CURHAT CURHAT....Siapa Mau Curhat ??? Masuk Di SINI
-
8 Desember 2021
MAI875 tulis:
Shalom,
Lagi difase merasa ga punya circle pertemanan orang2 seiman
Karena udah keseringan pacaran beda agama
Jadi kaya sedih aja gitu,
Susah banget nemu temen yang satu iman
🙃🙃
Kenapa sedih mba yu? Bukankah bahagia (*relatif) punya pasangan walaupun beda iman, setidaknya pasti ada harapan dan tujuan berpacaran dengan yg tidak seagama.
Di sini JK banyak mba cari yg seiman tapi belum tentu bisa menemukan yg seamin dengan kriteria (*relatif) klop di mata dan di hati 😇.
-
8 Desember 2021
Komennya 👍👍
MEN624 tulis:
Kenapa sedih mba yu? Bukankah bahagia (*relatif) punya pasangan walaupun beda iman, setidaknya pasti ada harapan dan tujuan berpacaran dengan yg tidak seagama.
Di sini JK banyak mba cari yg seiman tapi belum tentu bisa menemukan yg seamin dengan kriteria (*relatif) klop di mata dan di hati 😇.
-
8 Desember 2021
MEN624 tulis:
Kenapa sedih mba yu? Bukankah bahagia (*relatif) punya pasangan walaupun beda iman, setidaknya pasti ada harapan dan tujuan berpacaran dengan yg tidak seagama.
Di sini JK banyak mba cari yg seiman tapi belum tentu bisa menemukan yg seamin dengan kriteria (*relatif) klop di mata dan di hati 😇.
Setuju sama komen nya bro MEN624. Mencintai dan dicintai seseorang sbg pasangan, walaupun tidak seiman, mnrt saya pribadi sbg sebuah berkah yg perlu disyukuri. Mudah mudah an di kesempatan berikut diberikan jodoh yg seiman sesuai dambaan hati.
-
10 Desember 2021
Beda agama menjadi masalah di Indonesia krn biasanya orgtua masing2 ga setuju dan entah ya gimana mensahkannya di rmh ibadah dan scr sipil. Barangkali sih sdh saatnya dipermudah aja/diberi dispensasi jika usia si cewek udah mendekati 30 th (misalnya 27 th ke atas) krn peluangnya dpt jodoh sdh lbh terbatas. Terbatasnya kan krn:
1. cewek lbh suka memilih cowok yg lbh tua bbrp tahun. Nah, saat si cewek berusia 27 th laki2 yg berusia 30 th ke atas banyak yg sdh punya calon istri/istri.
2. cewek paling dilirik dan dikejar cowok saat usia cewek antara 16-25 th. Iya kan? Cewek2, coba ingat2 lagi masa kamu SMA/kuliah/awal kerja. Ada kan cowok yg ngejer menggebu2 pd usiamu di kisaran 16-25 th? Cowok2, coba ingat saat kamu jatuh cinta pd pandangan pertama (pd mantan pacar/mantan/alm istri. Si cewek saat itu berusia antara 16-25 th kan? Setelah melewati usia 25 th, cewek sdh mulai jarang dilirik lg, apalagi 30 th ke atas.
10 Desember 2021 diubah oleh ANITA089
-
10 Desember 2021
Keharusan menikah dng yg seiman di sebuah negara akan lebh RELEVAN jika emang semua warga negaranya memang seiman dan engga ada orang asing beda iman masuk ke negara tsb.
-
10 Desember 2021
Omong sana omong sini ngalor ngidul g jelas banget mbok ya udah ngaku aja aku gpp mmg baper ah itu cuma perasaanmu sj, jd tdk usah bersandiwara lg bercerita seolah terzolimi itu mah sdh lagu lama yg lapuk ditelan sang waktu, ini jmn sdh beda tehnologi berkembang bgtu cepat informasi dunia ada di gemgaman kita msg² namun bila tdk ditunjang dg ahklak n kejujuranmu ya akan sia² sj sepintar apapun ilmumu tak berarti apa² bgku ~> untukmu yg pernah kutemui disini
-
10 Desember 2021
ECHA124 tulis:
Logis aja menurut saya sist anita..bisa terjadi karena rasa suka itu kan tidak bisa ditentukan dengan apapun..
Jadi ini cuma faktor kebetulan aja ya kira2?
-
10 Desember 2021
ANITA089 tulis:
Jadi ini cuma faktor kebetulan aja ya kira2?
Bisa iya kebetulan ada rasa suka sist anita..
-
10 Desember 2021
Siap tante 🙏🙏
AVE856 tulis:
Komennya 👍👍
-
10 Desember 2021
Ya betul setiap pilihan yg diambil patut disyukuri..bukankah Tuhan mengijinkan terjadi ketika ada yg memilih berpasangan dengan yg beda agama? Klaupun Tuhan tidak mengijinkan, gk mungkin kan ada yg bisa jadian 😄😄.
ARIO598 tulis:
Setuju sama komen nya bro MEN624. Mencintai dan dicintai seseorang sbg pasangan, walaupun tidak seiman, mnrt saya pribadi sbg sebuah berkah yg perlu disyukuri. Mudah mudah an di kesempatan berikut diberikan jodoh yg seiman sesuai dambaan hati.
-
10 Desember 2021
Karena 'relatif' itu tadi yang menyebabkan
MEN624 tulis:
Kenapa sedih mba yu? Bukankah bahagia (*relatif) punya pasangan walaupun beda iman, setidaknya pasti ada harapan dan tujuan berpacaran dengan yg tidak seagama.
Di sini JK banyak mba cari yg seiman tapi belum tentu bisa menemukan yg seamin dengan kriteria (*relatif) klop di mata dan di hati 😇.
-
10 Desember 2021
Berarti dari JK ya..Nah yang merasa tersebut apakah tak berniat memberikan klarifikasi juga di forum terbuka ini? Biar berimbang
ISMU915 tulis:
Omong sana omong sini ngalor ngidul g jelas banget mbok ya udah ngaku aja aku gpp mmg baper ah itu cuma perasaanmu sj, jd tdk usah bersandiwara lg bercerita seolah terzolimi itu mah sdh lagu lama yg lapuk ditelan sang waktu, ini jmn sdh beda tehnologi berkembang bgtu cepat informasi dunia ada di gemgaman kita msg² namun bila tdk ditunjang dg ahklak n kejujuranmu ya akan sia² sj sepintar apapun ilmumu tak berarti apa² bgku ~> untukmu yg pernah kutemui disini
-
10 Desember 2021
Malu kali, dia mmg g suka main di forum sukanya main di lapangan rumput..😁
KATHARINA781 tulis:
Berarti dari JK ya..Nah yang merasa tersebut apakah tak berniat memberikan klarifikasi juga di forum terbuka ini? Biar berimbang
ISMU915 tulis:
Omong sana omong sini ngalor ngidul g jelas banget mbok ya udah ngaku aja aku gpp mmg baper ah itu cuma perasaanmu sj, jd tdk usah bersandiwara lg bercerita seolah terzolimi itu mah sdh lagu lama yg lapuk ditelan sang waktu, ini jmn sdh beda tehnologi berkembang bgtu cepat informasi dunia ada di gemgaman kita msg² namun bila tdk ditunjang dg ahklak n kejujuranmu ya akan sia² sj sepintar apapun ilmumu tak berarti apa² bgku ~> untukmu yg pernah kutemui disini
-
11 Desember 2021
Sekedar mengingatkan saja buat teman2 disini.
Ini dari pengalaman yg aku lihat di dunia nyata. Tidak bermaksud membicarakan aib orang lain. Tetapi ingin share spy kita berhati-hati dan bisa memetik pelajaran dari pengalaman pahit org lain.
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Nah, drpd kelak aku disangkut pautkan dgn masalah mereka dikemudian hari, terpaksa aku tolak.
Pembelajaran dari kisah ini apa?
Jangan karena cinta sesaat di saat msh muda tergoda dg kecantikan/ketampanan atau kecewa karena tdk kunjung bertemu jodoh seiman, lalu buru2 menikah dg yg tidak seiman.
Di Indonesia tidak mengakui pernikahan beda agama. Paling saat menikah ada yg masuk dan mengakui agama salah satu pasangan. Setelah itu menikah sesuai hukum agama yg diakuinya tsb. Nah, prakteknya pasangan yg td masuk agama slh satu pasangan tsb kembali lagi ke agama semula. Ini yg jd masalah dikemudian hari. Dosenku yg lawyer dulu bilang, ketika bercerai maka hukum yg dipakai adalah hukum agama yg dipakai saat menikah. Jika hukum islam maka saat cerai memakai hukum islam sekalipun dia kristen. Salah sendiri knp saat menikah masuk islam dan menikah secara Islam. Lalu balik ke kristen lagi.
