Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Realistis VS Idealis dalam hal asmara

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 43    Ke halaman:  1  2  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 10 Agustus 2019

    Apakah benar bahwa belum tentu orang yang realistis sepenuhnya pasti realistis, begitu juga yang orang yang idealis tidak sepenuhnya pasti idealis?

    Di sini orang bisa menimbang mana yang perlu idealis dan mana yang cukup realistis saja

    Misal kita idealis bahwa pasangan harus sama-sama kristen, tapi realitasnya kita gak cinta sama lawan jenisnya atau sebaliknya si lawan jenisnya gak cinta sama kita

    Atau..

    Misalnya kita idealis bahwa pasangan harus saling sama-sama cinta, tapi realitasnya beda agama..

    Memang idealnya ya harus sama-sama kristen dan ya juga harus sama-sama cinta..

    Apakah dalam hal asmara kita harus sepenuhnya ideal? atau gimana menurut anda?

    10 Agustus 2019 diubah oleh YUDISAJA095

  • YUNITA903

    10 Agustus 2019

    Kalau menurut saya , ya memang ideal yg harus sama-sama cinta dan juga realisstisnya sama-sama kristen

  • 10 Agustus 2019

    Menurut anda apakah pemikiran sepenuhnya idealis seperti itu membuat banyak dari kita lama menjomblo ?

    YUNITA903 tulis:

    Kalau menurut saya , ya memang ideal yg harus sama-sama cinta dan juga realisstisnya sama-sama kristen

  • NANO313

    10 Agustus 2019

    Ideal dalam kyakinan yg harus sama2 sekeyakinan,,bgitupun dalam asmara....,harus ideal dlm itikad cinta...... mendekati kesempurnaan,,hendaknya qt harus ideal biar kdepan gkda msalah,dan berkenan di hdapan Tuhan..

    .. Tuhan Memberkati..🙏

  • 10 Agustus 2019

    Di agama sebelah pernah ada di TV seorang pemuda yang masih muda menikahi seorang nenek, pemuda itu menikahinya karena agama, menurut anda apakah mungkin di kristen ada seperti itu?

    NANO313 tulis:

    Ideal dalam kyakinan yg harus sama2 sekeyakinan,,bgitupun dalam asmara....,harus ideal dlm itikad cinta...... mendekati kesempurnaan,,hendaknya qt harus ideal biar kdepan gkda msalah,dan berkenan di hdapan Tuhan..

    .. Tuhan Memberkati..🙏

  • YUNITA903

    10 Agustus 2019

    Menurut saya sih banyak yg jomblo bukan karena itu, tapi..

    1. Mungkin karna dia pernah disakiti jadi malas untuk membuka hati
    2. Trauma untuk memulai kisah cinta yang baru
    3. Terlalu Pemilih dalam kriteria pasangan (yang diinginkan selalu yang perfectionist,  padahal semua manusia punya kekurangan)

    10 Agustus 2019 diubah oleh YUNITA903

  • LIEZT708

    10 Agustus 2019

    Bisa jadi. Tuhan pun menginginkan kita mendapatkan yang sepadan. Bukankah ada tertulis, terang dan gelap tidak dapat bersatu? Karena Tuhan tau, sesama Kristen aja tidak jaminan bebas masalah, apalagi yg tidak sejalan. Kebayang ribetnya.

    Terlepas dari pengalaman2 orang lain yang tampak aman2 dan langgeng saja hingga akhir hayat, bukan berarti kita juga bisa menjalani kehidupan seperti mereka2 yang tampaknya bebas hambatan itu, kan? ☺

    YUDISAJA095 tulis:

    Menurut anda apakah pemikiran sepenuhnya idealis seperti itu membuat banyak dari kita lama menjomblo ?

  • 10 Agustus 2019

    Apakah yang tersakiti pasti sepenuhnya malas untuk membuka hati? Begitu juga yang trauma untuk memulai kisah cinta yang baru apakah sepenuhnya pasti berada dalam trauma? begitu juga yang terlalu pemilih apakah juga sepenuhnya  pasti tidak bakal menurunkan kriterianya?

    YUNITA903 tulis:

    Menurut saya sih banyak yg jomblo buka karna itu, tapi..

