Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat & Rezeki

ForumCampur-campur

1 – 25 dari 57    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • RAEL548

    29 Juni 2015

    sampai skrg saya sendiri belum Mnikah....

    tapi saya mcoba mengangkat Topik sebuah pernikahan menuju Pintu Berkat & rezeki.... disini saya ingat tahu tanggapan member Jk skalian.

    sepasang anak manusia melangsungkan pernikahan ( akan berkeluarga) maka mreka masih berpikir sprt ini (saya kelompokan mreka menurut tahun)

    Tahun 1950 s/d 1985 :

    - usia menikah dibawah 25 tahun

    - mreka masih mau di jodohkan n mreka percaya dgn pasangan mreka kelak.

    - dr jenis Pekerjaan : mreka bertani / berdagang. mreka tdk gengsi / malu untuk bekerja agar dapat mecapai berkat n rezeki (kebahagian).

    - dr jumlah keturunan : mreka berperinsip banyak anak banyak rezeki.

    - dr pandangan norma  : mreka SANGAT malu / TAKUT untuk ber C E R A I

    tahun 1985 s/d 1995

    - usia menikah dibawah 28 tahun:

    - Mereka mcari sendiri Pasangan Mreka / dijodohkan. n mreka percaya dgn pasangan mreka kelak

    - dr jenis pekerjaan : mreka mulai masuk jenis pekerjaan kantoran / berdangang. mreka tdk gengsi / malu untuk bekerja agar dapat mencapai berkat n rezeki (kebahagian)

    - dr jumlah keturunan : mreka berperinsip cukup 5 atau 6 org saja.

    - dr pandangan norma : mreka malu/ takut untuk ber C E R A I

    Tahun 1995 s/d 2005 :

    - usia menikah dibawah 35 tahun

    - Mereka mcari sendiri Pasangan Mreka / dijodohkan. n mreka masih percaya dgn pasangan mreka kelak

    - dr jenis pekerjaan : mreka mulai masuk jenis pekerjaan kantoran / berdangang / berwiraswasta. mreka tdk gengsi / malu untuk bekerja agar dapat mencapai berkat n rezeki (kebahagian)

    - dr jumlah keturunan : mreka berperinsip cukup 2 ATAU 3 ORG anak aja.

    - dr pandangan norma : mreka mulai berpikir tapi masih takut /malu untuk ber C E R A I

    Tahun 2005 s/d 2015 :

    - usia menikah masuk 35 S/D 40 tahun MASIH WAJAR

    - Mereka mcari sendiri Pasangan Mreka / dijodohkan. n mreka masih percaya / tdk percaya lg dgn pasangan mreka kelak

    - dr jenis pekerjaan : mreka mulai melihat jenis pekerjaan pasangan mreka  ??? kantoran / berdangang / berwiraswasta. mreka akan menilai pasangannya. utk dapat mencapai berkat n rezeki (kebahagian)

    - dr jumlah keturunan : mreka berperinsip 1 atau 2 org aja sdh cukup krn kehidupan sdh sulit.

    - dr pandangan norma : mreka sdh dpt berpikir untuk ber C E R A I klo disuruh hidup susah siapa yg mau.

    HAHAHAHHAHAH

    sedih diriku dgn zaman ku ini .....

    krn saya Sdiri tdk punya prinsip sprt ini... (SAYA MASIH MEMEGANG PRINSIP ORG KUNO) TP saya dilahirkan dizaman ini !!!

    BGMN TANGGAPAN MEMBER JK ???

  • IRENE562

    29 Juni 2015

    Aku baca bener juga ya hehehehhe sebenarnya kita takut akan kemampuan kita karena berpikir terlalu jauh ....

  • HENRIKO283

    30 Juni 2015

    Kwatir sama hal-hal yang belom tentu terjadi.Itulah yang banyak di zaman sekarang.Nanti klo merid sama si A,saya gimana.Kerjaannya belom mapan,nanti klo merid sama si B gimana,dia blom ada mobil,nanti klo merid sama si C gimana,dia aja masih tinggal sama orang tua,nanti dan nanti.Ga ada habisnya kekwatiran itu.Percayalah,Tuhan sudah menyediakan rezeki untuk tiap orang.Selama kita mau berusaha dan berdoa tentunya.

    Syalom dan salam semua.

  • HENRI229

    1 Juli 2015

    " Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat & Rezeki "... jadi kalau belum menikah, tdk menuju ke Pintu Berkat & Rezeki gitu...??  Tuhan memberkati kita semua, sesuai dgn porsinya masing-masing.  :-)

  • RONIGO257

    1 Juli 2015

    Maksud dari kalimat tersebut mgk demikian "blom menikah diatas umur 30an" kebanyakan krn takut blom mapan dan takut tdk bisa menafkahi pasangannya kelak, apalagi wanita mrk akan lbh memilih menunda menikah sampai ktemu pria yg benar2 mapan dgn alasan hidup ini sdh susah knp hrs dibuat susah lagi dgn menikah pria tdk mapan. Klo agama ditetangga sebelah (muslim) mrk mayoritas berpikir "setelah nikah Tuhan akan menambahkan rejeki pd klrg tersebut selama kita bnr2 ingin memenuhi kebahagiaan klrg" sehingga kebanyakan dr tetangga sebelah para wanitax rata2 menikah dibawah umur 25 thn..

  • YONATHAN978

    9 Juli 2015

    Topik : Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat & Rezeki ?

    Percaya / Tidak itu tergantung dengan siapa anda menikah.

    Jadi tidak bergantung pada kondisi faktor ekonomi dan jabatan mula - mula.

    Tuhan hanya berpesan untuk tidak menikah dengan :

    II Korintus 6 : 14
    Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

    Faktor ekonomi,dll itu cuman starting point saja, ada yang start jauh didepan, ada yang terbelakang, tapi meskipun mereka sudah ada didepan, belum tentu dapat mencapai finish.

    Jadi carilah pasangan yang benar dimata Tuhan,bukan benar dimata anda, Insya Allah berkah.:-D

  • KEY382

    9 Juli 2015

    Percaya dengan menikah akan membuka pintu rejeki

    Ada 2 tangan yang berdoa dan bekerja

    Ada 2 org yg jalan bersama mencapau tujuan, bisa bekerja sama

    Ada 2 org yg punya cita2 yang sama

    Ada 2 hati yang punya ketetapan

    Maka Tuhan pun akan mencurahkan berkatnya

    Mujizar pertama mengenai mengubah air menjadi anggur

    Di pernikahan kana

    Menunjukan mujizat dan perhatian tuhan thd pernikahan

    Manusia diciptakan berdua , sepasang

    Untuk menguasai bumi dan mengerjakan semuanya

    Jadi lebih baik berdua ..

    Amin

  • ZEFANYA874

    19 Juli 2015

    Hmm... blm tau dan blm terpikirkan bhw pernikahan akan membuka pintu berkat dan rejeki

    Soalnya walau blm menikah juga pintu berkat dan rejeki pasti terbuka bila kita selalu mengandalkan Tuhan :)

  • KAWAT322

    20 Juli 2015

    Keadaan pada masing2 jaman beda.

    IMHO ya :D

    1950 s/d 1985
    Banyak anak banyak rejeki,,,anak bisa membantu orang tua mengurus ladang, menjaga toko, sehingga produktivitas mereka dapat meningkat.  Mereka takut istilah CERAI, kalau mereka cerai anggota keluarga berpisah, berantakan lah lahan dagang/tani mereka.

    1985-1995

    Jumlah penduduk tidak sepadat sekarang, lapangan pekerjaan kantoran masih banyak ...jaman dulu lulusan SLTA bisa kerja kantoran sebagai staff.
    Biaya hidup juga tidak serumit sekarang, anak 4 tidak harus di kasih gadget satu satu.

    1995-2005

    Jumlah penduduk sudah mulai padat , sudah terjadi krisis moneter.,..gaya hidup masyarakat juga udah beda.

    Lapangan pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja,
    Buat mencari pekerjaan orang harus menyelesaikan studi dulu sampai usia 23 tahun (D3)..jadi buat nikah dia harus kerja dulu berapa tahun.

    2005-2015

    Biaya hidup lebih besar, lapangan pekerjaan terbatas, kesempatan berwiraswasta juga susah.

    Boro boro mikir buat menikah, buat hidup sendiri juga sudah lumayan susah kudu ngutang, atau gesek2 kartu kredit.....

    20 Juli 2015 diubah oleh KAWAT322

  • 20 Juli 2015

    Apa yang ditulis oleh bro Rael saya pikir memang itu fakta yg ada sekarang. Tantangan hidup sekarang memang lebih berat dan manusia cenderung cinta akan uang, tidak mau susah, lebih mengikuti trend dunia dan apa kata dunia, kata adat dibandingkan firman Tuhan.

    Kembali ke pribadi kita masing2 bro Rael percaya pada Tuhan dan firmanNya?

    Firman Tuhan agar kita menikah dan bertambah banyak jadi sudah pasti ada berkat Tuhan jika kita menikah, amen.

  • 20 Juli 2015

    Menurut saya bukan hanya lewat pernikahan saja menuju pintu berkat dan rejeki. Kalaupun itu benar, karena tanggung jawab setelah menikah akan semakin besar. Jadi masing-masing pasangan akan bekerja keras (note : jika dikondisikan masa sekarang, istri dan suami bekerja). Kalau anda dan pasangan bekerja keras, berkat rejeki itu akan diberikan oleh Tuhan juga bukan?

  • HERE809

    27 April 2016

    Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat & Rezeki?

    Saya percaya setiap fase kehidupan, ada berkat dan rezekinya sendiri. Tuhan yang menciptakan, pasti Tuhan juga menyediakan dan menyiapkan segala kebutuhan ciptaan-Nya. Kata orang, pernikahan ada berkatnya sendiri. Begitu juga dengan anak, ada berkatnya sendiri.

  • LADYWEN496

    27 April 2016

    PERCAYA sy punya contoh dlm keluarga Tuhan memberkati kami sampai generasi ke 4 tdk kekurangan. Krn kami mengandalkan Tuhan dan semua terlatih menjadi pekerja keras. GBU

  • MUWARDY036

    13 Mei 2016

    RAEL548 tulis:

    Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat

    & Rezeki?

    Ya, saya percaya, JIKA dapat pasangan anak orang kaya, terus doi pinter cari duit, tidak boros, tidak berjudi, narkoba, tidak penyakitan, dsb.

    Soalnya fakta banyak orang yg bercerai karena MASALAH FINANSIAL. Jadi omongan tetangga sebelah kalau menikah akan dibuka pintu rejeki sehingga tidak perlu planning adalah SALAH!

  • TEREHALOHO803

    13 Mei 2016

    Percaya dan usaha :)

  • 13 Mei 2016

    Pertanyaan:

    Apa Anda Percaya, Sebuah Pernikahan Menuju PINTU Berkat & Rezeki?

    Jawaban saya:

    Ga percaya, soalnya sumber berkat & rezeki itu Tuhan.Yang nikah terus kehilangan berkat & rezeki juga ada tuh.

    Kalo udah dikasih berkat & rezeki sama Tuhan, mau nikah atau ngga itu ngga masalah. Pas single diberkati, pas nikah juga diberkati. :-D

  • YUDI139

    14 Mei 2016

    Menikah kalau sama2 bekerja ya tambah rejeki.

    Punya anak itu pengeluaran,

    Suami menikahi istri tipikal ibu rumah tangga. Penghasilan dari suami saja.

    Anaknya keluar tiap tahun karena prinsip banyak anak banyak rejeki.

    Yang ada ya amblas. Suami kabur, istri cerai dengan hak asuh anak. Jadilah janda beranak 1 or lebih. Ini tidak dibahas di topik tapi sekalian dah, lalu ketika jadi janda dengan beban anak, mempersulit kehidupan mereka untuk mencari pasangan baru, yang berjuang ya tetap cari, yang pasrah ya single parenting, happy life? It's hard with your children. Suatu ketika anda akan mencapai kondisi di mana anakmu membantahmu, atau pergi menikah dan meninggalkanmu sendiri. Itu hasil investasi zero return value. Hehehe.

    Kalau jaman dulu ya, suami istirahat, istri kerja, suami kerja, istri istirahat.

    Banyak anak banyak rejeki karena kehidupan agraria.

    Rejeki sudah ada yang atur, mereka masih hidup kan? Iya hidup seperti ini. Anggap wajib belajar 12 tahun sampai SMA saja di contoh ini.

    Bapak berkata ke anak 1 : Nak kamu sudah besar, bekerjalah. Si anak kerja. Setelah 18 tahun keluar uang makan, sekolah, hiburan, dll.

    Bapak berkata ke anak 2 : Nak kamu sudah besar, nekerjalah. Si anak kerja. Setelah 18 tahun keluar uang makan, sekolah, hiburan, dll.

    Bapak berkata ke anak 3 : Nak....dst

    Bapak membesarkan dengan susah payah, anak kerja gaji UMR, rusuh sana sini.

    Kalau saya sih ya ketawa saja lihat pola pikir kaya gitu ya.

    Untung saya orangnya damai dan cuek, kalau saya presiden, itu dibawa bapaknya, di vasektomi paksa. Hehehe.

    Pintu berkat? Saya kok menangkapnya itu trolling orang pintar jaman dulu yang memberikan paham seperti itu karena susah lihat orang senang, dan senang lihat orang menderita.

    Coba dibaca dan direnungkan kisah adam dan hawa. Garis bawahi sebelum mereka makan forbidden fruit, bisa berhubungan seks dan memiliki keturunan, apa yang terjadi pada adam, dan hawa? Hehehe.

    Adam bekerja setengah mati sepanjang hidupnya.

    Hawa bertaruh nyawa melahirkan anaknya, dan hawa juga harus bekerja memenuhi kebutuhan keluarga.

    Umur mereka menjadi singkat dibandingkan sebelumnya.

    Kalau diterjemahkan secara gaya saya *maaf agak kasar*

    You punya kerjaan, makan turun kualitas, hidup turun kualitas demi anakmu. Ya ...(isi sendiri).

    You punya karyawan, makan turun kualitas, hidup turun kualitas demi karyawanmu. Ya dibuang karyawannya.

    Karena kualitasmu turun kamu jadi kurang segala aspek dalam hidup. Akhirnya hidup segan matipun tak mau. That was not a happiness. Itu namanya cari perkara / masalah.

    Kita yang berakal budi pastilah bisa berpikir kan.

    14 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • BHERL649

    14 Mei 2016

    mindset yg sering disalahgunakan di negri ini :(

    okelah untuk bbrp org itu akan memacu mereka untuk bekerja lebih keras krn beban tg jawab...

    tapi saya melihat sendiri nihh kenyataan dr bbrp relasi, tmn ....hanya krn kebelet kawin sementara kerjaan tetap aja ga punya, dan dgn modal percaya doank bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar setelah menikah mereka nekat....

    dan akhirnya mudah ditebak sprt apa hasilnya ...

  • YUDI139

    14 Mei 2016

    BHERL649 tulis:

    mindset yg sering disalahgunakan di negri ini :(

    okelah untuk bbrp org itu akan memacu mereka untuk bekerja lebih keras krn beban tg jawab...

    tapi saya melihat sendiri nihh kenyataan dr bbrp relasi, tmn ....hanya krn kebelet kawin sementara kerjaan tetap aja ga punya, dan dgn modal percaya doank bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar setelah menikah mereka nekat....

    dan akhirnya mudah ditebak sprt apa hasilnya ...

    Saya bantu ceritakan. Hehehe.

    Istri minta duit belanja, suami uring2an belum gajian KDRT. Mortal kombat, hahaha.

    Suami susah tidur, anak nangis terus. Kinerja turun 1 hari langsung 3 SP. Triple kills. Hahaha.

    Istri sebelum nikah cantik perawatan dan bedak ya minimal kose lah, setelah nikah, pake bedak Viva cream baby. Hahaha.

    Suami demo terus ke perusahaan, bukan karena kinerja tapi karena kebutuhan.

    Suami pengen beli celana kerja, anak butuh susu, suami ke kantor tanpa celana....:D ups. Hehehe.

    Dst.

    PS : Si "mbah bijak" jaman dulu yang hobi ngetroll orang, ketawa ngakak sambil menghisap rokok lintingnya dalam2. Emang enak gue kadalin? (Soal nikah buka pintu berkat). Wakaka.

    14 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • BHERL649

    14 Mei 2016

    @yudi139 ∆∆Rampage!!!∆∆

  • 10 September 2016

    Sebenarnya rejeki itu tergantung dari bakat, kesempatan, usaha dan keberuntungan, bukan pernikahan. Jika misalnya aku berbakat menjadi pebisnis, modalnya SEANDAINYA ada (itu kesempatan), aku gigih berusaha dan memang aku dapet kios di lokasi yg ramai ya aku bisa dpt rejeki entah aku nikah atau engga.

  • BARKERPAN650

    10 September 2016

    Anda semua pada benar.

  • 10 September 2016

    BHERL649 tulis:

    mindset yg sering disalahgunakan di negri ini :(

    okelah untuk bbrp org itu akan memacu mereka untuk bekerja lebih keras krn beban tg jawab...

    tapi saya melihat sendiri nihh kenyataan dr bbrp relasi, tmn ....hanya krn kebelet kawin sementara kerjaan tetap aja ga punya, dan dgn modal percaya doank bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar setelah menikah mereka nekat....

    dan akhirnya mudah ditebak sprt apa hasilnya ...

    Wow,... dirimu tegas sekali ya. :-D

  • 10 September 2016

    BARKERPAN650 tulis:

    Anda semua pada benar.

    So? pendapatmu sendiri gimana toh Bar? Kemukakanlah, biar tambah asik nih.

  • XERSOT443

    11 September 2016

    Saya percaya. Pernikahan itu tidak harus menunggu mapan yang penting dirimu cukup umur, sehat jasmani & rohani (butuh surat keterangan sehat dari dokter:-D:-D) Memiliki pendidikan yang cukup. sanggup bekerja keras mencari nafkah sesuai dengan kemampuannya, yang perempuan jangan banyak nuntut yahh, kalau kemampuannya segitu ya segituu. bersyukur dengan apa yang di miliki. Memiliki perkembangan mental yang baik maksudnya sanggup menghadapi & mencari solusi dari setiap permasalahan rumah tangganya. Jika kepala Keluarga tidak memiliki perkembangan mental yang baik akan mudah mengalami tekanan batin & membahayakan diri & keluarga. Makanya banyak orang bilang Nikah itu gak gampangggg. Yang membuat saya khawatir menikah di usia tua. Gairah sexual menurun, susah punya anak & masalah ekonomi. Semakin tua usia seseorang semakin tidak produktif. Makanya itu dianjurkan SEGERA MENIKAH. Jangan sia-siakan harta, agama , melancong & foya-foya dengan kenikmatan duniawi sampai anda tidak sadar dengan status BELUM MENIKAH.

    11 September 2016 diubah oleh XERSOT443

1 – 25 dari 57    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan