Jika Dpt Janda/Duda, Maukah Kamu Ikut Nafkahi Anak Tiri?

SAMI940 tulis:

2.Terserah istri saya nanti ia mau kerja mau usaha sendiri atau berbisnis sesuai keinginannya..

Kalo dia engga ingin kerja (krn mnrt nya dia ngga ada kewajiban men support mu atau anak2mu) apa tindakanmu? tetap menikah dng nya atau menyeleksi kandidat2 calon istri lainnya?

Ga masalah sih kalau istri saya nanti ga ingin kerja,toh aku punya kerjaan,& PujiTuhan kedua anakku juga sdh punya karier msg2,..itu pasti..

Ini sudh pasti spakat, aku pikir prlu di perjelas dulu kita bicara pada konteks apa. Kl konteksnya nya anak2 terang (arti yg sesungguhnya tentunya), Isue ini gak di bahas lagi, jadi anak2 Bapa sudah pasti tidak boleh pelit. Jangankan anak tiri, anak2 jalanan aja kita prlu nafkahi sebisanya. Aku paham persis 'Kasih' dlm konteks ini, krna mnghayati punya anak2 asuh yg sngt ku kasihi (don't talk about how we love them.),

Mungkin hal yg lebih substansial, bagaimana kt membesarkan mereka dalam Kasih Bapa (bkn sebatas nafkah jasmaniah). Seriusly, ini kerinduan yg dalam. Bgmana hidup memberi dampak bagi anak2 ini melampaui istilah 'itu anak siapa' (bagiku anak2 terlahir di dunia ini tdk pernah bersalah -- terlepas latar belakang nya dari mana, jenis org tua nya siapa), mrk terlepas dari kesalahan2 org2 dewasa, dan itu tanggung jawab kita semua, terlbh yg merasa agent2 Kerajaan Allah.. (easier said than done) Gracias..

SAMI940 tulis:

Jangankan hanya meNafkahi,tetapi juga mengasihi ,menjaga serta merawat mereka, sampai mereka mandiri,jangan menjadi seorang Kristen yang Pelit.Segala harta,kesuksesan yang Tuhan titipkan bukan hanya untuk diri sendiri.

Menjadi orangtua asuh bagi anak2 jalanan beda deh kayaknya dng menafkahi anak tiri. Dlm pandanganku gini bedanya, Tian: andai aku membantu agar anak2 jalanan bs sekolah, misalnya, aku kan ga ada ikatan cinta dng ayah anak tsb dan krn nya aku ga ada rasa cemburu pd mantan istri dari papanya tsb.  Jadinya ya aku iklas menolongnya. Sedangkan andaikan aku punya anak tiri (apalagi yg ibu kandungnya msh hidup), aku kan berpikir bhw seharusnya selain ayahnya ibunyalah yg perlu dibebankan utk menafkahi anak tsb jika si ayah masih kurang mampu. Bagiku, rasanya kurang adil jika itu menjadi bebanku jg. Maaf, kasarnya aku bisa blg ke suamiku yg baru tsb,"Yg bik*n anak tsb kan kamu dng perempuan itu. Aku kan ga ikutan. Hihihii... Ya kalian berdualah yg hrs menanggung biaya hidupnya andai kamu ga sanggup berjuang sendirian."

Anyway, ini cuma pendapat dan preferensiku. Kalo teman2 tetap ingin menafkahi anak tiri (apalagi yg orgtua kandungnya dua2nya masih hidup) ya terserah. Bagiku sih idealnya ibu kandung anak tsb sdh meninggal dan harta/uang peninggalan wanita itu bs buat menafkahi anaknya (tentunya ayahnya jg tetap hrs menafkahinya). Aku akan membantu, tp bkn scr materi (krn aku jg ga kerja). Aku bs cari info ttg beasiswa (lewat pdt atau google) krn setauku ada gereja yg mau bantu membayar biaya kuliah. Atau bs kubantu utk carikan pekerjaan, misal bantu2 sodara2ku yg mapan scr part-time agar dia bs nabung sambl kuliah.

Ada tmn ku di JK ini yg anaknya dibiayai kuliahnya oleh gereja.

