Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Aku seorang Ibu

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 85    Ke halaman:  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • IWANXS553

    2 Juli 2018

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    Menjalankan aktivitas yang digeluti dan juga peran Ibu secara bersamaan, adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan.

    Yang menjadi pertanyaan :

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

  • ANNY595

    2 Juli 2018

    Kalau saya pribadi, sesibuk apapun aktivitas wanita karir tetap tidak boleh mengabaikan perannya sebagai ibu bagi anaknya dan istri bagi suaminya, jadi kalau saya disodori pertanyaan tersebut maka saya memilih menjalankan peran seorang istri sekaligus ibu secara penuh.

    Kalaupun waktu tidak memungkinkan karena harus bekerja seharian, paling tidak harus bisa tetap memonitor tumbuh kembang anak dan kondisi di dalam rumahnya. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, mengingat saat ini era digital jadi pengawasan pun tidak serta merta harus dengan datang langsung kerumah.

    Namun diatas semuanya itu ialah adanya pengertian yang baik antara sesama anggota keluarga, sehingga proses menjalankan peran dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. dan tercapai keharmonisan kebahagiaan didalam rumah tangga tersebut. 😇😊

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    Menjalankan aktivitas yang digeluti dan juga peran Ibu secara bersamaan, adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan.

    Yang menjadi pertanyaan :

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    2 Juli 2018 diubah oleh ANNY595

  • ELISA859

    2 Juli 2018

    Kalo memang suaminya bisa mencukupi sebaiknya seorang istri jadi istri dan ibu sepenuhnya.

    Jadi sebaiknya bro ini seblom nikah harus meyiapkan dengan matang,agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga,

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    ...

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    2 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • ELISA859

    2 Juli 2018

    Dulu suamiku tidak megijinkan aku kerja.jadi aku bisa fokus ngurus rumah,suami dan anak2.walopun penghasilan suamiku pas2an tetapi g sampai kekurangan,karna aku membuat pembukuan,aku membeli sesuatu yg benar2 kami butuhkan.

  • SUYATI064

    2 Juli 2018

    Sdh mjd kodrat wanita akan mjd ibu jd harus siap utk merawat anak2, saya lebih suka bisa merawat anak sendiri kalo kondisi msh mampu bisa sambil usaha sendiri tp kalo tdk mampu saya lebih memilih utk fokus merawat anak.

  • 2 Juli 2018

    Apakah di JK gak ada wanita yang berideologi feminisme?

  • RATNA100

    2 Juli 2018

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    ....

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    Jika seorang suami mampu mencukupi apa yang menjadi kebutuhan rumah tangga nya, ya pstinya si istri ga usah kerja lah, cukup dirumah aja, ngurus suami dan anak2nya

    2 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 2 Juli 2018

    Pekerjaan ibu rumah tangga itu berat.

    Masa kanak2 tidak akan terulang lagi. Kalau Saya sih lebih pilih besarkan anak, bekerja opsional jika memang penghasilan suami tidak cukup utk penuhi kebutuhan.

  • BECKY536

    2 Juli 2018

    Pengennya jd Ibu full kalau kondisi keuangan memungkinan. Tapi kalau kondisi ekonomi lurang dan mengharuskan saya bekerja. Mngkin saya akan ksh sama pengasuh tp pulang kerja full sama dia.

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    ...

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    2 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • BECKY536

    2 Juli 2018

    Pasti ada itu

    YUDISAJA095 tulis:

    Apakah di JK gak ada wanita yang berideologi feminisme?

  • CIEDIE549

    2 Juli 2018

    itu soal pilihan.

    Zaman semakin berkembang, modern, serba cepat sehingga hal tersebut mempengaruhi kebutuhan hidup kita, manusia. Jika ortu kita dulu hanya menyedia sandang, pangan, papan, dan pendidikan buat anak-anak-nya sudah cukup, maka tidak begitu halnya dengan kita yang hidup saat ini. Anak-anak zaman ini tidak cukup diberikan sandang, pangan, papan, dan pendidikan tetapi juga butuh rekreasi/hiburan, pendidikan tidak cukup pendidikan formal di sekolah tetapi juga perlu dilengkapi les maupun pendidikan ekstrakulikuler baik yg diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah seperti les pengembangan bakat seperti kursus musik, nyanyi, akting, gambar, dll. Disamping itu anak-anak juga butuh sosialisasi melalui alat komunikasi, permainan mandiri karena sifat manusia modern yg cenderung mandiri dan individualisme. Seingat saya, dulu saya dan teman-teman mencari permainan yang kami ciptakan sendiri seperti main gobak sodor, main karet, masak-masakan dgn peralatan main seadanya.

    Hal tersebut sudah tidak relevan lagi di zaman saat ini. Kebutuhan-kebutuhan itu tentunya perlu didukung kekuatan finansial, untuk itulah para Ibu perlu bekerja maupun paruh waktu maupun penuh waktu. Ini juga dengan catatan bahwa kepala keluarga si ayah/bapak dukungan finansialnya tidak mampu memenuhi semua kebutuhan keluarga.

    Sebetulnya pilihan menjadi full mother atau wanita karir plus IRT adalah pilihan yg sulit. Saya melihat beberapa teman saya bergumul akan hal ini. Jika akhirnya mereka memutuskan berhenti bekerja karena banyak pertimbangan yg dipikirkan seperti jarak rumah dengan tepat pekerjaan yg jauh sehingga butuh usaha besar, besaran gaji hampir sama dengan biaya membayar ART atau baby sister, dll.

    Bagi saya, selama para perempuan tersebut mampu membagi waktu untuk karir dan mengurus wanita yg disertai dukungan suami kenapa tidak. Banyak juga anak-anak yg berhasil dalam pendidikan dan masa depannya walaupun kedua ortunya bekerja.

  • CHRISTIAN983

    2 Juli 2018

    Pembantu/baby sitter mahal.udah mahal seringnya cm maenan hape doang.aplgi kl dia lg patah hati,galau..bisa dibanting2 anak kita.nitip ke sdr/ortu paling aman.dan ortu biasanya malah seneng,ga merasa beban.kecuali kl ortu mmg sdh sepuh ga bs ngerawat,pembantu/baby sitter pilihan terakhir tp hrs kira waskat dg cctv misalnya..

  • 2 Juli 2018

    Aku dulu waktu nikah langsung jadi ibu rt  full time atas keinginanku sendiri meski blm punya anak. Misalnya suatu saat aku nikah lagi, ada anak ataupun tdk ada anak aku lbh memilih jadi full time ibu rt. Soalnya aku org nya emang engga mampu multi-tasking sih (menjadi ibu rt sekaligus bekerja), kecuali kalo suamiku punya warung di depan rumah dan minta aku jaga warung tsb sementara dia kerja di tempat lain. Jadi, sambil ngurus rt aku tetap bs cari duit dari rumah jg. Kalo gitu ceritanya sih boleh deh. Kan bs sambil jaga anak. Nitipin anak ke orang lain? Waah, ga lah. Anak itu tanggungjawabku.

    2 Juli 2018 diubah oleh ANITA089

  • ECHY268

    2 Juli 2018

    Jika nanti Tuhan Yesus kasih aku Anugerah menikah dg pria yg baik, takut akn Tuhan Yesus, serasi dan sepadan dgnku serta memiliki anak-anak mk akan aku rawat sesuai kemampuanku sebagai seorang ibu dan profesional. Tp posisi sbg isteri dan anak tetap prioritas. Klw ga memungkinkan ktr no sekian aj dl, tokh aku bisa buka kantor sampe usia 67 tahun. so, no problem ntar setelah anak-anakku besar baru aku fokusin ktrku. Ketika  aku memiliki anak balita saat kegiatan kantorku banyak mgkn aku akn pake jasa babysitter dan semacamnya tetapi tetap kuawasi. Profesiku sebagai Notaris/PPAT tdk membuat aku hrs stay di kantor dari pagi sampe sore, bisa didelegasikan ke asisten. Dari rumah bisa jg aku monitor kantorku, bisa pasang CCTV. Ke Kantor jika ada penandatanganan akta-akta dg klien dan itu semua aku yg atur kpn jadwalnya. Karna alasan inilah aku memilih jd Notaris/PPAT dibanding lawyer dll. Jd ga ada masalah utk jd seorang Ibu dan Isteri, bisa dilakukan sekalipun tetap bekerja. Kita dikasih Tuhan talenta masak ia di sia-siakan asalkan bisa dijalankan sesuai proporsinya.

    Tp kredibilitasku sebagai Notaris/PPAT tetap harus dijaga. Itu semua tinggal bagaimana kita mengatur seelegan dan sedinamis mgkn, dan pastinya udh punya tipsnyalah.

    Bila perlu di kantorku aku buat ruangan khusus utk anak-anak balitaku.

    Jd semua bisa berjalan asalkan suamiku jg mendukung. Inti sebuah rumah tangga itu kedua belah pihak saling dukung utk kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga.

  • ECHY268

    2 Juli 2018

    Banyak kok contoh di lapangan kehidupan ini, ibunya kerja anak"nya sukses. Banyak jg contoh ibunya RT tp anak"nya ga sukses. wong, ibunya kerjanya cuma ngerumpi dg tetangga. jd, tdk ada hubungannya karena seorang Ibu bekerja anak jd terlantar dan tugasnya sbg seorang isteri jg terabaikan. Itu semua cuma bagaimana cara menghandlenya dan manajemen waktu dll.

    Selama dlm sebuah rumah tangga ada niat baik untuk saling mendukung satu sama lain tdk ada masalah. Yang jd masalah klw tuntutan ego yg bermain dan menguasai mk rumah tangga ga bisa damai. mgkn salah satu pasangan ikut ego pasangannya tp jd cemberut coz terpaksa, nah klw sdh mulai ada pihak yg cemberut terus mn ada lg cinta, semua dilakukan ogah"an. masak ogah"an akhirnya kurang enak. mempersiapkan seluruh kelengkapan suami dll ogah'an akhirnya byk terjadi kesalahan.

  • MAYA509

    2 Juli 2018

    ECHY268 tulis:

    Jika nanti Tuhan Yesus kasih aku Anugerah menikah dg pria yg baik, takut akn Tuhan Yesus, serasi dan sepadan dgnku serta memiliki anak-anak mk akan aku rawat sesuai kemampuanku sebagai seorang ibu dan profesional.

    ....

    Jd semua bisa berjalan asalkan suamiku jg mendukung. Inti sebuah rumah tangga itu kedua belah pihak saling dukung utk kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga.

    Mantab kak!

    Integritas tinggi.

    11 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • ECHY268

    2 Juli 2018

    Thanks sist, doain biar tercapai ya de...

    Btw, mana comment mu ?

    MAYA509 tulis:

    Mantab kak!

    Integritas tinggi.

  • BAGAS321

    2 Juli 2018

    Perfecto

    ECHY268 tulis:

    Jika nanti Tuhan Yesus kasih aku Anugerah menikah dg pria yg baik, takut akn Tuhan Yesus, serasi dan sepadan dgnku serta memiliki anak-anak mk akan aku rawat sesuai kemampuanku sebagai seorang ibu dan profesional.

    ...

    Jd semua bisa berjalan asalkan suamiku jg mendukung. Inti sebuah rumah tangga itu kedua belah pihak saling dukung utk kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga.

    11 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • NOVI870

    2 Juli 2018

    Menjadi wanita karir rangkap Ibu Rumah Tangga adalahTalenta khusus yang diberikan Tuhan pada seorang Wanita.

    Bangun pagi, menyiapkan sarapan anak/suami, mengantar sekolah, bahkan jemput les atau hal2 kecil lainnya terkait anak selalu diutamakan walau lelah terasa...

    Pulang kerja, urusan anak dan rumah kembali menjadi tanggung jawab kita sebagi Ibu, bukan baby sister/ART

    Quality Time adalah kunci dari kedekatan dg keluarga.... Keikhlasan menjalani semua...

    Bekerja bukan hanya saat kondisi kekurangan atau pas pasan ... Wanita hebat harus mampu Belajar berdiri sendiri, menggunakan talenta yg sudah Tuhan berikan dan tetap semangat menjalani hidup dengan berkarya....

    Sebagian tahap kehidupan sudah saya jalani hingga hari ini, Kuliah sambil bekerja, berumah tangga, menjadi single parent,  Semua dijalani dengan penyertaan Tuhan yang begitu sempurna

    Bersyukur, Setia dan Bertanggung Jawab atas apa yang sudah Tuhan berikan...

    Hidup PASTI menjadi penuh arti !

    Jbu...😊

  • NOWRUZ363

    2 Juli 2018

    apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    ->bisa gak kalau misalnya sebagian peran tugas "ibu" nya diserahkan kepada suami?

    mungkin di indonesia itu steorotype nya ce kalau punya anak di rumah ngurus anak suami jadi breadwinner, tp temanku ada yg sukses "tuker balik" peran ini,jd suaminya kerja online dr rumah sambil ngurus rumah dan anak,istrinya kerjanya banyak mobile,sering dinas ke luar kota dan luar negeri. gaji dan karir istrinya jauh diatas suaminya tp bisa saling menghargai,suaminya juga support ama

    karir istrinya. mereka harmonis sampai sekarang (7 thnan).

    belajar dr pengalaman mereka,jd sebenarnya gak masalah siapa yg mau play role "ibu" dan "bapak" mau dibalik sekalipun,asal bisa saling mengerti,mendukung untuk

    keharmonisan rumah tangga,breadwinner gak selalu co/suami lho,banyak wanita yg karirnya jauh diatas suami tp rumah tangganya fine2 aja.

  • 2 Juli 2018

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    Menjalankan aktivitas yang digeluti dan juga peran Ibu secara bersamaan, adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan.

    Yang menjadi pertanyaan :

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

    Jadi seorang Ibu ITU berat Acap Kali jadi nenek nenek juga

    Kita saksikan saja semua ITU Saat moment menjadi seorang ibu

    2 Juli 2018 diubah oleh LISNARINAA355

  • RINA003

    2 Juli 2018

    Tergantung keadaannya Pak.. Kan Kita realistic Aja mikirnya.. klo yg dimaksud Kaya lepas tanggung jawab ya GA lah.. tp klo Karna Kita kerja trs anak diasuh ortu or baby sitter ya GA dosa juga..

    Sama perjanjian awal sblm nikah.. itu juga harus Di bicarakan n dipertanggung jawabkan..

    _sekian Komen dari saya_

    IWANXS553 tulis:

    Saya yakin semua wanita disini suatu hari nanti akan menjadi seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anakmu. Namun kondisi saat ini, mayoritas wanita beraktivitas mencari penghasilan, dengan menjadi karyawati, wiraswasta dan profesi lainnya.

    Menjalankan aktivitas yang digeluti dan juga peran Ibu secara bersamaan, adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan.

    Yang menjadi pertanyaan :

    Jika dahulu sewaktu masih bayi sampai dewasa, kamu telah dibesarkan oleh orang tua, apakah setelah menjadi suami-istri telah mempunyai anak, kamu akan menjalankan tugas seorang istri sekaligus Ibu secara penuh, atau menyerahkan sebagian dari peran tugas ibu kepada orang tua/mertua atau mungkin kepada babysister ?

  • BAGAS321

    2 Juli 2018

    Super Sekali

    RINA003 tulis:

    Tergantung keadaannya Pak.. Kan Kita realistic Aja mikirnya.. klo yg dimaksud Kaya lepas tanggung jawab ya GA lah.. tp klo Karna Kita kerja trs anak diasuh ortu or baby sitter ya GA dosa juga..

    Sama perjanjian awal sblm nikah.. itu juga harus Di bicarakan n dipertanggung jawabkan..

    _sekian Komen dari saya_

    3 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • IWANXS553

    3 Juli 2018

    Iya memang tidak dosa dan tidak ada larangan kok,

    Hanya saja sewaktu kecil kita dibesarkan oleh orang tua, lalu setelah kita punya anak tetapi menyerahkan sebagian tugas untuk membesarkan anak kepada ortu / babysister :-),

    apakah tidak ingin menjadi ibu seutuhnya bagi anak sekaligus nyonya di rumah :-D

    Kalau masalah rejeki/berkat, kan sudah diatur oleh Dia :-)

    RINA003 tulis:

    Tergantung keadaannya Pak.. Kan Kita realistic Aja mikirnya.. klo yg dimaksud Kaya lepas tanggung jawab ya GA lah.. tp klo Karna Kita kerja trs anak diasuh ortu or baby sitter ya GA dosa juga..

    Sama perjanjian awal sblm nikah.. itu juga harus Di bicarakan n dipertanggung jawabkan..

    _sekian Komen dari saya_

    3 Juli 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 3 Juli 2018

    Kalau saya sejak gadis memang sudah kerja. Jadi, saat punya suami dan anak saya tetap kerja. Dulu mendiang suami saya pun tak melarang. Cuma dia bilang harus bisa bagi waktu antara kerjaan di luar dan urusan rumah tangga.

    Puji Tuhan dari dulu tak ada yang ketinggalan. Kerjaan lancar dan anak di urus oleh orangtua saya. Tapi saya tetap memantau anak saya dengan menanyakan kegiatan nya setiap hari. Dan pulang kerja adalah full time untuk anak. Tak ada pegang kerjaan kantor apapun. Dan terbukti anak saya tidak kekurangan kasih sayang. Walaupun sekarang dia cuma punya 1 orang tua.

    Sebenarnya wanita kerja atau tidak itu tak menentukan terawat atau tidaknya anak/ rumah tangga tersebut tergantung individu masing2.

1 – 25 dari 85    Ke halaman:  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan