Share ayat saat teduh malam ini
-
24 Juni 2023
Shlom teman teman semuanya
Matius 4:4 kata Yesus " Manusia hidup bukan dari Roti saja tetapi dari setiap Firman yg keluar dari mulut Allah
Berarti jika sehari kita makan 3 kali maka harus baca Firman 3 kali jg pagi siang dan malam.jadilah pembelajar Firman saudara saudriku !
Pertanyaannya bagaimana menjadi pembelajar Firman yg efektif ? sy coba bantu dengan model
L
I
G
H
T
Light = terang sinar
Learn = pelajaran apa tentang Tuhan
Iinrospection = introspeksi diri Firman menegur dalam hal apa
Groud = pertumbuhan pada hal apa saja
Habid = kebiasaan atau pembiasaan dalam hal apa saja
Triump = pendeklarasian Firman Tuhan yg menjadi Logos atau Rema.
Selanjutnya Qt harus tetapkan bacaan misalnya Kita Roma 8:
Dari bacaan itu apa kata kuncinya
Apa pelajarannya
bisa Qt latihan yah 🙏 puji Tuhan
-
11 September
Bacaan malam ini sangat sangat menginspirasi kaum muda single happy,single dad,single mom,single parent
Namun sebelum masuk kesini.seketika ini juga teringat ke single mom,single dad
Terlepas dari kerna telah berpulang ke Rahmatullah
Sebab Itu tidak dapat di kilas saji
Ada sebuah sebuah lagu yang mengatakan doa mengubah segalanya jua ada petuaH mengatakan awali dan ahiri dengan doa
Jadi disini saya ambil kesimpulan terjadinya perceraian itu sebelum pernikahan sejoli itu tidak ambil waktu untuk berdoa untuk pasangannya dan setelah saling kenal juga tidak sepakat ambil waktu doa bersama dan kemungkinan setelah berkeluarga mungkin tidak ambil waktu doa bersama
Ini menurut gambaran yang saya tafsirkan
Baiklah untuk lebih memahami dan mengerti pasangan
Ini bacaan yang saya ambil dari Get ministry topik yang sangat menarik
Apakah ada yang namanya belahan jiwa?
Gagasan umum tentang "belahan jiwa" adalah bahwa untuk setiap orang, ada orang lain yang "cocok sempurna", dan jika Anda menikahi orang lain selain belahan jiwa ini, Anda tidak akan pernah bahagia.
Apakah konsep belahan jiwa ini alkitabiah?
Tidak, bukan. Konsep belahan jiwa sering digunakan sebagai alasan perceraian. Orang yang tidak bahagia dalam pernikahannya terkadang berdalih bahwa mereka tidak menikahi belahan jiwanya sehingga harus bercerai dan mulai mencari belahan jiwa sejati mereka. Ini hanyalah sebuah alasan, alasan yang sama sekali tidak alkitabiah.
Jika Anda sudah menikah, orang yang Anda nikahi adalah belahan jiwa Anda.
Markus 10:7-9 menyatakan, "Sebab laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Suami dan istri "dipersatukan," "satu daging," "bukan lagi dua, melainkan satu," dan "disatukan," yaitu belahan jiwa.
Pernikahan mungkin tidak seutuh dan sebahagia yang diharapkan. Suami istri mungkin tidak memiliki kesatuan fisik, emosional, dan spiritual yang mereka idamkan. Namun, bahkan dalam situasi ini, suami istri tetaplah belahan jiwa. Pasangan dalam situasi seperti ini perlu berusaha mengembangkan keintiman "belahan jiwa" yang sejati. Dengan menaati ajaran Alkitab tentang pernikahan
Sekalipun pernikahan bukanlah kehendak Tuhan, pernikahan tetap berada dalam kehendak dan rencana-Nya yang berdaulat. Tuhan membenci perceraian (Maleakhi 2:16), dan "menikahi orang yang salah" tidak pernah dinyatakan dalam Alkitab sebagai alasan perceraian. Pernyataan "Saya menikahi orang yang salah dan tidak akan pernah bahagia kecuali saya menemukan belahan jiwa sejati saya" tidak alkitabiah dalam dua hal. Pertama, pernyataan bahwa keputusan Anda yang salah telah mengesampingkan kehendak Tuhan dan menghancurkan rencana-Nya. Kedua, pernyataan bahwa Tuhan tidak mampu menjadikan pernikahan yang bermasalah menjadi bahagia, bersatu, dan berhasil. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengganggu kehendak Tuhan yang berdaulat. Tuhan dapat mengambil dua orang, betapapun tidak cocoknya mereka, dan membentuk mereka menjadi dua orang yang sempurna satu sama lain.
(Efesus 5:22-33),
pasangan dapat mengembangkan keintiman, kasih, dan komitmen yang dibutuhkan sebagai belahan jiwa yang "satu daging". Jika Anda menikah, Anda menikah dengan belahan jiwa Anda. Betapa pun tidak harmonisnya pernikahan, Tuhan dapat memberikan kesembuhan, pengampunan, pemulihan, serta kasih dan keharmonisan pernikahan yang sejati.
Mungkinkah menikahi orang yang salah? Jika kita menyerahkan diri kepada Tuhan dan mencari bimbingan-Nya, Dia berjanji untuk mengarahkan kita: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri; akuilah Dia dalam segala jalanmu, maka Ia akan meluruskan jalanmu" (Amsal 3:5-6). Implikasi dari Amsal 3:5-6 adalah jika Anda tidak percaya kepada Tuhan dengan segenap hati Anda, dan bersandar pada pengertian Anda sendiri, Anda bisa pergi ke arah yang salah. Ya, mungkin saja, di masa ketidaktaatan dan kurangnya persekutuan yang erat dengan Tuhan, Anda menikahi seseorang yang tidak Dia inginkan untuk Anda nikahi. Namun, bahkan dalam situasi seperti itu, Tuhan berdaulat dan memegang kendali.
Sekalipun pernikahan bukanlah kehendak Tuhan, pernikahan tetap berada dalam kehendak dan rencana-Nya yang berdaulat. Tuhan membenci perceraian (Maleakhi 2:16), dan "menikahi orang yang salah" tidak pernah dinyatakan dalam Alkitab sebagai alasan perceraian. Pernyataan "Saya menikahi orang yang salah dan tidak akan pernah bahagia kecuali saya menemukan belahan jiwa sejati saya" tidak alkitabiah dalam dua hal. Pertama, pernyataan bahwa keputusan Anda yang salah telah mengesampingkan kehendak Tuhan dan menghancurkan rencana-Nya. Kedua, pernyataan bahwa Tuhan tidak mampu menjadikan pernikahan yang bermasalah menjadi bahagia, bersatu, dan berhasil. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengganggu kehendak Tuhan yang berdaulat. Tuhan dapat mengambil dua orang, betapapun tidak cocoknya mereka, dan membentuk mereka menjadi dua orang yang sempurna satu sama lain.
Jika kita memelihara persekutuan yang erat dengan Tuhan, Dia akan memimpin dan membimbing kita. Jika seseorang berjalan bersama Tuhan dan sungguh-sungguh mencari kehendak-Nya, Tuhan akan menuntun orang itu kepada pasangan yang Dia inginkan. Tuhan akan menuntun kita kepada "belahan jiwa" kita jika kita berserah dan mengikuti-Nya. Namun, menjadi belahan jiwa adalah sebuah posisi sekaligus praktik. Suami dan istri adalah belahan jiwa karena mereka "satu daging", bersatu secara rohani, fisik, dan emosional. Namun dalam praktiknya, ada proses untuk menerima apa adanya pasangan, yaitu belahan jiwa, dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesatuan belahan jiwa yang sejati hanya mungkin terjadi melalui penerapan pola pernikahan yang alkitabiah.
Semoga mendukung untuk kita yang sedang dalam ..pencari cinta sejati
11 September diubah oleh LISNARINAA355
-
20 September
Ayat malam ini menarik untuk dibaca baik menguatkan bersatu dan merendahkan diri untuk
relasi;hubungan kekeluargaan bersaudara;rekan kerja Mitra hidup
2Filifi1:1-11
Dan untuk aktivitas kegiatan Fiilifi2:12-18
Tetap lah kerja kan keselamatan mu
Ibrani 4:16
Menerima rahmat dan mendapatkan pertolongan
Note baca ayat sepenuhnya jangan bilang dipenggal² okey TABE
Kita orang-orang pilihan
Efesus 1:3-14
Tuhan Allah Beserta Kita
21 September diubah oleh LISNARINAA355
-
20 September
Kenapa yg terlintas Tuhanlah Gembalaku...
-
23 September
Malam ini tak seperti Malam kemarin .. .
Malam ini malam yang syahdu
Menyadarkan diri sebagai pemuda bukan untuk sekedar melepas masa lapang tapi menikmati proses,.menikmati masa lajang dan ketika siap berkeluarga benar-benar siap sedia dengan hubungan membentuk keluarga yang penuh kasih
Luangkan waktu sejenak untuk membaca perikop yang top ini
Memahami Keindahan Masa Lajang
Seseorang membuat video yang bercerita akan kebiasaan orang Indonesia ketika bertemu sahabat atau keluarganya yang masih lajang. Yaitu bukan bertanya, “Apa kabar?” tapi seringkali menanyakan, “Kapan mau menikah?” Meski bermaksud untuk membuka pembicaraan, tapi terkadang dapat membuat orang merasa tidak nyaman ataupun jadi merasa minder untuk menjawab.
Banyak orang menganggap pernikahan sebagai pelengkap kehidupan, sehingga bila seseorang masih lajang atau belum menikah, maka dilihat sebagai kondisi hidup yang belum utuh. Tapi firman Tuhan melalui tulisan Rasul Paulus menyatakan bahwa masa lajang adalah sebuah karunia atau hadiah (1 Korintus 7:7)! Bukan sebuah masa kesusahan, tapi masa yang dapat dinikmati. Bukan sebuah masa yang menyedihkan, tapi masa yang sangat patut disyukuri.
Ada keindahan tersendiri yang kita dapat nikmati di masa lajang. Yang pertama, masa lajang memberikan waktu “ekstra” untuk kita lebih terfokus dalam mengenal dan mengasihi Tuhan, sebab bila sudah berkeluarga, kita harus membagi waktu untuk menjalankan tanggung jawab sebagai seorang istri atau suami, dan juga sebagai orang tua (1 Korintus 7:32-34). Kita pun bisa belajar membangun kebiasaan mendekatkan diri kepada Tuhan, baik dengan menggali firman-Nya, berdoa, mengandalkan Tuhan di setiap situasi, dan lainnya. Yang kedua, di masa lajang kita belum menghadapi tantangan yang dihadapi orang dalam kehidupan pernikahan (1 Korintus 7:28), meski tentu pernikahan memiliki buah manisnya tersendiri.
Masa lajang bukan berarti kehidupan kita belum lengkap. Dalam Kolose 2:10a [NLT] dikatakan bahwa, “So you are complete through your union with Christ…” Bukan pasangan kita yang membuat diri kita lengkap, melainkan Kristus. Ketika kita percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita menjadi utuh dan lengkap di dalam Dia. Kristus itu cukup bagi kita. Masa lajang menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar bergantung kepada Kristus, mencukupkan diri dengan kasih-Nya, dan melayani-Nya.. Kapan pun kita merasa kesepian, datanglah kepada Kristus. Ingatlah, sesungguhnya Anda tidak pernah sendiri, karena Kristus selalu bersama Anda.
Bagi semua anak-anak Tuhan, baik lajang maupun menikah, ada satu janji Tuhan yang pasti: kita semua yang percaya kepada Kristus akan menjadi pengantin-Nya (Wahyu 19:7). Sebuah janji yang begitu indah!
Kita dapat menikmati masa lajang kita dengan sikap percaya bahwa kita sudah lengkap di dalam Kristus, kita memiliki Kristus yang sangat mengasihi kita, Dia selalu bersama kita; dan apabila sudah waktunya Tuhan mempertemukan kita dengan pasangan yang tepat, kita dapat menjadi pasangan yang siap mengasihi, dengan kasih Tuhan yang berlimpah dalam hidup kita (1 Yohanes 4:11-12). Nikmatilah berkat Anda di masa lajang dengan sukacita.
Masa lajang bukanlah sebuah masalah untuk dipecahkan, atau musim kehidupan yang inferior dibandingkan pernikahan. Bukan sebuah masa yang menyedihkan; melainkan sebuah berkat dan kesempatan untuk menikmati kasih Allah dan belajar mencukupkan diri di dalam-Nya.
By. Pemuda rohani
Lupakan hari kemarin ciptakan harapan baru tuk hari esok penuh kebahagiaan dengan melalui hari ini dengan rasa yang terberkati
Manifestasi hidup diberkati
..sepanjang hidup ku diberkati hingga saat ini hidupku diberkati
🎵Aku Di Berkati"
AKU DIBERKATI
SEPANJANG HIDUPKU DIBERKATI
BILA BANGUN PAGI HARI
SIANG BERGANTI MALAM AKU DIBERKATI
BILA BANGUN PAGI HARI
SIANG BERGANTI MALAM AKU DIBERKATI
23 September diubah oleh LISNARINAA355
-
23 September
Dahsyat . . .
TORO617 tulis:
Kenapa yg terlintas Tuhanlah Gembalaku...
🎵Tuhanlah Gembalaku
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
Tuhan adalah gembalaku
Aku takkan kekurangan
Ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau
Di dekat air yang tenang
Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus
Demi nama-Nya yang kudus
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
Sekalipun aku harus berjalan
Di lembah yang kelam
Aku tidak takut akan bahaya
Sebab Engkau besertaku
Sungguh tongkat penggembalaan-Mu
Itulah yang menghibur aku
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
Kau siapkan hidangan bagiku
Di hadapan lawanku
Kau urapi kepalaku dengan minyak
Dan pialaku melimpah
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
Kerelaan yang dari Tuhan
Dan kemurahan Ilahi
Mengiringi langkahku selalu
Sepanjang umur hidupku
Aku akan diam di rumah Tuhan
Sekarang dan senantiasa
Tuhanlah gembalaku
Takkan kekurangan aku
23 September diubah oleh LISNARINAA355