    1. Mungkin karna dia pernah disakiti jadi malas untuk membuka hati
    2. Trauma untuk memulai kisah cinta yang baru
    3. Terlalu Pemilih dalam kriteria pasangan (yang diinginkan selalu yang perfectionist,  padahal semua manusia punya kekurangan)
  • YUNITA903

    10 Agustus 2019

    Yah mungkin sih, karna itu juga yang menyebabkan lama menjomblo:-)

    YUDISAJA095 tulis:

    Apakah yang tersakiti pasti sepenuhnya malas untuk membuka hati? Begitu juga yang trauma untuk memulai kisah cinta yang baru apakah sepenuhnya pasti berada dalam trauma? begitu juga yang terlalu pemilih apakah juga sepenuhnya  pasti tidak bakal menurunkan kriterianya?

  • ECHY268

    10 Agustus 2019

    Bicara ttg asmara, wkt msh remaja dl, aku pernah ga idealis ttg pacar. Aku pernah beberapa kali pacaran sama yg bkn kristen. Dari pengalaman itu aku belajar bhw tdk ada gunanya pacaran beda keyakinan. Kecuali mw menikah dan agama masing" atau slh satu ikut agama pasangannya. Di usia dewasa aku sdh putuskan suamiku hrs yg percaya Tuhan Yesus. Itu harga mati. Even, dlm hidup ini byk sekali godaan, tak apa, aku akn sllu berusaha sekuat tenaga utk bertahan dg pertolongan Tuhan Yesus tentunya. Puji Tuhan hingga hari ini msh bertahan.

    Klw aku ga idealis bhw pendamping hidupku hrs kristen sdh dari dulu aku nikah.

    #aku punya tips penyemangat utk bebas dari godaan pria" non kristen yg mmg kdg terlihat kyk org kristen bila dibanding pria kristen sendiri yaitu :

    Sekalipun kamu ganteng, baik dan mapan tapi Tuhan Yesusku lebih ganteng, lbh baik dan setia selalu dlm mendampingiku dlm hidup ini baik susah maupun senang.  So, kamu takkan bisa memisahkanku dari Tuhan Yesusku.

    Itu kata" motivasiku.

  • 10 Agustus 2019

    Untuk pasangan yang sepadan bukankah ada konteksnya ?

    Jika menilik konteksnya, sejatinya ayat itu tidak ditujukan untuk melarang atau mendukung seorang Kristen menikah dengan orang non-Kristen, melainkan lehih ditujukan hagi para petobat baru, yang pasangannya masih memeluk kepercayaan yang lama. Tujuannya jelas, yakni agar orang-orang Kristen benar-benar menerapkan kekudusan dalam hidupnya dan tidak lagi terjatuh dalam kehidupan cemar yang masih menjadi gaya hidup pasangannya. Mereka dipanggil untuk menularkan positive influence bagi pasangannya yang belum percaya.

    Sumber : www.sarapanpagi.org/pernikahan ... 230.html#p12076

    Memang secara umum ribet tapi ada juga yang awet sampai sekarang seperti misal Christian Sugiono dan Titi Kamal, dan memang benar juga bukan berarti kita juga bisa menjalani kehidupan seperti mereka2 yang tampaknya bebas hambatan itu.

    LIEZT708 tulis:

    Bisa jadi. Tuhan pun menginginkan kita mendapatkan yang sepadan. Bukankah ada tertulis, terang dan gelap tidak dapat bersatu? Karena Tuhan tau, sesama Kristen aja tidak jaminan bebas masalah, apalagi yg tidak sejalan. Kebayang ribetnya.

    Terlepas dari pengalaman2 orang lain yang tampak aman2 dan langgeng saja hingga akhir hayat, bukan berarti kita juga bisa menjalani kehidupan seperti mereka2 yang tampaknya bebas hambatan itu, kan? ☺

  • NANO313

    10 Agustus 2019

    YUDISAJA095 tulis:

    Di agama sebelah pernah ada di TV seorang pemuda yang masih muda menikahi seorang nenek, pemuda itu menikahinya karena agama, menurut anda apakah mungkin di kristen ada seperti itu?

    hmmm beda prinsip bang yud.... gkkn mugkinlah qt terapin hal itu.. mending qt dia buat jadi anak angkat,or orang tua angkat..

  • 10 Agustus 2019

    Apakah dalam asmara di anda ada logika melihat wanita dalam skala 1-10? Misal idealnya 10, tapi wanitanya tidak 10 tapi 6 misalnya, lalu akhirnya dari melihat apa yang ideal dan realitas, anda tidak masalah berpasangan dengan wanita itu, karena 6 oke deh gpp..  

