Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Perceraian dan pernikahan kembali

ForumPersahabatan dan hubungan

51 – 75 dari 190    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4 ... 8  Selanjutnya Topik ditutup

  • VIRUSKASIH805

    17 Oktober 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    ...
    Maksudnya, apakah sikap orang kristen yang melihat itu tetap membiarkan orang terus berkali-kali dalam dosa atau bagaimana?

    ....
    Lalu menurut kalian, apa dan bagaimana sikap gereja yang tepat untuk melihat keberadaan realitas yang ada, diam saja? atau ikut berperan untuk menyelesaikan? jika iya, bagaimana seharusnya cara menyelesaikan dari keberadaan realitas-realitas seperti itu dengan tindakan nyata?

    Sepakat 1000%.

    Suatu tantangan maha berat (bukan maha-barat) untuk yang menamakan dirinya Gereja Tuhan.

    18 Oktober 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 17 Oktober 2017

    Nikah itu gampang,memelihara pernikahan itu yang tidak mudah karena butuh pengorbanan yang besar,siap tersakiti dan siap pula mengampuni...

    ada hal hal prinsipal yang menyebabkan perceraian yang vagi saya semua pria akan melakukan hal sama. Saat pasangan kita selingkuh.. hal ini memang sudah amat sulit untuk disatukan.... karena jika masalah kecil aja terjadi pasti akan meledak seperti bom waktu krn masalah yg pernah terjadi tetap menjadi luka yang sulit untuk sembuh.

    tapi lain halnya jika hanya ribut biasa lalu berpisah... akan lebih bijaksana kembali rukun dalam rumah tangga . "Karena apa......" ada anak anak kita yang juga kita harus jaga perasaan dan mentalnya sebagai hasil buah cinta dalam pernikahan.

    Sebenernya tidak ada satu manusia pun yang menginginkan perceraian itu terjadi karena diawali dengan pernikahan kan?

    tapi dengan jalannya waktu masing masing pribadi harus siap dengan konsekwensi dalam menjalani suatu pernikahan.

    Banyak orang memilih hidup sendiri karena alasan alasan tadi. Ada juga yang tidak ingin berumah tangga karena hal hal tersebut, begitu susahnya jika memang pribadi dan hati kita belum matang.

    Jatuh cinta itu dapat terjadi hanya dengan bbrp detik sudah fall in love

    Mengucapkan i love u itu juga semudah membalikkan telapak tangan

    Menikah juga mudah tinggal resepsi

    Tapi.....

    banyak org yang gak siap menerima konsekwensi dalam menjaga pernikahan itu sendiri... siap berjorban,siap terluka dan yang paling penting siap mengampuni...

    Saya bukan orang yang rohani dan tau secara detail tentang alkitab...

    tapi saya percaya akan Anugerah yang Tuhan berikan pada saya dan pengalaman lampau yang menjadi cambuk sehingga saya bisa seperti ini.

    Banyak org bisanya ngomong dan menjudge tapi apakah mereka mampu melakukan bukan hanya berkata...

    I don't think so

  • 17 Oktober 2017

    Bagi orang Katolik(karna hanya ini yg sedikit sy tahu dibanding aturan2 gereja lain), Perceraian tdk di izinkan.

    Tetapi jika tetap silahkan dengan menangung beberapa konsekuensi.

    1. Tidak boleh menikah lagi, kecuali rujuk dengan pasangan.

    2. Jika menikah, akan di ekskomunikasikan oleh gerej (artinya, yg bersangkutan tdk diizinkan menyambut sakramen Ekaristi)

    (Tidak enak banget emank jadi orang katolik...,tapi mau diapalagi...^_^)

    Sy izin share ya...

    Ada sharing seorang ibu katolik,

    Beliau ini sudah menikah dan memiliki beberapa anak, anaknya masih kecil2), suaminya sering mabuk2an, main perempuan, judi. Bahkan memukul sang ibu..

    Ibu ini curhat ke pastor nya, dan minta arahan (mengharapkan suatu dispensasi).

    Tapi apa kata Pastor...tdk boleh cerai, doakan saja...

    Dan ibu ini taat, karna tdk mau lepas dari Tuhan(menerima komuni),

    Akhir kata, suami ibu ini meninggalkan rumah, dan menikah dengan perempuan lain.

    Sang Ibu ini pasrah, dan berjuang sendiri untuk membesarkan anak2nya...dan berusaha memaafkan suaminya dan mulai perlahan pelayanan...

    Ada ketika, suami sang ibu ini sakit, dan ditinggal oleh istri muda nya, Ibu ini walau dengan sedih tetap merawat suaminya hingga meninggalnya sang suami...

    Ketika ditanya, apakah ibu mau menikah lagi, jawabnya tidak, bukan karna luka masa lalu, tapi ia ingin memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan...

    (Serasa mendengar drakor sj ya.., tapi ini terjadi)

    Apa yg saya tangkap disini,

    Walaupun dia sudah terluka baik fisik maupun mental, ia tetap setia kepada Tuhan, bukannya meninggalkan Tuhan(tetap tdk menikah saat suami menikah), tapi malah melayani Tuhan...ia menyerahkan penderitaanya itu kepada Tuhan.

    Ia mengatakan imanku semakin tumbuh lewat penderitaan-penderitaanku...

    Salut sama ini Ibu...

    Bagi yg sudah bercerai, maknailah arti hidup dengan semakin dekat ma Tuhan untuk saat ini,(hanya bisa kasih komen ini ^_^), tetap semangat....

