapan raja Saul menunjukkan bahwa dirinya bukanlah orang muda sembarangan. Ia tergolong pemuda pemberani, setia, dan bertanggung jawab. Ia bahkan siap bertaruh nyawa untuk menjaga ternak ayahnya. Potensi yang tak terendus oleh Samuel ketika hendak memilih raja dari antara keturunan Isai, tetapi tetap terbidik oleh penglihatan Allah.

    Sampai hari ini, rencana Allah terbukti tak pernah salah dalam mengenali potensi seseorang dan melejitkan orang itu untuk menggenapi rencana-Nya di muka bumi. Dia pun dapat mengenali potensi terdahsyat dalam diri kita, lalu mengurapi dan memampukan kita memaksimalkan potensi tersebut. Maukah kita dipakai oleh-Nya untuk menggenapi rencana-Nya melalui potensi kita, sama seperti Dia memakai seorang Daud? --GHJ/www.renunganharian.net

    * * *

    ALLAH TAK PERNAH KELIRU DALAM MENILAI POTENSI

    DALAM DIRI ANAK-ANAK-NYA.

    * * *

    Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)

    Anda diberkati melalui Renungan Harian?

    Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.

    Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

    Diskusi renungan ini di Facebook:

    www.facebook.com/groups/renungan.harian/

  • ZEGA376

    9 Desember 2017

    ƊƲΔ βΔƳΙ ƊΔ£ΔḾ ƤΔ£ƲИǤΔИ

    Di suatu daerah kumuh pada saat anak-anak yatim piatu sibuk mempersiapkan sebuah palungan, seorang pemuda melewati mereka untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang dapat dia bantu. Sampai pada sebuah meja dimana Misha kecil duduk, pemuda itu berhenti dan memperhatikan hasil karya anak berusia 6 tahun itu. Saat melihat palungan yang dibuat oleh Misha, pemuda itu terkejut, karena di dalamnya bukan hanya terdapat satu bayi, namun dua! Segera dia bertanya kepada anak itu, mengapa ada dua bayi dalam palungan.

    Dengan kedua tangan bersilang, berdiri di depan palungan, Misha mulai bercerita dengan serius. Untuk seorang anak kecil yang baru sekali mendengar kisah Natal, dia dapat menghubungkan secara tepat kisah tersebut sampai bagian dimana Maria meletakkan bayi Yesus di dalam palungan. Lalu Misha menambahi akhir kisah itu dengan kisahnya sendiri:

    "Saat Maria meletakkan bayi itu di dalam palungan, Yesus melihat ke arahku, Dia bertanya, apakah aku punya tempat tinggal. Aku berkata bahwa aku tidak punya Mama dan Papa, jadi aku tidak punya tempat tinggal. Kemudian Yesus berkata bahwa aku bisa tinggal denganNya.

    Tapi aku berkata bahwa aku tidak bisa, karena aku tidak memiliki hadiah yang dapat aku berikan bagi Nya seperti orang lain lakukan, sekalipun aku sangat ingin tinggal bersama Nya. Jadi aku memikirkan apa yang aku punya untuk diberikan sebagai hadiah. Aku berpikir jika aku dapat membuat Nya tetap hangat, mungkin itu hadiah yang bagus. Jadi aku bertanya,

    "Jika aku dapat menjagamu agar tetap hangat, apakah itu cukup sebagai hadiah?"  

    Yesus menjawab,

    "Jika engkau menjagaku untuk tetap hangat, maka hal itu adalah hadiah terbaik yang melebihi orang lain berikan."

    Jadi akupun masuk ke dalam palungan dan Yesus memandangku dan berkata bahwa aku dapat tinggal bersama Nya selamanya."

    Ketika Misha kecil menyelesaikan kisahnya, air matanyapun mengalir dan membasahi pipinya. Anak kecil yatim piatu tersebut telah bertemu dengan pribadi yang tidak akan pernah mengabaikan maupun meninggalkannya. Seseorang yang akan selalu tinggal bersamanya.

    Ulangan 31:8 (TB) Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."

  • ZEGA376

    10 Desember 2017

    Santapan Harian

    << Minggu, 10 Desember 2017 >>

    Bacaan: Ratapan 3:49-66

    Menangislah kepada-Nya

    Dalam ayat 48-66 penulis kembali mengungkapkan ratapan pribadinya. Ia menumpahkan pergumulan bangsanya dan beban hidupnya. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. Ia tidak tahan terhadap apa yang dilihat dan dialaminya. Ia hanya bisa menangis tak henti-hentinya sampai Tuhan memberikan pertolongan. Pernyataan ini mungkin mengundang tanya: "Bukankah menangis itu tidak bagus, apalagi bagi kaum laki-laki?"

    Dalam tradisi Yahudi, tangisan adalah hal biasa yang mengekspresikan isi hati seseorang. Pertanyaannya adalah mengapa menangis? Karena masyarakat atau budaya pada saat itu memungkinkan seseorang itu menangis. Sebab menangis adalah sarana untuk mengungkapkan isi hati sehingga ada kelegaan yang dirasakan.

    Dalam ilmu modern, menangis mempunyai tiga tujuan yang baik, antara lain: Pertama, untuk mencuci mata. Artinya, menghilangkan garam dan kotoran lain dari mata. Air mata juga mengandung enzim lysozyme yang membunuh bakteri dan mencegah infeksi mata. Kedua, untuk mengurangi stres. Dalam perspektif analisis kimia ditemukan bahwa air mata yang dipicu oleh stres mengandung berbagai protein dari bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan mata. Dengan demikian, tubuh kita secara alamiah membersihkan racun stres dari tubuh. Selain itu, air mata juga mengandung endorphin, yaitu salah satu penghilang rasa nyeri alami bagi tubuh yang bertindak sebagai pengatur atau pengurang rasa sakit emosional. Itulah kebesaran anugerah-Nya. (3) Untuk mengekspresikan apa yang dirasakan menjadi beban.

    Bersyukurlah bahwa kita boleh menangis di hadapan Tuhan. Menangis bukanlah hal tabu. Menangis adalah sarana yang baik untuk mengungkapkan isi hati kepada Allah. Marilah kita mengubah cara pandang kita yang sering kali menabukan tangisan, terutama bagi kaum laki-laki. Hargailah ekspresi isi hati seseorang sebagaimana adanya dan cobalah memahami segala pergumulan dan penderitaan yang sedang dirasakan maupun dialami orang tersebut. [MH]

    * * *

    Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah

    melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

    Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

    Diskusi renungan ini di Facebook:

    www.facebook.com/groups/santapan.harian/

    Ayat Alkitab: Ratapan 3:49-66

    3:49 Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya,

    3:50 sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.

    3:51 Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.

    3:52 Seperti burung aku diburu-buru oleh mereka yang menjadi seteruku tanpa sebab.

    3:53 Mereka melemparkan aku hidup-hidup dalam lobang, melontari aku dengan batu.

    3:54 Air membanjir di atas kepalaku, kusangka: "Binasa aku!"

    3:55 "Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam.

    3:56 Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku!

    3:57 Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!"

    3:58 "Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku.

    3:59 Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN; berikanlah keadilan!

    3:60 Engkau telah melihat segala dendam mereka, segala rancangan mereka terhadap aku."

    3:61 "Engkau telah mendengar cercaan mereka, ya TUHAN, segala rancangan mereka terhadap aku,

    3:62 percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.

    3:63 Amatilah duduk bangun mereka! Aku menjadi lagu ejekan mereka."

    3:64 "Engkau akan mengadakan pembalasan terhadap mereka, ya TUHAN, menurut perbuatan tangan mereka.

    3:65 Engkau akan mengeraskan hati mereka; kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!

    3:66 Engkau akan mengejar mereka dengan murka dan memunahkan mereka dari bawah langit, ya TUHAN!"

  • ZEGA376

    12 Desember 2017

    ƤΙ£ѲƬ ƜΔИΙƬΔ ƬΔИƤΔ ƬΔИǤΔИ

    Dilahirkan tahun 1983 di Sierra Viesta, Arizona, AS, Jessica belajar menjalani hidupnya dengan kakinya karena dia dilahirkan tanpa lengan tanpa semua dokter tahu sebabnya. Banyak pertanyaan tentang bagaimana Jessica bisa menjalani hidup normal, namun ayah Jessica tidak pernah menyesali kondisinya bahkan dia yakin atas segala potensi dari putrinya tersebut. Dan dengan dorongan dari orang tua serta keluarganya, Jessica percaya dengan dirinya untuk menjelajah dunia melalui kakinya.

    Saat kanak-kanak Jessica belajar menari. Pada penampilan pertama dia minta ditempatkan di bagian belakang, namun gurunya berkata bahwa tidak ada bagian belakang, jadi dia mulai berlatih dengan anak-anak lain. Saat penampilan usai dia mendapat aplaus dari hadirin hingga diapun percaya diri untuk menari sampai usia 14 tahun.

    Orang tua nya bertemu dengan seorang instruktur Taekwondo, Jim Cunningham yang menyatakan bahwa kondisi bawaan Jessica akan memampukannya untuk berhasil. Dan pada usia 14 tahun, Jessica mendapatkan sabuk hitam pertamanya pada Federasi Internasional Taekwondo.

    Setelah lulus SMA, Jessica masuk di University of Arizona dan mendapat gelar sarjana muda di fakultas psikologi.

    Prestasi Jessica yang paling terkenal adalah bagaimana dia terbang. Diperlukan 3 negara bagian, 4 pesawat, 2 instruktur dan tahun-tahun yang mengecilkan hatinya sebelum akhirnya menemukan pesawat Ercoupe 1946 415C. Dia meraih Guinness World Record sebagai orang pertama yang memperoleh sertifikat terbang dengan menggunakan kakinya.

    Jessica Cox menikah dengan instruktur Taekwondonya, Patrick Chamberlain dan sekarang dia jadi seorang pembicara serta berkeliling dunia untuk membagikan kisahnya dan mendorong orang-orang agar kreatif dan inovatif dengan slogan " Think Outside the Shoes."

    Saat anda berkata, "saya tidak bisa" ingatlah wanita yang luar biasa ini.

    Sebab justru dalam kelemahanlah, kuasa-Ku (Tuhan) menjadi sempurna."

  • ZEGA376

    13 Desember 2017

    Saya Tidak Layak

    Rabu, 13 Desember 2017

    Baca: 1 Korintus 15:1-11

    15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.

    15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu—kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

    15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,

    15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

    15:5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.

    15:6 Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.

    15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.

    15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

    15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.

    15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

    15:11 Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. —Galatia 2:20

    Saya Tidak Layak

    Sebagai salah satu pemimpin orkestra yang paling terkenal dari abad ke-20, Arturo Toscanini dikenang karena sikapnya yang senang memberikan pujian kepada orang-orang yang memang pantas mendapatkannya. Dalam buku Dictators of the Baton, penulis David Ewen menggambarkan bagaimana para anggota orkestra New York Philharmonic berdiri dan bertepuk tangan untuk Toscanini di akhir latihan mereka memainkan Simfoni No. 9 karya Beethoven. Ketika keriuhan itu mereda, dengan air mata yang menetes, Arturo berkata dengan suara parau: “Saya tidak layak . . . Beethoven yang layak! . . . Toscanini bukanlah siapa-siapa.”

    Dalam surat-suratnya di Perjanjian Baru, Rasul Paulus juga menolak untuk menerima pujian atas pengaruh dan wawasan rohaninya. Paulus tahu bahwa ia bagaikan seorang ayah dan ibu rohani bagi banyak orang yang beriman kepada Kristus. Paulus mengakui bahwa ia telah bekerja keras dan sering menderita dalam upayanya menguatkan iman, pengharapan, dan kasih dalam diri banyak orang (1Kor. 15:10). Namun, ia sadar bahwa sesungguhnya ia tidak layak menerima pujian dari orang-orang yang telah diberkati lewat teladan iman, kasih, dan wawasannya.

    Jadi demi kebaikan para pembaca suratnya, dan juga demi kebaikan kita, Paulus seakan berkata, “Aku tidak layak, saudara-saudaraku sekalian. Kristus saja yang layak . . . Paulus bukanlah siapa-siapa.” Kita semua hanyalah pembawa pesan yang diberikan oleh satu Pribadi yang memang layak untuk menerima segala pujian kita. —Mart DeHaan

    Bapa di surga, tanpa-Mu, kami bukanlah apa-apa. Tanpa anugerah-Mu, kami tak punya pengharapan. Tanpa Roh Kudus, kami sungguh tak berdaya. Tunjukkanlah kepada kami bagaimana kami dapat memberi-Mu pujian yang memang selayaknya Engkau terima.

    Bijaksanalah orang yang lebih suka memberikan pujian daripada menerimanya.

    Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 12-14 dan Wahyu 4

  • ZEGA376

    14 Desember 2017

    Kamis, 14 Desember 2017

    December 14, 2017  ↔  

    Dengan Pertolongan Allah

    Baca: Yosua 14:7-15

    14:7 Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya.

    14:8 Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.

    14:9 Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.

    14:10 Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;

    14:11 pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.

    14:12 Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.”

    14:13 Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya.

    14:14 Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati.

    14:15 Nama Hebron dahulu ialah Kiryat-Arba; Arba ialah orang yang paling besar di antara orang Enak. Dan amanlah negeri itu, berhenti berperang.

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; . . . seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang. —Yosua 14:10-11

    Dengan Pertolongan Allah.

    Memasuki usia lanjut, saya lebih sering mengalami nyeri sendi, terutama saat hawa dingin menerpa. Kadangkala saya merasa tidak berdaya menghadapi segala tantangan di usia senja.

    Karena itulah, pahlawan saya adalah laki-laki tua bernama Kaleb—seseorang yang pernah dikirim Musa untuk mengintai Kanaan, Tanah Perjanjian (Bil. 13-14). Setelah para pengintai yang lain memberikan laporan yang kurang baik, hanya Kaleb dan Yosua—dari 12 pengintai—yang diperkenankan Allah untuk memasuki Kanaan. Di Yosua 14, tibalah saatnya bagi Kaleb untuk menerima bagian tanahnya. Namun, masih ada musuh-musuh yang perlu disingkirkan. Karena tidak mau menyerahkan tugas berperangnya pada generasi yang lebih muda, Kaleb yang menolak untuk pensiun itu menyatakan, “Engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin Tuhan menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan Tuhan” (Yos. 14:12).

    “Tuhan menyertai aku.” Pola pikir itulah yang membuat Kaleb selalu siap berperang. Ia berfokus pada kekuatan Allah, bukan pada kekuatan-nya sendiri, dan juga bukan pada usianya yang lanjut. Allah saja yang akan menolongnya melakukan apa pun yang perlu dilakukannya.

    Kebanyakan dari kita mungkin tidak terpikir akan mengerjakan sesuatu yang besar setelah mencapai usia lanjut. Namun sesungguhnya, kita masih dapat melakukan hal-hal besar bagi Allah, tak peduli berapa pun usia kita. Ketika kesempatan-kesempatan besar muncul, seperti kesempatan yang Kaleb terima, kita tidak perlu menghindarinya. Dengan pertolongan Allah, kita dapat menjadi pemenang! —Linda Washington

    Bapa Surgawi, terima kasih karena Engkau telah memberiku kekuatan untuk menjalani hari demi hari. Tolong aku untuk setia melakukan kehendak-Mu.

    Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. —Filipi 4:13

    Bacaan Alkitab Setahun: Yoel 1-3 dan Wahyu 5

    14 Desember 2017 diubah oleh ZEGA376

  • 14 Desember 2017

    Amin,  terima kasih bang zega..  Atas share firman Nya..  Tuhan Yesus memberkati pelayanan &  segala yang bang lakukan..  Amin

  • ZEGA376

    16 Desember 2017

    ḾѲƧƐƧ ḾƐИƊƐ£ƧƧѲĦИ

    Moses Mendelssohn, filsuf Jerman yang dikenal sebagai Socrates pada jamannya jauh dari disebut tampan. Selain bertubuh pendek, dia juga bungkuk.

    Suatu hari dia mengunjungi seorang pedagang di Hamburg yang mempunyai seorang putri yang cantik bernama Frumtje. Moses tidak dapat menahan dirinya untuk jatuh cinta kepada Frumtje, namun Frumtje jijik dengan penampilannya.

    Saatnya pulang, Moses mengumpulkan keberaniannya dan memanjat tangga ke kamar gadis idamannya agar dapat berbicara.

    "Pujaanku, jika menurutmu aku tua dan mengerikan...itu benar, tapi aku mohon lihatlah aku apa adanya. Sebab disini hatiku berdegup hanya untukmu dan jiwaku merindukan senyumanmu. Pertanyaanku adalah ...maukah engkau menikah denganku?"

    Frumtje memandang Moses dan tertawa terbahak- bahak. "Maafkan aku," sambil menutup mulutnya, "engkau tidak dapat berharap agar aku menyerahkan diriku hanya dengan kata-kata yang indah saja."

    Dengan perasaan malu, Moses bertanya,

    "Apakah engkau percaya bahwa pernikahan adalah suatu rancangan Allah?"

    "Ya," jawab Frumtje, "apa kau juga?"

    "Tentu saja," jawab Moses, "engkau tahu, bahwa di sorga saat bayi laki-laki lahir, Allah telah menetapkan gadis mana yang akan dia nikahi. Dan saat aku lahir aku sudah ditunjukkan siapa calon istriku.

    "Tapi istrimu akan bungkuk." Allah menambahkan. Lalu aku berseru,

    "Ya, Allahku, bungkuk bagi seorang wanita adalah tragedi, sebab itu biarlah aku yang bungkuk dan dia tetap cantik."

    Frumtje tergetar oleh perkataan itu. Dan saat pandangan mereka beradu, dia melihat hanya ada dua jiwa: jiwanya dan jiwa Moses yang terjalin dalam takdir tak terbatas sebelum adanya waktu .... Kemudian Frumtje menyadari suatu anugerah besar bagi dia. Dan dengan suara lembut dia berkata, "saya bersedia."

    Adalah lebih mudah menghakimi, namun sukar untuk mengerti.

    Pengertian membutuhkan belas kasihan, kesabaran dan empati.

    Hanya melalui pengertian kita dapat bertumbuh.

    Hanya melalui pengertian kita dapat mengasihi.

    Hanya melalui pengertian dua jiwa bertemu dalam ikatan kudus melalui pernikahan yang melampaui batas ruang dan waktu.

  • 16 Desember 2017

    Amin. .  :-)  kira nya setiap kita dapat mengerti apa yang jadi Kehendak Tuhan...   :-)

701 – 725 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 28  29  30 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan