Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Mengapa Dia-nya Bercerai?

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 89    Ke halaman:  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • FELIX930

    9 Juli 2015

    Malam teman-teman. Kali ini, saya mengajak kita semua yang bergabung di JK untuk mendiskusikan (maaf, tidak untuk menyalahkan pribadi-- tapi melihat "siapa kambing hitamnya") hal tersulit yang merupakan tantangan kita bersama (baca: Gereja) dan serta mencarikan solusi bersama. Yang mana, belakangan ini angka perceraian atau kawin-cerai makin marak di dalam gereja Kristen (baik Katolik maupun Protestan). Padahal, secara aturan gereja yang telah diwahyukan Tuhan Allah bahwa "Apa yang sudah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Selain maut yang memisahkan". Padahal, kalau boleh jujur sewaktu masa pacaran/ pengenalan itu, kelihatannya baik-baik saja dan terbaca sangat bahagia di kala itu. Pertanyaannya: Mengapa dia-nya (mereka) itu bercerai? Apakah karena "rumput" tetangga lebih menghijau? Ataukah faktor lain yang turut mempengaruhi? Mari, kita berdiskusi. Salam.

  • YULEE694

    9 Juli 2015

    Seblmnya minta maaf duluuu utk smua...

    bercerai juga ada dari faktor pihak keluargaa yg memaksa pasutri utk berpisaaah/berceraaai dg berbagai ancaman atau sifat kekerasan dari klrg Mertua,mau ga mau ya mrk bercerai dari pd nyawa terancaaam...

    ada juga yg bercerai dikarenakan org ketigaaaa...

    bukannya ada pepatah yg blg saat PDKT,pacaran itu saat yg paling manis saat kita sdh menikah yaaa klr deh smua keburukan atau kekurangan pasangan kitaaa...sprt ada yg suka mukul KDRT,kalo sprt itu apakah ada yg masih bs bertahan & bs mempertahankan nyawa dlm berRT...??

  • FELIX930

    10 Juli 2015

    Yulee694@ baik, itu barusan sebagian jawabannya. boleh tahu, yang kamu maksudkan di sini pihak keluarga itu siapa? dari pihak laki-laki atau perempuan? mengapa pihak keluarga memaksa mereka untuk bercerai?

  • YULEE694

    10 Juli 2015

    Kebnykannya ya dari pihak lelaki,mana mgkn pihak wanita yg mengancam dg kekerasan iya kan...wah lain nih yg wartawan lagi nyari infooo...tnya jd mendetail banget...

  • KRISTY206

    10 Juli 2015

    Ada kalanya ketidak jujuran salah 1 pihak ... jadi sampai mengambil keputusan cerai

  • OKTA018

    10 Juli 2015

    sebagai korban dari perceraian(anak)

    ada 1 lg karna ego dan financial, KDRT jg sih

    ego dan financial jd 1 klu dalam kasus sy

    dmn bokap ama nyokap punya persh lebih dari 3,

    sy sendiri binggung yg mana yg salah

    d satu sisi bokap kepengen nyokap d rumah ngurus anak toh masalah finacial gk ada masalah

    tapi nyokap nantang balik bokap knp gk bokap yg d rumah urus anak karna persh yg d jalanin nyokap lbh besar incomenya drpd yg d jalanin bokap

    d satu sisi perempuan(nyokap) punya penghasilan lbh besar dari laki2(Bokap) di sisi lain ada ego dan naluri seorang lelaki sbg kepala rumah tangga untuk menafkahi keluarga.

    akhirnya berantakan lha.....

    korbannya sapa? pasti anak lha.

  • GOLYATSB430

    11 Juli 2015

    Perceraian problemnya cm 1, tp bumbunya yg banyak.. krn bagunan keluarga itu rapuh,  bagi org yg percaya pastinya akn membangun keluarganya dgn pondasi segitiga sama kaki, dimana Kristus sbg sudut atas, suami istri ada disudut bawah, tanpa Kristus sbgai kepala keluarga, sdh pasti jaminanya roboh ketika menghadapi goncangan.

    salam

  • YONATHAN978

    11 Juli 2015

    FELIX930 tulis:

    Malam teman-teman. Kali ini, saya mengajak kita semua yang bergabung di JK untuk mendiskusikan (maaf, tidak untuk menyalahkan pribadi-- tapi melihat "siapa kambing hitamnya") hal tersulit yang merupakan tantangan kita bersama (baca: Gereja) dan serta mencarikan solusi bersama. Yang mana, belakangan ini angka perceraian atau kawin-cerai makin marak di dalam gereja Kristen (baik Katolik maupun Protestan). Padahal, secara aturan gereja yang telah diwahyukan Tuhan Allah bahwa "Apa yang sudah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Selain maut yang memisahkan". Padahal, kalau boleh jujur sewaktu masa pacaran/ pengenalan itu, kelihatannya baik-baik saja dan terbaca sangat bahagia di kala itu. Pertanyaannya: Mengapa dia-nya (mereka) itu bercerai? Apakah karena "rumput" tetangga lebih menghijau? Ataukah faktor lain yang turut mempengaruhi? Mari, kita berdiskusi. Salam.

    Kalau menurut saya karena pada saat mereka BERPACARAN, kerjaannya cuman : jalan - jalan, nonton bioskop, makan, belanja, dll.

    Jadi saat BERPACARAN cuma aktifitas fisik saja yang lebih banyak dilakukan, SEHARUSNYA : KOMUNIKASI-lah yang harus diutamakan, jadi dalam komunikasi tersebut dibahas tentang :

    1.) MASA LALU, kalau ada masa lalu yang kelam harus diceritakan ke pasangan, bukan malah ditutup - tutupi, hanya karena takut kehilangan dia ( Main FAIR sejak AWAL ),karena saat pemberkatan nikah bukan hanya manusia yang memberkati, tetapi TUHAN juga turut serta ( TUHAN itu KUDUS ). Bagaimana TUHAN yang KUDUS memberkati pernikahan yang tidak KUDUS ? Karena [ernikahan yang kuat harus dibangun dengan Yesus sebagai FONDASI-nya.

    2.) MASA KINI, masa kini membahas tentang apa yang dilakukan tiap pasangan saat itu, misalnya : pekerjaannya, gajinya, teman - temannya, keluarganya, dsb. Jadi kalau ada ganjalan tentang salah satunya yah bisa dimusyawarahkan, kalau tidak yah sudah, jangan memaksakan hubungan yang tidak baik dari semula.

    3.) MASA DEPAN, masa depan membahas apa saja yang akan dilakukan di masa depan, misalnya mau punya anak berapa, terus siapa nanti yang akan mengurus anak, apakah isteri masih boleh bekerja,dsb. Karena pernikahan itu ibarat berlayar dengan 1 PERAHU, kalau tujuan akhirnya tidak sama, yah pasti nanti  akan berpisah ditengah - tengah.

    Dan yang tak kalah penting mungkin karena :

    Pada saat berjuang untuk mendapatkan pasangannya menjadi isteri / suami, mereka mau menggunakan berbagai macam cara,baik halal / haram. Tetapi ketika sudah dapat mereka LUPA UNTUK MERAWAT & MEMPERTAHANKAN komitmen mereka, sehingga itu membuka celah bagi pencobaan.

    Tak perduli CINTA AWAL yang sebesar apapun, kalau tidak di-charge pasti akan habis suatu saat nanti.

    Dan Cinta itu ibarat tanaman, perlu air dan sinar matahari untuk tetap hidup. Jadi jangan jemu - jemu untuk memberikanlah pujian kepada suami / isteri anda, serta jangan menghianati kepercayaannya dengan BERSELINGKUH, karena TUHAN bisa memaafkan & melupakan, sedangkan MANUSIA paling tinggi cuma bisa Memaafkan, tidak untuk melupakan, jadi hubungan yang sudah TERKHIANATI pastinya tidak akan menjadi 100 % lagi.

    Sekian dari saya, kalau ada salah kata mohon maaf CMIIW.:-)

  • 11 Juli 2015

    Hai Felix

    Ketika saya masih muda dan single seperti kamu, saya jg sangat memuja ayat ini: apa yg telah dipersatukan oleh Allah janganlah diceraikan oleh manusia. saat itu saya juga merasa indah sekali jika suami istri bisa terus bersama sampai maut memisahkan.

    Namun sayangnya, ada kalanya pernikahan menjadi berbahaya alias mengancam nyawa pasangan. Misalnya pd kasus KDRT di mana sudah ada penyerangan fisik (kepala istri dibanting ke tembok oleh suami). Kalo istri ini meninggal, krn suaminya tdk pernah ingin berubah kasihan istrinya jika trs serumah dng suaminya ini. Kalaupun istrinya tetap hidup, benturan di kepalanya (otak) bisa mengakibatkan gegar otak atau cacat mental (IQ nya menjadi rendah). Bayangkan jika seseorang cacat mental, dia hrs dirawat seumur hdp oleh anggota keluarganya (krn dia tdk bs mengurus dirinya: tdk bs masak, tdk bs belanja, tdk mampu bekerja dll). kasihan sekali seorang ibu menjadi cacat mental di saat seharusnya dia bs merawat dan mendidik anak2nya. Walhasi si ibu dan smua anaknya menjadi beban keluarga lain apalagi jika si ayah masuk penjara/tdk bs kerja.

  • GOLYATSB430

    11 Juli 2015

    Mbak Anita..

    kenapa terjadi KDRT, dimana kasih, knp Tuhan tdk menolong??

    Salam

  • GUNAWAN880

    11 Juli 2015

    ada beberapa hal yg mengakibatkan perceraian,mungkin saat pertama kali kita hanya lihat luarnya saja(cinta karena nafsu),ini termasuk awal dari sebuah perceraian,bila masalah financial,KDRT atau yg lainnya tergantung seberapa tekunnya kita berdoa agar mujizatt terjadi...hanya bila awalnya cinta karena nafsu kita akan lebih mudah tergoda dan berpaling,inilah awalnya muncul yg tdk diinginkan...

    Andalkanlah Tuhan dalam menentukan pasanganmu,banyak pasangan saat pacaran bertahun-tahun mampu menyembunyikan sikap buruknya,setelah menikan kelihatan aslinya dan kenyataanya ada banyak orang pacaran sampai 10 tahun setelah menikah hanya 6 bulan cerai....berarti ada apa?

    Carilah pasangan yg Takut akan Tuhan jgn lihat fisiknya,bila kamu di berkati Tuhan apapun bisa kamu rubah,minta hikmat dan bergumullah....

  • DEBORA588

    11 Juli 2015

    Sekedar share cerita seorang teman.

    Bercerai karna sampai 3tahun belum mempunyai keturunan, ibu mertua bilang ke anak laki-laki nya bahwa wanita yang di nikahi nya adalah  wanita sial, karna tidak bisa hamil. Teman ku bilang untuk sama-sama cek ke rs biar diperiksa kondisi kesehatan masing-masing, terus biar di kasih obat sama dokter. Tapi ibu mertua tetap yakin bahwa si wanita lah yang mandul.

    Siapa yang disalahkan? Intervensi mertua kah? Atau anak lelaki yang terlalu tunduk dengan ibu nya, begitu ibu nya blg ceraikan istri mu, langsung sang anak pun mengiyakan nasehat si ibu.

  • GOLYATSB430

    11 Juli 2015

    DEBORA588

    Siapa yang disalahkan? Intervensi mertua kah? Atau anak lelaki yang terlalu tunduk dengan ibu nya, begitu ibu nya blg ceraikan istri mu, langsung sang anak pun mengiyakan nasehat si ibu.

    ada hikmat Tuhan yg bisa diambil dr cerita temanmu itu.

    jawabanya masih sama.. tidak ada Kristus sebagai kepala keluarga dlm keluarga itu. Maka terjadilah bumbu2 penghacur pernikahan yg menang..

    skrg2 ini bnyk manusia2 yg munafik, hamba2 nafsu, bertopeng kepalsuan.. pastinya Tuhan sedih melihat umatNya yg pd menjual imanya.. iblis saat ini bersatu padu menyerang keluarga2 kristen, anak2 muda kristen yg mau membangun keluarga..  

  • FELIX930

    12 Juli 2015

    Debora: baik, terima kasih. Tapi dalam hal ini, Apakah teman mu itu, sempat menceritakan ke kamu juga tentang cita-cita awal mereka berkeinginan berumah tangga dan sudah siap dengan segala kemungkinan yang ada? Sehingga saya kembali bertanya, Mengapa sampai terjadi demikian? Salam.

