Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pendalaman Alkitab Online

ForumAlkitab

726 – 750 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 29  30  31 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ZEGA376

    16 Desember 2017

    Gkj Mergangsan Ngayogyakarta

    Sabtu, 16 Desember 2017

    Minggu Adven II

    Habakkuk 3:13-19; Mazmur 127; Matius 17:9a, 10-13

    DIBANGUN OLEH TUHAN

    Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1)

    Sudah menjadi bukti, bahwa tidak ada bangunan yang benar-benar kokoh. Sekalipun sudah dibangun dengan bahan bangunan yang terbaik, tetapi tetap saja bisa rusak, bahkan bisa sampai hancur. Inilah sifat semua hal yang dibangun oleh manusia. Berbeda tidak seperti yang dibuat oleh Tuhan Allah. Meskipun usianya sudah banyak, pastilah akan senantiasa abadi. Oleh karena itu kalau mau menjadi bagian karya Tuhan, pastilah juga akan menemui keabadian.

    Sebenarnya apa yang dibuat oleh manusia juga bisa abadi, tetapi bahannya harus dari kehendak Tuhan, demikian juga cara merawatnya harus sesuai dengan kehendak Tuhan.

    Pekerjaan semacam ini dapat diperhatikan ketika manusia sungguh-sungguh mengikuti kehendak Tuhan Allah.

    Oleh karena itu keabadian tidak bisa hanya diperhatikan

    melalui apa yang terlihat, tetapi dengan bagaimana manusia akan menyangga semua yang dibuatnya dalam sifat keabadian dari Tuhan Allah.

    Sifat-sifat Allah yang sentosa baik apabila ditempatkan dalam setiap karya kita, sehingga tidak ada pekerjaan yang gampang rusak. Bahkan

    ketika kekuatan itu dari Tuhan Allah, sekalipun menurut mata manusia tidak abadi, hal itu pastilah tetap abadi.

    Oleh karenanya, pilihlah hidup yang dari Tuhan Allah, sehingga hal itulah yang akan menuntun kita pada keabadianNya Tuhan Allah. |*TRW.

    (Sabda Winedhar ~ Sinode GKJ)

    ·

    16 Desember 2017 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    25 Desember 2017

    Baca: Lukas 2:1-10

    2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

    2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.

    2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

    2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, —karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud—

    2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

    2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,

    2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

    2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

    2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

    2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:

    Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

    Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat. —Lukas 2:10-11.

    December 25, 2017  ↔  

    Natal dan Tradisi

    Jika kamu menikmati sebatang candy cane (permen berbentuk tongkat bergaris-garis merah dan putih dengan rasa mint), kamu patut mengucapkan “danke schön” (terima kasih) kepada bangsa Jerman, sebab merekalah yang pertama kalinya menciptakan permen itu di kota Cologne. Saat kamu mengagumi tanaman poinsettia, ucapkan “gracias” kepada bangsa Meksiko, tempat asal tanaman itu. Kamu juga bisa mengucapkan “merci beaucoup” kepada bangsa Prancis untuk istilah noel, dan ucapkan “cheers” kepada bangsa Inggris untuk tanaman mistletoe. Semua itu adalah bagian dari tradisi dalam perayaan Natal, terutama di dunia Barat.

    Akan tetapi, di saat kita menikmati tradisi dan kemeriahan Natal di mana pun kita berada di dunia ini, marilah kita juga dengan tulus mengucapkan “terima kasih” kepada Allah kita yang Mahabaik, Mahakasih, dan Maha Pemurah. Karena Dialah, kita mempunyai alasan untuk merayakan Natal—pemberian-Nya dalam rupa seorang bayi yang lahir di palungan Yudea lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Malaikat mengumumkan kedatangan dari pemberian Allah bagi manusia itu dengan mengatakan, “Sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat” (Luk. 2:10-11).

    Mungkin pada Natal kali ini kamu merasa senang melihat pohon Natal yang terang dan menerima beragam hadiah yang indah. Namun, ingatlah bahwa sukacita sejati kita alami ketika kita mengarahkan perhatian kita kepada sang Bayi bernama Yesus, yang datang untuk “menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21). Kiranya itu menjadi fokus utama kita sembari kita bersyukur kepada Allah atas pemberian Natal dari-Nya yang luar biasa. —Dave Branon

    Tuhan, terima kasih karena Engkau telah datang ke dunia ini di Natal yang pertama. Di tengah segala tradisi dan perayaan kami, tolonglah kami tetap mengutamakan-Mu.

    Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu. —Roma 15:13

    Bacaan Alkitab Setahun: Zefanya 1-3 dan Wahyu 16

    Artikel Terkait:

    Apa yang Kamu Berikan di Hari Natal?

    www.warungsatekamu.org/2017/12/natal-dan-tradisi/

    25 Desember 2017 diubah oleh ZEGA376

  • LEO964

    25 Desember 2017

    mauliate ma tu Tuhanta i

  • ZEGA376

    17 Januari 2018

    MENGASIHI ORANG SULIT

    MENGASIHI ORANG SULIT

    Bacaan: Lukas 19:1-10

    NATS: Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10)

    Membenci Zakheus sangatlah mudah. Sebagai seorang pemungut cukai pemerintah penjajah yang menekan, ia membuat dirinya sendiri kaya dengan memungut pajak yang lebih tinggi dari orang sebangsanya. Namun, yang menggemparkan orang banyak, Yesus justru menghormatinya dengan berkunjung ke rumah Zakheus dan makan bersamanya.

    Seorang hakim yang terkenal tegas menceritakan bagaimana ia belajar untuk berhubungan baik dengan orang-orang yang sulit untuk dikasihi. Pada sebuah khotbah di kebaktian Minggu pagi, pendetanya mendorong jemaat untuk berusaha memandang orang lain melalui mata Yesus.

    Beberapa hari kemudian sang hakim sudah akan memberikan hukuman keras kepada seorang pemuda angkuh yang terus-menerus terlibat masalah. Namun, ia teringat akan apa yang telah disarankan pendetanya. Sang hakim berkata, "Saya memandang mata pemuda ini dan berkata kepadanya bahwa saya pikir ia adalah manusia yang cerdas dan berbakat. Lalu saya berkata kepadanya, 'Mari bicara tentang bagaimana kita dapat membuat hidup Anda lebih kreatif dan membangun.' Dan percakapan itu pun berlangsung dengan sangat baik."

    Yesus memandang Zakheus sebagai orang berdosa yang memiliki sebuah lubang kosong yang hanya dapat diisi oleh-Nya, dan lewat kebaikan hati-Nya Zakheus diubah. Sang hakim tidak dapat melaporkan perubahan yang sama, namun siapakah yang mengetahui hasilnya untuk jangka panjang? Ia memberikan teladan yang baik bagi kita semua, karena ia melihat pria itu melalui mata Yesus --HVL

    BELAS KASIHAN YANG SEJATI

    AKAN MENERAPKAN KASIH DALAM PERBUATAN

  • ZEGA376

    29 Januari 2018

    “PENJAJA ES KRIM”

    Bacaan: 1 Korintus 10:1-13

    NATS: Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Timotius 2:22)

    Jeff kecil berusaha keras menabung untuk membelikan ibunya sebuah hadiah. Usaha itu merupakan perjuangan berat bagi Jeff, karena ia sangat mudah menyerah atas godaan untuk membeli sesuatu dari penjaja es krim, tatkala mobil berwarna cerah itu datang berkeliling di sekitar rumahnya.

    Suatu malam setelah ibunya menyelimutinya di ranjang, ibunya mendengar Jeff berdoa, “Ya Allah, tolonglah aku supaya aku menjauh apabila penjaja es krim datang besok.” Bahkan di usianya yang masih belia, ia telah belajar bahwa cara yang paling baik untuk mengalahkan pencobaan adalah dengan menghindari apa yang menarik bagi kelemahan kita.

    Semua orang percaya dicobai untuk berbuat dosa. Namun demikian, mereka tidak perlu menyerah. Tuhan menyediakan cara untuk menang atas segala bujukan iblis (1 Korintus 10:13). Akan tetapi kita harus melakukan tugas kita. Kadang kala itu termasuk menghindari situasi- situasi yang akan membuat kita kalah secara rohani.

    Rasul Paulus memperingatkan Timotius untuk menjauhi nafsu orang muda (2 Timotius 2:22). Ia harus menjaga jarak dari godaan-godaan yang mungkin akan membuatnya menyerah karena daya pikatnya yang kuat. Itu adalah nasihat yang baik.

    Jika mungkin, kita jangan pernah membiarkan diri kita berada di tempat-tempat yang salah, atau bergaul dengan orang yang akan membujuk kita untuk melakukan hal-hal yang seharusnya kita hindari.

    Karena itu, pastikan Anda untuk lari dari “penjaja es krim”! —Richard De Haan

    KITA AKAN JATUH KE DALAM PENCOBAAN

    JIKA KITA TIDAK LARI DARI PADANYA.

  • ZEGA376

    30 Januari 2018

    PERPUSTAKAAN YANG HILANG

    Bacaan: Yesaya 40:6-8

    NATS: Rumput menjadi kering, ... tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya (Yesaya 40:8)

    Bagian yang paling saya senangi di perpustakaan adalah sejarah dan majalah. Bagaimana dengan Anda? Bayangkanlah jika pada suatu Sabtu pagi Anda datang ke perpustakaan, tetapi hanya menemukan bahwa buku-buku favorit Anda telah menjadi tumpukan abu.

    Berabad-abad yang lalu, hal itulah yang terjadi ketika ribuan buku di Perpustakaan Alexandria dilanda kebakaran. Pada zaman kuno, Alexandria merupakan tempat untuk melakukan penelitian. Lalu pada hari yang membawa bencana di tahun 47 SM, Julius Caesar membakar kapal-kapalnya di pelabuhan Alexandria agar tidak jatuh ke tangan musuh. Api itu segera menyebar ke dok dan gudang senjata angkatan laut, dan akhirnya menghancurkan 400.000 gulungan tulisan yang berharga di dalam perpustakaan.

    Tragedi semacam itu menunjukkan betapa mudahnya materi-materi tertulis itu rusak. Kenyataan ini membuat kelangsungan Alkitab kita sebagai suatu mukjizat. Firman Allah telah melalui berbagai peristiwa pembakaran, kerusuhan, revolusi, penganiayaan, dan bencana. Namun, para ahli teologi berkata bahwa naskah-naskah itu telah terpelihara dengan akurat setelah diperbanyak selama ribuan tahun.

    Allah mengilhamkan penulisan Kitab Suci (2Timotius 3:16) dan telah berjanji untuk memeliharanya sepanjang abad (Yesaya 40:8). Pada kesempatan berikutnya saat Anda membuka Alkitab, luangkanlah waktu untuk merenungkan betapa berharganya Alkitab itu, dan bersyukurlah kepada Allah yang telah menjaganya tetap aman bagi Anda --HDF

    BUKU-BUKU TERLARIS DATANG DAN PERGI

    NAMUN FIRMAN ALLAH TETAP TINGGAL UNTUK SELAMA-LAMANYA

  • ANGGA311

    30 Januari 2018

    ZEGA376 tulis:

    TIADA MASA DEPAN TANPA PENGAMPUNAN

    [[Kebencian menimbulkan pertengkaran; cinta kasih mengampuni semua kesalahan. ]] (Amsal 10:12—BIS)

    ....

    (C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya

    Seperti nonton film  "The Shack" ya Pak :-)

    30 Januari 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • ZEGA376

    31 Januari 2018

    ANGGA311 tulis:

    Seperti nonton film  "The Shack" ya Pak :-)

    Saya malah belum nonton sepertinya

  • ZEGA376

    31 Januari 2018

    VAS NIAT BAIK

    Bacaan: Yakobus 4:13-17

    NATS: Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yakobus 4:17)

    Dalam kartun Peanuts karya Charles Schulz, Marcie memberi bunga kepada gurunya. Tidak mau kalah, Peppermint Patty berkata kepada guru itu, “Saya berpikir untuk melakukan hal yang sama Bu, tetapi saya tidak pernah meluangkan waktu untuk melakukannya. Dapatkah Anda memakai vas yang berisi niat baik?”

    Kita semua pernah mempunyai niat untuk melakukan sesuatu yang baik, tetapi kemudian gagal untuk menindaklanjuti niat itu. Kita mungkin ingin menelepon untuk mengetahui kabar seorang sahabat, atau mengunjungi seorang tetangga yang sedang sakit, atau menulis pesan untuk memberi dorongan kepada seorang yang terkasih. Tetapi kita tidak meluangkan waktu.

    Beberapa orang tahu bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga, dan mereka berencana untuk memercayai-Nya kelak. Namun, mereka selalu menundanya. Mereka mungkin memiliki niat baik, namun hal itu tidak membawa keselamatan.

    Sebagai orang kristiani, kita mungkin mengatakan bahwa kita ingin bertumbuh lebih dekat kepada Tuhan. Tetapi entah bagaimana, kita tidak menyediakan waktu untuk membaca firman Allah atau berdoa.

    Yakobus telah memberi peringatan yang keras mengenai masalah tidak mengambil tindakan: “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (4:17).

    Adakah sesuatu yang kita tunda? Tulislah kartu atau surat itu hari ini. Kunjungilah teman yang sakit itu. Vas yang penuh niat baik tidak akan mencerahkan hari seseorang —Anne Cetas

    MAKSUD BAIK TIDAK AKAN MENJADI BAIK

    SAMPAI MAKSUD ITU DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN

  • ZEGA376

    1 Februari 2018

    HATI SEORANG HAMBA

    Bacaan: 2Timotius 2:19-26

    NATS: ... sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus pandai mengajar, sabar (2Timotius 2:24)

    George Washington Carver adalah seorang ilmuwan Afrika-Amerika yang mengembangkan sejumlah produk dari kacang tanah. Dr. Carver juga adalah seorang hamba Allah yang rendah hati, yang memakai setiap kesempatan untuk berbicara kepada orang lain tentang Juru Selamat yang ia kasihi dan layani.

    Pada tahun 1920-an, para anggota YMCA dan Komisi Kerjasama Antarras meminta Carver untuk berbicara secara resmi di hadapan para mahasiswa kulit putih di perguruan tinggi dan universitas di daerah Selatan. Carver berbicara tentang keajaiban-keajaiban dunia yang natural dan Allah Maha Pengasih yang menciptakan bumi serta semua orang.

    Carver menyatakan bahwa tujuan dari pertemuan-pertemuan ini adalah ia ingin para mahasiswa itu menemukan Yesus dan menjadikan-Nya bagian dari hidup mereka setiap hari, setiap jam, dan waktu demi waktu. "Saya ingin mereka melihat Sang Pencipta melalui benda-benda yang paling kecil dan tampak paling tidak berarti di sekitar mereka."

    Dr. Carver berusaha mengikuti perkataan Paulus kepada seorang pendeta muda: "... sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus pandai mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran" (2Timotius 2:24,25). Pendekatan itu menekankan kuasa injil dan daya tarik yang memenangkan orang dari hati seorang hamba.

    Marilah kita mengikuti teladan Carver --DCM

    BERSAKSI BUKAN SEKADAR PEKERJAAN YANG HARUS DILAKUKAN

    MELAINKAN SUATU KEHIDUPAN YANG HARUS DIJALANI

  • ANGGA311

    1 Februari 2018

    Shalom, Mohon Ijin Pak.

    Saya pribadi merasa diberkati lewat adanya pendalaman Alkitab seperti ini, karena merupakan sarana untuk menjalin hubungan dan mempertanggungjawabkannya dihadapan Tuhan, semakin saya membaca, semakin saya merasa masih ada yang kurang dalam diri saya dan perlu untuk di perbaiki agar kedepan saya lebih berbuah banyak. saya baru join di site ini beberapa minggu lalu, saya akan membaca sampai selesai dan saya rasa lewat Pendalaman Alkitab seperti ini dapat membantu memahami maksud dan rencanaNYA yang indah bagi saya kedepan.

    Terimakasih Pak, tetap berkarya, Tuhan Yesus Berkati. O:)

  • FEBBY001

    1 Februari 2018

    wah film the shack sih udh bener2 is the best banget deh itu mah

    ANGGA311 tulis:

    Seperti nonton film  "The Shack" ya Pak :-)

  • ZEGA376

    1 Februari 2018

    Santapan Harian

    Kamis, 01/02/18

    www.sabda.org/publikasi/e-sh/print/?edisi=20180201

    Mengutamakan Kewajiban

    Markus 6:6-13

    Bekerja sama merupakan usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kerja sama setiap pribadi saling memerhatikan, meneguhkan, menghargai satu sama lain, sehingga selalu ada kekuatan baru dalam tim.

    Ketika Yesus berjalan dari desa ke desa sambil mengajar (7), Ia memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka berdua-dua (7). Konteks perutusan itu terjadi setelah Yesus ditolak di Nazaret, kampung halaman-Nya (bdk. Mrk 6:1-6a). Penolakan tidak membuat-Nya berhenti menyampaikan pengajaran. Ia semakin gigih menyatakan ajaran. Kegigihan-Nya diwujudkan dengan melibatkan para rasul. Mereka tidak diutus sendirian, melainkan berdua-dua. Setiap dua orang menjadi satu tim. Maksud dari perutusan tim adalah supaya mereka saling mendukung satu sama lain. Perutusan berdua-dua didasarkan pada pemahaman bahwa kesaksian hanya sah jika ada dua orang yang menyatakannya (bdk. Ul 19:15).

    Dalam menyatakan kesaksian tentang Kristus para murid diberi kuasa atas roh jahat (7). Mereka dilarang membawa apa-apa dalam perjalanan (8). Hal ini menunjukkan bahwa mereka harus menyerahkan segala pemeliharaan hidup kepada Allah.

    Para murid yang diutus itu nantinya tidak selalu menjumpai tuan rumah yang ramah. Ada pula yang menolak kehadiran mereka. Jika tuan rumah menerima, mereka harus tinggal di tempat itu sampai berangkat dari tempat itu (10). Jika terjadi penolakan, para murid harus segera mengebaskan debu yang di kaki (11). Pengibasan debu sebagai peringatan kepada tuan rumah bahwa mereka ikhlas dengan penolakan itu.

    Injil menceritakan bahwa tim yang diutus oleh Yesus bekerja dengan baik. Ayat 13 menyebutkan bahwa mereka memberitakan pertobatan, mengusir setan, memulihkan orang-orang sakit. Itulah kekuatan tim yang bekerja sama dalam perutusan Yesus.

    Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah siap menyambut perutusan Yesus dan bekerja sama dengan sesama murid-Nya? [WSP]

  • ZEGA376

    3 Februari 2018

    "SAYA TANTANG ANDA!"

    Bacaan: Mazmur 119:41-48

    NATS: Sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya (Mazmur 119:43,44)

    Saya mendengar suatu cerita tentang sebuah gereja kecil yang mengadakan reuni. Seorang mantan jemaat yang menghadiri perayaan itu telah menjadi seorang jutawan. Ketika ia bersaksi bagaimana Allah memberkatinya selama bertahun-tahun, ia mengaitkan hal itu dengan suatu peristiwa dari masa kecilnya.

    Ia mengatakan bahwa ketika masih kecil, saat ia mendapatkan penghasilan pertama, ia memutuskan untuk menyimpannya sampai akhir hidupnya. Namun kemudian seorang misionaris tamu berkhotbah tentang kebutuhan mendesak di ladang misi. Ia bergumul untuk memberikan uangnya itu. "Namun, Tuhan menang," kata lelaki itu. Kemudian, dengan bangga ia menambahkan, "Saya memasukkan uang yang menjadi harta saya itu ke dalam kantung persembahan. Dan saya yakin, alasan Allah sangat memberkati saya adalah karena ketika masih kecil, saya memberikan semua yang saya miliki kepada-Nya." Jemaat terharu mendengar kesaksian itu. Namun, kemudian seorang wanita tua bertubuh kecil yang duduk di depan bersuara, "Saya tantang Anda untuk melakukannya lagi!"

    Ada kebenaran penting di balik cerita itu: Prestasi masa lalu bukanlah ukuran kedewasaan rohani saat ini. Mazmur 119:44 mengatakan, "Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa." Pemazmur sadar ia perlu menjaga komitmennya selalu segar setiap hari.

    Sebagai orang kristiani, kita tidak dapat mengandalkan kemenangan-kemenangan masa lalu. Saat ini kita harus memberikan kesetiaan kita seutuhnya kepada Tuhan. Maka tak ada orang yang akan menantang kita, "Saya tantang Anda untuk melakukannya lagi!" --DCE

    * GUNAKANLAH MASA LALU SEBAGAI "PAPAN LONCAT" BUKAN SEBAGAI "SOFA" *

  • NUEL537

    3 Februari 2018

    cuma mau bilang PA online kurang efektif sih, saya pernah ngalamin sendiri dengan mentor/pembimbing saya, lebih enak PA itu bisa bertatap muka langsung.

    terimakasih

  • ZEGA376

    4 Februari 2018

    Iya benar sih. Layaknya komunikasi lainnya verbal tulisan dan lainnya alangkah lebih jelas dan efektif jikalau bertatap muka langsung. Sama seperti kopdar atau hubungan lainnya. Namun mengingat keterbatasan jarak, waktu, tenaga, biaya dan lainnya, apa salahnya untuk memanfaatkan teknologi komunikasi yang berkembang saat ini untuk membangun komunikasi, pertemanan, hingga jodoh, misal salah satu contohnya melalui JK ini dan masih banyak lagi, FB, ig, wa dll...

    Termasuk untuk bidang pelayanan pekabaran Injil melalui Pendalaman Alkitab online via forum di website JK ini..

    Biarlah di atas segalanya, hanya nama Yesus yg dipermuliakan. Haleluya, Amin.

  • ZEGA376

    4 Februari 2018

    FAKTOR KETAATAN

    Bacaan: Matius 3:13-17

    NATS: Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah (Matius 3:15)

    Dewey VanderVelde menolak dibaptis. Ia bersikeras menolak, bahkan ketika istri dan putrinya dibaptis pada suatu hari Minggu siang.

    Bertahun-tahun kemudian, pendetanya berkhotbah tentang pembaptisan Yesus. Ia menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis pada awalnya menolak untuk membaptis Yesus, tetapi Yesus berkata, “Demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Matius 3:15). Kemudian pendeta itu berkomentar, “Jika Yesus saja menaati kehendak Bapa-Nya, maka kita pun seharusnya begitu.”

    Seusai khotbah itu, Dewey meminta untuk dibaptis. Ia mengatakan bahwa ia mestinya menaati perintah Tuhan dari dulu, dan ia menyesal karena telah begitu keras kepala.

    Tentunya hal ini lebih dari sekadar masalah baptisan; itu adalah masalah ketaatan. Kita pun mungkin bersikap begitu. Mungkin kita bersikeras tidak menaati Tuhan dalam hal tertentu dalam kehidupan kita—berdusta, menipu, mencuri pada saat bekerja, tidak berserah kepada Tuhan.

    Namun, yang harus kita akui adalah: Yesus menaati Bapa-Nya dalam segala hal. Penyerahan diri-Nya membawa-Nya dari puncak popularitas menuju keadaan ditinggalkan. Dari keadaan dielu-elukan orang menuju pada penderitaan dalam kesendirian. Hal itu membawa-Nya ke dalam ruang pengadilan Pilatus, jalan yang mengerikan menuju Kalvari, salib, dan kubur.

    Oleh karena itu, mulai hari ini marilah kita dengan hati yang penuh kerelaan memutuskan untuk menaati Tuhan dalam segala hal —Dave Egner

    IMAN SEJATI AKAN TAAT TANPA MENUNDA-NUNDA

  • ZEGA376

    4 Februari 2018

    Ѧ₦Ậ₭ ℙѦ₦Ѧℍ

    Seorang gadis bernama Sally mendapat pengalaman menarik saat mengikuti kelas seminari dari guru yang bernama Dr. Smith.

    Suatu hari saat memasuki ruangan kelas, Sally melihat ada suatu hal yang menyenangkan disana. Pada dinding ruangan terdapat sebuah papan target panahan yang besar dimana di dekatnya terdapat meja yang terdapat begitu banyak 'dart' (anak panah).

    Dr. Smith meminta setiap orang untuk menggambar wajah dari orang yang masing-masing mereka benci atau yang membuat mereka marah. Dia mengijinkan mereka untuk menempelkannya di papan target dan melemparkan 'dart' itu ke gambar tersebut.

    Teman Sally menggambar wajah gadis yang merebut kekasihnya. Temannya yang lain menggambar adik laki-lakinya. Sally pun menggambar wajah bekas temannya dengan detil, bahkan menggambarkan jerawat di gambar wajah itu. Dia merasa puas dengan apa yang dia gambarkan. Seluruh siswa mulai berbaris dan melempar dart dengan tertawa gembira.

    Beberapa siswa melempar dartnya dengan sepenuh tenaga hingga target mereka tersobek -sobek. Sally pun menunggu gilirannya dengan wajah penuh kekecewaan. Karena waktunya habis, Dr. Smith meminta semua siswa kembali ke tempat duduknya, sementara itu Sally kecewa karena dia tidak mendapat kesempatan untuk melempar dart. Dr. Smith mulai melepaskan papan target yang dipenuhi 'dart' dan ternyata di balik papan target terdapat gambaran Yesus... Kesunyian yang dalam pun menguasai seluruh ruangan saat para siswa memperhatikan gambar Yesus yang begitu hancur. Lubang dan koyakkan menutupi wajah Nya dan mata Nya berlubang.

    Dr. Smith hanya mengucapkan...

    "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

    Matius 25:40

    Tak satupun kata terucap, semua siswa berlinang air mata karena terpusat pada gambar Kristus.

    Kiranya kita melihat wajah Kristus dalam diri setiap orang sebelum melemparkan anak panah.

  • ZEGA376

    5 Februari 2018

    KEGELAPAN DI TENGAH MALAM

    Bacaan: Wahyu 20

    NATS: Mereka inilah ... bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya (Yudas 12,13)

    Ketika saya masih kecil, keluarga kami berkunjung ke sebuah tambang tembaga tua. Setelah turun ke dalam tambang itu, pemandu kami tiba- tiba memadamkan senternya dan kami pun diliputi kegelapan yang terasa mencekam. Seakan-akan kami dapat menyentuh kegelapan tersebut.

    Selama bertahun-tahun berlalu, kenangan tersebut mengingatkan saya berulang kali tentang perkataan Yesus yang berkaitan dengan orang yang terhilang, yang “dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap” (Matius 8:12). Kegelapan di dalam gua selama beberapa saat sudah begitu mencekam, dan coba bayangkan bagaimana rasanya apabila kegelapan itu berlangsung selamanya!

    Pada zaman sekarang, kita sudah jarang mendengar pembicaraan tentang neraka. Namun, itu bukan berarti tidak ada tempat semacam itu.

    Pernahkah Anda memikirkan di mana Anda akan menghabiskan waktu dalam kekekalan? Berdasarkan Kitab Suci, Anda dapat melewatkan kekekalan pada salah satu dari kedua tempat ini, yakni surga atau neraka.

    Jika Anda belum tahu persis tentang surga, mengapa Anda tidak berdoa seperti ini sekarang juga, “Tuhan Yesus, saya percaya Engkau mati di kayu salib untuk dosa-dosa saya dan bangkit dari kematian. Sekarang saya menerima-Mu sebagai Juruselamat saya. Saya tidak ingin menjadi yang terhilang. Saya ingin masuk surga. Selamatkanlah saya!”

    Yesus berjanji, “Barang siapa datang kepadaku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37) —Richard De Haan

    SETIAP PENDOSA PASTI DIAMPUNI ATAU JIKA TIDAK, DIHUKUM

  • ZEGA376

    7 Februari 2018

    BANDEL SEPERTI PRUNES

    KEKUATAN PENGARUH

    Bacaan: Matius 5:1-16

    NATS: Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? (Mat. 5:13)

    Pada 9 Februari 1964, The Beatles tampil di The Ed Sullivan Show dan menawan hati kaum muda Amerika. Setelah mendengarkan musik dan menonton "penampilan" mereka, saya melakukan seperti yang dilakukan jutaan pemuda Amerika -- saya memohon kepada orangtua saya agar boleh memanjangkan rambut. Lalu, bersama sahabat saya, Tommy, saya mulai membentuk band garasi. Penampilan The Beatles sangat memengaruhi kami, sehingga kami berusaha meniru mereka. Peristiwa ini menyadarkan saya pada kekuatan pengaruh.

    Bertahun-tahun kemudian, kekuatan pengaruh menjadi jauh lebih penting bagi saya, yaitu saat saya memulai perjalanan sebagai pengikut Kristus. Saya memiliki hasrat untuk hidup di bawah pengaruh Kristus, tetapi saya juga ingin menjadi "pengaruh" bagi sesama dengan mengarahkan mereka kepada Sang Juru Selamat.

    Di sini Yesus menantang kita untuk memahami Matius 5:13-16. Garam dan terang merupakan faktor yang berpengaruh dalam dunia yang gelap dan rusak. Adapun Kristus, Sang Terang dunia, juga memanggil kita untuk menjadi cahaya yang memberi pengaruh. Sang Maestro yang meneladankan kesucian sempurna memanggil kita untuk menjadi garam yang menambahkan rasa dan mencegah kerusakan dunia.

    Semoga kita tidak hanya dipengaruhi Kristus, tetapi juga menjadi pengaruh demi Yesus Kristus di dunia yang membutuhkan ini --WEC

    Tuhan, kiranya aku menjadi cahaya gemilang

    Dalam segala perkataan dan perbuatan,

    Kasih-Mu yang terpancar melalui hidupku

    Kiranya menuntun seseorang kepada-Mu. --Sper

    SEBAGAI "GARAM DUNIA", ORANG KRISTIANI AKAN MEMBUAT ORANG LAIN HAUS AKAN "AIR YANG HIDUP"

  • ZEGA376

    10 Februari 2018

    Perumpamaan tentang pekerja-pekerja di kebun anggur

    Matius 20:1-16

    "Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: Seorang pemilik kebun anggur keluar pada waktu pagi mencari orang untuk bekerja di kebun anggurnya.

    Sesudah ia setuju membayar mereka satu uang perak sehari, ia menyuruh mereka bekerja di kebun anggurnya.

    Pukul sembilan pagi, pemilik kebun itu pergi lagi, dan melihat beberapa orang sedang menganggur di pasar.

    Maka berkatalah ia kepada mereka, 'Pergilah kalian bekerja di kebun anggur saya. Saya akan membayar kalian dengan upah yang layak.'

    Mereka pun pergi. Pukul dua belas tengah hari dan juga pukul tiga petang, pemilik kebun itu keluar lagi dan berbuat hal yang sama.

    Dan kira-kira pukul lima sore, ia keluar lagi dan melihat masih ada orang yang menganggur. Lalu ia bertanya kepada mereka, 'Mengapa kalian berdiri terus seharian di sini dengan tidak melakukan apa-apa?'

    Orang-orang itu menjawab, 'Tidak ada orang yang mempekerjakan kami.' 'Kalau begitu,' kata pemilik kebun itu, 'pergilah kalian bekerja di kebun anggur saya.'

    Petang hari, pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandurnya, 'Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarlah upah mereka masing-masing, mulai dari orang yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk pertama.'

    Lalu datanglah pekerja-pekerja yang mulai bekerja dari pukul lima petang. Mereka masing-masing menerima satu uang perak.

    Kemudian datang pula pekerja-pekerja yang disewa sejak pagi. Mereka berpikir mereka akan menerima lebih. Padahal mereka hanya diberi satu uang perak juga.

    Waktu menerima uang itu, mereka menggerutu terhadap pemilik kebun:

    'Pekerja-pekerja yang datang terakhir itu cuma bekerja satu jam. Sedangkan kami bekerja seharian di bawah panas terik matahari, namun Tuan membayar mereka sama dengan kami!'

    Pemilik kebun anggur itu menjawab kepada salah seorang dari mereka, 'Kawan, saya tidak bersalah terhadapmu. Bukankah engkau setuju menerima upah satu uang perak untuk pekerjaan sehari?

    Nah, ambillah upahmu, dan pergilah. Saya memang ingin memberi kepada orang yang masuk terakhir itu upah yang sama dengan yang saya berikan kepadamu.

    Apakah saya tidak boleh berbuat semau saya dengan kepunyaan saya? Ataukah engkau iri, karena saya bermurah hati?'"

    Lalu Yesus berkata lagi, "Begitu juga orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan orang-orang yang pertama akan menjadi yang terakhir."

    KACAMATA HITAM

    Bacaan: Matius 20:1-16

    Aji mengidolakan Bayu sebab caranya berjalan dan berpakaian sungguh keren. Bayu sangat terpikat pada Catur. Dan dirinya ingin menjadi seperti Catur yang adalah pemain utama dalam regu basket sekolah. Catur punya kekagumannya tersendiri terhadap Danu yang pandai bergaul. Danu amat terpukau dan terobsesi oleh keterampilan Aji berenang. Lucu. Jika diurutkan, sebenarnya Aji cukup menjadi dirinya sendiri saja.

    Para pekerja pertama ditemukan terdahulu dan mendapat kesempatan pertama untuk bekerja-sementara banyak orang menganggur pada hari itu. Sungguh suatu karunia-berkat, bukan? Mereka pun diupah sesuai perjanjian (ay. 2, 13). Tidak ada yang salah. Tetapi mengapa waktu menerima upahnya mereka bersungut-sungut? (ay. 11). Itu karena mereka membandingkan diri dengan upah yang diterima pekerja-pekerja lain (ay. 9-10). Pembandingan itu membangkitkan iri hati yang menghapus segala rasa syukur atas kebaikan yang telah mereka terima (ay. 15).

    Berkat diberikan untuk diterima dengan syukur. Bukan untuk dibandingkan, apalagi ditandingkan. Mengukur dan mengadunya pasti membuat rasa dengki menyala di hati. Padahal iri hati melenyapkan syukur, kegembiraan, keceriaan, bahkan seluruh kebaikan yang ada pada diri kita. Bukankah itu ongkos yang terlalu mahal untuk dibayar? --PAD/www.renunganharian.net

    IRI HATI LAYAKNYA "KACAMATA HITAM" YANG MEMBUTAKAN KITA

    TERHADAP INDAHNYA KARUNIA KEHIDUPAN.

    -----------------------------------------

    10 Februari 2018 diubah oleh ZEGA376

  • ZEGA376

    19 Februari 2018

    MELAYANI DALAM KETERBATASAN

    Bacaan: Ibrani 11:8-19

    NATS: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (2 Korintus 12:9)

    Ketika belum genap berusia empat tahun, Itzhak Perlman terserang polio, sehingga ia tidak bisa menggunakan kakinya. Tetapi ia lalu mengimbangi kehilangan ini dengan belajar biola. Bertahun-tahun kemudian, ia menghibur banyak orang dengan musik yang ia mainkan. Ia memang kehilangan fungsi kakinya, tetapi permainan musiknya telah memberinya sayap. Itu adalah sebuah contoh devosi yang benar-benar menggugah!

    Beberapa pelayan Allah pun telah menunjukkan devosi yang serupa kepada Tuhan. Mereka telah kehilangan kemampuan tertentu, tetapi kemudian tergugah untuk mengembangkan kemampuan pelayanan yang lain. Misalnya, ketika William Booth, pendiri Bala Keselamatan, menyadari bahwa ia akan buta, ia tidak putus asa. Dengan berpandangan positif, ia berkata kepada teman-temannya bahwa ia telah melayani Kristus ketika ia masih bisa dapat mempergunakan daya penglihatannya, dan ia akan tetap melayani Dia sekuat tenaga meskipun mengalami kebutaan.

    Hal apa yang memotivasi orang kristiani untuk tetap melayani dan mengikuti Yesus sebaik dan sebisa mungkin meskipun mereka mengalami kehilangan atau menghadapi kesulitan? Seperti Abraham, kita hidup menurut iman. Kita mengarahkan pandangan melampaui hidup ini dan menunggu “kota ... yang direncanakan dan dibangun oleh Allah” (Ibrani 11:10). Itu adalah “tanah air yang lebih baik ... tanah air surgawi” (ayat 16).

    Kiranya Roh Kudus memberikan kita kekuatan untuk memuliakan Kristus— entah apa pun keterbatasan kita yang kita miliki —Vernon Grounds

    KEADAAN APA PUN YANG MEMENJARA KITA

    TIDAK DAPAT MEMBATASI KARYA ALLAH MELALUI DIRI KITA

  • ZEGA376

    20 Februari 2018

    TONGKAT SAYA

    Bacaan: Mazmur 73:23-28

    NATS: Karena iman ... Yakub ... menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya (Ibrani 11:21)

    Rak antik di jalan masuk ke rumah kami menyimpan tongkat dari beberapa generasi di keluarga kami. Yang paling saya sukai adalah sebuah tongkat ramping dengan pegangan bulat berlapis emas berukir inisial "DHR". Tongkat itu milik kakek buyut istri saya Carolyn, Daniel Henry Rankin. Anehnya, inisialnya sama dengan inisial nama saya.

    Di ruang belajar saya ada koleksi lain. Di antara barang-barang lainnya terdapat tongkat milik ayah saya yang terbuat dari kayu pohon apel yang dikelupas. Dan dalam sebuah tong kayu di garasi kami terdapat sejumlah peralatan: tongkat untuk bermain ski, tongkat kecil untuk berjalan di salju, dan tongkat untuk lintas alam yang telah saya kumpulkan selama bertahun-tahun. Kelak, saya tak lagi akan menggunakan tongkat-tongkat itu, dan menggantinya dengan tongkat penopang untuk berjalan. Saya akan selalu memerlukan sesuatu atau seseorang untuk bersandar.

    Kemudian saya teringat pada Bapa Yakub tua. Dahulu ia kuat, tetapi kini ia rendah hati dan sungguh-sungguh bersandar pada Allah. Ketika ia sudah hampir meninggal, dengan iman ia "menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya" (Ibrani 11:21).

    Ketika saya bertambah tua, saya belajar untuk lebih bersandar kepada Allah dan kesetiaan-Nya. Selama bertahun-tahun, Dia telah "memegang tangan kananku". Dia membimbing saya dengan nasihat-Nya, dan sesudah itu Dia akan "mengangkat aku ke dalam kemuliaan" (Mazmur 73:23,24).

    Shakespeare menyatakan hal tersebut dengan baik: Allah merupakan "tongkat terbaik di usia tuaku, Dia adalah penyangga terbaikku" --DHR

    BELAJAR DARI KELEMAHAN AKAN MENGAJAR KITA UNTUK BERSANDAR PADA KEKUATAN ALLAH

  • 20 Februari 2018

    Greats

    20 Februari 2018 diubah oleh SITA167

  • 20 Februari 2018

    Nice share, lanjut terus ya

726 – 750 dari 1493    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 29  30  31 ... 60  Selanjutnya Kirim tanggapan