Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pending nikah krna sinamott??

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 55    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • RNS478

    16 Maret 2021

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

    16 Maret 2021 diubah oleh RNS478

  • MAUREEN789

    17 Maret 2021

    Selamat pagi @RNS478,  saya turut prihatin atas terpendingnya acara pernikahannya yaa.. 🙏

    Menurut yang saya pernah baca di artikel2 pernikahan, salah satu jalan utk mencapai kehidupan RT yg bahagia adalah tanpa adanya campur tangan keluarga besar dalam urusan RT nanti, kecuali masalah sudah sangat berat dan sepakat utk melibatkan keluarga besar. Tapi itupun juga kembali lagi ke Anda berdua, jika keduanya bisa menerima, maklum dan sabar, juga tidak menjadi masalah. Jika Anda dan pasangan sepakat utk terus melanjutkan, coba pikirkan dan bicarakan kembali berdua saja konsekuensinya bersama pasangan. Setelah siap, ungkapkan keputusan Anda berdua kepada keluarga masing2 dan yakinkan mereka bahwa kalian berdua siap dan sanggup menerima konsekuensinya. Sambil dibawa dalam doa juga yaa 😊, supaya Tuhan Yesus memberikan petunjuk yang terbaik (apapun itu) bagi Anda dan pasangan. Semoga yang terbaik 🙏

    17 Maret 2021 diubah oleh MAUREEN789

  • DEDI280

    17 Maret 2021

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

    Cari wanita yang sudah tidak ada orang tua

  • 17 Maret 2021

    Mejuah2 turang RNS478.

    Saya ikut prihatin dg kejadian yg kam alami tersebut. Setahu saya memang di toba berbeda dg suku karo dalam hal sinamot ini. Di karo jarang ada masalah sinamot/tukur  seperti di toba. Hal ini krn tukurnya hanya sekedar aja, ga mesti misalnya klo si perempuan s1 itu rangenya Rp sekian, s2 mjd sekian gitu. Tapi krn tadi dsebutkan bhw kedua belah pihak keluarga blm berpengalaman dlm menikahkan anak dg 2 adat berbeda ya wajar terjadi. sama2 toba aja pun bs ga jd krn mslh sinamot kok, krn itu tadi, kedua keluarga inti blm ada kesepakatan dulu lalu salah satu pihak sudah panggil parhata alias jubirnya. Dari awal yg kurang bagus ini jika kmdian diteruskan bukan tdk mungkin nantinya akan berlanjut pd masalah2 lain lagi dlm rumah tangga setelah kalian menikah. Kalau sudah bgini terpulang kpd kalian berdua apkh kalian cukup komitmen utk menikah. Pelajari sifat calon sebaik2nya apkh dia teguh cintanya, apkh dia kuat pendirian atau gampang disetir keluarganya. Saudara saya yg org toba ketika mau menikah dg calonnya sesama toba hampir ga jadi krn mslh sinamot juga. Akhirnya si perempuan yg tegas2 mengungkapkan kekecewaannya kpd keluarga besarnya dan memutuskan akan tetap menikah dg saudara saya tsb (meski berusaha dihalang2i keluarganya). Dia bisa demikian krn juga sdh dewasa usianya 39th dan besar sekali cintanya kpd calonnya.mrk menikah dg hanya secara gereja dan sipil saja.adatnya ga dipake gara2 mslh sinamot. Bawalah dlm doa berdua calon dan bicarakan betul2 antar kalian dulu shg tau apakah mantap mau lanjut atau bagaimana.semoga membantu ya.

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

  • TYA052

    17 Maret 2021

    Waooo...apresiasi buat mu "turang", masih teguh mempertahankan cintamu.

    1. Kalau sudah berusaha maksimal, memang tindakan terakhir adalah berdoa sungguh2 dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Kalau si dia jodoh dari Tuhan maka semua hambatan pasti ada solusinya dan berjalan lancar. Sy turut merasakan apa yg turang rasakan, sy batal menikah desember'20 krn berbagai hal dan masalah2 yg timbul tdk ada solusinya...(sy pikir kt tdk jodoh, krn udah sama2 maksimal).

    2. Ayah si doi bisa jd berubah pikiran krn terpengaruh (mendengarkan omongan2) org di luar keluarga inti,

    3. Jangan pernah kecewa dgn ayah si doi, cukup doakan saja supaya Tuhan melembutkan hatinya. Gimanapun pernikahan hrs ada restu orgtua krn jk terjadi konflik dgn pasangan di kemudian hari maka kita ngadunya ke keluarga supaya diselesaikan dgn kekeluargaan. Kuasai dan tenangkan dirimu, supaya "turang" bisa berdoa.

    4. Sesungguhnya pernikahan itu bkn rencana manusia tp rencana Allah. Sekuat apapun org lain menghalangi kalau jodoh pasti lancar jalannya, dan jikalau bukan dia jodohmu, sekuat apapun kalian berjuang pasti buntu dan tdk ada solusinya.

    5. Pernikahan itu dikatakan sah, jika sudah sah menurut agama (diberkati di gereja) dan sah menurut catatan sipil, adat hanya pendukung, namun adat tdk bisa utk ditinggalkan krn menek moyang kita memang punya adat istiadat. Adat bisa menyusul sampai terkumpulnya biaya sesuai yg disepakati (bisa hitungan tahun, dsb) setelah diberkati di gereja.

