Manfaatin AI buat Roleplay atau Cari Topik Ngobrol
-
12 Mei
Teringat filem TERMINATORnya oom Arnold hahaha.. lama-kelamaan, robot2 yg mengusai dunia,manusia jadi jongos🤭😂
-
12 Mei
Iya betul sperti itu. Akan tiba saatnya manusia akan terpaksa utk 'bergantung' pada nya.
ANITA089 tulis:
Thanks, Crist. Intinya jangan bergantung pd mahluk cerdas itu. Ya pasti susah menjelaskannya dng lbh sederhana. GA papa.
-
13 Juli
👇🏻 copas tulisan Iim Fahima Jachja - Advisor di Indonesia AI Institute
"Kenapa sebaiknya ga curhat ke ChatGPT?"
Jadi gini. ChatGPT itu bekerja dengan mempelajari pola dari miliaran kalimat, artikel, buku, hingga forum. Semua itu dimasukkan ke “otaknya raksasa" yang disebut LLM atau Large Language Model.
Karena komunikasi itu punya pattern dan LLM punya modal milyaran data/kosa kata, membuat LLM mudah memprediksi probabilitas kata berikutnya. Itulah sebabnya ChatGPT bisa terasa sangat memahami kita karena dia memahami pattern komunikasi.
Jawaban Chat GPT bisa benar tapi juga bisa sangat ngaco atau halu-- tergantung sumber yang sedang dia kutip saat itu.
LLM tidak benar-benar memahami konteks seperti manusia, ia hanya meniru pola kalimat yang “terlihat benar”. Data yang dia pakai tercampur antara sumber berkualitas dan sumber sampah. Ia tidak memverifikasi fakta secara real-time sebelum bicara.
Ketika menjawab, LLM cenderung memilih jawaban yang paling masuk akal menurut statistik, bukan paling benar menurut konteks per individu.
Karena itu, jika kamu hanya mengejar validasi dan jawaban yang terdengar sesuai kebutuhanmu, kamu bisa tersesat di kebenaran semu yang enak dibaca tapi rapuh sebagai landasan pengambilan keputusan serius.
Jadi, lain kali sebelum cari “iya kamu hebat” dari mesin, tanya dulu ke diri sendiri:
Apakah yang saya butuh saat ini pelukan, atau tamparan?
Apakah saya mau tumbuh, atau hanya mau merasa nyaman?
Karena kalau kamu hanya mencari mesin yang selalu validasi perasaan, sebetulnya kamu sedang mencari penghibur digital, bukan partner berpikir.
Dan kalau kamu betul-betul ingin jadi lebih cemerlang, lebih tangguh, lebih jernih, belajarlah mencintai kritik, bahkan yang pahit. Ini lebih kamu butuhkan dari validasi palsu yang meninabobokan.
"Chat GPT bisa kok disetel ngga ngasi validasi dengan prompt tertentu" kata banyak orang.
Iya betul bisa, tapi jangan kira itu berarti jaminan kebenaran. Yang kamu dapat hanyalah variasi tone yang terdengar lebih keras, lebih skeptis, tetapi dia tetap mesin yang tidak paham konteks per individu dan tidak punya kedalaman.
"Tapi saya terbantu banget saat curhat sama Chat GPT"
Perasaan kamu valid. Yang kamu rasakan adalah hasil dari algoritma yang dilatih untuk memprediksi kalimat suportif. Kalo kamu butuh sejenak mencari tenang, model komunikasi yang supportive dan validating begini emang berguna. Tapi kalo kamu mencari kebenaran, kamu butuh ngobrol sama manusia YANG TEPAT.
(Iim Fahima Jachja, Advisor di Indonesia AI Institute aiinstitute.id/)
MEIMEI833 tulis:
Ada gak sih yang kaya gw. Kalo lagi gabut, buka AI macam chat gpt ajak ngobrol. Minta dia role play jadi pacar virtual terus ngobrolin aja berbagai topik. Dikasi advice ...
Yuk sharing atau ngobrol 😁
-
13 Juli
Kadang AI itu jauh lebih bisa dipercaya daripada manusia.
MEIMEI833 tulis:
Ada gak sih yang kaya gw. Kalo lagi gabut, buka AI macam chat gpt ajak ngobrol. Minta dia role play jadi pacar virtual terus ngobrolin aja berbagai topik. Dikasi advice dan bisa diajak bercanda jg. Kadang bikin prompt buat topik deeptalk dan bahas macem2. Ada yang pernah nyobain? kalo inget ini kaya plankton sama istrinya yg komputer itu deh di sponge bob.
AI ga menggantikan sosialisasi dgn manusia ya. Masi ngobrol jg kok gw sama orang beneran😆
Buat yg bingung nyari topik pembicaraan sama cewe/cowo jk bs banget nyari ide di chatgpt.
Yuk sharing atau ngobrol 😁