    NANO313 tulis:

    hmmm beda prinsip bang yud.... gkkn mugkinlah qt terapin hal itu.. mending qt dia buat jadi anak angkat,or orang tua angkat..

  • 10 Agustus 2019

    Apakah ada konsekuensi dari bertahan itu? Entah itu jatuh dalam dosa atau hal lainnya yang seharusnya tidak terjadi?

    ECHY268 tulis:

    Bicara ttg asmara, wkt msh remaja dl, aku pernah ga idealis ttg pacar. Aku pernah beberapa kali pacaran sama yg bkn kristen. Dari pengalaman itu aku belajar bhw tdk ada gunanya pacaran beda keyakinan. Kecuali mw menikah dan agama masing" atau slh satu ikut agama pasangannya. Di usia dewasa aku sdh putuskan suamiku hrs yg percaya Tuhan Yesus. Itu harga mati. Even, dlm hidup ini byk sekali godaan, tak apa, aku akn sllu berusaha sekuat tenaga utk bertahan dg pertolongan Tuhan Yesus tentunya. Puji Tuhan hingga hari ini msh bertahan.

    Klw aku ga idealis bhw pendamping hidupku hrs kristen sdh dari dulu aku nikah.

    #aku punya tips penyemangat utk bebas dari godaan pria" non kristen yg mmg kdg terlihat kyk org kristen bila dibanding pria kristen sendiri yaitu :

    Sekalipun kamu ganteng, baik dan mapan tapi Tuhan Yesusku lebih ganteng, lbh baik dan setia selalu dlm mendampingiku dlm hidup ini baik susah maupun senang.  So, kamu takkan bisa memisahkanku dari Tuhan Yesusku.

    Itu kata" motivasiku.

  • NANO313

    10 Agustus 2019

    Itulah q bang yud.. q trima kondisi itu.. terserah dunia bilg q kbnyakn melankolis,di banding pake logika.... tipe2 laki2 beda bang.. tpi brusha di imbangin,,logika n prasaan,,biar jln hidup ini lurus n Tuhan berkati..

  • 10 Agustus 2019

    Apakah ada konsekuensi dari tetap idealis ? Entah itu jatuh dalam dosa atau hal lainnya yang seharusnya tidak terjadi?

    NANO313 tulis:

    Itulah q bang yud.. q trima kondisi itu.. terserah dunia bilg q kbnyakn melankolis,di banding pake logika.... tipe2 laki2 beda bang.. tpi brusha di imbangin,,logika n prasaan,,biar jln hidup ini lurus n Tuhan berkati..

  • LIEZT708

    10 Agustus 2019

    Ya benar, sepadan itu ada konteksnya. Karena luasnya ruang lingkupnya itu lah, saya membatasi pemaparan terkait itu dan membebaskan interpretasi pembaca ☺

    Bagi saya, penginjilan salah satunya dapat melalui jalan tersebut. Saya pribadi lebih berniat memperbaiki diri sendiri. Orang lain, siapapun itu mau mencontoh kebaikan yang ada pada saya, hak pribadi mereka. Tidak ada tendensi demi citra yang baik di masyarakat, murni perbaikan diri demi mengurangi dosa 😁

    YUDISAJA095 tulis:

    Untuk pasangan yang sepadan bukankah ada konteksnya ?

    Jika menilik konteksnya, sejatinya ayat itu tidak ditujukan untuk melarang atau mendukung seorang Kristen menikah dengan orang non-Kristen, melainkan lehih ditujukan hagi para petobat baru, yang pasangannya masih memeluk kepercayaan yang lama. Tujuannya jelas, yakni agar orang-orang Kristen benar-benar menerapkan kekudusan dalam hidupnya dan tidak lagi terjatuh dalam kehidupan cemar yang masih menjadi gaya hidup pasangannya. Mereka dipanggil untuk menularkan positive influence bagi pasangannya yang belum percaya.

    Sumber : www.sarapanpagi.org/pernikahan ... 230.html#p12076

    Memang secara umum ribet tapi ada juga yang awet sampai sekarang seperti misal Christian Sugiono dan Titi Kamal, dan memang benar juga bukan berarti kita juga bisa menjalani kehidupan seperti mereka2 yang tampaknya bebas hambatan itu.

  • 10 Agustus 2019

    Pertanyaan anda diawali dg kalimat "apakah benar". Benar berdasarkan apa, berdasarkan siapa? Jk membawa agama, kebenaran 1 agama bisa ditafsirkan berbeda sehingga muncul beragam ajaran dan denominasi, dan semua pihak akan mengklaim bahwa merekalah yg benar. Termasuk dlm ajaran agama lain dimana seorang pemuda menikahi seorang nenek yg menurut ajaran agamanya adalah kebenaran. Ya biarkanlah... Urusan pribadinya dg Tuhan.

    Mengenai relationship, terlepas apapun agamanya, pendapat saya adalah, idealis itu perlu, dan realistis itu wajib. Bukan hanya modal seiman, mapan, hyukkk nikah... Eh.. Akhirnya pisahan krn idealisme yg dituntut tinggi tidak sejalan dg realita yg terjadi... Penyesuaian diperlukan, sesuai iman dan keyakinan masing² pribadi. Hidupmu adalah tanggungjawabmu pribadi pada Allah. Mencari kebenaran bukan pembenaran adanya dalam pengenalan pribadi dg Allah...

    -just share not for argue-

  • 10 Agustus 2019

    Mantuuull!!!

    VENA255 tulis:

    Pertanyaan anda diawali dg kalimat "apakah benar". Benar berdasarkan apa, berdasarkan siapa? Jk membawa agama, kebenaran 1 agama bisa ditafsirkan berbeda sehingga muncul beragam ajaran dan denominasi, dan semua pihak akan mengklaim bahwa merekalah yg benar. Termasuk dlm ajaran agama lain dimana seorang pemuda menikahi seorang nenek yg menurut ajaran agamanya adalah kebenaran. Ya biarkanlah... Urusan pribadinya dg Tuhan.

    Mengenai relationship, terlepas apapun agamanya, pendapat saya adalah, idealis itu perlu, dan realistis itu wajib. Bukan hanya modal seiman, mapan, hyukkk nikah... Eh.. Akhirnya pisahan krn idealisme yg dituntut tinggi tidak sejalan dg realita yg terjadi... Penyesuaian diperlukan, sesuai iman dan keyakinan masing² pribadi. Hidupmu adalah tanggungjawabmu pribadi pada Allah. Mencari kebenaran bukan pembenaran adanya dalam pengenalan pribadi dg Allah...

    -just share not for argue-

  • 10 Agustus 2019

    Sebenarnya "apakah benar" bisa berangkat dari apakah ada orang yang sepenuhnya idealis, jadi dia tidak pernah realistis? Apakah ada orang yang sepenuh realistis itu tidak pernah idealis?

    Jadi ini berdasarkan sifat manusia secara luas, karena idealis dan realistis adalah tentang sifat..

    Pertanyaan ini rumit, jika dimisalkan ada orang dengan Down Syndrome gimana? Apakah mereka ada idealisme? Saya tidak tahu

    Lalu dilanjutkan idealisme yang berhub dengan agama dan asmara, anda mengatakan intinya untuk dikembalikan ke apa yang dipercayai masing-masing, dan anda mengatakan biarkanlah.. urusan pribadinya dengan Tuhan, pertanyaannya apakah harus selalu seperti itu?

    AFAIK..

    Ada ayat "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali."

    Misalnya ybs terjatuh dalam kehidupan cemar yang masih menjadi gaya hidup pasangannya gimana?

    Menurut anda idealnya perlu ditegur ga?

    Ini yang gak mudah, karena bisa balik ke diri sendiri jika diri kita sendiripun belum benar orangnya, karena ada ayat. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

    Untuk yang beda agama, ada dalam amanat agung

    "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

    Ya biarkanlah.. itu urusannya dengan Tuhan bukankah itu idealnya adalah option terakhir? Jika dengan pendekatan yang baik dan dia ternyata akhirnya mau dijadikan murid dan dibaptis, gimana?

    Realitasnya memang gak mudah, tapi idealnya seperti itukan?

    Meskipun saya sendiri saat ini jika disuruh memilih saya akan realistis, lum berani untuk idealis seperti itu, tapi paling tidak kita tahu, apakah yang ideal dilakukan..

    CMIIW

    Mengenai relationship sebelum menikah, terlepas apapun agamanya, saya setuju saja dengan pendapat kamu, tapi jika relationship setelah menikah dan dihubungan dengan perceraian gimana? Bukankah perlu ada agama di situ, konseling di gereja, sebenarnya apa yang jadi masalah.

    VENA255 tulis:

    Pertanyaan anda diawali dg kalimat "apakah benar". Benar berdasarkan apa, berdasarkan siapa? Jk membawa agama, kebenaran 1 agama bisa ditafsirkan berbeda sehingga muncul beragam ajaran dan denominasi, dan semua pihak akan mengklaim bahwa merekalah yg benar. Termasuk dlm ajaran agama lain dimana seorang pemuda menikahi seorang nenek yg menurut ajaran agamanya adalah kebenaran. Ya biarkanlah... Urusan pribadinya dg Tuhan.

    Mengenai relationship, terlepas apapun agamanya, pendapat saya adalah, idealis itu perlu, dan realistis itu wajib. Bukan hanya modal seiman, mapan, hyukkk nikah... Eh.. Akhirnya pisahan krn idealisme yg dituntut tinggi tidak sejalan dg realita yg terjadi... Penyesuaian diperlukan, sesuai iman dan keyakinan masing² pribadi. Hidupmu adalah tanggungjawabmu pribadi pada Allah. Mencari kebenaran bukan pembenaran adanya dalam pengenalan pribadi dg Allah...

    -just share not for argue-

    10 Agustus 2019 diubah oleh YUDISAJA095

  • ECHY268

    10 Agustus 2019

    Aku lbh suka disebut berani bayar harga drpd konsekwensi. Faktor lingkungan dan pergaulanku yg mayoritas non kristen mengakibatkan aku msh jomblo sampe skrg.

    Jatuh dlm dosa ya ga lah. Justru aku bertahan agar tdk jatuh dlm dosa. Mgkn ada yg berpikir klw berteman dg pria artinya berteman dlm tanda kutip. Tentu tdk bagiku ke kudusan sgt penting. Justru aku sgt mengagumi pria yg non kristen itu karena dia jg sgt menjagaku dan tdk pernah merayuku utk berbuat dosa.

    Aku kuat di agamaku, dia jg kuat di agama dia.

    Pertemanan kami lbh sering ke arah diskusi, saling menghargai, menghormati dan membantu.

    YUDISAJA095 tulis:

    Apakah ada konsekuensi dari bertahan itu? Entah itu jatuh dalam dosa atau hal lainnya yang seharusnya tidak terjadi?

  • 10 Agustus 2019

    Buat TS mohon ijin bertanya, Kalo boleh tahu sebelum ikut memberikan komentar (biar tidak salah komentar saya) definisi idealis dan realistis itu kayak apa ya?

  • CHRISTIAN983

    10 Agustus 2019

    Juga tergantung umur.kl msh muda biasanya lbh idealis dan itu wajar.tp kl sdh 40an msh idealis,,mungkin nanti umur 60 menyesali ke-idealis-annya yg lbh memilih tdk menikah(drpd salah menikah). Lalu krn saudara2 kandung sdh pd sibuk ngurusin keluarga masing2,teman2 men-jomblo yg dulu katanya setia pun sdh pd tuwek juga.akhirnya berfikir drpd nyusahin n ngerepotin saudara/teman,lbh baik hidup dipanti jompo. nah kejadian yg lbh parah adl..di-panti jompo- kan oleh saudara setelah hartanya diambil.bukan maksud menakut2i tp faktanya itu sering terjadi.maka menikahlah.realistis bhw kemampuan ya cuma segitu,jgn berharap terlalu tinggi(bertahan idealis).manusia ngga ada yg sempurna,,saudaraku

  • 10 Agustus 2019

    As I've wrote before... I'm just share my opinion... Not for argue... Monggo njenengan galih piyambak.. Banyak mentor² relationship, buku² keren, dan Penulis² handal juga rohaniawan yg tentunya bisa menjawab dg lebih tepat pertanyaan anda sampaikan drpd jawaban jomblo yg kurang pengalaman seperti saya..

    Semoga pencerahan yg ideal seperti yg anda harapkan terjadi dalam realitas pencarian anda

    -signout-

  • SWEI888

    10 Agustus 2019

    baik itu idealis atau rasional... jika tujuan nya untuk mengasihi Tuhan, akan mendatangkan kebaikan.

    karena tanpa kasih akan Tuhan... segala sesuatunya tidak ada artinya.

    :)

1 – 25 dari 43    Ke halaman:  1  2  Selanjutnya Kirim tanggapan