  • LENI722

    17 Oktober 2017

    Tentu saja yg dilihat pertama adalah diri kita sendiri,bahkan sampai pd satu titik menyalahkan diri sendiri scara terus menerus shgga yg timbul rendah diri bhkn hilang kpercayaan pd diri sendiri,atas nama agama dan suku semuanya brusaha dpertahankan,selalu berusaha mengubah diri seperti yg di-inginkan,sampai lupa siapa diri kita yg sbenarnya,lalu suatu hari terbangun dan menyadari bhw kita berharga di mata Tuhan,keluarga dan org lain...semua prilaku yg jelek sy maafkan,judi,minum,wanita,tapi tidak utk "satu hal"..pertanyaannya apakah perilaku sy yg jrg marah,bicara dg nada lembut,pemaaf,memberi andil utk kelakuannya???Bahkan pendeta sy waktu itu bilang"kalau mau tinggalkan dia,tidak ada lg yg disalahkan darimu"

    YDISAJA095 tulis:

    Sebenarnya tergantung, jika stress, amarah, kebencian maka yang perlu dilihat tidak selalu pasangan tapi diri sendiri juga, kenapa suami bisa seperti itu? Apakah karakter dan kelakuan saya memberikan peran untuk itu? Apakah ada batu sandungan dalam diri saya? Apa yang bisa saya ubah dalam diri saya untuk mengubah prilaku suami yang membuat stress?

  • 18 Oktober 2017

    satu hal?

    LENI722 tulis:

    Tentu saja yg dilihat pertama adalah diri kita sendiri,bahkan sampai pd satu titik menyalahkan diri sendiri scara terus menerus shgga yg timbul rendah diri bhkn hilang kpercayaan pd diri sendiri,atas nama agama dan suku semuanya brusaha dpertahankan,selalu berusaha mengubah diri seperti yg di-inginkan,sampai lupa siapa diri kita yg sbenarnya,lalu suatu hari terbangun dan menyadari bhw kita berharga di mata Tuhan,keluarga dan org lain...semua prilaku yg jelek sy maafkan,judi,minum,wanita,tapi tidak utk "satu hal"..pertanyaannya apakah perilaku sy yg jrg marah,bicara dg nada lembut,pemaaf,memberi andil utk kelakuannya???Bahkan pendeta sy waktu itu bilang"kalau mau tinggalkan dia,tidak ada lg yg disalahkan darimu"

    18 Oktober 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • IMELDAULI969

    18 Oktober 2017

    Mungkin kalo bisa jangan terlalu menekan...karena yg sudah terjadi ya sudah terjadilah ngga bisa di ubah....kalo masih blm nikah pasangannya diakan biar kembali even sdh cerai....tp kalo masalahnya susah memeafkan dan kebih baik cerai itu pilihan ug jelas perceraian lebih baik tidak dilakukan....suka dan duka itu berarti salah satunya asa yg selingkuh atau sakit...dan dalam berat secara financial....berdoa bersama....

    19 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • SURANTA247

    18 Oktober 2017

    JOSEPH794 tulis:

    percerain yg dimaksud mengenai hub kita dengan allah bukan secara harafiah

    aku ora mudeng yehhh... :'/

  • IMELDAULI969

    19 Oktober 2017

    Yeremia 3:1 (TB)  Firman-Nya: "Jika seseorang menceraikan isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri orang lain, akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu? Bukankah negeri itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.

    www.bibleforandroid.com/v/ade13a1887d8

  • VIRUSKASIH805

    19 Oktober 2017

    IMELDAULI969 tulis:

    Yeremia 3:1 (TB)  Firman-Nya: "Jika seseorang menceraikan isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri orang lain, akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu? Bukankah negeri itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.

    www.bibleforandroid.com/v/ade13a1887d8

    Coba kalo mau copas ayat, dilihat-lihat dulu konteks ayat, perikop dan pasalnya.

    Kitab Yeremia pasal 3 dan seterusnya itu adalah simbol untuk Allah (sebagai pihak "Pria") dan Israel & Yehuda (sebagai pihak "wanita").

    (6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk bersundal di sana?

    (7) Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia.

    Saya rasa, tidak perlulah saya menjelaskan bagaimana Allah (pihak "Pria") begitu mengasihi bangsa Israel (pihak "Wanita") meski kejahatan yang bertubi-tubi senantiasa dilakukan, Allah tidak pernah sekali pun meninggalkan mereka.

    Jika Anda punya waktu senggang, coba deh baca Yeremia pasal 1 sampai pasal 52. Saya sangat yakin Anda pasti mengerti maksud saya.

    19 Oktober 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805

  • 19 Oktober 2017

    Kalau patokan alkitabiah...

    perceraian bisa terjadi jika ....

    Matius 19:9  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

    Simpel kan... jadi bagi saya pribadi masih memegang teguh apa yang disebutkan dalam ayat tersebut

  • 19 Oktober 2017

    Maaf kalau salah soalnya saya pribadi bukan orang rohaniwan...

    Yang masih belum paham tentang alkitab jadi sebenernya belum terlalu berani mengungkapkan secara alkitabiah ..

    Hal lain... saya gak mau berkata kata seperti orang rohani tetapi keseharian saya dan pribadi saya tidak mencerminkan hal itu.

    mending jujur dan apa adanya dari pada munafik sok suci

  • IMELDAULI969

    19 Oktober 2017

    VIRUSKASIH805 tulis:

    Coba kalo mau copas ayat, dilihat-lihat dulu konteks ayat, perikop dan pasalnya.

    Kitab Yeremia pasal 3 dan seterusnya itu adalah simbol untuk Allah (sebagai pihak "Pria") dan Israel & Yehuda (sebagai pihak "wanita").

    (6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk bersundal di sana?

    (7) Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia.

    Saya rasa, tidak perlulah saya menjelaskan bagaimana Allah (pihak "Pria") begitu mengasihi bangsa Israel (pihak "Wanita") meski kejahatan yang bertubi-tubi senantiasa dilakukan, Allah tidak pernah sekali pun meninggalkan mereka.

    Jika Anda punya waktu senggang, coba deh baca Yeremia pasal 1 sampai pasal 52. Saya sangat yakin Anda pasti mengerti maksud saya.

    Like i told u...perceraian pilihan....ngga mudah dan berbagai hal menjadi pertimbangan...tetap saja firman Tuhan tidak bisa di tambahkan dan di intrepretasikan sesuai keinginan kita...kalo ya katakan ya..kalo tidak katakan tidak selain daripada itu dari si jahat...kalo mau bercerai silahkan...kao mau bertahan silahkan...tp yeremia adalah tokoh yg taat dan tunduk dan akhirnya menerima kembali isterinya....saya sedang membaca yeremia sekarang....saya akan tunggu sampai selesai 52 hari ke depan...tetap saja perceraian tidak menjadi pilihan.....coba juga baca tanggaoan dari saudara yg lain...semua sependapat kok....kalo ngga juga ngga papa...saya ngga tahu masalah pribadi kamu apa...kalo mau jalani perceraian silahkan...tp firman Tuhan dah jelas itu saja....coba baca lagi konteksnya bung....

    Alangkah baiknya apa isteri belum menikah lagi...berdoa lah agar kembali bersatu...kan sdh menikah di hadaan Tuhan dalam pernikahan kudus...kalo ada anak anak kan kasihan anak anaknya...belajar memaafkan dan memulai lagi dari awal....forgive is to forget....kalo isteri sdh mantan dan menikah itu beda permasalahan...konteks nya dari awal krn tahu ttg firman Tuhan dan sptnya isteri blm.menikah lagi...so saran  siy berdoa kembali bagi isteri dan menikah dalam peneguhan...apa yg sdh dipersatukan oleh Tuhan tdk bisa dipisahkan atai diceraikan manusia...

    Yeremia saja bertahan....coba juga konteks sejarahnya ttg Yeremia..dan tafsir dari kitab ini....

    Balik lagi...anda mau ikut firman Tuhan atau mengubah firman Tuhan demi kepentingan atau pembenaran diri sendiri...kembali lagi di amsal....janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri...perjanjian lama dan baru tetap tidak memgakui membenarkan perceraian...tp kalo sudah memilih silahkan saja tp jangan memaksa firman Tuhan untuk membenarkan tindakan diri sendiri....itu menurut saya tidak dibenarkan....

    Betul kalo sesuai konteks yg mudah apabila Yesus adalah mempelai pria dab kita mempelai wanita....berapa kali kiya sbagai mempelai wanita jatuh dalam dosa...bahkan berzinah dengan dosa....dari dosa bohong hingga dosa yg membuat kita tidak melakukan firman Tuhan yaitu menyimpan allah lain dalam hati kita...kekayaan...wanita...atauoun keserakahan....adakah Allah Anak yaitu Yesus memutuskan menceraikan kita dan meninggalkan kita...TIDAK Pernah bahkan ketika Tuhan merindukan  kita tidak pernah memaksa....menunggu hingga kita datang....tp memang ada batas menunggu bagi sang mempelai dan semoga kita semua menjadi 5 gadis bijak yg menyiapkan minyak agar pelita kita tidak mati...kalo minyak adalah lambang Roh Kudus dan pelita adalah hati kita...jangan sampai pelita hati kita padam menunggu kedatanhan mempelai pria yaitu Yesus....kalo mau di interpretasikan juga bisa....sebagi kelompok komsel 5 otmrang adalah seperti mewakili group orang yg menantioan Tuhan dengan persiapan krn mempunyai minyak dan ingat loh kita ngga bisa membagi minyak kita...krn kita kalo memilih gadis bijak walau peduli djg gadis bodoh...kalo mempelai datang kita harus siap dan bukan nya nyari nyari minyak atau Roh Kudus ketika mempelai sudah datang....

    Hosea dan gomer tetap bertahan...dr kitab hosea....

    20 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • VIRUSKASIH805

    19 Oktober 2017

    EFRON969 tulis:

    Kalau patokan alkitabiah...

    perceraian bisa terjadi jika ....

    Matius 19:9  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

    Simpel kan... jadi bagi saya pribadi masih memegang teguh apa yang disebutkan dalam ayat tersebut

    Saya coba tafsirkan Mat 19:9 menurut perikopnya, yaitu Mat 19:1-12

    1. Pertanyaan soal perceraian datang dari orang Farisi YANG HENDAK MENCOBAI Yesus

    (3) Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja(termasuk zinah)?"

    Yesus lantas mengultimatum dengan,

    (6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

    2. Menurut saya, sampai titik ini, seharusnya sudah sangat amat teramat jelas dan tidak perlu lagi ada pertanyaan TETAPI orang Farisi kemudian mengungkit-ungkit soal surat cerai yang ditetapkan oleh nabi Musa.

    (7) Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"Tentu rasa-rasanya saya tidak perlu menjelaskan jika nama Musa disebut-sebut maka bisa dipastikan Hukum Taurat akan terikut pula. Karena Hukum Taurat juga bisa disebut Hukum Musa.

    Yesus kembali mengultimatum dengan,

    (9) Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

    Sekarang coba Anda perhatikan, bahwa setelah ayat 9 tersebut, TIDAK ADA LAGI BANTAHAN DARI ORANG FARISI yang hendak mencobai Yesus dari ayat 3.

    WHY?

    Ya, karena jika mengikuti Hukum Taurat (Hukum Musa) , misalnya orang Farisi itu memergoki istrinya sedang berzinah dengan pria lain MAKA yang harus dilakukan adalah ISTRINYA DAN PRIA TERSEBUT HARUSLAH DIRAJAM SAMPAI MATI.Orang Farisi adalah orang Yahudi (Israel) yang tahu dan paham betul seluruh 613 ketetapan Hukum Taurat. Coba Anda bayangkan, jika mereka hendak bercerai (untuk menikah lagi atau apa pun itu alasannya), mereka harus (entah bagaimana caranya), "menunggu" atau "membuat" istri mereka "berzinah" dengan pria lain, lantas memergoki dan menangkap keduanya untuk dirajam sampai mati.

    Oleh karena itu mereka tidak bisa lagi membantah perkataan Yesus tersebut.  

    Kalo ditelisik, ini mah sama juga dengan CERAI MATI.

    Orang Kristen pun jika salah satu dari suami atau istri sudah meninggal, ya tidak ada larangan untuk menikah lagi.

    Betewe, ini hanyalah tafsir pribadi semata. Bisa saja salah, namun mungkin saja benar. Anda bebas merdeka untuk menerima atau membuangnya.

    19 Oktober 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805

  • VIRUSKASIH805

    19 Oktober 2017

    IMELDAULI969 tulis:

    Like i told u...perceraian pilihan....

    Tidak. Entah bagaimana Anda menilai saya, bagi saya, perceraian bukanlah pilihan.

    Allah, baik di PL dan PB, tidak pernah memberikan opsi untuk bercerai. Bagi saya, satu-satunya alasan yang paling legal bagi orang Kristen untuk bercerai adalah KEMATIAN.

    Saya heran, di komen saya yang mana yang Anda baca sehingga Anda menyimpulkan bahwa saya seperti "mendukung" adanya perceraian?

    Saya tegaskan kepada Anda bahwa SAYA MEMBENCI PERCERAIAN.

    19 Oktober 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805

  • VIRUSKASIH805

    19 Oktober 2017

    EFRON969 tulis:

    Maaf kalau salah soalnya saya pribadi bukan orang rohaniwan...

    Yang masih belum paham tentang alkitab jadi sebenernya belum terlalu berani mengungkapkan secara alkitabiah ..

    Hal lain... saya gak mau berkata kata seperti orang rohani tetapi keseharian saya dan pribadi saya tidak mencerminkan hal itu.

    mending jujur dan apa adanya dari pada munafik sok suci

    Yang saya bold itu sungguh merupakan ungkapan kerendahan hati yang sangat menggugah hati saya.

    Tetapi di jaman digital yang semakin canggih ini, mencari tafsir dan pengetahuan tentang Alkitab tentunya tidak sesulit 30, 60 atau 100 tahun yang lalu. Anda tidak perlu susah-susah bertanya kepada berbagai rohaniawan atau ahli Alkitab untuk menjelaskannya kepada Anda.

    Tinggal searching di google dan sesuaikan dengan ajaran-ajaran gereja Anda.

    Fakta bahwa Anda bisa login di JK dan menulis komen di trit ini adalah bukti bahwa Anda sudah melek internet.

    19 Oktober 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805

  • 19 Oktober 2017

    @Viruskasih; saya salut dengan iman bapak, semoga iman bapak makin diteguhkan dalam JK ini pak...

    @Efron : mari baca Matius 19: 6

    Klo memang Cerai di Izinkan oleh Yesus,mengapa para Murid mengambil kesimpulan "lebih baik jangan kawin"?bukan kah Murid berpikiran klo menikah dan cerai, akan mendatangkan kesedihan bagi Allah?

  • FAJAR882

    20 Oktober 2017

    Permisi.. Mohon maaf, nimbrung.

    Terus terang, saya agak kaget dan bingung membaca komentar ini. Terutama tentang hal-hal yang berkaitan dengan Yeremia.

    IMELDAULI969 tulis:

    Like i told u...perceraian pilihan....ngga mudah dan berbagai hal menjadi pertimbangan...tetap saja firman Tuhan tidak bisa di tambahkan dan di inyrepretasikan sesuai keinginan kita...kalo ya katakan ya..kalo tidak katakan tidak selain daripada itu dari si jahat...kalo mau bercerai silahkan...kao mau bertahan silahkan...tp yeremia adalah tokoh yg taat dan tunduk dan akhirnya menerima kembali isterinya....saya sedang membaca yeremia sekarang....saya akan tunggu sampai selesai 52 hari ke depan...tetap saja perceraian tidak menjadi pilihan.....coba juga baca tanggaoan dari saudara yg lain...semua sependapat kok....kalo ngga juga ngga papa...saya ngga tahu masalah pribadi kamu apa...kalo mau jalani perceraian silahkan...tp firman Tuhan dah jelas itu saja....coba baca lagi konteksnya bung....

    Alangkah baiknya apa isteri belum menikah lagi...berdoa lah agar kembali bersatu...kan sdh menikah di hadaan Tuhan dalam pernikahan kudus...kalo ada anak anak kan kasihan anak anaknya...belajar memaafkan dan memulai lagi dari awal....forgive is to forget....kalo isteri sdh mantan dan menikah itu beda permasalahan...konteks nya dari awal krn tahu ttg firman Tuhan dan sptnya isteri blm.menikah lagi...so saran  siy berdoa kembali bagi isteri dan menikah dalam peneguhan...apa yg sdh dipersatukan oleh Tuhan tdk bisa dipisahkan atai diceraikan manusia...

    Yeremia saja bertahan....coba juga konteks sejarahnya ttg Yeremia..dan tafsir dari kitab ini....

    Balik lagi...anda mau ikut firman Tuhan atau mengubah firman Tuhan demi kepentingan atau pembenaran diri sendiri...kembali lagi di amsal....janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri...perjanjian lama dan baru tetap tidak memgakui membenarkan perceraian...tp kalo sudah memilih silahkan saja tp jangan memaksa firman Tuhan untuk membenarkan tindakan diri sendiri....itu menurut saya tidak dibenarkan....

    Apakah nama Yeremia yang disebut-sebut dalam komentar di atas itu adalah nabi Yeremia sebagaimana kita kenal di dalam Alkitab, ataukah Yeremia yang lain ya?

    Setahu saya, kalau nabi Yeremia yang ada di Alkitab itu hidup melajang, alias tidak punya isteri dan juga tidak punya anak. Itu pun karena Allah telah memerintahkannya demikian kepada dia secara pribadi (Yeremia 16:1-2). Hal ini terutama berkaitan erat dengan nubuatan yang Allah perintahkan untuk Yeremia sampaikan kepada bangsa Israel di kala itu (di zaman PL), yaitu di ayat-ayat selanjutnya dalam Yeremia pasal 16.

    Saya jadi bertanya-tanya, apakah pemahaman saya selama ini (tentang Yeremia) adalah keliru, ataukah saya telah mendapat informasi yang salah perihal tokoh alkitab yang bernama Yeremia itu.. Saya juga sudah mengecek (searching) via Google, untuk mencari informasi tersebut, namun tidak menemukan keterangan yang secara jelas menyatakan keterangan-keterangan perihal (nabi) Yeremia sebagaimana yang diuraikan dalam posting komen di atas (menikah, bercerai, lalu menikahi lagi mantan istrinya).

    Walaupun postingan komen di atas merupakan tanggapan yang (mungkin) ditujukan secara khusus kepada Sdr. VK-805, namun karena sudah di-posting di Forum terbuka seperti ini, maka dengan segala kerendahan hati, saya mohon sudilah kiranya memberitahukan di mana saya (dan kita, para pembaca) bisa temui sumber bacaan* tentang yang dialami dan dilakukan Yeremia sebagaimana disampaikan dalam komen di atas.

    (*'Sumber bacaan' yg saya maksud bisa berupa referensi spt. mis. link (tautan) website, atau judul buku, dan akan jauh lebih baik (bila ada) di bagian mana di alkitab yang menyebutkan ttg hal itu.)

    Atau, jika tokoh Yeremia yang disebutkan dalam komen tsb. di atas adalah menunjuk kepada pribadi orang lain (yang kebetulan namanya sama: Yeremia), mohon klarifikasinya. Atau, ada kemungkinan lain, yaitu mungkin saya telah salah memahami komen tersebut. Untuk hal ini, saya juga memohon untuk bisa mendapatkan penjelasan. Agar pemahaman saya yang mungkin saja salah bisa dibetulkan, dan penangkapan yang tidak tepat (atau bengkok) bisa diluruskan.

    Untuk kesediaannya, saya menghaturkan banyak terima kasih.

    Mohon maaf, apabila saya telah lancang menyampaikan pertanyaan ini, atau jika permintaan saya ini telah jadi merepotkan. Karena hal ini cukup merisaukan bagi saya. Mohon pencerahan.

    (*P.S.: atau.. bisa jadi, yang dimaksud adalah nabi Hosea. Tapi, yah, gak tahulah.)

  • FAJAR882

    20 Oktober 2017

    Mengenai topik pada thread ini, yaitu tentang "Perceraian dan pernikahan kembali" (di kalangan umat kristiani), kalau menurut sepemahaman saya, saya rasa sudah diuraikan dan disampaikan dengan jelas, lengkap dan gamblang oleh Bro FRANGKY134, di halaman sebelum ini, seperti (saya kutip) di bawah ini:

    FRANGKY134 tulis:

    Pertama-tama, apapun pandangan mengenai perceraian, penting untuk mengingat kata-kata Alkitab dalam Maleakhi 2:16a: “Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel.

    Menurut Alkitab, kehendak Allah terhadap pernikahan sebagai komitmen seumur hidup. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6).

    Meskipun demikian, Allah menyadari bahwa karena pernikahan melibatkan dua manusia yang berdosa, perceraian akan terjadi.

    Dalam Perjanjian Lama, Allah menetapkan beberapa hukum untuk melindungi hak-hak dari orang yang bercerai, khususnya bagi perempuan (Ulangan 24:1-4). Yesus menekankan bahwa hukum-hukum ini diberikan karena ketegaran hati manusia, bukan karena rencana Allah (Matius 19:8).

    Kontroversi mengenai apakah perceraian dan pernikahan kembali diizinkan oleh Alkitab mengacu pada kata-kata Yesus dalam Matius 5:32 dan 19:9. Frasa “kecuali karena zinah,” adalah satu-satunya alasan dalam Alkitab di mana Allah memberikan izin untuk perceraian dan pernikahan kembali.

    Banyak penafsir Alkitab yang memahami “klausul pengecualian” ini hanya merujuk pada “perzinahan” yang terjadi pada masa “pertunangan.” Dalam tradisi Yahudi, pria dan perempuan dianggap sudah menikah walaupun mereka masih “bertunangan.” Percabulan dalam masa “pertunangan” ini bisa menjadi satu-satunya alasan bagi seseorang untuk bercerai.

    Namun demikian, bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai “perzinahan” bisa merujuk pada bermacam bentuk percabulan. Kata ini bisa berarti perzinahan, pelacuran dan penyelewengan seks.

    Yesus mungkin bermaksud mengatakan bahwa perceraian diperbolehkan kalau terjadi perzinahan. Hubungan seksual merupakan bagian integral dari ikatan penikahan, “keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24; Matius 19:5; Efesus 5:31). Oleh sebab itu, memutuskan ikatan itu melalui hubungan seks di luar pernikahan dapat menjadi alasan untuk bercerai.

    Jika demikian, dalam ayat ini, Yesus juga menyorot tentang pernikahan kembali. Frasa “kawin dengan perempuan lain” (Matius 19:9) mengindikasikan bahwa perceraian dan pernikahan kembali diizinkan dalam kerangka “klausa pengecualian”, bagaimanapun itu ditafsirkan.

    Penting untuk diperhatikan bahwa hanya pasangan yang tidak bersalah yang diizinkan menikah kembali. Meskipun tidak disebutkan dalam ayat tersebut, izin untuk menikah kembali setelah perceraian adalah kemurahan Allah kepada pasangan yang tidak bersalah, bukan kepada pasangan yang berbuat zinah.

    Mungkin saja ada contoh-contoh di mana “pihak yang bersalah” diizinkan untuk menikah kembali, namun konsep tersebut tidak dibahas dalam ayat ini.

    Sebagian orang memahami 1 Korintus 7:15 sebagai “klausul pengecualian” lainnya, di mana pernikahan kembali diizinkan jika pasangan yang belum percaya menceraikan pasangan yang percaya. Namun demikian, konteks ayat ini tidak menyinggung soal pernikahan kembali dan hanya mengatakan bahwa orang-percaya tidak terikat dalam pernikahan kalau pasangan yang belum percaya mau bercerai.

    Pendapat lainnya mengklaim bahwa perlakuan sewenang-wenang, terhadap pasangan atau terhadap anak, adalah alasan yang sah untuk bercerai, sekalipun Alkitab tidak mencantumkan hal itu.

    Walaupun ini masuk akal secara logika, namun tidaklah selayaknya menebak-nebak Firman Tuhan.

    Kadang-kadang, hal yang dilupakan dalam perdebatan mengenai “klausul pengecualian” ini adalah mengenai kenyataan bahwa apapun jenis penyelewengan dalam pernikahan, itu hanyalah merupakan izin untuk bercerai; bukan keharusan untuk bercerai.

    Bahkan ketika terjadi perzinahan, karena anugerah Tuhan, pasangan yang dikhianati dapat mengampuni dan membangun kembali pernikahan mereka. Allah telah terlebih dahulu mengampuni banyak dosa-dosa kita. Kita tentu dapat mengikuti teladanNya dan mengampuni dosa perzinahan (Efesus 4:32).

    Namun, dalam banyak kasus, pasangan yang bersalah tidak bertobat dan terus hidup dalam percabulan. Di sinilah kemungkinanan Matius 19:9 dapat diterapkan.

    Namun, banyak yang terlalu cepat menikah kembali setelah bercerai, padahal Allah mungkin menghendaki mereka untuk tetap melajang. Kadang-kadang, Allah menetapkan seseorang melajang supaya perhatian mereka tidak terbagi-bagi (1 Korintus 7:32-35).

    Menikah kembali setelah bercerai mungkin merupakan pilihan dalam keadaan tertentu, namun tidak selalu merupakan satu-satunya pilihan.

    Adalah menyedihkan bahwa tingkat perceraian di kalangan orang-orang yang mengaku Kristen hampir sama tingginya dengan orang-orang yang tidak percaya. Alkitab sangat jelas bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16), sehingga pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya (Lukas 11:4; Efesus 4:32).

    Allah mengetahui bahwa perceraian dapat terjadi, bahkan di antara anak-anakNya. Orang-percaya yang bercerai dan menikah kembali hendaknya tidak perlu merasa kurang dikasihi oleh Allah. Bahkan, sekalipun perceraian dan pernikahan kembali tidak tercakup dalam definisi “klausa pengecualian” di Matius 19:9.

    Allah sering kali menggunakan ketidaktaatan orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.

    Beberapa poin penting yang perlu digaris-bawahi, saya rangkum dan tuliskan kembali, berikut ini:

    • Allah membenci perceraian, bukan orangnya (bukan orang yang bercerai)
    • Pernikahan melibatkan dua manusia yang (masih) berdosa, sehingga perceraian bisa terjadi.
    • Ada hal-hal tertentu yang disebut (dan dalam suatu kondisi bisa menjadi) “klausul pengecualian”.
    • Pengampunan dan rekonsiliasi seharusnya menjadi tanda-tanda kehidupan orang percaya.
    • Allah sering kali menggunakan ketidaktaatan orang Kristen untuk mencapai hal-hal yang baik.

    (*poin/kalimat terakhir itu sering saya jumpai atau saksikan sendiri, baik yang terjadi dalam kehidupan saya pribadi, maupun orang-orang di sekitar saya.)

    @Bro FRANGKY134: terima kasih sudah meluangkan waktu dan menyempatkan diri membuat (dan mem-posting) tulisan yang sangat baik; yang cukup menjawab, menjelaskan, dan memberi pencerahan untuk kami. Tuhan Yesus memberkati.

    20 Oktober 2017 diubah oleh FAJAR882

  • IMELDAULI969

    20 Oktober 2017

    VIRUSKASIH805 tulis:

    Tidak. Entah bagaimana Anda menilai saya, bagi saya, perceraian bukanlah pilihan.

    Allah, baik di PL dan PB, tidak pernah memberikan opsi untuk bercerai. Bagi saya, satu-satunya alasan yang paling legal bagi orang Kristen untuk bercerai adalah KEMATIAN.

    Saya heran, di komen saya yang mana yang Anda baca sehingga Anda menyimpulkan bahwa saya seperti "mendukung" adanya perceraian?

    Saya tegaskan kepada Anda bahwa SAYA MEMBENCI PERCERAIAN.

    Saya setuju kok dengan apa yang anda katakan pilihan  disini bukan krn mengikuti apa kata Firman Tuhan tetapi karena mengikuti hati yg marah dan membenci sehingga daripada berdoa...perceraian bukanlah solusi tp hanya masalah.....tetap di ambil karena harga diri terluka....kalo masalahnya spt saudara micho ug isterinya selingkuh....cuma kalo sudah tahu menikah dn tidak boleh cerai tetap di lakoni....nah itu yang menjadi masalah....

    Beda juga kalo cerai mati....menikah lagi ngga ada masalah....

    20 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • IMELDAULI969

    20 Oktober 2017

    FAJAR882 tulis:

    Permisi.. Mohon maaf, nimbrung.

    Terus terang, saya agak kaget dan bingung membaca komentar ini. Terutama tentang hal-hal yang berkaitan dengan Yeremia.

    Apakah nama Yeremia yang disebut-sebut dalam komentar di atas itu adalah nabi Yeremia sebagaimana kita kenal di dalam Alkitab, ataukah Yeremia yang lain ya?

    Setahu saya, kalau nabi Yeremia yang ada di Alkitab itu hidup melajang, alias tidak punya isteri dan juga tidak punya anak. Itu pun karena Allah telah memerintahkannya demikian kepada dia secara pribadi (Yeremia 16:1-2). Hal ini terutama berkaitan erat dengan nubuatan yang Allah perintahkan untuk Yeremia sampaikan kepada bangsa Israel di kala itu (di zaman PL), yaitu di ayat-ayat selanjutnya dalam Yeremia pasal 16.

    Saya jadi bertanya-tanya, apakah pemahaman saya selama ini (tentang Yeremia) adalah keliru, ataukah saya telah mendapat informasi yang salah perihal tokoh alkitab yang bernama Yeremia itu.. Saya juga sudah mengecek (searching) via Google, untuk mencari informasi tersebut, namun tidak menemukan keterangan yang secara jelas menyatakan keterangan-keterangan perihal (nabi) Yeremia sebagaimana yang diuraikan dalam posting komen di atas (menikah, bercerai, lalu menikahi lagi mantan istrinya).

    Walaupun postingan komen di atas merupakan tanggapan yang (mungkin) ditujukan secara khusus kepada Sdr. VK-805, namun karena sudah di-posting di Forum terbuka seperti ini, maka dengan segala kerendahan hati, saya mohon sudilah kiranya memberitahukan di mana saya (dan kita, para pembaca) bisa temui sumber bacaan* tentang yang dialami dan dilakukan Yeremia sebagaimana disampaikan dalam komen di atas.

    (*'Sumber bacaan' yg saya maksud bisa berupa referensi spt. mis. link (tautan) website, atau judul buku, dan akan jauh lebih baik (bila ada) di bagian mana di alkitab yang menyebutkan ttg hal itu.)

    Atau, jika tokoh Yeremia yang disebutkan dalam komen tsb. di atas adalah menunjuk kepada pribadi orang lain (yang kebetulan namanya sama: Yeremia), mohon klarifikasinya. Atau, ada kemungkinan lain, yaitu mungkin saya telah salah memahami komen tersebut. Untuk hal ini, saya juga memohon untuk bisa mendapatkan penjelasan. Agar pemahaman saya yang mungkin saja salah bisa dibetulkan, dan penangkapan yang tidak tepat (atau bengkok) bisa diluruskan.

    Untuk kesediaannya, saya menghaturkan banyak terima kasih.

    Mohon maaf, apabila saya telah lancang menyampaikan pertanyaan ini, atau jika permintaan saya ini telah jadi merepotkan. Karena hal ini cukup merisaukan bagi saya. Mohon pencerahan.

    (*P.S.: atau.. bisa jadi, yang dimaksud adalah nabi Hosea. Tapi, yah, gak tahulah.)

    Yeremia tidak ada sangkut pautnya lah tp sebagai nabi beliau berusahaa mengingatkan bangsa Israel agar jangan jatuh dalam dosa...walau aneh tp ada spt suatu kondisi dimana Tuhan tidak mau menceraikan manusia tp karena dosa akhirnya cerai mati alias mati rohani dimana kita sebagai manusia berhenti membuat Tuhan di atas segalanya kita mati...kita berjalan dan bersandar dalam pengertian sendiri...kalo ada masalah solusi tdk di doakan tp langsung aja di jalani....kalo pasangan selingkuh...sebelum cerai ya berdoa dulu....tindakan apa yg harus dilakukan itu idealnya tp kalo jalan manusia ya sdh cerai saja....saya ngga setuju perceraian loh....

    Saya lagi baca Yeremia itu yg di saya interpretasikan....spt selalu diingatkan tentang Go back to God's way....benerkan bung....lucunya Yermia banyak mengingatkan tentang zinah dan dosa....

    Hak anda interpretasikan tulisan saya....namanya tulisan ....saya juga bisa salah menanggapi...salahnya saya tidak detail....

    Ps...betul...hosea dan isterinya gomer...thks

    20 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • IMELDAULI969

    20 Oktober 2017

    Perzinahan memang berat untuk dilawan dalam konteks hedonisme dunia....saya sendiri susah melawan keinginan daging tp mari berserah pada Tuhan...perceraian hanya salah satu...

    AGREE TO DISAGREE...Perceraian memang di larang dan keji mungkin di mata Tuhan tapi kalo sdh terlanjur melakukan hal itu banyaklah berdoa agar Tuhan tuntun dalam jalan selanjutnya....

    Manusia ngga mgkn luput dari dosa....mungkin lebih baik saling menguatkan agar jangan lagi salah ambil keputusan...

    Micho mungkin lebih baik berdoa...sabar ya...tetap kuat daalm Tuhan...karena semua akan diberikan kemampuan untuk melewati semua masalah....

    Carilah tempat atau wadah yg bisa semakin menambah pengertian akan firman Tuhan dan mencari pembimbing rohani seperti komsel....semoga semua pemikiran yg ada dalam pikiran kamu ttg status kamu tidak membuat kamu surut dalam mengenal Tuhan sebagai sumber segala kasih dan kasih Kristuslah yg menutupi segala sesuatu....cerai jasmani sudah terlanjur ...tp jangan terjadi cerai rohani dimana hubungan kita end sama Tuhan.....

    Ambil hikmah dan teruslah hidup dalam kekudusan....pokoknya jangan sampai lumpuh rohani....atau lebuh gawat mati rohani bisa terceraikan oleh Allah karena mendukakan Roh Kudus...minyak kita sebagai penantian terhadap mempelai pria...jadilah wanita bijak....bukan gadis bodoh....kiya harus punya persediaan minyak....hubungan intim dengan Tuhan dan menjadi pelaku firman Tuhan dan bukan hanya pembaca firman Tuhan....

    Firman Tuhan itu pedang bermata dua...menusuk ke segala arah....Tuhan kita memang luar biasa.....

    Amen

    20 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • IMELDAULI969

    20 Oktober 2017

    Mnrt saya ngga usah di perpanjang lagi dan ngga usah lagi menambah rasa duka saudar Micho...kita ngga tahu apa yg terjadi di pernikahannya dan kondisi saat itu....sdh tahu pandangan teman teman tidak menyetujui perceraian.....kita semua tahu firman Tuhan apa...ada yg keras ada yg sabar memberi tanggapan...tp mgkn yg dibutuhkan saudara micho solusi walaupun susah...tp minimal diskusi ini membuat micho mengerti dan mgkn juga yg memang mengalami perceraian....hidup kita ngga berakhir...jalani semua dengan dan dalam kebaikan Tuhan....share disini juga bukan untuk menghakimi Micho tp lebih memberikan pengertian ttg pernikah dan segala masslah hingga bercerai...saya juga belajar kok

    Kita tunggu saja spt apa langkah organisasi gereja dengan banyak nya masalah perceraian di antara kalangan masyarakat kristen...semoga ngga kompromi tp juga tidak menghakimi sehingga orang orang yg sdh terlanjur cerai tetap di rangkul dan bukan di cecar karena bercerai....

    Betulkan saudara saudara ku....

    Berat loh masalah rumah tangga...menikah itu awal dari journey lain bersama Tuhan...akan kah kita menang dalam pertandingan kita...sampaikah kita di garis akhir yaitu finish seperti Yesus...memulai dengan baik juga bisa saja situasi buruk dan putus begitu saja seperti perceraian...tp sekarang ya sdh maju terus jangan lihat ke belakang lag...salah ya salah....end....berserah pada Tuhan  saja....

    Aku siy cukup disini...salam kenal Micho...

    20 Oktober 2017 diubah oleh IMELDAULI969

  • 20 Oktober 2017

    Still thinking

    20 Oktober 2017 diubah oleh EFRON969

  • 20 Oktober 2017

    Mungkin yang dibawah bisa jawab

    20 Oktober 2017 diubah oleh EFRON969

  • 20 Oktober 2017

    Jika konteks antara pasangan...

    Mungkin sedikit cerita dongeng yang patut dipikirkan dengan sangat baik mengapa hal itu terjadi dalam dunia nyata bukan didunia sinetron korea

    Banyak orang yang tidak tau benar mengapa perceraian itu terjadi dan langsung menjugde hal tsb salah...

    Kita harus tau penyebab besarnya tingkat perceraian sampai tahun 2017 ini sekitar 7000an kasus cerai... gede kan?

    Hal hal yg paling krusial dan lagi trending saat ini kita bisa lihat aja yang paling atas

    - suami tidak mampu menafkahi keluarga...jd kalau mau nikah dipikir dulu mampu gak jangan asal katakan cinta tapi kedepannya keluarga melarat dan menderita

    - banyak kasus sang istri jadi tempat latihan tinju atau latihan karate... bijaklah memilih suami sebelum berkomitmen menikah

    -kebanyakan sang istri diganti nama jadi kebun binatang dan dibentak ... kasian kan cantik cantik kok dinamakan seperti binatang

    - perselingkuhan bawa laki laki atau bawa wanita tidur bareng dirumah... wong udah ada pasangan resmi kok nyari cadangan serep..

    -istri dijadikan kepala keluarga... nah lebih parah lagi kan udah ganti status jadi pria kw..

    Nah hal hal itu yang kerap terjadi dalam rumah tangga... sehingga semakin lama hal hal itu tidak tertahankan ...namanya manusia tahan sampai kapan sih kalau digebukin terus atau dijadikan sapi perah atau jadi penonton meihat pasangannya make serep pasangan lain...

    Kadang kita ingin pertahankan dan berusaha menjadi lebih baik tapi malah semakin buruk..

    ok karena pernikahan kudus akhirnya kita bertahan tapi ada titik kita sudah gak mampu karena kita bukan team avengers marvel ...

    dalam hati malah mendoakan kapan sih pasangan berubah atau kapan sih pasangan meninggal... nah...nah... lebih parah kan.

    Semua pernikahan pasti diawali dengan kata kata manis ... perhatian yang over dosis yang akhirnya kita memutuskan verlanjut dalam pernikahan dan berahir pada hal hal tersebut diatas.

    Paling inti tuh katakan cinta tapi finansial belum stabil... mau kasi makan apa keluarga..

    Logikalah... cinta juga harus dibarengi ama finansial yang stabil (bukan kaya)

    So itu sedikit curhatan melow goeslow saya yang memberi pencerahan dari sebab akibat yang gak berahir indah pada waktunya...

    Hidup juga harus bisa melihat realita bukan hanya berpatokan pada kata kata tapi tindakan nyata.

    Selamat pagi selamat beraktifitas

    20 Oktober 2017 diubah oleh EFRON969

51 – 75 dari 190    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4 ... 8  Selanjutnya Topik ditutup