Kasus begini buayakkkkkkkkk sekaliii... dan kl mereka sampe nangis darah dgn cerita drama bla....bla....bla.... AKU GA BERGEMING LAGI karena apa? Anda sudah tahu menikah beda agama sudah dilarang dlm Alkitab, knp ngeyel???
Silahkan tanggung konsekuensi akibat pilihan yg salah....
Mayoritas pake Penetapan Pengadilan tidak mau, kt nya ribet, lama dan ngeluarin banyak biaya...🤦♀
-
11 Desember 2021
ECHY268 tulis:
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Interesting..
Kl dalam kasus gini bisa gak sih disiasati pake " hibah" Sist?
-
11 Desember 2021
Ijin bertanya🙏, Bisakah misalnya kalau solusinya; harta saya berikan sedikit2 selama saya masih hidup? Atau Apakah bisa membuat surat wasiat itu tanpa menyebutkan 'putri saya' (karena tak bisa dibuktikan)? Lalu Bukankah menjadi hak saya kepada siapa saya memberikan harta saya saat saya mati nanti? Entah kepada keluarga, yayasan sosial, atau orang yg pernah membantu saya saat saya hidup. Sejauh saya memberikannya/membuatnya dalam keadaan sadar atau sehat secara jiwa. Terimakasih sebelumnya
ECHY268 tulis:
Sekedar mengingatkan saja buat teman2 disini.
Ini dari pengalaman yg aku lihat di dunia nyata. Tidak bermaksud membicarakan aib orang lain. Tetapi ingin share spy kita berhati-hati dan bisa memetik pelajaran dari pengalaman pahit org lain.
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Nah, drpd kelak aku disangkut pautkan dgn masalah mereka dikemudian hari, terpaksa aku tolak.
Pembelajaran dari kisah ini apa?
Jangan karena cinta sesaat di saat msh muda tergoda dg kecantikan/ketampanan atau kecewa karena tdk kunjung bertemu jodoh seiman, lalu buru2 menikah dg yg tidak seiman.
Di Indonesia tidak mengakui pernikahan beda agama. Paling saat menikah ada yg masuk dan mengakui agama salah satu pasangan. Setelah itu menikah sesuai hukum agama yg diakuinya tsb. Nah, prakteknya pasangan yg td masuk agama slh satu pasangan tsb kembali lagi ke agama semula. Ini yg jd masalah dikemudian hari. Dosenku yg lawyer dulu bilang, ketika bercerai maka hukum yg dipakai adalah hukum agama yg dipakai saat menikah. Jika hukum islam maka saat cerai memakai hukum islam sekalipun dia kristen. Salah sendiri knp saat menikah masuk islam dan menikah secara Islam. Lalu balik ke kristen lagi.
Kasus begini buayakkkkkkkkk sekaliii... dan kl mereka sampe nangis darah dgn cerita drama bla....bla....bla.... AKU GA BERGEMING LAGI karena apa? Anda sudah tahu menikah beda agama sudah dilarang dlm Alkitab, knp ngeyel???
Silahkan tanggung konsekuensi akibat pilihan yg salah....
Mayoritas pake Penetapan Pengadilan tidak mau, kt nya ribet, lama dan ngeluarin banyak biaya...🤦♀
-
11 Desember 2021
Dalam hal misalnya katakanlah semua notaris tak bersedia membantu Bapak ini, bisakah misalnya Bapak ini membuat surat dengan bermaterai yang menjelaskan dia secara sadar memberikan harta (misalnya rumah kepada putrinya) dengan juga mengurus surat keterangan sehat jiwa? Atau bagaimana bila ada pemeriksaan DNA, apakah hal tsb dimungkinkan bisa dibantu? Apakah kertas dengan.materai tersebut memiliki kekuatan hukum atau tidak?
Yah, namanya membantu mencarikan jalan. Yang sudah terjadi ya tak bisa kita lakukan apa2 tetapi mungkin ada yg jalan untuk membantu seseorang yang datang menangis mencari jalan. Terimakasih🙏
ECHY268 tulis:
Sekedar mengingatkan saja buat teman2 disini.
Ini dari pengalaman yg aku lihat di dunia nyata. Tidak bermaksud membicarakan aib orang lain. Tetapi ingin share spy kita berhati-hati dan bisa memetik pelajaran dari pengalaman pahit org lain.
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Nah, drpd kelak aku disangkut pautkan dgn masalah mereka dikemudian hari, terpaksa aku tolak.
Pembelajaran dari kisah ini apa?
Jangan karena cinta sesaat di saat msh muda tergoda dg kecantikan/ketampanan atau kecewa karena tdk kunjung bertemu jodoh seiman, lalu buru2 menikah dg yg tidak seiman.
Di Indonesia tidak mengakui pernikahan beda agama. Paling saat menikah ada yg masuk dan mengakui agama salah satu pasangan. Setelah itu menikah sesuai hukum agama yg diakuinya tsb. Nah, prakteknya pasangan yg td masuk agama slh satu pasangan tsb kembali lagi ke agama semula. Ini yg jd masalah dikemudian hari. Dosenku yg lawyer dulu bilang, ketika bercerai maka hukum yg dipakai adalah hukum agama yg dipakai saat menikah. Jika hukum islam maka saat cerai memakai hukum islam sekalipun dia kristen. Salah sendiri knp saat menikah masuk islam dan menikah secara Islam. Lalu balik ke kristen lagi.
Kasus begini buayakkkkkkkkk sekaliii... dan kl mereka sampe nangis darah dgn cerita drama bla....bla....bla.... AKU GA BERGEMING LAGI karena apa? Anda sudah tahu menikah beda agama sudah dilarang dlm Alkitab, knp ngeyel???
Silahkan tanggung konsekuensi akibat pilihan yg salah....
Mayoritas pake Penetapan Pengadilan tidak mau, kt nya ribet, lama dan ngeluarin banyak biaya...🤦♀
-
11 Desember 2021
VINCENT012 tulis:
Interesting..
Kl dalam kasus gini bisa gak sih disiasati pake " hibah" Sist?
maaf rasanya bukan nyari celah hukum. hibah juga bakal bermasalah karena persentase dari kekayaan "kuhperdata"
udah bijak si echy walaupun perkiraan saya sk turun zaman sby ketika notaris banjir. pertimbangan lain bisa ribut sama marga nanti.
zaman sekarang lebih baik ngga usah bermasalah dengan hukum, hakul yakin bakal digugat sama keluarga laki.
-
11 Desember 2021
Mangkanya cerai yang sah dan nikah juga yang sah kalau memang bener niat berumah tangga. kalau gak niat lebih baik Kumbo aj.
-
11 Desember 2021
Trims sharingnya Echy
ECHY268 tulis:
Sekedar mengingatkan saja buat teman2 disini.
Ini dari pengalaman yg aku lihat di dunia nyata. Tidak bermaksud membicarakan aib orang lain. Tetapi ingin share spy kita berhati-hati dan bisa memetik pelajaran dari pengalaman pahit org lain.
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Nah, drpd kelak aku disangkut pautkan dgn masalah mereka dikemudian hari, terpaksa aku tolak.
Pembelajaran dari kisah ini apa?
Jangan karena cinta sesaat di saat msh muda tergoda dg kecantikan/ketampanan atau kecewa karena tdk kunjung bertemu jodoh seiman, lalu buru2 menikah dg yg tidak seiman.
Di Indonesia tidak mengakui pernikahan beda agama. Paling saat menikah ada yg masuk dan mengakui agama salah satu pasangan. Setelah itu menikah sesuai hukum agama yg diakuinya tsb. Nah, prakteknya pasangan yg td masuk agama slh satu pasangan tsb kembali lagi ke agama semula. Ini yg jd masalah dikemudian hari. Dosenku yg lawyer dulu bilang, ketika bercerai maka hukum yg dipakai adalah hukum agama yg dipakai saat menikah. Jika hukum islam maka saat cerai memakai hukum islam sekalipun dia kristen. Salah sendiri knp saat menikah masuk islam dan menikah secara Islam. Lalu balik ke kristen lagi.
Kasus begini buayakkkkkkkkk sekaliii... dan kl mereka sampe nangis darah dgn cerita drama bla....bla....bla.... AKU GA BERGEMING LAGI karena apa? Anda sudah tahu menikah beda agama sudah dilarang dlm Alkitab, knp ngeyel???
Silahkan tanggung konsekuensi akibat pilihan yg salah....