CRISTIANO501 tulis:

Ini sudh pasti spakat, aku pikir prlu di perjelas dulu kita bicara pada konteks apa. Kl konteksnya nya anak2 terang (arti yg sesungguhnya tentunya), Isue ini gak di bahas lagi, jadi anak2 Bapa sudah pasti tidak boleh pelit. Jangankan anak tiri, anak2 jalanan aja kita prlu nafkahi sebisanya. Aku paham persis 'Kasih' dlm konteks ini, krna mnghayati punya anak2 asuh yg sngt ku kasihi (don't talk about how we love them.),

Mungkin hal yg lebih substansial, bagaimana kt membesarkan mereka dalam Kasih Bapa (bkn sebatas nafkah jasmaniah). Seriusly, ini kerinduan yg dalam. Bgmana hidup memberi dampak bagi anak2 ini melampaui istilah 'itu anak siapa' (bagiku anak2 terlahir di dunia ini tdk pernah bersalah -- terlepas latar belakang nya dari mana, jenis org tua nya siapa), mrk terlepas dari kesalahan2 org2 dewasa, dan itu tanggung jawab kita semua, terlbh yg merasa agent2 Kerajaan Allah.. (easier said than done) Gracias..

OOh iya ya, aku coba memahami itu. iya sis bener, yg ku bahas ini konteks nya ortu meninggal ya sis atau anak2 yg di tinggal ortu nya yg gak bertanggung jawab (bkn devorced). Kl kasus cerai, memerlukan penelusuran lbh jauh lagi, stiap kasus bisa sangat berbeda2 (krn aku berhadapan dgn beberapa kasus sprti ini jd mngerti).  Anak emang gak ada salahnya. saat masih bayi terbuang dan tertolak.. stlh di rawat dgn penuh kasih sayang dgn upya mmenuhi kebutuhannya, meberi pendidikan yg terbaik, anak nya tumbuh jadi cakep cantik pintar, sekolah nya juara di kls..  tiba2 ortu biologis dulunya ninggalin anak nya datang ngaku dgn bngga itu anakku..  

ANITA089 tulis:

Menjadi orangtua asuh bagi anak2 jalanan beda deh kayaknya dng menafkahi anak tiri. Dlm pandanganku gini bedanya, Tian: andai aku membantu agar anak2 jalanan bs sekolah, misalnya, aku kan ga ada ikatan cinta dng ayah anak tsb dan krn nya aku ga ada rasa cemburu pd mantan istri dari papanya tsb.  Jadinya ya aku iklas menolongnya. Sedangkan andaikan aku punya anak tiri (apalagi yg ibu kandungnya msh hidup), aku kan berpikir bhw seharusnya selain ayahnya ibunyalah yg perlu dibebankan utk menafkahi anak tsb jika si ayah masih kurang mampu. Bagiku, rasanya kurang adil jika itu menjadi bebanku jg. Maaf, kasarnya aku bisa blg ke suamiku yg baru tsb,"Yg bik*n anak tsb kan kamu dng perempuan itu. Aku kan ga ikutan. Hihihii... Ya kalian berdualah yg hrs menanggung biaya hidupnya andai kamu ga sanggup berjuang sendirian."

Anyway, ini cuma pendapat dan preferensiku. Kalo teman2 tetap ingin menafkahi anak tiri (apalagi yg orgtua kandungnya dua2nya masih hidup) ya terserah. Bagiku sih idealnya ibu kandung anak tsb sdh meninggal dan harta/uang peninggalan wanita itu bs buat menafkahi anaknya. Aku akan membantu, tp bkn scr materi (krn aku jg ga kerja). Aku bs cari info ttg beasiswa krn setauku ada gereja yg mau bantu membayar biaya kuliah.

Yuuup mantaap👍🙏 pak CHRISTIANO5OI dan ibu ANITAO89🙏👍,..maturnuwon...

SAMI940 tulis:

Yuuup mantaap👍🙏 pak CHRISTIANO5OI dan ibu ANITAO89🙏👍,..maturnuwon...

Makasih, Sami...tetapi maksud kamu pandangan Christian501 yg mana yg keren nih? trus pandangan Anita089  yg mana yg keren?

Ya, kalo anak2 itu yatim piatu atau ditelantarkan orgtuanya dibiayai oleh orgtua asuh emang bagus banget.  Soalnya ga akan ada perasaan tdk adil yg dirasakan orgtua angkatnya. Beda dng kasus cerai, masih ada kemungkinan misalnya ibu tiri merasa ga adil klo dia diminta ikut menanggung biaya hidup anak  tiri sementara ibu kandung si anak tsb masih hidup dan bisa kerja/punya tabungan.

