Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Menikah Saat Sudah Mapan atau Saat Masih Merintis Usaha ?

ForumPersahabatan dan hubungan

126 – 136 dari 136    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 4  5  6Kirim tanggapan

  • 7 Juli 2020

    Setuju dan menurut saya salah satu bagian krusial utk diperhatikan adalah kemampuan utk menurunkan ego masing2. Soalnya terkadang menyatukan persepsi dua kepala itu sungguh tidak mudah butuh sikap rendah hati utk mau terus belajar mjd lebih baik... 👍👍👍

    MANUNTUN864 tulis:

    Klau belum siap mentalnya masuk ke janji pernikahan untuk apa nikah? Siap atau tidak siap menikah bukan karena faktor umur yg masih muda atau tua ya guys tapi yg terpenting bagaimana kesiapan mentalnya ✌🙏.

    Kesiapan secara mental baik dari diri kita maupun pasangan sangat penting untuk digali dan dibekali. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada pernikahan yang kita jalani. Ketidaksiapan dan butanya kita terhadap kesehatan mental akan berdampak pada mentalitas dan emosional kita maupun pasangan ketika menikah.

    ........

    Sumber : pijarpsikologi.org/pernikahan- ... ng-dibicarakan/

  • 7 Juli 2020

    Aku coba jawab dari referensi lain yg mendukung ya to 😄. Karena intinya adalah mengontrol diri/pengendalian diri dan bisa berdamai dengan diri sendiri.

    Kapan saat yang paling tepat untuk memutuskan menikah dan apa saja hal yang menandakan kesiapan mental untuk menikah?

    1. Merasa terpenuhi dan tidak kehilangan apapun

    Walau sedang jatuh cinta, tapi tetap saja merasa kurang akan sesuatu hal yang tidak dapat ditemukan di diri pasangan atau bahkan di diri sendiri. Mungkin masih merasa perlu mengejar pendidikan yang lebih tinggi, ingin merasakan pengalaman traveling sendirian, atau mewujudkan keinginan personal lainnya. Penuhilah kebutuhan dan keinginan tersebut sebelum memutuskan untuk menikah. Saat sudah memenuhi semua kebutuhan pribadi, maka dapat meraih kebahagiaan dan kepuasan sendiri tanpa bergantung terlalu banyak pada calon pasangan. Itulah saatnya untuk mulai memikirkan langkah berikutnya sebagai tanda untuk memasuki pernikahan.

    2. Tidak lagi dihantui oleh masa lalu

    Menjalani pernikahan berarti menghabiskan waktu di masa sekarang dan menata masa depan bersama dengan pasangan. Jika sudah tidak lagi memikirkan mantan-mantan kekasih, hubungan asmara yang sudah berlalu atau hal lain yang sudah seharusnya dilupakan saat memulai hubungan ini, maka ini adalah pertanda baik bahwa siap melangkah ke jenjang pernikahan. Ketika bayangan tentang mantan pacar sudah tidak terbersit lagi di pikiran, itu juga merupakan tanda kesiapan untuk memasuki pernikahan.

    3. Memiliki stabilitas finansial dan manajemen keuangan yang baik

    Berusaha memiliki stabilitas dan kebebasan finansial agar dapat memulai hidup baru yang mandiri dan mencapai tujuan-tujuan keluarga bersama. Jika tidak memiliki tabungan, kesulitan dalam menyelesaikan tagihan-tagihan, terlilit hutang, atau belum bisa berhemat dan mengatur keuangan dengan baik, maka akan sulit untuk mengontrol keuangan rumah tangga kelak. Sebaliknya, kalau sudah memiliki kebiasaan menabung serta dapat mengelola uang dengan baik dan bertanggung jawab, ini juga adalah salah satu tanda kesiapan untuk memasuki pernikahan.

    4. Tidak memiliki keinginan untuk mencari orang lain

    Sudah pasti belum siap menikah jika masih menggunakan atau bahkan sekedar melihat-lihat aplikasi kencan online di telepon genggam. Saat berada di titik kesiapan menikah, maka akan bahagia dan puas dengan pasangan yg dipilih. Akan mencintai kelebihannya, kekurangan, keunikan serta nilai-nilai yang dianut. Tidak akan ada keinginan untuk mengubah pribadinya menjadi orang lain. Meski datang godaan dari pihak ketiga, yg hanya akan menganggapnya angin lalu saja karena yakin sudah menemukan sosok yang tepat untuk mendampinginya.

    5. Mengenal dan mencintai diri seutuhnya

    Identitas diri seringkali disangkut pautkan dengan status pernikahannya, namun tidak demikian di era modern ini. Pribadi yang unik serta berbagai keberhasilan yang telah dicapai akan menjadi hal yang membentuk jati diri seseorang sebagai individu. Maka dari itu, penting sekali untuk dapat memiliki rasa cinta terhadap diri sendiri sebelum memberikan cintanya pada pasangan kelak. Dengan begitu akan menjadi sosok yang mengimbanginya, bukan sekadar melengkapi. Jadi, apakah sudah mengenal diri sendiri? Apakah bahagia dengan jati diri tersebut? Jika iya, maka sudah siap untuk melebarkan kebahagiaan tersebut pada pasangan dalam pernikahan.

    6. Mengetahui betul apa yang diinginkan dan tidak diinginkan dalam hubungan

    Di masa remaja, kriteria pasangan idaman mungkin hanya sebatas ketampanan dan romantisme. Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman hidup, kriteria ini mungkin akan menjadi lebih spesifik dan realistis. Semakin yakin karakteristik seperti apa yang diinginkan dan tidak diinginkan dalam diri calon pasangan. Misalnya, mencari sosok pria yang baik hati dan bekerja keras, serta menghindari pribadi yang kasar dan tidak saling menghormati. Dengan begitu, saat menjalin hubungan yang serius, dapat langsung melihat apakah calon pasangan memiliki cara pandang yang sejalan dan pribadi yang dapat menyeimbangkan personalitas.

    7. Siap berbagi dan berkompromi

    Berbagi dan berkompromi adalah hal yang mendasari pernikahan, jadi jika masih memiliki sisi egois yang tidak mau mengalah maka bisa jadi belum siap untuk menikah. Sebaliknya, jika tidak merasa keberatan untuk menggabungkan berbagai aspek kehidupan dengan orang lain yang memiliki kepribadian dan kebiasaan yang berbeda, membuat berbagai keputusan penting bersama dan dapat mencari titik tengah saat berselisih paham, artinya telah mengerti cara kerja sebuah pernikahan dan siap untuk menghadapinya.

    8. Saat memikirkan tentang masa depan, ia termasuk di dalamnya

    Tanyakan kepada diri sendiri, saat berpikir tentang cita-cita dan tujuan hidup untuk 5 hingga 10 tahun mendatang, apakah pasangan termasuk di dalam visi misi tersebut? Jika iya, maka secara tidak sadar sudah merencanakan komitmen jangka panjang dengan dirinya. Mungkin berusaha menggabungkan keinginannya dengan impian agar dapat berjalan sesuai dengan bayangan berdua. Hal ini pun menjadi pertanda bahwa telah memiliki kesiapan untuk menikah.

    9. Lebih memikirkan kehidupan pernikahan dibandingkan acara pestanya

    Satu lagi tanda yang menjadi petunjuk kesiapan menikah adalah lebih sering memikirkan tentang kehidupan rumah tangga kelak, dibandingkan acara pernikahan seperti apa yang akan digelar. Tak terlalu penting apakah pestanya akan diadakan secara mewah atau sederhana, sesuai impian atau tidak, namun yang terpenting adalah bagaimana memasuki kehidupan pernikahan nanti. Lebih fokus pada bagaimana cara menjadi suami dan istri yang terbaik untuk satu sama lain, serta selalu berusaha untuk mencintai, menghormati dan saling menyayangi bahkan saat masalah melanda sekalipun.

    10. Merasa aman

    Saat sudah siap untuk menjalani pernikahan, akan memiliki rasa aman yang mungkin tidak dimiliki sebelumnya. Tidak lagi mencari validasi dari orang-orang sekitar, telah puas memenuhi semua impian dan cita-cita di masa muda dan siap untuk membuat impian baru yang lebih dewasa, juga akan merasa aman dengan hubungan bersama pasangan yang penuh rasa saling percaya. Siap untuk menikah jika hati kecil berkata demikian dan tidak ada keraguan dalam diri sendiri, menikah menjadi pilihan yang masuk akal karena memang ditakdirkan untuk hidup dengannya.

    www.bridestory.com/id/blog/10- ... ah-siap-menikah

    JUNITA694 tulis:

    kalau boleh tau, itok manuntun punya pandangan sprti apa dalam memvalidasi cewe yg sehat mental dan sudah siap mental untuk menikah??

    😊

  • 7 Juli 2020

    Ya setuju bro karena menikah bukan ajang untuk coba2 dan kalau tidak cocok bisa dikembalikan tapi ajang untuk menyatukan dua insan yg berbeda menjadi satu kesatuan yg tidak terpisahkan oleh manusia 😅.

    LUKAS244 tulis:

    Sebenernya siapa yang bisa tau mentalnya udah siap atau ngga untuk merit 🤔

    Mirip kaya ikut lomba lari sih (berhubung saya hobi lari). Ambil jarak yang bener2 jauh, 170k. Untuk ambil yang 100k, masih umum untuk diambil. Ambil yang 170k, rasanya bener2 absurd. Banyak yang nunda2 karena baru di pikiran aja udah berat; terus ujung2nya ga pernah ambil karena udah keburu pensiun.

    Tapi ada segelintir yang memberanikan diri untuk coba2. Ada yang sekali coba, berhasil. Ada yang 2x coba, baru berhasil. Ada yang 4x coba, baru berhasil. Ada yang ga pernah berhasil berapa kalipun mencoba.

    Emang, keputusan untuk menikah ga bisa dibandingin sama ikut lomba lari. Karena untuk menikah ga bisa coba2. Tapi kayanya sama2 dituntut 'keberanian', untuk ambil sikap & tindakan. 😬

  • 7 Juli 2020

    Ya betul to setuju 🙏😊, karena kenyataan yg terjadi seperti itu, ego masing2 yg naik2 ke puncak gunung ..... 😅😅😅

    VINA735 tulis:

    Setuju dan menurut saya salah satu bagian krusial utk diperhatikan adalah kemampuan utk menurunkan ego masing2. Soalnya terkadang menyatukan persepsi dua kepala itu sungguh tidak mudah butuh sikap rendah hati utk mau terus belajar mjd lebih baik... 👍👍👍

  • 8 Juli 2020

    thank you lho ito manuntun 😊

    idealnya emang 10 itu terpenuhi ya. namun prakteknya sprti sulit smuanya terpenuhi ehehe

    😁

    .

    kalau ito sendiri dalam prakteknya, ke 10 poin itu memang jadi acuan ito ya?

    atau barangkali ada yg lebih esensial dalam memutuskan utk menikah?

    MANUNTUN864 tulis:

    Aku coba jawab dari referensi lain yg mendukung ya to 😄. Karena intinya adalah mengontrol diri/pengendalian diri dan bisa berdamai dengan diri sendiri.

    ....

    www.bridestory.com/id/blog/10- ... ah-siap-menikah

    8 Juli 2020 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • STEFANUS482

    8 Juli 2020

    Ihhh Nuna Mar, kenapa ga pake bahasa menjala manusia kan sepertinya lebih mulia tugasnya ...

    🙈🙈🙈

    MAR957 tulis:

    usaha menjala cewe ya dek? 🤭

  • STEFANUS482

    8 Juli 2020

    Daebaaagg, siap Om ozan siap berteman. Tapi nanti ada yang kecewa ga ya? semoga ga ada ya karena siapa tau ada salah satu dari para ladies yang berharap lebih, eh ternyata om ozan disini cuma mencari temen dan sahabat.

    Aigooo, kode keras calon udah ada tinggal tunggu usaha dan waktu.

    MANTAAAAPP!!!

    SOZANOLO075 tulis:

    sorry bro gua gabung disini cuma nyari temen temen saja, sahabat.

    Puji Tuhan semoga kaga ada penundaan bro 😁

  • 8 Juli 2020

    Iya to klau diesensialkan bisa mengontrol/pengendalian diri dan berdamai dengan dirinya sendiri dari masa lalu dst. Kalau lagi pacaran (mental pacaran yg belum siap) mungkin bisa saja karena masih ajang coba2 yg dikit2 bisa putus lalu cari lagi kemudian bisa nyambung lagi dengan mantan 😔✌ tpi klau sudah menikah gk bisa kayak model pacaran 🙏🙏🙏.

    JUNITA694 tulis:

    thank you lho ito manuntun 😊

    idealnya emang 10 itu terpenuhi ya. namun prakteknya sprti sulit smuanya terpenuhi ehehe

    😁

    .

    kalau ito sendiri dalam prakteknya, ke 10 poin itu memang jadi acuan ito ya?

    atau barangkali ada yg lebih esensial dalam memutuskan utk menikah?

  • 8 Juli 2020

    okey ito... pengendalian diri  dan berdamai dengan masa lalunya ya. dewasa secara iman

    :up:<3

    MANUNTUN864 tulis:

    Iya to klau diesensialkan bisa mengontrol/pengendalian diri dan berdamai dengan dirinya sendiri dari masa lalu dst. Kalau lagi pacaran (mental pacaran yg belum siap) mungkin bisa saja karena masih ajang coba2 yg dikit2 bisa putus lalu cari lagi kemudian bisa nyambung lagi dengan mantan 😔✌ tpi klau sudah menikah gk bisa kayak model pacaran 🙏🙏🙏.

    8 Juli 2020 diubah oleh JUNITA694

  • NICO466

    8 Juli 2020

    Nyimak...

  • YULI874

    8 Juli 2020

    Menurut aku menikah itu bukan masalah saat sudah mapan atau sedang merintis usaha tapi menikah itu adlah saat dimana kita sudah menjadi pribadi yg sudah penuh dalam hal kesiapan hati jiwa dan kematangan rohani kita jg perlu yg mana sudah tau ukuran dan posisi kita disaat kita menjadi pasangan bagi teman hidup (berumah tangga) nantinya

126 – 136 dari 136    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 4  5  6Kirim tanggapan