Mayoritas pake Penetapan Pengadilan tidak mau, kt nya ribet, lama dan ngeluarin banyak biaya...🤦♀
-
11 Desember 2021
Iy betul itu, namun jgn salah di ttg kita ada nmnya pernikahan siri yg oleh sebagian org msh dianggap legal scr agama krn jd ada saksi, modin atau ustad yg nikahin walaupun fakta MUI sdh mengharamkan pernikahan tsb tetep msh ada sampai skr. Nah dr pd kumbo ya mungkin ttg kita siri itu scr agama sah itu hanya blum tercatat di KUA sj.. Kmudian bila sampai punya anak, anaknya tsb tetep punya hubungan keperdataan dg ayah biologisnya kan ada putusan MK ttg kasus artis penyanyi Machica Moehtar dg pak menteri era presiden Soeharto ini linknya bs dibc👇👇👇
m.merdeka.com/peristiwa/kisah- ... siri-ke-mk.html
BENNY964 tulis:
Mangkanya cerai yang sah dan nikah juga yang sah kalau memang bener niat berumah tangga. kalau gak niat lebih baik Kumbo aj.
-
11 Desember 2021
Iya bisa tapi dengan hibah bpk itu hrs bayar biaya pajak seperti pajak jual beli agar bisa di balik nama ke putrinya tsb. Bpk itu tidak mau. Mahal pajaknya katanya. Masalah lainnya putrinya blm masuk usia dewasa. Kl pake wali biasanya khan wali anak ibunya. Lha, ibunya kt nya ga benar mana mau dia..
Ok itu mgkn bisa diusahakan cari keluarga terdekat lainnya. Tapi sdh ribetlah dan banyak biaya yg hrs dikeluarkan.
Masalah ke 2, secara hukum jika sdh dihibahkan mk rumah yg dihibahkan sdh menjadi milik penerima hibah yaitu putrinya. Anak tsb sdh bebas mau jual itu rumah even ayahnya msh hidup. Iya kl anaknya hormat dan taat kpd ayahnya kl tiba2 dipengaruhi ibunya dll langsung di jual, ayahnya ditelantarkan gimana??😁
Mknya, Ayahnya mau buat surat saja yg simple dan murah jika dia meninggal agar apartemen dan Mobilnya untuk putrinya tsb. Selama dia hidup Ayahnya msh mau memiliki itu semua.
Banyak kok yg terjadi, ortu hibahkan rumahnya kpd semua anak2nya dan sdh di atas namakan mereka masing2. Ehh... tau2 lgsg di jualin buat gaya2 an..😁 Ortunya ditelantarin.
Mknya jarang ortu yg melakukan itu.
VINCENT012 tulis:
Interesting..
Kl dalam kasus gini bisa gak sih disiasati pake " hibah" Sist?
-
11 Desember 2021
Ku tambahkan versiku ya :
Menikah dg sah dihadapan Tuhan dan secara hukum negara. Jika terpaksa cerai, urus srt cerai sesuai hukum negara. Harta gono gini langsung dilakukan pembagiannya jika ada. Jgn ditunda-tunda, agar nanti kl butuh uang utk biaya anak, atau karena sakit tidak perlu repot mencari eks pasangan (dlm hal harta bersama artinya menikah tanpa membuat perjanjian pisah harta).
Kl kumbo, ntar punya anak ya repot lagi. Even sdh ada putusan MK bhw anak memiliki hubungan keperdataan dg ayah biologisnya yg lahir diluar pernikahan khan mesti dibuktikan dulu, aplg lewat test DNA itu khan MAHAL
Saya kurang tahu, apakah dg menunjukkan hasil test DNA tsb sdh cukup utk mengurus dokumen keperdataan. Pengalamanku blm. Selama ini jika tidak jelas dokumen asal usul seseorang maka mengajukan Penetapan Pengadilan.
Notaris hanya mau jika ada Penetapan Pengadilan. Jika cuma ngaku2 doank ga bisa.
Tapi urus ke Pengadilan mahal dan lama khan?
Jika sdh ada penetapan pengadilan jika anak tsb adalah anak bpk itu, Notaris seh tinggal senyum-senyum aja bikin akta wasiatnya. Aman😊
BENNY964 tulis:
Mangkanya cerai yang sah dan nikah juga yang sah kalau memang bener niat berumah tangga. kalau gak niat lebih baik Kumbo aj.
11 Desember 2021 diubah oleh ECHY268
-
11 Desember 2021
Bisa saja. Memang hukum di Indonesia memperbolehkan sso mengatur ttg hartanya saat dia meninggal diberikan kepada siapa. Tetapi ada aturan hukumnya. Di islam ada pengaturan tidak melebihi brp persen dari hartanya.
Di kuhperdata ada legitim portie (hak ahli waris yg tdk boleh di abaikan). Misalnya orangtua memberikan 100 % hartanya kpd 1 org anak, sementara dia punya 2 org anak. Jika anak yg tdk kebagian tsb menuntut haknya, maka hrs dibagi dan diberikan sesuai hukum yg berlaku.
Perlu jg diketahui, seluruh akta wasiat yg dibuat dihadapan Notaris, pada saat melakukan balik nama sertipikat tanah ke atas nama yg diberi wasiat tetap membutuhkan data2 ahli waris lainnya.
Misalnya :
A meninggal dan hanya punya saudara 2 org. ortu sdh meninggal. A punya rumah dan sertipikatnya atas nama A. A membuat wasiat bhw A memberi rumahnya tsb hanya kpd 1 org saudaranya katakanlah B. Saudaranya yg lain C tidak dikasih.
Maka, saat A meninggal dunia, B mau membalik nama sertipikat ke atas nama B dg dasar akta wasiat tsb, di Bpn mereka minta data2 ke 2 saudara tsb B dan C dan minta srt2 di tanda tangani B dan C. Sertipikat di balik nama atas nama B dan C dulu dg bayar pajak bla....bla...
Setelah sertipikat sdh atas nama B dan C, baru di proses lagi balik nama kpd B dg byr pajak dan biaya yg baru lagi.
Artinya kalau C tidak menyetujui dan tdk mau kasih dokumen/data dia dan tdk mau tanda tangan surat, TETAP saja mentok itu wasiat.
Begitulah, hukum di indonesia blm sinkron di lapangan.
Ujung2nya pergilah ke Pengadilan minta keadilan... tentu dg biaya yg tdk sedikit.
Tp kl harta berupa uang cash dan emas kasih aja yg disimpan di rumah ga masalah.
Tp jika menyangkut uang di bank, save deposit bank urusannya tetap ke ahli waris dulu dst ..
KATHARINA781 tulis:
Ijin bertanya🙏, Bisakah misalnya kalau solusinya; harta saya berikan sedikit2 selama saya masih hidup? Atau Apakah bisa membuat surat wasiat itu tanpa menyebutkan 'putri saya' (karena tak bisa dibuktikan)? Lalu Bukankah menjadi hak saya kepada siapa saya memberikan harta saya saat saya mati nanti? Entah kepada keluarga, yayasan sosial, atau orang yg pernah membantu saya saat saya hidup. Sejauh saya memberikannya/membuatnya dalam keadaan sadar atau sehat secara jiwa. Terimakasih sebelumnya
ECHY268 tulis:
Sekedar mengingatkan saja buat teman2 disini.
Ini dari pengalaman yg aku lihat di dunia nyata. Tidak bermaksud membicarakan aib orang lain. Tetapi ingin share spy kita berhati-hati dan bisa memetik pelajaran dari pengalaman pahit org lain.
Beberapa bulan yg lalu, ada kenalan yg kbtln satu fam/marga dgnku minta tolong dibuatkan surat wasiat agar apartemen dan mobilnya diberikan kpd putrinya.
Masalahnya putrinya tersebut lahir dari pernikahan yg tidak sah katanya nikah siri. Bukti nikah siripun tidak ada.
Pria ini sdh tua dan sakit2 an. Pria ini kristen dan menikah siri dgn wanita islam (org padang).
Pernikahan mereka berakhir dgn perpisahan karena ktnya istrinya tidak baik.
Dari pernikahan tsb lahir seorang putri yg akta kelahirannya tidak ada nama Bapaknya.
Jd dia hanya anak ibunya.
Secara hukum kl dia meninggal maka yg jd ahli waris adalah kel pria tsb. Istri dan anaknya tidak berhak karena apa? Tidak ada bukti legalitas yg menyatakan bhw anak tsb adalah anaknya.
Datang ke saya nangis2 minta di bantu dibuatkan surat wasiatnya. Notaris dlm membuat akta tidak boleh sembarangan. Jika saya sebutkan di akta : Jika saya (pria tsb) meninggal dunia, maka Saya angkat sebagai ahli waris tunggal saya yaitu putri saya bernama ......
(dasar notaris sebut dia putrinya apa?) wong ga ada buktinya. Hal2 begini kelak saat dia meninggal berpotensi sengketa dgn kel pria tsb. Bisa saja mereka menuntut dan bilang itu bukan anaknya dst...
Nah, drpd kelak aku disangkut pautkan dgn masalah mereka dikemudian hari, terpaksa aku tolak.
Pembelajaran dari kisah ini apa?
Jangan karena cinta sesaat di saat msh muda tergoda dg kecantikan/ketampanan atau kecewa karena tdk kunjung bertemu jodoh seiman, lalu buru2 menikah dg yg tidak seiman.
Di Indonesia tidak mengakui pernikahan beda agama. Paling saat menikah ada yg masuk dan mengakui agama salah satu pasangan. Setelah itu menikah sesuai hukum agama yg diakuinya tsb. Nah, prakteknya pasangan yg td masuk agama slh satu pasangan tsb kembali lagi ke agama semula. Ini yg jd masalah dikemudian hari. Dosenku yg lawyer dulu bilang, ketika bercerai maka hukum yg dipakai adalah hukum agama yg dipakai saat menikah. Jika hukum islam maka saat cerai memakai hukum islam sekalipun dia kristen. Salah sendiri knp saat menikah masuk islam dan menikah secara Islam. Lalu balik ke kristen lagi.
Kasus begini buayakkkkkkkkk sekaliii... dan kl mereka sampe nangis darah dgn cerita drama bla....bla....bla.... AKU GA BERGEMING LAGI karena apa? Anda sudah tahu menikah beda agama sudah dilarang dlm Alkitab, knp ngeyel???
Silahkan tanggung konsekuensi akibat pilihan yg salah....
Mayoritas pake Penetapan Pengadilan tidak mau, kt nya ribet, lama dan ngeluarin banyak biaya...🤦♀
11 Desember 2021 diubah oleh ECHY268
-
11 Desember 2021
Rumit juga ya. Itu sebabnya kita membutuhkan seorang NOTARIS.
ECHY268 tulis:
Bisa saja. Memang hukum di Indonesia memperbolehkan sso mengatur ttg hartanya saat dia meninggal diberikan kepada siapa. Tetapi ada aturan hukumnya. Di islam ada pengaturan tidak melebihi brp persen dari hartanya.
Di kuhperdata ada legitim portie (hak ahli waris yg tdk boleh di abaikan). Misalnya orangtua memberikan 100 % hartanya kpd 1 org anak, sementara dia punya 2 org anak. Jika anak yg tdk kebagian tsb menuntut haknya, maka hrs dibagi dan diberikan sesuai hukum yg berlaku.
Perlu jg diketahui, seluruh akta wasiat yg dibuat dihadapan Notaris, pada saat melakukan balik nama sertipikat tanah ke atas nama yg diberi wasiat tetap membutuhkan data2 ahli waris lainnya.
Misalnya :
A meninggal dan hanya punya saudara 2 org. ortu sdh meninggal. A punya rumah dan sertipikatnya atas nama A. A membuat wasiat bhw A memberi rumahnya tsb hanya kpd 1 org saudaranya katakanlah B. Saudaranya yg lain C tidak dikasih.
Maka, saat A meninggal dunia, B mau membalik nama sertipikat ke atas nama B dg dasar akta wasiat tsb, di Bpn mereka minta data2 ke 2 saudara tsb B dan C dan minta srt2 di tanda tangani B dan C. Sertipikat di balik nama atas nama B dan C dulu dg bayar pajak bla....bla...
Setelah sertipikat sdh atas nama B dan C, baru di proses lagi balik nama kpd B dg byr pajak dan biaya yg baru lagi.
Artinya kalau C tidak menyetujui dan tdk mau kasih dokumen/data dia dan tdk mau tanda tangan surat, TETAP saja mentok itu wasiat.
Begitulah, hukum di indonesia blm sinkron di lapangan.
Ujung2nya pergilah ke Pengadilan minta keadilan... tentu dg biaya yg tdk sedikit.
Tp kl harta berupa uang cash dan emas kasih aja yg disimpan di rumah ga masalah.
Tp jika menyangkut uang di bank, save deposit bank urusannya tetap ke ahli waris dulu dst ..