Tiba2 orgtua kandungnya datang dng bangga di saat anaknya sdh berhasil?! Speechless jg deh kita.

CRISTIANO501 tulis:

OOh iya ya, aku coba memahami itu. iya sis bener, yg ku bahas ini konteks nya ortu meninggal ya sis atau anak2 yg di tinggal ortu nya yg gak bertanggung jawab (bkn devorced). Kl kasus cerai, memerlukan penelusuran lbh jauh lagi, stiap kasus bisa sangat berbeda2 (krn aku berhadapan dgn beberapa kasus sprti ini jd mngerti).  Anak emang gak ada salahnya. saat masih bayi terbuang dan tertolak.. stlh di rawat dgn penuh kasih sayang dgn upya mmenuhi kebutuhannya, meberi pendidikan yg terbaik, anak nya tumbuh jadi cakep cantik pintar, sekolah nya juara di kls..  tiba2 ortu biologis dulunya ninggalin anak nya datang ngaku dgn bngga itu anakku..  

Jika mendapatkan pasangan mempunyai anak, untuk kehidupan anak tiri baik dari suami ,ya kita jika sudah menikah dengan janda/duda dan membawa anak wajarlah kita ikut bertanggungjawab untuk kebutuhan anak tsb Krn anak tersebut adalah tanggung jawab orang tua yang menikah dengan janda/duda tersebut tidak boleh kita lepas tanggung jawab akan biaya anak tersebut

ICHA456 tulis:

Jika mendapatkan pasangan mempunyai anak, untuk kehidupan anak tiri baik dari suami ,ya kita jika sudah menikah dengan janda/duda dan membawa anak wajarlah kita ikut bertanggungjawab untuk kebutuhan anak tsb Krn anak tersebut adalah tanggung jawab orang tua yang menikah dengan janda/duda tersebut tidak boleh kita lepas tanggung jawab akan biaya anak tersebut

👍👍👍

ANITA089 tulis:

Ya, kalo anak2 itu yatim piatu atau ditelantarkan orgtuanya dibiayai oleh orgtua asuh emang bagus banget.  Soalnya ga akan ada perasaan tdk adil yg dirasakan orgtua angkatnya. Beda dng kasus cerai, masih ada kemungkinan misalnya ibu tiri merasa ga adil klo dia diminta ikut menanggung biaya hidup anak  tiri sementara ibu kandung si anak tsb masih hidup dan bisa kerja/punya tabungan.

Tiba2 orgtua kandungnya datang dng bangga di saat anaknya sdh berhasil?! Speechless jg deh kita.

klo berpikiran gini, suruh aj sianak tinggal di tempat lain... Krn buat ap tinggal dngn salah satu orng tua kndung klo orangtua sambungnya kebratan un menafkahinya lahir batin

Icha sendiri andaikan nikah sama duda cerai yg anaknya ikut Icha, apakah Icha mau membiayai anak itu meski ibu kandung anak itu masih hidup? Bukankah jika ibu kandungnya masih hidup anak itu lebih menjadi tanggungjawab ibu kandungnya selain ayah kandungnya jika ayah kandungnya kurang mampu?

ICHA456 tulis:

Jika mendapatkan pasangan mempunyai anak, untuk kehidupan anak tiri baik dari suami ,ya kita jika sudah menikah dengan janda/duda dan membawa anak wajarlah kita ikut bertanggungjawab untuk kebutuhan anak tsb Krn anak tersebut adalah tanggung jawab orang tua yang menikah dengan janda/duda tersebut tidak boleh kita lepas tanggung jawab akan biaya anak tersebut

Berdasarkan yg saya tau sih ga ada kewajibannya menafkahi anak tiri, tapi kan menafkahi istri ada dan uangnya pasti di pake buat kasih makan/kebutuhan anaknya, jadi secara tidak langsung kita juga sudah menafkahi anak tiri kita. Lain cerita dari awal emang udah diatur bahwa kita hanya nafkahi (makan) nya doang, atw termasuk sekolahnya, atw point" Lainnya.

Tapi biasanya urusan begini orang kan ga pake hukum, lebih ke rasa kemanusiaan aja. Karna klo cerai dan ada anak bisanya secara hukum kebutuhan anak itu tetap jadi tanggungan orang tua kandungnya, terlepas dari ekonomi orang tuanya.

Ya maaf kasar aja saya katakan, klo ga bisa me manage keuangan dengan baik jangan mikir punya anak, jangan pake istilah "rejeki anak" itu bukan nota bene brojol dapt duit, tetap aja harus di cari dgn kerja/usaha. Atw banyak anak banyak rejeki, 1 anak aja biaya hidupnya empot"an jaman sekarang.

Anak itu tanggung jawab orgtua, wlopun uda cerai, tetep mereka berdua yg Pokok yg menafkahi.

Nah Klo dpt janda, otomatis si suami nafkahi anak nya dia dan anaknya si janda jg.

Tp klo dpt duda, sbnre istri ga berkewajiban biayai anak nya, tp bisa bantu suami menafkahi, bantu doang gt, itu klo istri nya kerja.

Suami kodrat nya kepala keluarga, dia yg nyari duit, dan istri bantuin aja.

Demikian jg sebaliknya klo pekerjaan rumah tgg, suami jg bantuin istri.

ANITA089 tulis:

Ya, kalo anak2 itu yatim piatu atau ditelantarkan orgtuanya dibiayai oleh orgtua asuh emang bagus banget.  Soalnya ga akan ada perasaan tdk adil yg dirasakan orgtua angkatnya. Beda dng kasus cerai, masih ada kemungkinan misalnya ibu tiri merasa ga adil klo dia diminta ikut menanggung biaya hidup anak  tiri sementara ibu kandung si anak tsb masih hidup dan bisa kerja/punya tabungan.

Tiba2 orgtua kandungnya datang dng bangga di saat anaknya sdh berhasil?! Speechless jg deh kita.

hmm bisa dimngrti, in mslah g trima klo uda cpek2 ngurus sianak lhir batin n siank uda brhsil  tiba2 orng lain /ortunya yg nota bene g ngurus tiba2mncul dngn bngganya mngatkn itu anknya.. ya ya ya...bsa dmngeri msalhnya...

Tapi klo aku berpikir gini...

Kita itu dr kecil uda ditanamkn ajrn kasih...

Tuhan mngatakn bgaimn km bsa mngasihi Aku yg g klhatn smntra yg klhatn km g bsa kasihi...

Gmana kita bisa merwat ank yatim n telantar klo ddepan kita ada ank yg jg butuh kt perhatikn yaitu anak yg dibwa dlm pernikahn kita..

Disaat kt menikah dngn yg mmbawa ank otmts ank itu jg ank kita.. n  ksh yg ada pd kita itu akn mngalir dngn sndirinya, bukan hnya scra rohani tpi scra materi jg...

Ksh itu kita wujudkn dlu didalm RT kita barulah kita sebar k sekeliling kita dngn ank yatim at ank telntr misalnya.....

Dngn berjlannya waktu, Klo kita sdh mendidik secara jasmani n Rohani n mnyekolahkn anak tiri kita sampai berhasil

N tiba2 ortunya datang dngan bngga mngakui ank itu, buat sy g masalh krn mmng itu anknya..

Klo si anak g menaruh dendam  krn slm hdup g diperhatikn orng tua aslinya n ttap mngashi  ortunya, aku malah bngga, krn apa yg aku usahakn n tanamkn ajran yg baik k ank itu berHasil dngn baik... Ank itu akn tau n orng2 pun akn tau siapa yg sdh mngasihinya slma ini, jd g usah merasa rugi, yg penting kita sdh melakukan apa yg mnjadi Bagian kita, ...

Makanya jadilah suami ayah yg baik bagi anak² nya demikian pula sebaliknya jadilah ibu, istri yg baik bg anak² dan suami adilkan? g usah njlimet mikiro sing jero semua itu podo² utowo sami² wong yo durung lho..nti sdh waktunya baru pd kaget oh ternyata begini solusinya bla bla ..

Nah ilmu itu semua ada ketika kita sdh dihadapkan dg fakta di dpn kita beda dg teori jauh banget wkwk guyonan maton ki😁

EZTY822 tulis:

Anak itu tanggung jawab orgtua, wlopun uda cerai, tetep mereka berdua yg Pokok yg menafkahi.

Nah Klo dpt janda, otomatis si suami nafkahi anak nya dia dan anaknya si janda jg.

Tp klo dpt duda, sbnre istri ga berkewajiban biayai anak nya, tp bisa bantu suami menafkahi, bantu doang gt, itu klo istri nya kerja.

Suami kodrat nya kepala keluarga, dia yg nyari duit, dan istri bantuin aja.

Demikian jg sebaliknya klo pekerjaan rumah tgg, suami jg bantuin istri.

Bagian penggalan kalimat ini ttg keihklasan saat kita memberi tanpa embel² pamrih apapun..👇👇 setujuh👍

Ank itu akn tau n orng2 pun akn tau siapa yg sdh mngasihinya slma ini, jd g usah merasa rugi, yg penting kita sdh melakukan apa yg mnjadi Bagian kita

NOVA294 tulis:

hmm bisa dimngrti, in mslah g trima klo uda cpek2 ngurus sianak lhir batin n siank uda brhsil  tiba2 orng lain /ortunya yg nota bene g ngurus tiba2mncul dngn bngganya mngatkn itu anknya.. ya ya ya...bsa dmngeri msalhnya...

Tapi klo aku berpikir gini...

Kita itu dr kecil uda ditanamkn ajrn kasih...

Tuhan mngatakn bgaimn km bsa mngasihi Aku yg g klhatn smntra yg klhatn km g bsa kasihi...

Gmana kita bisa merwat ank yatim n telantar klo ddepan kita ada ank yg jg butuh kt perhatikn yaitu anak yg dibwa dlm pernikahn kita..

Disaat kt menikah dngn yg mmbawa ank otmts ank itu jg ank kita.. n  ksh yg ada pd kita itu akn mngalir dngn sndirinya, bukan hnya scra rohani tpi scra materi jg...

Ksh itu kita wujudkn dlu didalm RT kita barulah kita sebar k sekeliling kita dngn ank yatim at ank telntr misalnya.....

Dngn berjlannya waktu, Klo kita sdh mendidik secara jasmani n Rohani n mnyekolahkn anak tiri kita sampai berhasil

N tiba2 ortunya datang dngan bngga mngakui ank itu, buat sy g masalh krn mmng itu anknya..

Klo si anak g menaruh dendam  krn slm hdup g diperhatikn orng tua aslinya n ttap mngashi  ortunya, aku malah bngga, krn apa yg aku usahakn n tanamkn ajran yg baik k ank itu berHasil dngn baik... Ank itu akn tau n orng2 pun akn tau siapa yg sdh mngasihinya slma ini, jd g usah merasa rugi, yg penting kita sdh melakukan apa yg mnjadi Bagian kita, ...

NOVA294 tulis:

Gmana kita bisa merwat ank yatim n telantar klo ddepan kita ada ank yg jg butuh kt perhatikn yaitu anak yg dibwa dlm pernikahn kita..

Disaat kt menikah dngn yg mmbawa ank otmts ank itu jg ank kita.. n  ksh yg ada pd kita itu akn mngalir dngn sndirinya, bukan hnya scra rohani tpi scra materi jg...

Ksh itu kita wujudkn dlu didalm RT kita barulah kita sebar k sekeliling kita dngn ank yatim at ank telntr misalnya.....

Dngn berjlannya waktu, Klo kita sdh mendidik secara jasmani n Rohani n mnyekolahkn anak tiri kita sampai berhasil

N tiba2 ortunya datang dngan bngga mngakui ank itu, buat sy g masalh krn mmng itu anknya..

Klo si anak g menaruh dendam  krn slm hdup g diperhatikn orng tua aslinya n ttap mngashi  ortunya, aku malah bngga, krn apa yg aku usahakn n tanamkn ajran yg baik k ank itu berHasil dngn baik... Ank itu akn tau n orng2 pun akn tau siapa yg sdh mngasihinya slma ini, jd g usah merasa rugi, yg penting kita sdh melakukan apa yg mnjadi Bagian kita, ...

Im touched, really❤❤

Just do your part and believe it or not, universe is always fair and square, jd gak usah takut rugi

Sudah Tanggung jawab bro and sis

Jika mau sama emaknya iya wajib harus mau dengan anak anaknya. begitu juga dengan Nafkahnya. Terpisah dari anak sendiri yg  harus di nafkahi maupun dari anak dari keluarga baru.

Contoh  : Mau gak seorang suami menafkahi mantan jika mantan tersebut menikah lagi ?. Jarang ada yg mau seorang mantan suami menafkahi mantan istri yg sudah menikah.

Maaf, sbnrnya fokus dari pertanyaanku adalah: apakah kalian para cewek mau ikut bantu suami kalian tuk nafkahi anak tiri (jika kalian nikah sama duda cerai beranak), terutama jika ibu kandung dari anak tiri itu masih hidup? Jika ibu kandungnya sdh meninggal, mungkin kalian para cewek lbh iklas nafkahinnya (meski itu punTIDAK WAJIB). Namun kalo ibu kandungnya masih hidup, mnrt ku sih keenakan banget ibu kandungnya itu.

Pria jg blh kasih masukan/komentar.

ANITA089 tulis:

Maaf, sbnrnya fokus dari pertanyaanku adalah: apakah kalian para cewek mau ikut bantu suami kalian tuk nafkahi anak tiri (jika kalian nikah sama duda cerai beranak), terutama jika ibu kandung dari anak tiri itu masih hidup? Jika ibu kandungnya sdh meninggal, mungkin kalian para cewek lbh iklas nafkahinnya (meski itu punTIDAK WAJIB). Namun kalo ibu kandungnya masih hidup, mnrt ku sih keenakan banget ibu kandungnya itu.

Pria jg blh kasih masukan/komentar.

Kalau menurut saya sih kamu para wanita kemungkinan salah ,emilih suami.

karena udah tanggung jawab suami nafkahi anak anak dsri pernikahan sebelumnyandan anak anak dari pernikahan yg baru.

masa iya kamu mau nafkahi anak anak tiri sih ???

Sbnrnya jika si suami tsb bisa menafkahi anak2 tirinya dan istri barunya (tanpa meminta istri barunya bekerja utk menafkahi anak2 tiri tsb) wanit tsb ngga salah memilih suami.

Jika pertanyaanmu ditujukan kpd ku, jawabannya adalah sbg wanita aku engga ingin bekerja menafkahi anak tiri (entah ibu kandungnya masih hidup atau sdh meninggal).

BENNY964 tulis:

Kalau menurut saya sih kamu para wanita kemungkinan salah ,emilih suami.

karena udah tanggung jawab suami nafkahi anak anak dsri pernikahan sebelumnyandan anak anak dari pernikahan yg baru.

masa iya kamu mau nafkahi anak anak tiri sih ???

BENNY964 tulis:

Sudah Tanggung jawab bro and sis

Jika mau sama emaknya iya wajib harus mau dengan anak anaknya. begitu juga dengan Nafkahnya. Terpisah dari anak sendiri yg  harus di nafkahi maupun dari anak dari keluarga baru.

Contoh  : Mau gak seorang suami menafkahi mantan jika mantan tersebut menikah lagi ?. Jarang ada yg mau seorang mantan suami menafkahi mantan istri yg sudah menikah.

Ya pastinya mantan istri menjadi tanggungjawab suami yg baru.

ANITA089 tulis:

Sbnrnya jika si suami tsb bisa menafkahi anak2 tirinya dan istri barunya (tanpa meminta istri barunya bekerja utk menafkahi anak2 tiri tsb) wanit tsb ngga salah memilih suami.

Jika pertanyaanmu ditujukan kpd ku, jawabannya adalah sbg wanita aku engga ingin bekerja menafkahi anak tiri (entah ibu kandungnya masih hidup atau sdh meninggal).

Misalkan ya ini misalkan ya ka anita.. suami uda punya ekor 2 nih.hub papa dan anak kan ga akan pernah terpisahkan ya.ok sang mama baru ga menafkahi anak tersebut.tp untuk kasih sayangnya bagaimana?apakah mama baru ga harus menyayangi anak tiri?

Btw HAPPY BDAY  ya ka anita..

Wish u all da best..

Biar gak wajib secara hukum, kalau siap nikah dg pasangan bawa anak gitu ya hrs siap nafkahin, kalau beda2 in gitu kyk gak etis bgt ya?

Atau kalau gak mau terbeban cari yg anaknya dh mandiri.