    DEBORA588 tulis:

    Sekedar share cerita seorang teman.

    Bercerai karna sampai 3tahun belum mempunyai keturunan, ibu mertua bilang ke anak laki-laki nya bahwa wanita yang di nikahi nya adalah  wanita sial, karna tidak bisa hamil. Teman ku bilang untuk sama-sama cek ke rs biar diperiksa kondisi kesehatan masing-masing, terus biar di kasih obat sama dokter. Tapi ibu mertua tetap yakin bahwa si wanita lah yang mandul.

    Siapa yang disalahkan? Intervensi mertua kah? Atau anak lelaki yang terlalu tunduk dengan ibu nya, begitu ibu nya blg ceraikan istri mu, langsung sang anak pun mengiyakan nasehat si ibu.

  • FELIX930

    12 Juli 2015

    Yulee: maaf, apa benar kebanyakannya dari pihak lelaki? Ataukah masih ada sesuatu yang terus mengitarinya dari belakang? Salam

    YULEE694 tulis:

    Kebnykannya ya dari pihak lelaki,mana mgkn pihak wanita yg mengancam dg kekerasan iya kan...wah lain nih yg wartawan lagi nyari infooo...tnya jd mendetail banget...

  • FELIX930

    12 Juli 2015

    Kristy: woow menarik. jawaban simple, "ada kalanya". Saya kembali bertanya, sebelumnya, kejujuran itu dikemanakan? Apakah disimpan di kantong baju? Ataukah tertempel pada sapu tangan? Salam.

    KRISTY206 tulis:

    Ada kalanya ketidak jujuran salah 1 pihak ... jadi sampai mengambil keputusan cerai

  • FELIX930

    12 Juli 2015

    Okta: baik, terima kasih. Pertanyaannya, dimanakah komitmen awal itu? Apa karena salah menyimpan?:-) Salam.

    OKTA018 tulis:

    sebagai korban dari perceraian(anak)

    ada 1 lg karna ego dan financial, KDRT jg sih

    ego dan financial jd 1 klu dalam kasus sy

    dmn bokap ama nyokap punya persh lebih dari 3,

    sy sendiri binggung yg mana yg salah

    d satu sisi bokap kepengen nyokap d rumah ngurus anak toh masalah finacial gk ada masalah

    tapi nyokap nantang balik bokap knp gk bokap yg d rumah urus anak karna persh yg d jalanin nyokap lbh besar incomenya drpd yg d jalanin bokap

    d satu sisi perempuan(nyokap) punya penghasilan lbh besar dari laki2(Bokap) di sisi lain ada ego dan naluri seorang lelaki sbg kepala rumah tangga untuk menafkahi keluarga.

    akhirnya berantakan lha.....

    korbannya sapa? pasti anak lha.

  • FELIX930

    12 Juli 2015

    Golyat: baik, terima kasih. Sangat sederhana, "bumbu dan segitiga sama kaki". Pada batang kaki mana kah, Kristus seharusnya dilibatkan? Mengapa kaki dan bukan anggota tubuh lain-Nya?:-) Salam.

    GOLYATSB430 tulis:

    Perceraian problemnya cm 1, tp bumbunya yg banyak.. krn bagunan keluarga itu rapuh,  bagi org yg percaya pastinya akn membangun keluarganya dgn pondasi segitiga sama kaki, dimana Kristus sbg sudut atas, suami istri ada disudut bawah, tanpa Kristus sbgai kepala keluarga, sdh pasti jaminanya roboh ketika menghadapi goncangan.

    salam

  • 12 Juli 2015

    Saya belum pernah menikah tp saya yang dengar bahwa kunci utuk pernikahan yang langgeng hanya satu yaitu takut akan Tuhan. Didalam takut akan Tuhan yang benar terdapat pengenalan akan firmanNya yang baik yang menjadi penuntun dalam mengarungi bahtera pernikahan.

    Jadi firman Tuhan patokannya, bukan ego, bukan kehebatan pribadi, bukan mertua,  orangtua, bukan uang, bukan emosi sesaat.... dsbnya

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Donnysam: baik, terima kasih. Mereka juga termasuk orang yang takut akan Tuhan, lho. Tapi mengapa mereka masih saja bercerai? Apa yang melatar belakanginya? Salam

    DONNYSAM914 tulis:

    Saya belum pernah menikah tp saya yang dengar bahwa kunci utuk pernikahan yang langgeng hanya satu yaitu takut akan Tuhan. Didalam takut akan Tuhan yang benar terdapat pengenalan akan firmanNya yang baik yang menjadi penuntun dalam mengarungi bahtera pernikahan.

    Jadi firman Tuhan patokannya, bukan ego, bukan kehebatan pribadi, bukan mertua,  orangtua, bukan uang, bukan emosi sesaat.... dsbnya

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Yonathan: baik, terima kasih. Sederhana, "masa lalu, masa kini dan masa depan". Waktu itu, dikemanakan masa masa itu, sehingga mereka masih saja bercerai? Apa karena saking enaknya menikmati masa masa itu? Atau?:-)

    YONATHAN978 tulis:

    Kalau menurut saya karena pada saat mereka BERPACARAN, kerjaannya cuman : jalan - jalan, nonton bioskop, makan, belanja, dll.

    Jadi saat BERPACARAN cuma aktifitas fisik saja yang lebih banyak dilakukan, SEHARUSNYA : KOMUNIKASI-lah yang harus diutamakan, jadi dalam komunikasi tersebut dibahas tentang :

    1.) MASA LALU, kalau ada masa lalu yang kelam harus diceritakan ke pasangan, bukan malah ditutup - tutupi, hanya karena takut kehilangan dia ( Main FAIR sejak AWAL ),karena saat pemberkatan nikah bukan hanya manusia yang memberkati, tetapi TUHAN juga turut serta ( TUHAN itu KUDUS ). Bagaimana TUHAN yang KUDUS memberkati pernikahan yang tidak KUDUS ? Karena [ernikahan yang kuat harus dibangun dengan Yesus sebagai FONDASI-nya.

    2.) MASA KINI, masa kini membahas tentang apa yang dilakukan tiap pasangan saat itu, misalnya : pekerjaannya, gajinya, teman - temannya, keluarganya, dsb. Jadi kalau ada ganjalan tentang salah satunya yah bisa dimusyawarahkan, kalau tidak yah sudah, jangan memaksakan hubungan yang tidak baik dari semula.

    3.) MASA DEPAN, masa depan membahas apa saja yang akan dilakukan di masa depan, misalnya mau punya anak berapa, terus siapa nanti yang akan mengurus anak, apakah isteri masih boleh bekerja,dsb. Karena pernikahan itu ibarat berlayar dengan 1 PERAHU, kalau tujuan akhirnya tidak sama, yah pasti nanti  akan berpisah ditengah - tengah.

    Dan yang tak kalah penting mungkin karena :

    Pada saat berjuang untuk mendapatkan pasangannya menjadi isteri / suami, mereka mau menggunakan berbagai macam cara,baik halal / haram. Tetapi ketika sudah dapat mereka LUPA UNTUK MERAWAT & MEMPERTAHANKAN komitmen mereka, sehingga itu membuka celah bagi pencobaan.

    Tak perduli CINTA AWAL yang sebesar apapun, kalau tidak di-charge pasti akan habis suatu saat nanti.

    Dan Cinta itu ibarat tanaman, perlu air dan sinar matahari untuk tetap hidup. Jadi jangan jemu - jemu untuk memberikanlah pujian kepada suami / isteri anda, serta jangan menghianati kepercayaannya dengan BERSELINGKUH, karena TUHAN bisa memaafkan & melupakan, sedangkan MANUSIA paling tinggi cuma bisa Memaafkan, tidak untuk melupakan, jadi hubungan yang sudah TERKHIANATI pastinya tidak akan menjadi 100 % lagi.

    Sekian dari saya, kalau ada salah kata mohon maaf CMIIW.:-)

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Gunawan: baik, terima kasih. Mereka termasuk orang tekun berdoa kok. Ada apa sehingga mereka toh nekad bercerai? Salam.

    GUNAWAN880 tulis:

    ada beberapa hal yg mengakibatkan perceraian,mungkin saat pertama kali kita hanya lihat luarnya saja(cinta karena nafsu),ini termasuk awal dari sebuah perceraian,bila masalah financial,KDRT atau yg lainnya tergantung seberapa tekunnya kita berdoa agar mujizatt terjadi...hanya bila awalnya cinta karena nafsu kita akan lebih mudah tergoda dan berpaling,inilah awalnya muncul yg tdk diinginkan...

    Andalkanlah Tuhan dalam menentukan pasanganmu,banyak pasangan saat pacaran bertahun-tahun mampu menyembunyikan sikap buruknya,setelah menikan kelihatan aslinya dan kenyataanya ada banyak orang pacaran sampai 10 tahun setelah menikah hanya 6 bulan cerai....berarti ada apa?

    Carilah pasangan yg Takut akan Tuhan jgn lihat fisiknya,bila kamu di berkati Tuhan apapun bisa kamu rubah,minta hikmat dan bergumullah....

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Anita: baik, terima kasih. Ayat itu merupakan kunci dalam pernikahan. Namun, mengapa mereka bercerai (menelusuri ayat itu). Apa ayat itu kurang mempan dalam pertahankan bahtera rumah tangganya? Salam.

    ANITA089 tulis:

    Hai Felix

    Ketika saya masih muda dan single seperti kamu, saya jg sangat memuja ayat ini: apa yg telah dipersatukan oleh Allah janganlah diceraikan oleh manusia. saat itu saya juga merasa indah sekali jika suami istri bisa terus bersama sampai maut memisahkan.

    Namun sayangnya, ada kalanya pernikahan menjadi berbahaya alias mengancam nyawa pasangan. Misalnya pd kasus KDRT di mana sudah ada penyerangan fisik (kepala istri dibanting ke tembok oleh suami). Kalo istri ini meninggal, krn suaminya tdk pernah ingin berubah kasihan istrinya jika trs serumah dng suaminya ini. Kalaupun istrinya tetap hidup, benturan di kepalanya (otak) bisa mengakibatkan gegar otak atau cacat mental (IQ nya menjadi rendah). Bayangkan jika seseorang cacat mental, dia hrs dirawat seumur hdp oleh anggota keluarganya (krn dia tdk bs mengurus dirinya: tdk bs masak, tdk bs belanja, tdk mampu bekerja dll). kasihan sekali seorang ibu menjadi cacat mental di saat seharusnya dia bs merawat dan mendidik anak2nya. Walhasi si ibu dan smua anaknya menjadi beban keluarga lain apalagi jika si ayah masuk penjara/tdk bs kerja.

  • 13 Juli 2015

    Salah satu cara menghindari perceraian, pilihlah pasangan yang takut akan Tuhan, jangan tunggu sudah menikah baru sadar dia ternyata bukan pria/wanita takut akan Tuhan.

    Manusia tetap bisa salah atau gagal sekalipun rajin berdoa dan baca alkitab, hamba2 Tuhan sendiri ada yg bercerai dan sebagian ada yg kembali rujuk.

    Ada yg diceraikan istrinya karna terlalu sibuk pelayanan, dia lupa dia juga seorang suami yg wajib mengasihi istri (menyediakan waktu  untuknya).

    Jadi takut akan Tuhan kuncinya, itulah yg  juga bisa membuat rujuk.

    Dalam takut akan Tuhan juga ada keberanian utk mengaku salah dan ingin berdamai dan saling mengasihi kembali.

    Saya ngak pengen banyak komen, cocoknya mereka2 yg sudah pernah / sedang menikah komen di sini

  • LUCY800

    13 Juli 2015

    Mungkin tidak adanya saling pengertian. Masih mengutamakan ego masing2. Seharusnya setelah berumah tangga.. ego musti dikubur dlm2.. yg dipikirkan mustinya kebaikan utk keluarga bkn lg pribadinya masing2.. jgn ada konflik dikit langsung minta cerai dan malah kdrt. Itu bkn org yg takut Tuhan. Mustinya dibicarakan baik2 n cari jln tengahnya..

    teori emg mudah c.. praktek yg sulit.. hehe.. berhubung saya jg lom nikah jd hanya bisa teori dl. Semoga stlh nikah praktek jg lancar.. amin..

1 – 25 dari 89    Ke halaman:  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan