Perceraian dan pernikahan kembali

LENI722 tulis:

Ketika dalam pernikahan yg ada hanya stress,rasa sedih,amarah,bahkan kebencian..apakah pernikahan seperti itu harus terus dipertahankan???Toh...belasan tahun sdh berusaha utk memperjuangkannya,tapi apakah ada hasilnya kalau kita hanya berjuang sendiri???Anak pasti jd korban perceraian,tapi anak akan lebih jd korban berada dlm pernikahan yg sangat tdk bahagia#nyatanya jauh lbh bahagia setelah bercerai#Lalu apakah seorang Kristen tidak boleh menikah lg???Dengan tidak menyakiti pihak manapun sy rasa pernikahan kedua bukanlah sebuah dosa...Sy berfikir sederhana...semua orang ingin dan berhak untuk bahagia,jika kita berada di satu tempat yg selalu dipenuhi dg kesedihan,apakah kita berdosa kalau kita meninggalkan tempat tsb???#sy tdk pernah sedikitpun punya penyesalan krn bercerai....krn belasan tahun sy berjuang utk "tidak bercerai"

Perjuangan kita tidaklah melawan darh dan daging saja....ingatlah sis....jangan kalah...sis ngga pernah sendiri...selalu ada Tuhan Yesus...coba deh nonton kesaksian perjuangan keluarga robby sugara agar robby sugara kembali kepada mereka....

Berdoalah lagi sis...habis habisan berdoa buat suami....manusia tidak bisa berubah tp Tuhan sanggup ubahkan semua...nikmati saja Tuhan...layanilah Tuhan ikut komsel biar ada yg berdoa dan menguatkan...jangan nyerah...berdoa terus....

Mantap kak itulah satu2nya jalan yaitu berdoa kepada Tuhan Yesus apapun yg terjadi dihidup pernikahan kita sampai semua menjadi baik kembali dan terbebas dari perceraian...

sbenernya kalau dipikir2 manusia sendiri yg bikin kasus yg ribet2 tentang pernikahan kayak kasus yg di post diatas, coba kalau hidupnya lurus gak kekiri atau kekanan pasti indah pernikahan itu...

IMELDAULI969 tulis:

Walau keras tp memang begitulah adanya...firman Tuhan sebenarnya ngga bisandi tawar....yang nawar itu kita manusia dan kompromi....mari saudaraku yang sdh bercerai...berdoalah kembali bagi pasangannya...pulihkanlah diri kalian dan doa habis habisan...kalo kalian mengganggap ngga sanggup...minyalah kesanggupan dari Tuhan...kalo ngga bisa memaaafkan ..minta hati ug memaafkan...karena firman Tuhan itu ngga bisa di tawar....

ANITA089 tulis:

Banyak yg bilang bhw org Kristen kalo cerai hidup ga boleh menikah kembali. Hanya jika suami/istri meninggal, org Kristen yang bersangkutan boleh menikah lagi.

Adilkah ini? Kita lihat ada pasangan Kristen hidup bersama (tanpa nikah), putus hubungan, masing2 menemukan pacar Kristen baru dan menikah di gereja. Hal ini kok lbh didukung sanak sdr/teman seiman drpd org Kristen yg menempuh prosedur yg benar (menikah sah di gereja lalu bercerai) dan ingin menikah kembali?

Ada jg org Kristen yg menikah dng non Kristen lalu cerai. Ketika org Kristen itu menikah lg dng org Kristen di gereja, itu jg lbh didukung krn itu pernikahan gereja yg pertama. Adil ga tuh bagi org Kristen yg sdh menempuh prosedur yg benar di atas?

Kayaknya ga adil, ya, jawabannya. Jadi, mestinya sih setelah bercerai org Kristen didukung tuk menikah lagi.

Hidup itu bukan masalah adil...dan menuntut hak kita...tp masalah ketaatan...firman Tuhan itu ya dan amin...firman Tuhan dahulu hingga sekarang tidak berubah...yg berubah adalah caranya mengaplikasikan dengan kompromi....

Bukankah tugas pasangannya yg berdoa dalam susah dan senang dan sakit dan sehat....mnrtku ketika suami atau isteri selingkuh mereka sedang sakit...ada gangguan jiwa...dan tugas pasangannya lah yg berdoa habis habisan dan saling memulihkan....

Maaf sis....aku tetap.percaya kalo firman Tuhan itu jelas dan ngga bisa di tawar...dan memang menyakitkan tp disitulah kita harus lercaya bahwa badai hidup kita akan mereda dan kembali cerah...tp spt di matius 8:23-27....Tuhan kan tanya mengapakah kamu kurang percaya....andalkan lah Tuhan dalam segala lakumu....firman Tuhan jelas sekali...amsal percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan jangan lah mengandalkan diri sendiri....

Berdoalah kembali ke pasangannya....

Karena sudah jelas ketika menikah..sumpah dan janji pernikahan adalah hingga maut memisahkan....

Jangan kompromi....atau pernikahan yg di jalani menjadi tidak berkat malah akan menjadi masalah terus....mau ya pernikahannya menderita.....

Pemeliharaan Tuhan selalu ada bahkan orang fasik Tuhan bisa buat jadi kaya raya...tp kan kita yg kenal Yesus bukan orang fasik...masa gaya hidup kita spt orang fasik....

Berdoa...berdoa dan andalkan Tuhan....

RUSTON812 tulis:

Mantap kak itulah satu2nya jalan yaitu berdoa kepada Tuhan Yesus apapun yg terjadi dihidup pernikahan kita sampai semua menjadi baik kembali dan terbebas dari perceraian...

sbenernya kalau dipikir2 manusia sendiri yg bikin kasus yg ribet2 tentang pernikahan kayak kasus yg di post diatas, coba kalau hidupnya lurus gak kekiri atau kekanan pasti indah pernikahan itu...

Maaf bung...kita ngga tahu apa yg terjadi di antara pasangan....pasti berat...kan sudah di akui bahwa dia tidak tahu hal ini...banyak pasangan sekarang yg menikah karena suka dan siap menikah...tp mereka ngga mengerti apa gunanya konselor pernikahan...sebelum menikah bahkan ketika ada masslah dalam pernikahan....

Menurutku ngga ada yg bisa di salahkan bahkan yg selingkuh sekalipun...

Menikah itu memang ribet kalo ngga dalam Tuhan...tp kalo dalam Tuhan luar biasa...karena aku lihat kok...perbedaan mendasar dari pernikahan yg Tuhan sebagai pusat atau Christ center marriage atau Christ hanya di luar pintu saja dalam pernikahan...

Makanya aku bilang dan suggest sangat penting punya komunitas yg sehat agar bisa saling belajar....saling menguatkan .....aku saja ikut komsel dimana semua nya pasangan yg sudsh menikah...ngga papa...karena aku ngga ada waktu yg lain...dan aku butuh komunitas...aku butuh di ayomi...dan di doakan...hidup si gke juga ngga mudah...

YUDISAJA095 tulis:

Yup benar gereja sekarang sudah makin terbuka dengan kasus perceraian, ada teman yang menikah lagi setelah cerai, dia menikah lagi daripada terus kembali jatuh dalam dosa

Jika melihat ini saya jadi teringat sesuatu yang tentu dalam hal berbeda, tapi konteksnya tentang sesuatu yang sebenarnya tidak ideal atau tidak seharusnya tapi diperlukan, yaitu sikap PGI yang setuju dengan pernikahan beda agama karena situasi dan kondisi yang diperlukan itu

news.metrotvnews.com/read/2014 ... ahan-beda-agama

Salah satunya berisi :

PGI memandang, akibat pengabaian ini banyak pasangan berbeda agama yang justru terjebak karena tidak dapat melaksanakan perkawinan. Karena pelarangan tersebut, PGI hawatir akan adanya tindakan melegalkan hidup bersama tanpa pernikahan akibat ketidakmampuan Pasal 2 ayat (1) mengakomodir pasangan-pasangan yang tidak dapat menikah karena berbeda keyakinan.

Maaf kalo soal pgi...beberapa kali sya perhatikan kebijakannya sdh kompromi...jadi ingat ketika Tuhan Yesus marah di bait Allah...

Masa sekarang adalah masa dimana manusia semakin jahat...bahkan pgi pernah secara gegabaj menyetujui lgbt...maaf bung..gereja kalo sudah kompromi dengan dosa...menjauhlah dari gereja itu...karena akan berakhir dalam perzinahan...zinah kompromi dalam dosa...hingga akhirnya akan sama spt amerika...

Amerika sudah mengalami kemunduran krn kompromi pertama..melegalkan aborsi...padahal itu kekejian dimata Tuhan...terus mereka tidak jalani falsah in God we trust ketika seorang atheis keberatan anaknya belajar dan berdoa dalam ke kristenan dan iti ada amandemennya....yg terakhir ....lgbt di legalkan.....

Seharusnya PGI tidak boleh kompromi...aneh menurut saya kenapa PGI yg ikut dunia dan kompromi...sangat tidak benar...makanya sekarang pgi bukan satu satunya organisasi gereja....

Asal pgi jangan sampai jadi gereja episkopal di amerika.yg setuju pernikahan sesama jenis...bahkan pendetanya pun ada yg lesbi ataupun gay....

Pernah baca bagaimana Amerika semakin rusak bahkan pendeta stephen Tong jadi black list krn tidak akui lgbt....

Kalo Amerika adalah gereja Tuhan maka..siap siaplah kebinasaan...karena firman Tuhan jelas...semua akan di gubcang hingga tinggal tetap yang tidak terguncangkan yaitu iman kita...

Banyak berdoa saudara saudaraku yg terpaksa pisah dari pasangannya dengan alasan menyakitkan apapun....

Firman Tuhan itu tetap...tidak berubah dahulu dan sekarang.......berdoalah...dan kanhan menyerah dengan pasangan kalian...berdoalah habis habisan..karena bercerai itu keji dimata Tuhan....bukan masalah adil atau tidak adil masalahnya mau taat pada firman Tuhan..walau keadaan kita menyakitkan....jangan menyerah....

Kalo sudah menikah jangan coba2 untuk bercerai, apalagi sudah berjanji di hadapan Tuhan. Gak perlu alasan ini dan itu.. saling menyalahkan yg satu dgn yg lain.. itu konyol dan sangat bodoh. Jangan merasa diri kita yg paling benar dan menyalahkan pasangan. Mur dan baut kalo tidak diputar dengan perlahan Tidak akan menyatu. Apalagi dengan emosi, hancur semua. Jangan coba2 menyalahkan Tuhan, itu adalah pilihan kita , harus terima apa adanya, bukan adanya apa?.. kita jangan merasa sempurna saat memilih pasangan hidup, walau seiman, tapi selalu focus pd Tuhan saat memilih pasangan, jangan liat luarnya, sebab casing bisa menipu. Minta petunjuk Tuhan. Kalo kita gak dekat dengan Tuhan bagaimana kita bisa tau siapa pasangan hidup kita, kadang kita terlalu takut, lalu asal ambil asal comot, karna sesuai kriteria kita, mungkin karna cantik, ganteng, muda, kaya, bla..bla..bla.. jadi nggak usah bikin alasan kayak hawa dan adam. Itu bodoh diri kita sendiri.

MICHO684 tulis:

Seandainya jika memang dilarang..keadaan saudari Tanti masih muda dan anak akan butuh seseorang kelak..apakah akan memutuskan kembali menikah atau akan mengambil langkah untuk tetap sendiri?

Menikah lagi donk

Hehehehehe

Seseorang tolong jelaskan kepada saya mengenai

Matius 19:9

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah 1 , lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.

Saya tidak menganggap perceraian adalah yg baik dan dianjurkan..namun saya masih mau bertanya bahwa pernikahan itu menjadi satu daging..jikalau salah satunya dari pasangan kita ada yang selingkuh dan menjadi satu tubuh dengan orang lain (berhubungan seksual) bagaimana tentang hal tersebut.. bukankah itu menjadi sebuah pembusukan dalam 1 daging..jika kita coba kompromikan itu tapi pasangan tidak merubah sikapnya dan terjadi bertahun-tahun dalam rumah tangga dan tetap melakukan itu akankah dibiarkan membusuk bersama (pasangan yang tidak bersalah busuk karena sakit yang teramat sangat akibat hal tersebut) dan yg bersalah membusuk karena kelakuannya dan anak-anak membusuk juga secara psikologis karena pertengkaran orang tua dan kelakuan pasangan yg bersalah.terima kasih

Topik yang menarik... terus terang ini salah satu alasan definitif utama mengapa aku pribadi cukup sulit dan selektif memilih pendamping, karena pernikahan dalam iman Katolik ku adalah sekali seumur hidup pada inti nya..

Terlepas beberapa dispensasi perceraian, tetap ada namun hanya dalam hal-hal tertentu saja (nanti share selepas pulang kerja). Inti nya memang susah buat menikah, lebih susah lagi buat mempertahankan pernikahan namun firman Tuhan disana sudah cukup jelas - bukan kewenangan kita sebagai manusia untuk memilih dan memilah mana ajaran gereja yang harus diikuti dan tidak berdasarkan bobot nya.

Namun tentu nya tidak menafikan tantangan dan kesulitan pasutri kristiani sehingga gereja tentu nya memiliki fasilitas konseling.

ARGO784 tulis:

Kalo sudah menikah jangan coba2 untuk bercerai, apalagi sudah berjanji di hadapan Tuhan. Gak perlu alasan ini dan itu.. saling menyalahkan yg satu dgn yg lain.. itu konyol dan sangat bodoh. Jangan merasa diri kita yg paling benar dan menyalahkan pasangan. Mur dan baut kalo tidak diputar dengan perlahan Tidak akan menyatu. Apalagi dengan emosi, hancur semua. Jangan coba2 menyalahkan Tuhan, itu adalah pilihan kita , harus terima apa adanya, bukan adanya apa?.. kita jangan merasa sempurna saat memilih pasangan hidup, walau seiman, tapi selalu focus pd Tuhan saat memilih pasangan, jangan liat luarnya, sebab casing bisa menipu. Minta petunjuk Tuhan. Kalo kita gak dekat dengan Tuhan bagaimana kita bisa tau siapa pasangan hidup kita, kadang kita terlalu takut, lalu asal ambil asal comot, karna sesuai kriteria kita, mungkin karna cantik, ganteng, muda, kaya, bla..bla..bla.. jadi nggak usah bikin alasan kayak hawa dan adam. Itu bodoh diri kita sendiri.

Setuju bang....

MICHO684 tulis:

Seseorang tolong jelaskan kepada saya mengenai

Matius 19:9

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah 1 , lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.

Saya tidak menganggap perceraian adalah yg baik dan dianjurkan..namun saya masih mau bertanya bahwa pernikahan itu menjadi satu daging..jikalau salah satunya dari pasangan kita ada yang selingkuh dan menjadi satu tubuh dengan orang lain (berhubungan seksual) bagaimana tentang hal tersebut.. bukankah itu menjadi sebuah pembusukan dalam 1 daging..jika kita coba kompromikan itu tapi pasangan tidak merubah sikapnya dan terjadi bertahun-tahun dalam rumah tangga dan tetap melakukan itu akankah dibiarkan membusuk bersama (pasangan yang tidak bersalah busuk karena sakit yang teramat sangat akibat hal tersebut) dan yg bersalah membusuk karena kelakuannya dan anak-anak membusuk juga secara psikologis karena pertengkaran orang tua dan kelakuan pasangan yg bersalah.terima kasih

Coba baca ttg Yeremia....isterinya kalo ngga salah pelacur...

MICHO684 tulis:

Seseorang tolong jelaskan kepada saya mengenai

Matius 19:9

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah 1 , lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.

Saya copaskan ayat-ayat lain yang senafas dengan Mat 19:9,

Matius 5:32 LAI TB,
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

Markus 10:11-12 LAI TB,
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.

Lukas 16:18 LAI TB,
Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."

Apa yang tertulis dalam Injil Markus dan Lukas memberi kesan bahwa Tuhan Yesus melawan setiap perceraian baik dari pihak istri maupun suami, juga apabila ada perzinahan. Penginjil Markus lebih mentitiberatkan pada inti pengajaran Yesus, walaupun Markus mengerti juga bahwa seorang suami tidak bisa membiarkan istrinya apabila ia "serong" dengan berubungan seksual dengan laki-laki lain atau sebaliknya.

Mungkin orang Kristen dapat mengartikan apa yang tertulis dalam Injil Matius itu merumuskan maksud Tuhan Yesus dengan lebih teliti bahwa pada pokoknya, Yesus melawan setiap perceraian, tetapi apabila seorang istri sangat kurang setia, maka sulitlah pernikahan itu berjalan terus. Namun apakah demikian pembenarannya?

Sekarang saya akan bandingkan Mat 5:32, Mar 10:11-12, Luk 16:18 dengan,

Matius 1:19 LAI-TB,
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.


Semua orang Kristen yang pernah membaca Injil Mat 1:18-25, tentu tahu bahwa pada saat itu Yusuf "belumlah menikah" dengan Maria ketika Maria "hamil di luar nikah" (kepada umat Katolik, saya mohon maaf, saya tidak sedang bermaksud mendiskreditkan Bunda Maria tetapi saya sedang menyesuakan pembahasan dengan konteks ayat, mohon dimaklumi)

(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Silakan Anda kaji apakah benar, Yusuf boleh "menceraikan" Maria pada saat itu? (Kalo menurut saya tidak boleh). Itulah makna Matius 5:32 dan 19:9 di atas, jika dikaji dari pola pikir dan tradisi Yahudi.

Terlebih lagi, yang harus dimengerti juga adalah bahwa berdasarkan hukum Yahudi, jika istri kedapatan berzinah, bukan perceraian yang dihadapinya melainkan hukuman rajam sampai mati :

Imamat 20:10 LAI-TB,
Bila seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu.


Dengan demikian, menceraikan "karena zinah" atau dengan alasan "si istri melakukan perzinahan" bukanlah opsi yang dimungkinkan pada Hukum Taurat. Karena sanksi dari perzinahan itu sebenarnya bukanlah perceraian tetapi hukuman mati dengan rajam.

Yesus Kristus konsisten dengan pengajaran pada Perjanjian Lama, bahwa perceraian dianggap sebagai sesuatu yang tidak patut :

Maleakhi 2:16 LAI-TB,
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

Saya tidak menganggap perceraian adalah yg baik dan dianjurkan..namun saya masih mau bertanya bahwa pernikahan itu menjadi satu daging..jikalau salah satunya dari pasangan kita ada yang selingkuh dan menjadi satu tubuh dengan orang lain (berhubungan seksual) bagaimana tentang hal tersebut.. bukankah itu menjadi sebuah pembusukan dalam 1 daging...

Semoga statement Anda yang saya bold tetap seperti itu selama-lamanya.

Mengenai opini Anda di atas, Rasul Paulus menasihatkan sebagai berikut,

1 Korintus 7:10-16 LAI-TB,
(10) Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
(11) Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
(12) Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
(13) Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
(14) Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
(15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
(16) Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?

IMELDAULI969 tulis:

Maaf kalo soal pgi...beberapa kali sya perhatikan kebijakannya sdh kompromi...jadi ingat ketika Tuhan Yesus marah di bait Allah...

Apakah Anda sudah cek dan ricek ke situs resmi PGI?
Apakah Anda sudah membaca penjelasan dari pihak-pihak PGI yang berwenang?

Masa sekarang adalah masa dimana manusia semakin jahat...bahkan pgi pernah secara gegabaj menyetujui lgbt...

Apakah Anda sudah cek dan ricek ke situs resminya dan membaca secara menyeluruh rilis resmi pernyataan pastoral PGI tentang LGBT?

Saya sudah dan saya tidak menemukan hal yang Anda maksudkan di atas atau jika Anda berkenan, sudilah kiranya membeberkan poin-poin yang memang Anda tidak setujui, siapa tahu justru sayalah yang tidak dapat menangkap maksudnya.

VIRUSKASIH805 tulis:

Apakah Anda sudah cek dan ricek ke situs resmi PGI?

Apakah Anda sudah membaca penjelasan dari pihak-pihak PGI yang berwenang?

Apakah Anda sudah cek dan ricek ke situs resminya dan membaca secara menyeluruh rilis resmi pernyataan pastoral PGI tentang LGBT?

Saya sudah dan saya tidak menemukan hal yang Anda maksudkan di atas atau jika Anda berkenan, sudilah kiranya membeberkan poin-poin yang memang Anda tidak setujui, siapa tahu justru sayalah yang tidak dapat menangkap maksudnya.

Ada tp sdh di tarik kembali.....surat itu beredar awal awal ketika lgbt secara uu di akui di amerika...dan pgi mengakui tp tdk gamblang cenderung multi tafsir....masa anda tidak tahu...hal itu di tentang oleh umat kristiani di seluruh Indonesia...terutama gbi....sangat menentang....anda saja yg browsing....saya baca kok....makanya saya bilang gegabah....karena multitafsir....

Tuh baca saja...

www.jawaban.com/read/article/i ... ng_lgbtbenarkah

www.gbibumianggrek.com/2016/07 ... i-tentang-lgbt/

Firman Tuhan sdh jelas ..pemburit tidak masuk kerajaan sorga di wahyu...masih perlu saya yg cari....

Pada dasarnya perceraian itu tidak alkitabiah,sebab tak ada 1 ayat yg menjelaskan bahwa perceraian itu di perbolehkan Tuhan,

Jadi tinggal pribadi masing2 yang bisa mengukur imannya,dia orang kristen ato pengikut Tuhan Yesus,

Sebab pengikut Tuhan Yesus itu harus setia,sebab Tuhan Yesus sendiri telah menjadi teladan Dia setia sampai mati di atas kayu salib.

Jika cuma puas dengan status kekristenan ayat2 alkitab menjadi bacaan saja,dan Tuhan Yesus tau bahwa banyak orang Kristen tidak mengasihi Tuhan Yesus,itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata"Jikalau kamu mengasihi Aku,kamu akan menuruti segala perintahKu,(Yohanes 14:15)

Jika saudara MICHO bertanya:Apakah Tuhan Yesus mengijinkan menikah kembali?

Aku akan menjawab"tidak boleh"

Memang dalam Matius 19:9 Tuhan Yesus tidak berkata :"jangan menikah lagi"Tetapi Tuhan Yesus berkata:jika menikah kembali,ia berzinah"

Dan kita tau bahwa dalam 10 Firman Allah salah satunya adalah "Jangan berzinah"

Ya aku berkata sesuai apa yang telah aku terima saat belajar pendalaman alkitab,jadi jika tidak berkenan aku minta maaf,

Kembali lagi kepada setiap individu bagaimana ingin menghidupi kehidupan imannya mau setia kepada Fiman Tuhan ato tidak.itu saja kuncinya.

MICHO684 tulis:

Saya adalah orang yang tidak mengerti akan firman ALLAH ketika saya memutuskan berpisah...Setelah itu BAPA mulai tuntun saya kedalam kasihNya dan hidup dalam DIA.

Satu saat saya diberitahu oleh seseorang dan mulai membaca apakah boleh seorang Kristen bercerai terlebih menikah kembali..ini adalah satu pergumulan bagi saya pada saat itu.bagaimanakah menurut saudara tentang hal ini.

Ayat yang saya baca adalah kejadian 2..Matius 19:9.. ulangan 24..1korintus 7:10

Khusus untuk Matius 19:9 apakah Yesus mengizinkan pernikahan kembali?

Terima kasih saudaraku :)

Dalam janji nikah,

Suami istri bersedia menerima dlm keadaan sakit atopun sehat.

Sakit rohani itu seperti:selingkuh,berbohong,dll.

Sakit jasmani ya sakit dalam tubuhnya.

Suami istri telah bersedia menerima seluruh nya dari pasangannya.

Sebenarnya dlm rumahtangga jika ada masalah itu dari kedua belah pihak baik suami dan istri.

Jika sampai ada istri ato suami sampai selingkuh itu menandakan bahwa suami istri tidak bisa menjaga keutuhan rumahtangga,

MICHO684 tulis:

Seseorang tolong jelaskan kepada saya mengenai

Matius 19:9

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah 1 , lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.

Saya tidak menganggap perceraian adalah yg baik dan dianjurkan..namun saya masih mau bertanya bahwa pernikahan itu menjadi satu daging..jikalau salah satunya dari pasangan kita ada yang selingkuh dan menjadi satu tubuh dengan orang lain (berhubungan seksual) bagaimana tentang hal tersebut.. bukankah itu menjadi sebuah pembusukan dalam 1 daging..jika kita coba kompromikan itu tapi pasangan tidak merubah sikapnya dan terjadi bertahun-tahun dalam rumah tangga dan tetap melakukan itu akankah dibiarkan membusuk bersama (pasangan yang tidak bersalah busuk karena sakit yang teramat sangat akibat hal tersebut) dan yg bersalah membusuk karena kelakuannya dan anak-anak membusuk juga secara psikologis karena pertengkaran orang tua dan kelakuan pasangan yg bersalah.terima kasih

Pernah ada seorang teman gara-gara ia menikah lagi setelah bercerai, rekannya dalam gereja, tidak mau menegur lagi, menjadi berubah terhadap teman saya, dari ceritanya padahal mereka intinya sangat akrab dan dekat

Teman saya ini memilih menikah daripada jatuh dalam dosa terus, jadi pernikahan ini jadi keputusan bagi dirinya

Menurut saya ada orang yang kuat tapi ada juga orang yang memang tidak kuat, jika orang memang tidak kuat, sudah berjuang keras berkali-kali, bagaimana?

Maksudnya, apakah sikap orang kristen yang melihat itu tetap membiarkan orang terus berkali-kali dalam dosa atau bagaimana?

Ini mungkin seperti orang yang kumpul kebo karena sulit menikah karena perbedaan agama, apakah tetap membiarkan hal itu? atau bagaimana?

Di sini ada jurang antara apa yang seharusnya dan realitas itu sendiri

Seperti misal sikap ahok yang tidak mungkin membiarkan tempat porstitusi ditutup, karena mereka akan menyebar ke mana-mana, tapi jika ada satu tempat yang jelas, maka disitu bisa dipantau dan diurus, keberadaan porstitusi memang tidak benar, tapi pemerintah berhadapan dengan realitas itu sendiri, apakah dengan ahok memusatkan porstitusi disatu tempat adalah hal yang salah? atau bagaimana seharusnya?

Lalu menurut kalian, apa dan bagaimana sikap gereja yang tepat untuk melihat keberadaan realitas yang ada, diam saja? atau ikut berperan untuk menyelesaikan? jika iya, bagaimana seharusnya cara menyelesaikan dari keberadaan realitas-realitas seperti itu dengan tindakan nyata?

MICHO684 tulis:

Seseorang tolong jelaskan kepada saya mengenai

Matius 19:9

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah 1 , lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.

sbnerny hrs djelaskan lsng biar jelas.. tpi sbisa mungkin saya cba jelakan lwt tulisan

ayat itu berbicara perceraian kita dengan tuhan bro.. jgn diartikan secara harafiah..  

yeremia 3:1 buat dipahami jg biar jelas matius td

awal nya bangsa israel hidup dlm ksh karunia dengan allah.. krn israel maksa untuk meminta hukum.. maka allah ksh 2 loh batu itu.. israel lepas dri kasih karunia dan hidup dbwh hukum taurat

itu yg dmaksud yesus ketika ia bicara kepada orang farisi di matius 19

baca juga efesus 5:32 biar smakin jelas

percerain yg dimaksud mengenai hub kita dengan allah bukan secara harafiah

Iya bro,semua kembali kepada pribadi masing2 sebab hanya dirinya sendiri yang tau sejauh mana imannya kepada Tuhan,seorang pelayan bahkan pendeta sekalipun bisa jatuh dlm dosa,kalo tidak kuat menempel pada pokok anggur yaitu Tuhan Yesus,

Sangat tidak benar jika kita mengucilkan saudara kita saat dia menghadapi masalah,sebab perceraian itu cuma berdampak pada dirinya sendiri,jadi sebaiknya menjadi sahabat harus mendukung untuk bangkit dan mengikut Tuhan,,

YUDISAJA095 tulis:

Pernah ada seorang teman gara-gara ia menikah lagi setelah bercerai, rekannya dalam gereja, tidak mau menegur lagi, menjadi berubah terhadap teman saya, dari ceritanya padahal mereka intinya sangat akrab dan dekat

Teman saya ini memilih menikah daripada jatuh dalam dosa terus, jadi pernikahan ini jadi keputusan bagi dirinya

Menurut saya ada orang yang kuat tapi ada juga orang yang memang tidak kuat, jika orang memang tidak kuat, sudah berjuang keras berkali-kali, bagaimana?

Maksudnya, apakah sikap orang kristen yang melihat itu tetap membiarkan orang terus berkali-kali dalam dosa atau bagaimana?

Ini mungkin seperti orang yang kumpul kebo karena sulit menikah karena perbedaan agama, apakah tetap membiarkan hal itu? atau bagaimana?

Di sini ada jurang antara apa yang seharusnya dan realitas itu sendiri

Seperti misal sikap ahok yang tidak mungkin membiarkan tempat porstitusi ditutup, karena mereka akan menyebar ke mana-mana, tapi jika ada satu tempat yang jelas, maka disitu bisa dipantau dan diurus, keberadaan porstitusi memang tidak benar, tapi pemerintah berhadapan dengan realitas itu sendiri, apakah dengan ahok memusatkan porstitusi disatu tempat adalah hal yang salah? atau bagaimana seharusnya?

Lalu menurut kalian, apa dan bagaimana sikap gereja yang tepat untuk melihat keberadaan realitas yang ada, diam saja? atau ikut berperan untuk menyelesaikan? jika iya, bagaimana seharusnya cara menyelesaikan dari keberadaan realitas-realitas seperti itu dengan tindakan nyata?

sebenarnya topik ini sdh pernah dibahas beberapa kali y.

pendapat sy pribadi pernikahan itu adl keputusan yg diambil oleh manusia, ketika keputusan itu diambil konsekuensi apapun yg terjadi sebetulnya hrs diterima. krn yg memilih pasangan kita kan diri kita sendiri.

bercerai pun itu jg adalah pilihan manusia apapun alasannya.

jadi yg sy tekankan adalah jgn smp ada perkataan ketika menikah ini adalah jodoh yg dr Tuhan dan ketika bercerai muncul perkataan ini adl kehendak Tuhan.

nah itu yg buat sy br salah besar.

kl pertanyaan apakah setelah bercerai bole menikah kembali sy kembalikan ke pribadi masing2, y kalopun terjadi perceraian pertama kemudian memutuskan menikah lg jadikanlah pengalaman yg pertama batu pijakan utk menata dgn baik spy tdk ada perceraian ke 2

tp kl setelah menikah lg trs terjadi perceraian lg ya ini yg repot, apapun alasannya ya otomatis pasti dipertanyakan. he3

nah menyikapi komen dr bro yudi pendapat sy pribadi  ini sebenarnya penyakit org Kristen sekarang, ketika ada org yg dianggap berdosa or sekuler jstru dijauhi, pdhal setau sy dasar dr ke Kristenan adl kasih dan bukankah kita ada utk menjadi terang? bukankah org kristen diumpamakan lilin yg menyala di kegelapan? kl kemudian di dalam 1ruangan isinya byk lilin yg menyala semua apakah ada gunanya sedangkan di ruang sebelah gelap gulita?

atau jangan2 di ruangan pertama walaupun ada byk lilin ternyata hanya ada 1/2 saja yg menyala sdg lilin yg lain tdk menyala???

maaf kalo ada kata2 yg kurang berkenan

Tuhan memberkati

Klo kata Firman Tuhan yg sudah di satukan Tuhan TIDAK boleh di pisahkan manusia,,,kecuali kematian...

Klo ada yg mau menikah setelah bercerai,,,silahkan saja..

#menikahlalucerai

#cerailalumenikah

#unik....

Saya pikir 'kumpul kebo' bukan:hanya sekedar krn saling cinta dan krn beda agama (bila ini alasannya) dan tidak ada jalan lalu akhirnya tinggal bersama. Kita diberi kemampuan untuk mempertimbangkan sebuah pilihan hidup dan sepertinya bukan hanya krn itu. Kalo tetap ingin tinggal bersama dan sah secara agama ada jalannya bukan? bisa pindah agama. Atau bila tidak ada jalan menikah dgn beda agama; memilih berpisah, tetapi mengapa mereka memilih tinggal bersama? pastinya sedikit banyak juga dipengaruhi nilai2 yg dianut.

YUDISAJA095 tulis:

Ini mungkin seperti orang yang kumpul kebo karena sulit menikah karena perbedaan agama, apakah tetap membiarkan hal itu? atau bagaimana?

Di sini ada jurang antara apa yang seharusnya dan realitas itu sendiri

JOHANES801 tulis:

sebenarnya topik ini sdh pernah dibahas beberapa kali y.

pendapat sy pribadi pernikahan itu adl keputusan yg diambil oleh manusia, ketika keputusan itu diambil konsekuensi apapun yg terjadi sebetulnya hrs diterima. krn yg memilih pasangan kita kan diri kita sendiri.

bercerai pun itu jg adalah pilihan manusia apapun alasannya.

jadi yg sy tekankan adalah jgn smp ada perkataan ketika menikah ini adalah jodoh yg dr Tuhan dan ketika bercerai muncul perkataan ini adl kehendak Tuhan.

nah itu yg buat sy br salah besar.

kl pertanyaan apakah setelah bercerai bole menikah kembali sy kembalikan ke pribadi masing2, y kalopun terjadi perceraian pertama kemudian memutuskan menikah lg jadikanlah pengalaman yg pertama batu pijakan utk menata dgn baik spy tdk ada perceraian ke 2

tp kl setelah menikah lg trs terjadi perceraian lg ya ini yg repot, apapun alasannya ya otomatis pasti dipertanyakan. he3

nah menyikapi komen dr bro yudi pendapat sy pribadi  ini sebenarnya penyakit org Kristen sekarang, ketika ada org yg dianggap berdosa or sekuler jstru dijauhi, pdhal setau sy dasar dr ke Kristenan adl kasih dan bukankah kita ada utk menjadi terang? bukankah org kristen diumpamakan lilin yg menyala di kegelapan? kl kemudian di dalam 1ruangan isinya byk lilin yg menyala semua apakah ada gunanya sedangkan di ruang sebelah gelap gulita?

atau jangan2 di ruangan pertama walaupun ada byk lilin ternyata hanya ada 1/2 saja yg menyala sdg lilin yg lain tdk menyala???

maaf kalo ada kata2 yg kurang berkenan

Tuhan memberkati

Saya setuju dengan sis elisa....ngga boleh ya sdh ngga boleh....

Memang berat...yg ambil keputusan menikah sendiri yg bercerai juga sendiri...tp apakah ketuka terjadi perselingkuhan....pasangannya memilih alternative ke 3 yaitu berdoa dan memaafkan dan minta Tuhan memberi hati yanh memaafkan....kalo bercerai kan berarti pilihannya sdh pasti bukan dr Tuhan....apalhi menikah hingga mau memisahkan....

Banyak alasan orang berselingkuh...tp banyak juga yg bertahan dan bercerai...skrng tinggal mau follow Jesus atau christianity....

Bercerai memang rada banyak godaan bagi pria....bagi wanita secara psikis ngga terlalu mumet spt pria....

Tetap saja perceraian bukan option...

Berdoalah bagi pasangan yg sakit baik secara rohani dan jasmani kan harus saling support....

Pertama-tama, apapun pandangan mengenai perceraian, penting untuk mengingat kata-kata Alkitab dalam Maleakhi 2:16a: “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel.”

Menurut Alkitab, kehendak Allah terhadap pernikahan sebagai komitmen seumur hidup. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6).

Meskipun demikian, Allah menyadari bahwa karena pernikahan melibatkan dua manusia yang berdosa, perceraian akan terjadi.

Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan beberapa hukum untuk melindungi hak-hak dari orang yang bercerai, khususnya bagi perempuan (Ulangan 24:1-4). Yesus menekankan bahwa hukum-hukum ini diberikan karena ketegaran hati manusia, bukan karena rencana Allah (Matius 19:8).

Kontroversi mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab mengacu pada kata-kata Yesus dalam Matius 5:32 dan 19:9. Frasa “kecuali karena zinah,” adalah satu-satunya alasan dalam Alkitab di mana Allah memberikan izin untuk perceraian dan pernikahan kembali.

Banyak penafsir Alkitab yang memahami “klausul pengecualian” ini hanya merujuk pada “perzinahan” yang terjadi pada masa “pertunangan.” Dalam tradisi Yahudi, pria dan perempuan dianggap sudah menikah walaupun mereka masih “bertunangan.” Percabulan dalam masa “pertunangan” ini bisa menjadi satu-satunya alasan bagi seseorang untuk bercerai.

Namun demikian, bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai “perzinahan” bisa merujuk pada bermacam bentuk percabulan. Kata ini bisa berarti perzinahan, pelacuran dan penyelewengan seks.

Yesus mungkin bermaksud mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi perzinahan. Hubungan seksual merupakan bagian integral dari ikatan penikahan, “keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat menjadi alasan untuk bercerai.

Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga menyorot tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9) mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam kerangka “klausa pengecualian”, bagaimanapun itu ditafsirkan.

Penting untuk diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan menikah kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tersebut, izin untuk menikah kembali setelah perceraian adalah kemurahan Allah kepada pasangan yang tidak bersalah, bukan kepada pasangan yang berbuat zinah.

Mungkin saja ada contoh-contoh di mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep tersebut tidak dibahas dalam ayat ini.

Sebagian orang memahami 1 Korintus 7:15 sebagai “klausul pengecualian” lainnya, di mana pernikahan kembali diizinkan jika pasangan yang belum percaya menceraikan pasangan yang percaya. Namun demikian, konteks ayat ini tidak menyinggung soal pernikahan kembali dan hanya mengatakan bahwa orang-percaya tidak terikat dalam pernikahan kalau pasangan yang belum percaya mau bercerai.

Pendapat lainnya mengklaim bahwa perlakuan sewenang-wenang, terhadap pasangan atau terhadap anak, adalah alasan yang sah untuk bercerai, sekalipun Alkitab tidak mencantumkan hal itu.

Walaupun ini masuk akal secara logika, namun tidaklah selayaknya menebak-nebak Firman Tuhan.

Kadang-kadang, hal yang dilupakan dalam perdebatan mengenai “klausul pengecualian” ini adalah mengenai kenyataan bahwa apapun jenis penyelewengan dalam pernikahan, itu hanyalah merupakan izin untuk bercerai; bukan keharusan untuk bercerai.

Bahkan ketika terjadi perzinahan, karena anugerah Tuhan, pasangan yang dikhianati dapat mengampuni dan membangun kembali pernikahan mereka. Allah telah terlebih dahulu mengampuni banyak dosa-dosa kita. Kita tentu dapat mengikuti teladanNya dan mengampuni dosa perzinahan (Efesus 4:32).

Namun, dalam banyak kasus, pasangan yang bersalah tidak bertobat dan terus hidup dalam percabulan. Di sinilah kemungkinanan Matius 19:9 dapat diterapkan.

Namun, banyak yang terlalu cepat menikah kembali setelah bercerai, padahal Allah mungkin menghendaki mereka untuk tetap melajang. Kadang-kadang, Allah menetapkan seseorang melajang supaya perhatian mereka tidak terbagi-bagi (1 Korintus 7:32-35).

Menikah kembali setelah bercerai mungkin merupakan pilihan dalam keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-satunya pilihan.

Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16), sehingga pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32).

Allah mengetahui bahwa perceraian dapat terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang-percaya yang bercerai danmenikah kembali hendaknya tidak perlu merasa kurang dikasihi oleh Allah. Bahkan, sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam definisi “klausa pengecualian” di Matius 19:9.

Allah sering kali menggunakan ketidaktaatan orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.

IMELDAULI969 tulis:

Ada tp sdh di tarik kembali.....surat itu beredar awal awal ketika lgbt secara uu di akui di amerika...dan pgi mengakui tp tdk gamblang cenderung multi tafsir....masa anda tidak tahu...hal itu di tentang oleh umat kristiani di seluruh Indonesia...terutama gbi....sangat menentang....anda saja yg browsing....saya baca kok....makanya saya bilang gegabah....karena multitafsir....

Sebelum bertanya kepada Anda, saya sudah baca. Bahkan sudah saya trace ke situs resmi PGI, untuk memastikan kalimat per kalimatnya.

Betewe, saya tidak menemukan kalimat yang secara literal menyatakan bahwa PGI mendukung (menyetujui) LGBT. Oleh karena itu, jika Anda berkenan menunjukkannya, saya akan senang sekali.

Dan jikalau masalahnya adalah tafsiran maka alangkah baiknya merujuk kepada pernyataan pihak PGI yang berwenang sehingga semuanya menjadi terang-benderang.

Setahu saya, GBI juga termasuk dalam anggota PGI. CMIIW.

Firman Tuhan sdh jelas ..pemburit tidak masuk kerajaan sorga di wahyu...masih perlu saya yg cari....

Secara literal, bukan di Kitab Wahyu tapi di 1Kor 6:9.

Tetapi jika pemburit tersebut memberi diri untuk disucikan, dia telah dikuduskan, dia telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah (1 Kor 6:11).