    5. Tetap jaga komunikasi yg baik dgn pihak keluarga pasangan, apapun yg sudah terjadi memang turang dan keluarga hrs mengampuni keluarga pasangan, supaya nyata aplikasi kasih Tuhan. Mencintai dia adalah menerima dia apa adanya dan keluarganya. Dan tetap semangat, kuatkan dan teguhkan hatimu, krn ini tdklah mudah, butuh perjuangan yg besar...Gbu ya🙏🏻

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

    17 Maret 2021 diubah oleh TYA052

  • AVE856

    17 Maret 2021

    Oalahhh,, turut prihatin yg bro RNS,, 🙏

    Smoga ada solusi dan slalu bawa dlm doa,, yakin ada jawaban yg terbaik,, 🙏😇

  • 17 Maret 2021

    salut sama TS yg masih mau berjuang utk kekasihnya. Lanjutkan bro.

    kalau aku lihat ayahnya bkn tdk menghormati kalian. tp mngkn karna tidam tau proses adat aslinya gimana makanya dia minta saran sama parhata.

    ehh apes malah dihasut2 parhatanya kali bro.

    saranku kasih kesempatan kedua ya.

    aku yakin ortunya pasti mau boru panggoarannya itu bahagia. semangat. bawa dalam doa trs

    majuuu 💪🏾💪🏾

    ingat,,, adat itu utk mempersatukan, bkn buat adu gengsi ya. simpel2 aja yg penting2 pun kurasa ga bakal bikin kantong jebol (harusnya)

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

  • ECHY268

    17 Maret 2021

    Byk Faktor mmg yg mempengaruhi sehingga orang tua wanita bisa berubah.

    1. Blm punya pengalaman karena baru mau menikahkan anak pertama (perempuan).
       Mgkn saat Bro ksh kabar mau dtg bersama keluarga,  camer laki-laki mu itu ragu-ragu/ga pede
       karena kurang paham atau dia takut melakukan kesalahan karena bisa disalah-salahkan pihak
       keluarga besar... MAKA dia telp mgkn teman/kerabat utk konsultasi. Mgkn SAMA
       teman/kerabat tsb  menyarankan agar didampingi Raja Parhata. Hal ini biasa terjadi.

    2. Saat  si Camer laki-laki pikir-pikir dan pertimbangkan lagi mgkn menurutnya dan Raja Parhata
       tsb, Bro dan keluarga dirasa mampu dan sanggup dgn jumlah nominal yg mereka minta.

    3. Tapi yg pasti memang, Camer Laki-laki tsb, sangat  terprovokasi oleh Raja Parhata tadi.

    Disini, Camer Laki-laki tsb salah kl melihat gerak-geriknya saat Bro dan kel datang. Harusnya dia mau mengalah dan menjaga perasaan calon besannya. Tapi itu tadi, mungkin dia terhasut sama si Raja Parhata tadi. Ya, kita ga tahu juga ya brp nominal yg diminta, agar bisa kasih masukan yg akurat, tapi khan rahasia ya...:-)

    Maka kl mnrt saya, cobalah komunikasikan dgn baik. Cari orang yg paham adat di tempat calonmu tsb, konsultasi dgnnya. Untuk menghindari rasa tersinggung, maka yg bicara jgn langsung antar keluarga inti. Tapi cari keluarga atau kenalan yg paham adat (yg sdh berpengalaman) dan jago berdiplomasi serta bisa dipercaya. Di org batak, ada kok semacam perwakilan dari keluarga utk urusan lamar melamar ini. Kami di simalungun namanya "Anak Boru Jabu"
    Nah, Anak Boru Jabu inilah yg  diutus ke kel pihak wanita tentu didampingi oleh orang yg paham adat batak setempat.

    Dekati dgn kekeluargaan dan yg pasti bawa dlm doa kpd Tuhan. Memang ini berat karena orangtua dan kel besar Bro sdh sakit hati. Mau gimana lagi. Butuh berjiwa besar, kl mau jadi nikah. Asal mau merendahkan hati seh, ga ada yg tidak bisa diselesaikan dgn baik. Itu khan cuma masalah tawar menawar aja. Dicobalah cari win-win solution, jgn mudah menyerah ya...

    Ini mgkn utk pembelajaran bagi yg nanti mau menikah, biar ga gagal karena sinamot. Kebetulan pernah lihat.

    Dulu, aku ada tetangga yg mau menikah dg wanita dari Toba. Kami Simalungun dan si calon Toba. Di daerah kami, dari cerita yg ku dengar, sudah dipetakan, wilayah-wilayah mana saja di Tanah Batak yg adatnya keras. Terutama utk nominal Sinamot. Jadi dipelajari dulu. Setelah itu, cari orang yg paham adat setempat serta yang jago berdiplomasi. JIka si LAKI-LAKI ORANG BERADA, dan siap dimintain Sinamot yg tinggi ga perlu begitu. Tapi kalau merasa kurang dana, ya pintar-pintarlah. JANGAN DATANG UJUK-UJUK DGN POLOS... (DI larang keras....:-D:-D), jika tak mw gagal nikah gara-gara sinamot...

    Tetanggaku itu, sblm melangkah,  konsultasi dulu dia kpd orang yg paham adat di tempat calon isterinya. Lalu, di tanya kira-kira brp dana yg dia punya. Setelah dipertimbangkan, kalau dana segitu doank, maka disarankan utk MANGALUA /Kawin Lari saja. Sebab, kalau dtg dgn dana terbatas ke wilayah tsb untuk melamar baik--baik agak susah (bisa gagal)  kyk Bro alami inilah.
    Maka, mereka mengalua, si wanita dibawa secara diam-diam dan dititipkan di rumah Pengurus Gereja (Porhanger/Parhalado/Ketua Majelis Jemaat Gereja setempat). Si wanita ga di apa-apain lho...(tetap dijaga kehormatannya).

    Setelah itu, utusan/perwakilan dari keluarga laki-laki (Anak Boru Jabu) dtg ke rumah orang tua wanita utk memberitahukan kalau putri mereka sudah MANGALUA. Mereka dtg utk membicarakan sinamot dll lah yg terkait utk pesta adat. Yang diutus juga, bukan orang sembarangan tapi orang yg paham adat setempat dan yang jago berdiplomasi. Pasti orang yg diutus ga gratis khan....(biaya nikah mmg berat...:-D) Tapi daripada gagal nikah

    Nah, singkat cerita akhirnya jadilah Marpesta, karena pihak kel wanita sdh ga bisa ngapa-ngapin lagi. Begitu...

    Berhubung di Tanah Batak terdapat byk variasi adatnya, mgkn apa yg kuceritakan di atas blm tentu sama dgn di tempat lain.

    17 Maret 2021 diubah oleh ECHY268

  • TYA052

    17 Maret 2021

    Udah cucok jg kk jd parhata di adat ya, saluttt👏🙏🏻

    ECHY268 tulis:

    Byk Faktor mmg yg mempengaruhi sehingga orang tua wanita bisa berubah.

    1. Blm punya pengalaman karena baru mau menikahkan anak pertama (perempuan).

       Mgkn saat Bro ksh kabar mau dtg bersama keluarga,  camer laki-laki mu itu ragu-ragu/ga pede

       karena kurang paham atau dia takut melakukan kesalahan karena bisa disalah-salahkan pihak

       keluarga besar... MAKA dia telp mgkn teman/kerabat utk konsultasi. Mgkn SAMA

       teman/kerabat tsb  menyarankan agar didampingi Raja Parhata. Hal ini biasa terjadi.

    2. Saat  si Camer laki-laki pikir-pikir dan pertimbangkan lagi mgkn menurutnya dan Raja Parhata

       tsb, Bro dan keluarga dirasa mampu dan sanggup dgn jumlah nominal yg mereka minta.

    3. Tapi yg pasti memang, Camer Laki-laki tsb, sangat  terprovokasi oleh Raja Parhata tadi.

    Disini, Camer Laki-laki tsb salah kl melihat gerak-geriknya saat Bro dan kel datang. Harusnya dia mau mengalah dan menjaga perasaan calon besannya. Tapi itu tadi, mungkin dia terhasut sama si Raja Parhata tadi. Ya, kita ga tahu juga ya brp nominal yg diminta, agar bisa kasih masukan yg akurat, tapi khan rahasia ya...:-)

    Maka kl mnrt saya, cobalah komunikasikan dgn baik. Cari orang yg paham adat di tempat calonmu tsb, konsultasi dgnnya. Untuk menghindari rasa tersinggung, maka yg bicara jgn langsung antar keluarga inti. Tapi cari keluarga atau kenalan yg paham adat (yg sdh berpengalaman) dan jago berdiplomasi serta bisa dipercaya. Di org batak, ada kok semacam perwakilan dari keluarga utk urusan lamar melamar ini. Kami di simalungun namanya "Anak Boru Jabu"

    Nah, Anak Boru Jabu inilah yg  diutus ke kel pihak wanita tentu didampingi oleh orang yg paham adat batak setempat.

    Dekati dgn kekeluargaan dan yg pasti bawa dlm doa kpd Tuhan. Memang ini berat karena orangtua dan kel besar Bro sdh sakit hati. Mau gimana lagi. Butuh berjiwa besar, kl mau jadi nikah. Asal mau merendahkan hati seh, ga ada yg tidak bisa diselesaikan dgn baik. Itu khan cuma masalah tawar menawar aja. Dicobalah cari win-win solution, jgn mudah menyerah ya...

    Ini mgkn utk pembelajaran bagi yg nanti mau menikah, biar ga gagal karena sinamot. Kebetulan pernah lihat.

    Dulu, aku ada tetangga yg mau menikah dg wanita dari Toba. Kami Simalungun dan si calon Toba. Di daerah kami, dari cerita yg ku dengar, sudah dipetakan, wilayah-wilayah mana saja di Tanah Batak yg adatnya keras. Terutama utk nominal Sinamot. Jadi dipelajari dulu. Setelah itu, cari orang yg paham adat setempat serta yang jago berdiplomasi. JIka si LAKI-LAKI ORANG BERADA, dan siap dimintain Sinamot yg tinggi ga perlu begitu. Tapi kalau merasa kurang dana, ya pintar-pintarlah. JANGAN DATANG UJUK-UJUK DGN POLOS... (DI larang keras....:-D:-D), jika tak mw gagal nikah gara-gara sinamot...

    Tetanggaku itu, sblm melangkah,  konsultasi dulu dia kpd orang yg paham adat di tempat calon isterinya. Lalu, di tanya kira-kira brp dana yg dia punya. Setelah dipertimbangkan, kalau dana segitu doank, maka disarankan utk MANGALUA /Kawin Lari saja. Sebab, kalau dtg dgn dana terbatas ke wilayah tsb untuk melamar baik--baik agak susah (bisa gagal)  kyk Bro alami inilah.

    Maka, mereka mengalua, si wanita dibawa secara diam-diam dan dititipkan di rumah Pengurus Gereja (Porhanger/Parhalado/Ketua Majelis Jemaat Gereja setempat). Si wanita ga di apa-apain lho...(tetap dijaga kehormatannya).

    Setelah itu, utusan/perwakilan dari keluarga laki-laki (Anak Boru Jabu) dtg ke rumah orang tua wanita utk memberitahukan kalau putri mereka sudah MANGALUA. Mereka dtg utk membicarakan sinamot dll lah yg terkait utk pesta adat. Yang diutus juga, bukan orang sembarangan tapi orang yg paham adat setempat dan yang jago berdiplomasi. Pasti orang yg diutus ga gratis khan....(biaya nikah mmg berat...:-D) Tapi daripada gagal nikah

    Nah, singkat cerita akhirnya jadilah Marpesta, karena pihak kel wanita sdh ga bisa ngapa-ngapin lagi. Begitu...

    Berhubung di Tanah Batak terdapat byk variasi adatnya, mgkn apa yg kuceritakan di atas blm tentu sama dgn di tempat lain.

  • 17 Maret 2021

    Mantul to 👍👍

    ECHY268 tulis:

    Byk Faktor mmg yg mempengaruhi sehingga orang tua wanita bisa berubah.

    1. Blm punya pengalaman karena baru mau menikahkan anak pertama (perempuan).

       Mgkn saat Bro ksh kabar mau dtg bersama keluarga,  camer laki-laki mu itu ragu-ragu/ga pede

       karena kurang paham atau dia takut melakukan kesalahan karena bisa disalah-salahkan pihak

       keluarga besar... MAKA dia telp mgkn teman/kerabat utk konsultasi. Mgkn SAMA

       teman/kerabat tsb  menyarankan agar didampingi Raja Parhata. Hal ini biasa terjadi.

    2. Saat  si Camer laki-laki pikir-pikir dan pertimbangkan lagi mgkn menurutnya dan Raja Parhata

       tsb, Bro dan keluarga dirasa mampu dan sanggup dgn jumlah nominal yg mereka minta.

    3. Tapi yg pasti memang, Camer Laki-laki tsb, sangat  terprovokasi oleh Raja Parhata tadi.

    Disini, Camer Laki-laki tsb salah kl melihat gerak-geriknya saat Bro dan kel datang. Harusnya dia mau mengalah dan menjaga perasaan calon besannya. Tapi itu tadi, mungkin dia terhasut sama si Raja Parhata tadi. Ya, kita ga tahu juga ya brp nominal yg diminta, agar bisa kasih masukan yg akurat, tapi khan rahasia ya...:-)

    Maka kl mnrt saya, cobalah komunikasikan dgn baik. Cari orang yg paham adat di tempat calonmu tsb, konsultasi dgnnya. Untuk menghindari rasa tersinggung, maka yg bicara jgn langsung antar keluarga inti. Tapi cari keluarga atau kenalan yg paham adat (yg sdh berpengalaman) dan jago berdiplomasi serta bisa dipercaya. Di org batak, ada kok semacam perwakilan dari keluarga utk urusan lamar melamar ini. Kami di simalungun namanya "Anak Boru Jabu"

    Nah, Anak Boru Jabu inilah yg  diutus ke kel pihak wanita tentu didampingi oleh orang yg paham adat batak setempat.

    Dekati dgn kekeluargaan dan yg pasti bawa dlm doa kpd Tuhan. Memang ini berat karena orangtua dan kel besar Bro sdh sakit hati. Mau gimana lagi. Butuh berjiwa besar, kl mau jadi nikah. Asal mau merendahkan hati seh, ga ada yg tidak bisa diselesaikan dgn baik. Itu khan cuma masalah tawar menawar aja. Dicobalah cari win-win solution, jgn mudah menyerah ya...

    Ini mgkn utk pembelajaran bagi yg nanti mau menikah, biar ga gagal karena sinamot. Kebetulan pernah lihat.

    Dulu, aku ada tetangga yg mau menikah dg wanita dari Toba. Kami Simalungun dan si calon Toba. Di daerah kami, dari cerita yg ku dengar, sudah dipetakan, wilayah-wilayah mana saja di Tanah Batak yg adatnya keras. Terutama utk nominal Sinamot. Jadi dipelajari dulu. Setelah itu, cari orang yg paham adat setempat serta yang jago berdiplomasi. JIka si LAKI-LAKI ORANG BERADA, dan siap dimintain Sinamot yg tinggi ga perlu begitu. Tapi kalau merasa kurang dana, ya pintar-pintarlah. JANGAN DATANG UJUK-UJUK DGN POLOS... (DI larang keras....:-D:-D), jika tak mw gagal nikah gara-gara sinamot...

    Tetanggaku itu, sblm melangkah,  konsultasi dulu dia kpd orang yg paham adat di tempat calon isterinya. Lalu, di tanya kira-kira brp dana yg dia punya. Setelah dipertimbangkan, kalau dana segitu doank, maka disarankan utk MANGALUA /Kawin Lari saja. Sebab, kalau dtg dgn dana terbatas ke wilayah tsb untuk melamar baik--baik agak susah (bisa gagal)  kyk Bro alami inilah.

    Maka, mereka mengalua, si wanita dibawa secara diam-diam dan dititipkan di rumah Pengurus Gereja (Porhanger/Parhalado/Ketua Majelis Jemaat Gereja setempat). Si wanita ga di apa-apain lho...(tetap dijaga kehormatannya).

    Setelah itu, utusan/perwakilan dari keluarga laki-laki (Anak Boru Jabu) dtg ke rumah orang tua wanita utk memberitahukan kalau putri mereka sudah MANGALUA. Mereka dtg utk membicarakan sinamot dll lah yg terkait utk pesta adat. Yang diutus juga, bukan orang sembarangan tapi orang yg paham adat setempat dan yang jago berdiplomasi. Pasti orang yg diutus ga gratis khan....(biaya nikah mmg berat...:-D) Tapi daripada gagal nikah

    Nah, singkat cerita akhirnya jadilah Marpesta, karena pihak kel wanita sdh ga bisa ngapa-ngapin lagi. Begitu...

    Berhubung di Tanah Batak terdapat byk variasi adatnya, mgkn apa yg kuceritakan di atas blm tentu sama dgn di tempat lain.

  • 17 Maret 2021

    Semua baik adanya..

    Jika dia sosok yg layak diperjuangkan, perjuangkanlah. Berilah pemahaman2 yg adem utk keluarga krn ga bisa dipungkiri sudah ada rasa kecewa yg timbul. Setiap orang tua sangat ingin anaknya bahagia. Tapi dalam proses bahagia itu, ga semua jalannya mulus. Hibur keluargamu terlebih dahulu, timbulkan lagi rasa percaya mereka atas keputusanmu. Berilah waktu doa keluarga (bersama2). Perkatakanlah berulang2 dalam doa bersama itu. Saya yakin ketika kalian satu hati dalam doa, Dia pasti bekerja. Percaya deh jodoh ga akan ketuker. Jika emang dia yg disediakan Tuhan bagimu, jalan lika liku seperti bagaimanpun akan menuju satu sama lain.

  • ECHY268

    17 Maret 2021

    Thanks ito.🙏

    HASUDUNGAN251 tulis:

    Mantul to 👍👍

    ECHY268 tulis:

    Byk Faktor mmg yg mempengaruhi sehingga orang tua wanita bisa berubah.

    1. Blm punya pengalaman karena baru mau menikahkan anak pertama (perempuan).

       Mgkn saat Bro ksh kabar mau dtg bersama keluarga,  camer laki-laki mu itu ragu-ragu/ga pede

       karena kurang paham atau dia takut melakukan kesalahan karena bisa disalah-salahkan pihak

       keluarga besar... MAKA dia telp mgkn teman/kerabat utk konsultasi. Mgkn SAMA

       teman/kerabat tsb  menyarankan agar didampingi Raja Parhata. Hal ini biasa terjadi.

    2. Saat  si Camer laki-laki pikir-pikir dan pertimbangkan lagi mgkn menurutnya dan Raja Parhata

       tsb, Bro dan keluarga dirasa mampu dan sanggup dgn jumlah nominal yg mereka minta.

    3. Tapi yg pasti memang, Camer Laki-laki tsb, sangat  terprovokasi oleh Raja Parhata tadi.

    Disini, Camer Laki-laki tsb salah kl melihat gerak-geriknya saat Bro dan kel datang. Harusnya dia mau mengalah dan menjaga perasaan calon besannya. Tapi itu tadi, mungkin dia terhasut sama si Raja Parhata tadi. Ya, kita ga tahu juga ya brp nominal yg diminta, agar bisa kasih masukan yg akurat, tapi khan rahasia ya...:-)

    Maka kl mnrt saya, cobalah komunikasikan dgn baik. Cari orang yg paham adat di tempat calonmu tsb, konsultasi dgnnya. Untuk menghindari rasa tersinggung, maka yg bicara jgn langsung antar keluarga inti. Tapi cari keluarga atau kenalan yg paham adat (yg sdh berpengalaman) dan jago berdiplomasi serta bisa dipercaya. Di org batak, ada kok semacam perwakilan dari keluarga utk urusan lamar melamar ini. Kami di simalungun namanya "Anak Boru Jabu"

    Nah, Anak Boru Jabu inilah yg  diutus ke kel pihak wanita tentu didampingi oleh orang yg paham adat batak setempat.

    Dekati dgn kekeluargaan dan yg pasti bawa dlm doa kpd Tuhan. Memang ini berat karena orangtua dan kel besar Bro sdh sakit hati. Mau gimana lagi. Butuh berjiwa besar, kl mau jadi nikah. Asal mau merendahkan hati seh, ga ada yg tidak bisa diselesaikan dgn baik. Itu khan cuma masalah tawar menawar aja. Dicobalah cari win-win solution, jgn mudah menyerah ya...

    Ini mgkn utk pembelajaran bagi yg nanti mau menikah, biar ga gagal karena sinamot. Kebetulan pernah lihat.

    Dulu, aku ada tetangga yg mau menikah dg wanita dari Toba. Kami Simalungun dan si calon Toba. Di daerah kami, dari cerita yg ku dengar, sudah dipetakan, wilayah-wilayah mana saja di Tanah Batak yg adatnya keras. Terutama utk nominal Sinamot. Jadi dipelajari dulu. Setelah itu, cari orang yg paham adat setempat serta yang jago berdiplomasi. JIka si LAKI-LAKI ORANG BERADA, dan siap dimintain Sinamot yg tinggi ga perlu begitu. Tapi kalau merasa kurang dana, ya pintar-pintarlah. JANGAN DATANG UJUK-UJUK DGN POLOS... (DI larang keras....:-D:-D), jika tak mw gagal nikah gara-gara sinamot...

    Tetanggaku itu, sblm melangkah,  konsultasi dulu dia kpd orang yg paham adat di tempat calon isterinya. Lalu, di tanya kira-kira brp dana yg dia punya. Setelah dipertimbangkan, kalau dana segitu doank, maka disarankan utk MANGALUA /Kawin Lari saja. Sebab, kalau dtg dgn dana terbatas ke wilayah tsb untuk melamar baik--baik agak susah (bisa gagal)  kyk Bro alami inilah.

    Maka, mereka mengalua, si wanita dibawa secara diam-diam dan dititipkan di rumah Pengurus Gereja (Porhanger/Parhalado/Ketua Majelis Jemaat Gereja setempat). Si wanita ga di apa-apain lho...(tetap dijaga kehormatannya).

    Setelah itu, utusan/perwakilan dari keluarga laki-laki (Anak Boru Jabu) dtg ke rumah orang tua wanita utk memberitahukan kalau putri mereka sudah MANGALUA. Mereka dtg utk membicarakan sinamot dll lah yg terkait utk pesta adat. Yang diutus juga, bukan orang sembarangan tapi orang yg paham adat setempat dan yang jago berdiplomasi. Pasti orang yg diutus ga gratis khan....(biaya nikah mmg berat...:-D) Tapi daripada gagal nikah

    Nah, singkat cerita akhirnya jadilah Marpesta, karena pihak kel wanita sdh ga bisa ngapa-ngapin lagi. Begitu...

    Berhubung di Tanah Batak terdapat byk variasi adatnya, mgkn apa yg kuceritakan di atas blm tentu sama dgn di tempat lain.

  • ECHY268

    17 Maret 2021

    Wahhh... jd Raja Parhata? Ga mgkn de, mosok cewek jd Raja Parhata? 😁😁

    Cewek mestinya Ratu Parhata...😀😀

    tp blm pernah ada tuh..

    Ga lah de, akupun ga gitu paham adat2 yg berlaku di tanah Batak. Aku suka dengar aja, saat abangku ngobrol2 dg teman2nya kl lg bertamu ke rumahnya. Dari sana ku tahu, ooh ternyata beda2 ya adat dan kebiasaan di masing2 daerah sekalipun msh suku Batak.

    Kdg suka ku tanya. Iya, ktnya kl ga byk konsultasi ke berbagai pihak yg tau adat, kita bisa mati kutu saat dtg melamar boru batak di wilayah tertentu.

    TYA052 tulis:

    Udah cucok jg kk jd parhata di adat ya, saluttt👏🙏🏻

    17 Maret 2021 diubah oleh ECHY268

  • 17 Maret 2021

    Maaf, pertanyaanku jadi agak pribadi krn kalo ga tau jawabannya ya semakin ga ada solusinya. Ayah si cewek meminta berapa rupiah sih utk sinamot? lalu, berapa rupiah yg kamu sanggup? kalo emang kamu sangat mencintai wanita ini dan sinamot tsb sdh ga bs ditawar lagi (bs ga dicoba menawarnya pd ayah si cewek) bisa engga kamumemilih cara2 nekad ini?

    <3mencari pinjaman uang ke teman atau sdr atau pihak2 lain?

    <3Atau bs juga kamu menjual mobil/motormu.

    <3terpaksa mencari pekerjaan baru yg lbh besar gajinya meski kamu sangat mencintai tempat kerja yg sekarang (kamu masih muda/28 th, S1 dan di bidang medis). Mumpung usiamu blm 35 th, masih mudah bagimu tuk mencari pekerjaan baru.

    <3Gmn dng pinjaman online yg terpercaya? legalkah itu? coba tanya org2 yg paham. Jika itu satu2nya jalan dan legal, silakan lakukan.

    Intinya lakukan segala cara (termasuk mengkombinasikan cara2 tsb) agar pernikahan itu bs terlaksana meski perlu diundur krn uang sinamotnya hrs terkumpul dulu.

    17 Maret 2021 diubah oleh ANITA089

  • TYA052

    17 Maret 2021

    Bukan raja parhata ka, tp parhata adat...(tau peradatan batak,

    Wkwkwkwkwk...mati kutu🤣

    ECHY268 tulis:

    Wahhh... jd Raja Parhata? Ga mgkn de, mosok cewek jd Raja Parhata? 😁😁

    Cewek mestinya Ratu Parhata...😀😀

    tp blm pernah ada tuh..

    Ga lah de, akupun ga gitu paham adat2 yg berlaku di tanah Batak. Aku suka dengar aja, saat abangku ngobrol2 dg teman2nya kl lg bertamu ke rumahnya. Dari sana ku tahu, ooh ternyata beda2 ya adat dan kebiasaan di masing2 daerah sekalipun msh suku Batak.

    Kdg suka ku tanya. Iya, ktnya kl ga byk konsultasi ke berbagai pihak yg tau adat, kita bisa mati kutu saat dtg melamar boru batak di wilayah tertentu.

  • ECHY268

    17 Maret 2021

    Oohhh... tau sedikit de.

    😁😁

    TYA052 tulis:

    Bukan raja parhata ka, tp parhata adat...(tau peradatan batak,

    Wkwkwkwkwk...mati kutu🤣

  • INDRI503

    17 Maret 2021

    Kasus hampir sama seperti aku, tapi masalah Sinamot si Cowo nanya mau berapa?ak jawab ..... Kata cowo dia sanggup seginih.

    Kami juga beda pulau .Kata Indri masalah Sinamot Ortua ajah yg bahas, kalau bisa keluarga sama tlp tapi sampai sekarang belum ada tlp itu pembahasan Januari.Kata cowo serius serius.

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

  • 17 Maret 2021

    Smangat Indri. Slalu bawa dlm doa.

    INDRI503 tulis:

    Kasus hampir sama seperti aku, tapi masalah Sinamot si Cowo nanya mau berapa?ak jawab ..... Kata cowo dia sanggup seginih.

    Kami juga beda pulau .Kata Indri masalah Sinamot Ortua ajah yg bahas, kalau bisa keluarga sama tlp tapi sampai sekarang belum ada tlp itu pembahasan Januari.Kata cowo serius serius.

  • 17 Maret 2021

    semangat sis, mngkn dia lagi usahakan sinamotnya.

    ttp bawa dlm doa ya..

    INDRI503 tulis:

    Kasus hampir sama seperti aku, tapi masalah Sinamot si Cowo nanya mau berapa?ak jawab ..... Kata cowo dia sanggup seginih.

    Kami juga beda pulau .Kata Indri masalah Sinamot Ortua ajah yg bahas, kalau bisa keluarga sama tlp tapi sampai sekarang belum ada tlp itu pembahasan Januari.Kata cowo serius serius.

  • INDRI503

    17 Maret 2021

    Iya, abg bilang masih kumpulin Sinamot

    MARINA562 tulis:

    Smangat Indri. Slalu bawa dlm doa.

  • INDRI503

    17 Maret 2021

    Makasih , yah Abg bilang Abg serius , abg dari awal serius, ini masih kumpulin Sinamot, emang pihak cowo kurang paham tentang Batak, dalam bahasa Batak juga kurang.

    JUNITA694 tulis:

    semangat sis, mngkn dia lagi usahakan sinamotnya.

    ttp bawa dlm doa ya..

  • TYA052

    17 Maret 2021

    Mantapp...cemumut sist

    INDRI503 tulis:

    Makasih , yah Abg bilang Abg serius , abg dari awal serius, ini masih kumpulin Sinamot, emang pihak cowo kurang paham tentang Batak, dalam bahasa Batak juga kurang.

  • 17 Maret 2021

    Lae, sebelum keluarga lae datang ke rumah ce itu, harus nya ada kesepakatan antara lae dan ce lae, itu harus, kecuali lae sultan, brani datang berani bayar berapa pun.

    Wkt pdkt lae kasi tau gak ama pasangan lae? berapa lae sanggup, agar si ce ini sampaikan ama ortu nya, dan lae tau apa jawaban ortu nya.

    Kalau sudah ada kesepakatan lae ama ce itu, terus ortu nya ga terima baru harus dipertanyakan lagi apa mau pihak ce..

  • MARLIN019

    17 Maret 2021

    Opini personal saya, mmg pernikahan menyatukan 2 keluarga, tp kembali lg ke pasangan it sendiri. Disini pasangan kamu sadar n mengakui kesalahan keluarganya. Jgn gegara orang tuanya, cinta kamu jadi pudar ke pasangan kamu, saat ini kamu berdua justru harus semakin kuat, saling support satu sama lain (apalagi dia sudah sampai pingsan segala) dan saling menguatkan dalam doa. Jika Tuhan sudah berkehendak, manusia tdk bisa berbuat apa2! Gusti ora sare!! Gbu

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

    17 Maret 2021 diubah oleh MARLIN019

  • DIZZY457

    17 Maret 2021

    itulah adat batak jaman sekarang ini, semuanya diukur dengan uang, terlalu byk minta ini itu, sudah lupa tujuan dari pernikahan.. semangat ya pal karna aku pernah mengalaminya.. 🙂

    RNS478 tulis:

    Shalom saya mau sharing nih..

    Saya seorg pria karo berencana utk menikah tahun ini dg wanita batak toba, kami berdua sudah membahas semuanya terutama masalah sinamot dan sdh menyampaikan kepada orang tua masing2 nominalnya, kebetulan kami tidak 1 kota jd beberapa hari lalu pergilah saya dan keluarga saya kerumah perempuan, singkat cerita ketika marhata sinamot ketemu jalan buntu dikarenakan tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak terutama pihak perempuan yg tetap bersikeras utk meminta sinamot sesuai nominal yg mereka mau alasannya krna bnyk biaya yg akan dikeluarkan pihak perempuan krna beda kota tadi namun belum sanggup utk kami penuhi.

    akhirnya pihak perempuan secara sepihak malah memberi solusi utk pending sampai duit terkumpul dulu, orgtua saya kaget krna harapannya jgnlah sampai krna uang sinamot jadi masalah utama pending pernikahan, toh bisa dibicarakan seiring berjalannya waktu namun akhirnya krna jalan buntu dg berat hati saya dan pasangan harus pilih pending semuanya baik pemberkatan maupun pesta adatnya namun kami berdua tetap berpikir positif kalau pun pending nanti tinggal atur ulang jadwal saja pikir kami. Jujur kami berdua mmg belum terlalu paham terkait adat perkawinan apalagi ini 2 adat toba dan karo, ditambah ini merupakan perkawinan pertama diantara kedua belah pihak tentu merupakan hal yg baru bagi kami. Akhirnya keluarga kami pulang dg rasa kecewa dan merasa tidak dihormati dan  dihargai niat tulus dtg jauh2 utk melamar.

    Akibat hal ini keluarga kami jd sakit hati sm keluarga perempuan dikarenakan beberapa hal:

    pertama tidak konsistennya orgtua (ayah) siperempuan dimana malam sebelum bertemu sudah telponan dg ortu saya dan sepakat utk ketemu antara intern keluarga saja dulu krna ini pertemuan pertama namun setibanya disana malah didatangkan parhata yg merupakan org luar sdgkan pihak kami tidak ada bawa parhata, jd kami merasa diserang terus oleh parhata rusak lh sudah jadinya dibuat parhata.

    Kedua saat membahas sinamot pihak perempuan terlalu hitung2an soal biaya yg dikeluarkan yg mana saya dan pasangan sudah wanti2 agar hal itu nanti jgn menjadi masalah perdebatan krna utk biaya pemberkatan dan pesta adat nnti sdh ditanggung full oleh pihak laki yg mana biaya dikeluarkan pastilah lebih besar.

    Dan yg lebih membuat kecewa adalah tingkah si ayah perempuan yg tidak melibatkan istri dan pasangan saya utk membicarakan soal sinamot malah lebih memilih pindah tempat duduk dan membahasnya berdua bersama dg parhata saja sambil main hp, sdgkan istri dan pasangan saya hanya diam membisu (disini saya kasihan melihatnya 😭).

    Keluarga saya jd tdk respek dg ayah perempuan krna dinilai terlalu otoriter dan terlalu memandang materi dari keluarga kami, tidak ada rasa pengertian maupun pengorbanan dari ayah pasangan saya demi lancarnya pernikahan boru panggoarannya

    Hingga akhirnya berita tersebut mulai tersebar kekeluarga besar saya dan rata2 mereka tidak setuju bila saya lanjutkan krna khawatir nanti saya akan diperas atau ditekan2 mertua.

    Kemudian dg rasa kecewa saya sampaikan semua kepasangan saya mengenai kekecewaan kami akibat perlakuan keluarganya, dan dia pun hanya bisa nangis dan minta maaf dan sempat pingsan dimalam harinya krna peristiwa itu membuat dia down dan shock dan membuat orgtuanya panik. Kemudian besok harinya pasangan saya luapkan semua kekecewaanya kepada orangtuanya dan mereka pun terdiam menyesal dan menangis minta maaf sambil memeluk anaknya dan minta waktu untuk menenangkan pikiran mencari solusinya

    Jujur saya sangat down dan sangat kecewa terutama kepada ayah perempuan kenapa dibuatnya seperti itu padahal kata siperempuan orangtuanya sudah setuju dg hubungan kami ini.

    Sebelumnya jg saya sudah pernah ketemu dg ayah ibu perempuan dan penilaian saya selama ini positif, tp akibat kejadian itu penilaian saya jd negatif keayahnya.

    Gimana pendapat teman2 terkait kejadian ini? Dari Saya sendiri masih akan terus berjuang mempertahankan hubungan kami yg sdh berjalan 3 tahun lebih, saya anggap ini sebagai ujian pertama kami menjelang pernikahan kalaupun tidak berjodoh nantinya setidaknya kami sdh berjuang bawa dalam doa saja.

    Utk saat ini saya belum bisa berbuat apa2 saya masih menunggu respon dari pasangan saya gimana solusinya nanti krna klo diliat dari keluarga saya sendiri sepertinya sudah berat krna sudah terlanjur sakit hati, menikah itu bukan hanya menyatukan kami berdua tp kedua keluarga besar juga.

    Mohon bantuannya ya teman2, Tuhan memberkati 😇

1 – 25 dari 55    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan