Apakah Persahabatan Mempengaruhi Hubungan Kita dengan Tuhan?
-
28 September 2015
Cak Hendra,
Siap mendengar FA dari Cak Hendra, boleh lah di bagikan renungannya.. biar yang ada di Treat namanya bisa di sebut juga..
** piss yooo..
HENDRA249 tulis:
Kadang Saya Jika Disuruh Meminpin Fa di Gereja,saya selalu menyebut semua nama Teman2
Tidak ada pengecualiannya........Jadi Suasana terasa damai dan bersahabat.
Begitulah sebaiknya kita sbg orang kristen yg baik
Agar mereka merasa dibutuhkan dan merasa nyaman dengan FA Kita.
Tuhan Berkati.
-
28 September 2015
Kebaktian Dewasa muda hampir kebanyakan sepi dibanyak gereja, sekalipun gereja tesebut besar
Sy pernah jd aktifis dan pengurus di dewasa muda, pertumbuhannya lambat sekali..Dari tahun ke tahun rata2 cuma 30-40 orang dlm 5 thn-10 thn
Anak2 muda kebanyakan dalam masa sedang ingin bersenang senang, jd pst cepat membosankan di gereja.
Beberapa gereja yg pernah sy datangi yg cukup ramai anak mudanya bergaya anak muda banget, dr musik, style dan tempat tongkrongan setelah ibadah selesai
Terlepas dari para pengurus dan aktifis yg perlu intropeksi diri, pekerjaan Roh Kudus lah yg dpt membawa orang2/ anak muda ke gereja
-
28 September 2015
Salam kenal
Ciska
Kalau untuk beribadah harus melihat teman ya agak kurang pas. Pergaulan yang baik pasti akan membawakan kebaikan setuju..
Bukankah ibadah adalah ucapan syukur kita kepada Allah, berasal dari dalam diri kita sendiri.
Di zaman ini banyak sekali mereka yang menyalahkan gereja yang tidak bisa memenuhi kebutuhan iman Jemaat. Misalkan di gereja A mereka merasa senang krn pujian dan penyembahan yang baik sedangkan di gereja kita sendiri kurang Ok .
Apakah kita semua kebaktian harus menyenangkan hati semua jemaat? No.
Setiap gereja pasti akan mengalami hal tsb ketika jemaat mencari di tempat lain, terutama di pemuda atau remaja .
Bagaimana kita sebagai pengurus yang baik bersungguh untuk minta bantuan Roh Kudus menyadarkan mereka dan kita pun berubah sikap menjadi pribadi yang ramah, peduli mau menegur satu dengan lainnya, berbagi dan merasakan semuanya menjadi keluarga.
Jadikan gereja sebagai rumah ke 2 kita., apakah bila kita berada dalam rumah dan saudara kita yang pergi dari rumah kita tidak cari..
Mari kita semakin dekat Tuhan dan semakin saling memperhatikan sesama kita,
Selamat melayani.. Ciska.
CISKA018 tulis:
I Kor 15:33 berbunyi: Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Itu memang tidak bisa dibantah.
Tapi menurut pengamatan saya, dan pembicaraan saya dengan sebagian besar anak2 muda yang menghilang dari ibadah gereja, penyebabnya seringkali berasal dari dalam. Mereka merasa tidak nyaman berada di gereja, karena seringkali kita menamakan diri teman, tapi kita cuek dengan mereka, kita tak peduli dengan mereka, kita tidak menghiraukan mereka, memandang status sosial, dsb. itu kenyataan yang sering terjadi.
Bagaimana menurut rekan2 permasalahan ini? Dari diskusi tadi saya bisa lihat bahwa pengaruh teman sangat besar. Mudah mengucapkan, tapi sulit melakukan
-
28 September 2015
GOLYATSB430 tulis:
klu kita ingin mengajak kembali org2 yg menjauh dr Tuhan melalui persahabatan, kita wajib bersahabat intim dulu dgn Tuhan, kemudian memancarkan itu dlm hidup kita, melalui tutur kata, tingkah laku, dan pentingnya bersahabat intim dgn Tuhan..
setuju banget saya dengan pernyataan ini. Sebaiknya memang mengoreksi diri agar tidak jadi batu sandungan untuk orang lain. perbaiki diri sndri dl, ubah diri baru bisa mengubah orang kan?
-
28 September 2015
SHINTYA177 tulis:
Bagaimana kita sebagai pengurus yang baik bersungguh untuk minta bantuan Roh Kudus menyadarkan mereka dan kita pun berubah sikap menjadi pribadi yang ramah, peduli mau menegur satu dengan lainnya, berbagi dan merasakan semuanya menjadi keluarga.
Jadikan gereja sebagai rumah ke 2 kita.,
salam kenal juga. Saya setuju dengan pendapatnya, bahwa tanpa bantuan RK, kita tak bisa menyadarkan mereka, tak akan ada kt2 bijaksana yang keluar untuk menegur mreka. Tapi dg bantuan RK, kita bisa berkata kata dg bijaksana. Sudah seharusnya gereja mjd rumah ke dua kita, tapi kenyataan sekarang sulit. Ya karena pribadinya merasa terasing di rmh sndri. Penybbnya lbh besar dari internal dibandingkan external. Maka dari itu, kita sebagai bagian dari rumah itu, sudah seharusnya membuat nyaman seisi rumah kan?
-
28 September 2015
Saya dulu pernah ikutan youth dan dewasa muda, saya perhatikan dua2nya lambat sekali perkembangannya.
Format ibadahnya ngak jauh beda dengan ibadah hari minggu, menurut saya itulah yang membuat youth dan dewasa muda, tidak menarik bagi anak2 muda.
Bahkan pengalaman pribadi saya beberapa kali saya hadir di beberapa youth dan dewasa muda, tidak ada satupun pengurus maupun pengerja youth yang berkenalan dengan saya dan teman saya... suasana kelihatannya hangat ketika dipimpin WL tapi sebenarnya dingin diantara jemaat yg hadir.
Apa yang diharapkan anak muda sebenarnya persahabatan bukan ibadah rutin seperti hari minggu, jika dia sudah menganggap anda-anda sahabatnya, dia akan dengan senang hati untuk hadir di setiap ibadah. Selain persahabatan, sebaiknya format Ibadah lebih santai dan fun, jangan kaku seperti ibadah minggu.
Tapi menurut saya, persahabatan lah faktor terbesar agar anak youth dan dewasa muda mau hadir di ibadah dan FA / komunitas alkitab. Ketika rasa lapar dan haus akan Tuhan bertumbuh dalam diri mereka, itu akan menjadi faktor penunjang.
Faktor lain adalah Api Roh Kudus, dimana jemaat haus dan lapar akan Roh kudus dan dengan senang hati menghadiri ibadah2 dan komsel.
Api Roh Kudus pernah melanda kota2 besar indonesia sekitar tahun 2000-2003 , waktu itu banyak menara doa dan doa bersama dilakukan termasuk doa bareng gereja dari semua denominasi. itu menurut pandangan saya klo tidak salah :)
DOMI011 tulis:
Kebaktian Dewasa muda hampir kebanyakan sepi dibanyak gereja, sekalipun gereja tesebut besar
Sy pernah jd aktifis dan pengurus di dewasa muda, pertumbuhannya lambat sekali..Dari tahun ke tahun rata2 cuma 30-40 orang dlm 5 thn-10 thn
Anak2 muda kebanyakan dalam masa sedang ingin bersenang senang, jd pst cepat membosankan di gereja.
Beberapa gereja yg pernah sy datangi yg cukup ramai anak mudanya bergaya anak muda banget, dr musik, style dan tempat tongkrongan setelah ibadah selesai
Terlepas dari para pengurus dan aktifis yg perlu intropeksi diri, pekerjaan Roh Kudus lah yg dpt membawa orang2/ anak muda ke gereja
-
28 September 2015
Pelayanan di kaum muda ya sist??? Sy juga pelayanan di remaja. Kl menurut saya, masing2 pelayan harus bayar harga. Dr segi waktu, dana dan hati. Bicara pelayanan sih ga sembarang ya...krn itu jiwa2. Jgn berpikir apa masalahnya tp berpikirlah solusi nya apa....ada baiknya pelayan2 dikumpulkan, doa bareng2 dan sepakat minta kemurahan Tuhan buat memanggil jiwa2. Tuhan lebih rindu jiwa2 dibanding kita sist. Yg kami lakukan di gereja sih, adek2 yg sudah punya rohani yg kuat kita jadikan pembina muda, jd seperti memberikan tongkat estafet kepada anak2 muda...sehingga mereka lebih bersemangat lagi melayani. Puji Tuhan, skrg kl pujian dan penyembahan lebih luar biasa...anak2 bersemangat...dan saya percaya itu kerjaan Roh Kudus. Nah, bagaimana dgn gereja sista??? Harus ada bbreakthrough sist, br pelayanan dan jemaat itu bs all out. Landasan utama sih hrs mau bayar harga...
have a blessed sist....Gbu
CISKA018 tulis:
Syalom..
Bagaimana menurut rekan2 keadaan anak muda zaman sekarang?
Banyak di antara mereka yang menghilang dari gereja atau ibadah. Khususnya ibadah kaum muda.
Apakah hubungan pertemanan mereka mempengaruhi hal itu?
Misalnya saja mereka tak mau ibadah kalau tak ada teman. Atau teman mereka tidak ke gereja melainkan ke tempat lain (misalnya saja Mall, kafe, dsb), mereka lebih memilih ikut ke sana daripada ibadah.
Atau apakah ada penyebab lain menurut rekan2?
-
28 September 2015
DONNYSAM914 tulis:
pengalaman pribadi saya beberapa kali saya hadir di beberapa youth dan dewasa muda, tidak ada satupun pengurus maupun pengerja youth yang berkenalan dengan saya dan teman saya... suasana kelihatannya hangat ketika dipimpin WL tapi sebenarnya dingin diantara jemaat yg hadir.
Apa yang diharapkan anak muda sebenarnya persahabatan bukan ibadah rutin seperti hari minggu, jika dia sudah menganggap anda-anda sahabatnya, dia akan dengan senang hati untuk hadir di setiap ibadah. Selain persahabatan, sebaiknya format Ibadah lebih santai dan fun, jangan kaku seperti ibadah minggu.
nah, pengalaman itu yang seringkali dirasakan teman2 yang saya ajak bicara secara pribadi. Mereka sering mengatakan dicuekin, dihindari, dsb. Seperti ada tembok yang memisahkan mereka dengan yang lain. Usul bagus itu jika format ibadah bisa dibikin agak santai. Mungkin bisa diisi dengan games Alkitab, teka teki Alkitab, atau diskusi Alkitab, dsb. Tapi memang pengaruh sahabat juga besar sekali. Karena teman yang biasa negur/ajak ngomong tidak hadir, dia juga tak mau hadir. Itu kan fokusnya sudah berubah, bukan lagi ibadah pada Tuhan, tapi fokusnya pada manusia dan situasi yang ada.
-
28 September 2015
KARLINA273 tulis:
Kl menurut saya, masing2 pelayan harus bayar harga. Dr segi waktu, dana dan hati. ada baiknya pelayan2 dikumpulkan, doa bareng2 dan sepakat minta kemurahan Tuhan buat memanggil jiwa2. adek2 yg sudah punya rohani yg kuat kita jadikan pembina muda
yang ini sudah jelas sist. Sudah ada doa, sudah bicara, sudah susun program, dsb. Ini bukan masalah pelayanan sist, tapi kehadiran rekan2. Permasalahan mereka bukan di pelayanan, tapi persaan terasing di "rumah sendiri". Sudah dibicarakan, cari solusi, tapi masih belum bisa juga, karena menurut saya "tembok penghalang" itu belum hancur. Masih belum ada kesatuan. Masing2 pribadi masih penuh dengan ego dan kesibukkan. Sehingga terkadang yang lain terabaikan. Walau masing2 diberi karunia yang berbeda, pelayanan yang berbeda, tapi tetap saja jangan setengah2 to? Harus di follow up. Misalnya sering tidak datang, akhirnya diputuskan untuk membezuk org tsb. Stlh tahu alasannya tidak datang (misalnya karena masih baru, tidak pny tmn sehingga malu), solusinya, kita jemput tiap mau ibadah. Tapi jemput hanya 1 atau 2 kali, sebelum ada sesudah ibadah kita tak ajak dia ngomong, kita cuekkin. Smpai kapan pun dia tetap merasa sendiri kan? Tetap malu to? Bukankah sebaiknya perkenalkan dia pada yang lain dan yang lain juga negur. Mgkin bisa minta no hp, bisa ajak bicara lewat medsos atau yang lainnya. Bukankah lebih bagus seperti itu?
-
28 September 2015
Sebenarnya kl menurut sy yg dibutuhkan adl penerimaan, awalnya rata2 yg sy tau biasanya ckp baek, tp ketika 1-2 bln stelah itu biasanya mulai ada tuntutan2 utk mjd lbh aktif d greja, ikut pelayanan dll, tp ketika mreka blm mau utk jd aktif, biasanya mulailah mrk dijauhi, mulai dicuekin dan kdg yg agak parah mlai divonis tdk mau belajar bertumbuh, tdk mau bayar hrga dll.
Nah di situlah seringkali org2 ini merasa kecewa, dan akhirnya jd males utk k grj,
Yg kdg aga sesek di dada bila ada yg bilang lbh enak di sekuler, kl g suka lgsung bilang g suka or emag g berteman dr awal, kl am org greja pertamanya aj baek kl kmudian beda uda deh lebih parah dr org sekuler
Hal di atas bkn berarti sy menggeneralisasi gereja spt itu y, hanya share krg lebih cerita yg sy temukan di lapangan
-
28 September 2015
Aku sudah membuktikan, dan jawabannya adalah ya, terlepas dari aku yang lemah atau masih muda. Tp yang pasti ketika aku (masih SMA) bergaul dengan teman2 "Kristen" yang jarang Gereja, jadinya aku juga jarang Gereja
28 September 2015 diubah oleh DANIEL453
-
29 September 2015
JOHANES801 tulis:
Sebenarnya kl menurut sy yg dibutuhkan adl penerimaan. Nah di situlah seringkali org2 ini merasa kecewa, dan akhirnya jd males utk k grj,
Yg kdg aga sesek di dada bila ada yg bilang lbh enak di sekuler, kl g suka lgsung bilang g suka or emag g berteman dr awal, kl am org greja pertamanya aj baek kl kmudian beda uda deh lebih parah dr org sekuler
Hal di atas bkn berarti sy menggeneralisasi gereja spt itu y, hanya share krg lebih cerita yg sy temukan di lapangan
ya, saya setuju. Menerima dan diterima itu penting.
Kalau belum mau pelayanan dipaksa-paksa terus, lama2 memang menghilang. Itu beberapa kasus yang terjadi. Mau nolak juga sungkan. Mau bilang gk suka, kita segan. Karena masih menghormati. Jadi ya lebih baik menghilang dengan beberapa alasan. Memang ribet kalau sudah terjadi hal seperti itu. Setiap orang kan punya panggilan masing2. Gk bisa 1 oeang melakukan semua pelayanan. Dan kalau belum siap, mengapa harus dipaksakan?
Thanks atas sharenya ya.. GBU
-
29 September 2015
DANIEL453 tulis:
Aku sudah membuktikan, dan jawabannya adalah ya, terlepas dari aku yang lemah atau masih muda. Tp yang pasti ketika aku (masih SMA) bergaul dengan teman2 "Kristen" yang jarang Gereja, jadinya aku juga jarang Gereja
Ehm.. ya, ya. Ini kasus yang banyak terjadi. Teman2 "Kristen" yang jarang gereja ke tempat lain, kita malah ikut mereka, karena kita bergaul dengan mereka. Atau mungkin kita datang ibadah sebentar, lalu pulang lebih dulu dan nyusul mereka. Supaya dilihat aja kita hadir. Wah, emang ribet ya kalau sampai seperti itu. Thanks ya atas comentnya. GBU
-
29 September 2015
Jika mau fokus ke Tuhan, mending ibadah umum minggu saja bareng keluarga.
Menurut saya ibadah anak muda dan dewasa muda memang seharusnya berbeda selain format ibadah juga rasa kekeluargaan atau persahabatan seharusnya lebih terasa.
GBU
CISKA018 tulis:
nah, pengalaman itu yang seringkali dirasakan teman2 yang saya ajak bicara secara pribadi. Mereka sering mengatakan dicuekin, dihindari, dsb. Seperti ada tembok yang memisahkan mereka dengan yang lain. Usul bagus itu jika format ibadah bisa dibikin agak santai. Mungkin bisa diisi dengan games Alkitab, teka teki Alkitab, atau diskusi Alkitab, dsb. Tapi memang pengaruh sahabat juga besar sekali. Karena teman yang biasa negur/ajak ngomong tidak hadir, dia juga tak mau hadir. Itu kan fokusnya sudah berubah, bukan lagi ibadah pada Tuhan, tapi fokusnya pada manusia dan situasi yang ada.
-
1 Oktober 2015
Okelah Kalo begitu....Buat Ibu PKK Dan Lain2 Dan Sebagainya...
1.Ucapkanlah Syukur Setiap Hari Atas Apa Yg Sdh Kau Dapatkan Hari Ini
Karna Tuhan Akan Meresponnya Sambil Tersenyum, Ibarat Kamu Mengucapkan Terima Kasih
Kepada Orang lain Maka Orang Tersebut Akan Membalasnya Dgn Kata "Sama-Sama"
2.Belajarlah Dari Pengalaman Nyata Tentang Kehidupan Karna Semua Itu Lebih Nyata,Indah
Dan Berharga DariPada Sebuah Buku Teori Yg Sering Kita Dapatkan Di Sekolah.
SHINTYA177 tulis:
Cak Hendra,
Siap mendengar FA dari Cak Hendra, boleh lah di bagikan renungannya.. biar yang ada di Treat namanya bisa di sebut juga..
** piss yooo..
1 Oktober 2015 diubah oleh HENDRA249
-
2 Oktober 2015
Cak Hendra.
Nama ku Shintya .. bukan ibu PKK..toh... ini nama asli looo...
Emang Cak Hendra mau di panggilin Satiman ? hahahaha
Any way bus way.. terima kasih buat pencerahannya......
HENDRA249 tulis:
Okelah Kalo begitu....Buat Ibu PKK Dan Lain2 Dan Sebagainya...
1.Ucapkanlah Syukur Setiap Hari Atas Apa Yg Sdh Kau Dapatkan Hari Ini
Karna Tuhan Akan Meresponnya Sambil Tersenyum, Ibarat Kamu Mengucapkan Terima Kasih
Kepada Orang lain Maka Orang Tersebut Akan Membalasnya Dgn Kata "Sama-Sama"
2.Belajarlah Dari Pengalaman Nyata Tentang Kehidupan Karna Semua Itu Lebih Nyata,Indah
Dan Berharga DariPada Sebuah Buku Teori Yg Sering Kita Dapatkan Di Sekolah.
-
2 Oktober 2015
Lha kemaren Khan setuju tak panggil Ibu PKK.....
Karna tak kasih singkatan dari "Pelopor Kehidupan Kristen" ....He3
Oh berarti skrg udah gak mau jadi Ibu PKK lagi tah.....He3
Okelah Kalo Begitu......Cemangat ya 177....eh salah chintya....eh salah shintya.
SHINTYA177 tulis:
Cak Hendra.
Nama ku Shintya .. bukan ibu PKK..toh... ini nama asli looo...
Emang Cak Hendra mau di panggilin Satiman ? hahahaha
Any way bus way.. terima kasih buat pencerahannya......
-
2 Oktober 2015
Cak Hendra,
Atur wae.. bagaimana baeknya.. too
Salam Damai.
Shintya 177
HENDRA249 tulis:
Lha kemaren Khan setuju tak panggil Ibu PKK.....
Karna tak kasih singkatan dari "Pelopor Kehidupan Kristen" ....He3
Oh berarti skrg udah gak mau jadi Ibu PKK lagi tah.....He3
Okelah Kalo Begitu......Cemangat ya 177....eh salah chintya....eh salah shintya.
-
17 Oktober 2015
Menurut rekan2, kegiatan apa yg bs dilakukan (di luar gereja) bersm tmn2 Kristen yg sudah menghilang dari ibadah? Rekan2 memberi komentar bahwa persahabatan mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan kan? Jika demikian tentu kita jg harus merangkul mrka lg walau di luar gereja. Ada masukkan?? Kegiatan yg membangun kerohanian tapi gk mencolok dan gk sepenuhnya seperti ibadah di gereja